Anda di halaman 1dari 54

Kasus-Kasus

Pelanggaran Hak Dan Pengingkaran


Kewajiban Warga Negara
Oleh : Drs. Gunarso Dwi Nugroho, M.H.
MATERI POKOK

A. Makna Hak dan Kewajiban Warga Negara


B. Subtansi Hak dan Kewajiban Warga
Negara dalam Pancasila
C. Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran
Kewajiban Warga Negara
D. Penanganan Pelanggaran Hak dan
Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
A. Makna Hak dan Kewajiban
Warga Negara

 Salah satu karakteristik HAM yang menjadi ciri


adalah bersifat Universal (bahwa HAM merupakan
hak yg dimiliki setiap manusia di dunia tanpa
membeda-bedakan SARA, status, gender dll), Maka
negara wajib menegakkan HAM
 Hak dapat diperoleh jika kewajiban sudah
dilakukan
 Hak warga negara merupakan seperangkat hak
yang melekat dalam diri manusia dalam
kedudukannya sebaagai anggota dari sebuah
negara.
HAM MEMILIKI CIRI-CIRI KHUSUS YAITU
1. Hakiki : HAM adalah hak asasi semua umat
manusia yang sudah ada sejak lahir.
2. Universal : HAM berlaku untuk semua orang
tanpa memndang status, suku bangsa, gender,
atau perbedaan lainnya.
3. Tidak dapat dicabut : HAM tidak dapat dicabut
atau diserahkan kepada orang lain.
4. Tidak dapat dibagi : Semua orang berhak
mendapatkan semua hak, aapakah hak sipil dan
politik, atau hak ekonomi dan sosial budaya
HAK WARGANEGARADIBEDAKAN MENJADI :

1. HAK KONSTITUSIONAL
Yaitu hak yang melekat dalam diri
manusia yang diatur dalam UUD
( Indonesia : UUD 1945)
2. HAK HUKUM
Yaitu hak yang melekat dalam diri
manusia yang diatur dalam UU dan
peraturan perundang-undangan di
bawahnya
APA KEWAJIBAN WARGA NEGARA ?

* Kewajiban WN dpt diartikan segala


sesuatuyang harus dilakukan dengan penuh
tanggung jawab (sebagai tindakan atau
perbuatan yang harus dilakukan oleh seorang
Wnsebagaimanadiatur dalam ketentuan
perundangan-undaangan yang berlaku).
* Hak dankewajiban WN merupakan dual hal
yang saling berkaitan yang memiliki hubungan
kausalitas (sebab akibat). Seseorang akan
mendapatkan hak karena kewajibannya
dipenuhi.
Lanjutan ...........

B. SUBTANSI HAK DAN KEWAJIBAN WARGA


NEGARA DALAM PANCASILA

Pancasila menjamin HAM melalui nilai-nilai yang


terkandung di dalamya yaitu :
1. Nilai ideal /Dasar
2. Nilai Instrumental
3. Nilai Praksis
Lanjutan ...........

1. Hak dan kewajiban WN dalam nilai-nilai ideal sila-


sila Pancasila:
Nilai ideal / dasar adalah nilai yang tidak dapat berubah /
bersifat tetap yang didalamnya terkandung cita-cita, tujuan,
nilai-nilai yang baiak dan benar
Contoh :
Dalam Sila I menjamin hak : memeluk agama, melaksanakan
ibadah, menghormati perbedaan agama

Sila I Menggariskan bbrp kewajiban: membina kerjasama, tolong


menolaong, mengembangkan toleransi antarumat beragama, tidak
memaksakan agama dan kepercayaan kepada orang lain
LANJUTAN….
• Dalam Sila II menjamin hak :
kedudukan yang sama dalam
hukum, kewajiban daan hak yang
sama untuk mendapat jaminan
perlindungann hukum

• Sila II Menggariskan bbrp


kewajiban: memperlakukan orang
sesuai harkat dan martabatnga
sebagai mahluk Tuhan YME, tidak
membedakan SARA, jeeniskelamin
Lanjutan ....

Dalam sila III menjamin hak : persaudaraan,


menempatkan kepentingan umum diatas
kepentingan golongan , mengembangkan budaya.

Sila III Menggariskan bbrp kewajiban:


menempatkan kepentingan umum diatas
kepentingan golongan , rela berkorban, mencintai
tanah air, mengembangkan perstuan,(Bhinneka
Tungal Ika, memejukan pergaulan demi
persatuan dan kesatuan bangsa.
Lanjutan…. ....

• Dalam sila IV menjamin hak : hak kebebasan


berpendapat, berorganisasi, berpartisipasi dalam
pemilu tanpa adanya paksaan, tekanan, intervensi
dari manapun.

• Sila IV Menggariskan bbrp kewajiban:


mengutamakan musyawarah mufaakat dalam
pengambilan keputusan, tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain, memeberikan
kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat untuk
melaksanaaakan tugas dengan baik.
LANJUTAN ….

• Dalam sila V menjamin hak : hak


milik perorangan diakui, jaminan
sosial, mendapat kesejahteraan

• Sila V Menggariskan bbrp


kewajiban : mengembangkan
sikap gotong royong, tidak
melakukan perbuatan yang
merugikan kepentingan umum,
suka bekerja keras.
2. Hakdan kewajiban WN dalam nilai
Instrumental sila-sila Pancasila
• Nilai Instrumental adalah nilai yang merupakan
penjabaran dari nilai dasar. Nilai instrumental
merupakan pedoman pelaaksanaan dari nilai dasar
(pedoman pelaksanaan kelima sila Pancasila
• Hak dan kewajiban WN dp diidentifikasikan a.l
dalam UUD 1945 pasasal 26-34
a. Pasal 26 , hak atas kewraganegaraan
b. Pasal 27 ayat (1), kesamaan kedudukan
dalam hukum dan pemerintahan
c. Pasal 27 ayat (2), hak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
LANJUTAN ....
d. Pasal 27 ayat (3), hak dan kewajiban bela negara
e. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul
f. Pasal 29 ayat (1), ketentuan bangsa Indonesia mempunyai
kepercayaan terhadap Tuhan YME. Pasal 29
ayat(2),kemerdekan memeluk agama
g. Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2), pertahanan dan keamanan
h. Pasal31 ayat(1) dan ayat (2) serta ayat (3), hak mendapatkan
pendidikan
i. Pasal 32 ayat (1), ayat (2), ayat (3),kebudayaan nasional
j. Pasal 33, tentang perekonomian nasional
k. Pasal34, kesejahteraan sosial
LANJUTAN ....

Nilai Instrumental Pancasila yang menjamin HAM:


a. UUD 1945 (pasal 28 A - 28 J)
b. Disahkannya Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia pada tanggal 13 November 1998.
c. Ketentuan dalam UU Organik, a.l:
1. UU No.5/1998 ttg Konvensi menentang penyiksaan dan
perlakuan atau penghukuman yang kejam, tidak manusiawi, atau
merendahkan martabat manusia
Lanjutan ...........
2. UU No.39/199 ttg HAM
3. Undang-Undang No. 26 tahun 2000 ttg Pengadilan
HAM
4. Pembentukan Komisi Penyelidik Pelanggraan (KPP)
HAM tahun 2003 yang mempunyai tugas pokok untuk
menyelidiki kemungkinanterjadinya pelanggaran HAM,
antara lain kasus di Tanjung Priok dan Timor-Timur.

5. UU No. 11/ 2005 ttg Konvenan Internasional ttg hak –


hak sipil dan politik
6. UU No. 12/ 2005 ttg Konvenan Internasional ttg hak –
hak ekonomi, sosial dan budaya
d. Ketentuan dalam Perppu No. 1 / 1999 ttg Pengadilan HAM

Ketentuan dalam Peraturan


Pemerintah:

 PP No. 2 Tahun 2002 ttg Tata Cara


Perlindungan terhadap Korban dan Saksi
dalam pelanggaran HAM yang Berat
 PP No. 2 Tahun 2002 ttg Kompensasi,
Restitusi, Rehabilitasi terhadap Korban
Pelanggaran HAM Berat
Lanjutan ...........
f. Ketentuan dalaqm Keputusan Presiden (Keppres):
1. Keppres No. 50 / 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
2. Keppres No. 83 / 1998 tentang Pengesahan Konvensi No. 87 tentang
kebebasan berserikat dan perlindungan untuk berorganisasi
3. Keppres No. 181 /1998 tentang Komisi Nasio-nal Anti Kekerasan
terhadap perempuan.
4. Keppres No. 129 /1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-Hak Asasi
Manusia Indonesia.
5. Keppres No. 31 / 2001tentang Pembentukan Pengadilan HAM pd PN
Jakarta Pusat, PN Surabaya, PN Medan, PN Makasar
6. Keppres No. 31 / 2001t entang Pembentukan Pengadilan HAM pd PN
Jakarta Pusat, PN Surabaya, PN Medan, PN Makasar
7. Keppres No. 96 / 2001t entang Perubahan Keppres No. 53 / 2001 ttg
Pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc pd PN Jakarta Pusat
8. Keppres No. 40 / 2004ttg Rencana Aksi Nasional HAM 2004 – 2009
Lanjutan ...........

Tambahan :
Inpres No. 26 Tahun 1998 tentang
Menghentikan penggunaan istilah
pribumi dan nonpribumi dalam
semua perumusan dan
penyelenggaraan kebijakan,
perencanaan program, ataupun
pelaksanaan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan.
3. Hak dan kewajiban WN dalam Nilai Praksis
Sila-Sila Pancasila
• Nilai Praksis adalah nilai yang merupakan praktik
sesungguhnya (realisasi) dari nilai-nilai instrumental
dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh :
Sila I :
a. hormat menghormati dan bekerjasama
antarumat beragama sehingga terbina kerukunan
hidup
b. Saling menghormati kebebasan beribadah
sesuai agama dan kepercayaannya
c. Tidak memaksakan suatu agama dan
kepercayaan kepada orang lain
Lanjutan ....

Sila II :
a. Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban
antara sesama manusia
b. Saling mencintai sesama manusia
c. Tenggang rasa kepada orang lain
d. Tidak semena-mena kepada orang lain
e. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
f. Berani membela keadilan dan kebenaran
g. Hormat-menghormati dan bekerjasama dengan
orang lain
Lanjutan ....
Sila III :
a. Menempatkan persatuan , kesatuan, kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan
negara
c. Cinta tanah air dan bangsa
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan ber-Tanah
Air Indonesia
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan
kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika
Lanjutan ....

Sila IV
a. Mengutamakan negara dan masyarakat
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
c. Mengutamakan musyawarah dlm mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama
d. Menerima dan melaksanakan setiap keputusan
musyawarah
e. Mempertanggungjawabkan setiap keputusan
musyawarah secara moral kepada Tuhan YME
Lanjutan ....
Sila V :
a. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
b. Menghormati hak-hak orang lain
c. Suka memberi pertolongan kepada orang lain
d. Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain
e. Menjauhi sikap boros dan gaya hidup mewah
f. Rela bekerja keras
g. Menghargai hasil karya orang lain
C. KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN
KEWAJIBAN WN
1. Jenis-jenis pelanggaran HAM
Pelanggaran Ham (Pasal 1 Angka 6 UU No. 39 / 1999 ttg
HAM) menyatakan bahwa pelanggaran HAM adalah
setiap perbuatan seseorang atau kelompokmorang
termasuk aparat negara, baik sengaja maupun tidak
sengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh UU
dan tidak mendapatkan atau ddikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku
2. Penyebab terjadinya pelanggaran Hak dan
pengingkaran kewajiban WN

Pelanggaran Hak dan pengingkaran kewajiban


WN, disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Sikap egois ataumementingkan diri sendiri
2. Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Sikap tidak toleran
4. Penyalahgunaan kekuasaan
5. Ketidak tegasan aparat penegak hukum
6. Penyalahgunaan teknologi
3. Kasus Pelanggaran Hak WN
Pelanggaran terhadap hak WN bisa dilihat dari
kondisi saat ini terjadi misalnya sbb:
1. proses penegakkan hukum masih belum optimal
2. kemiskinan dan angka pengangguran yang cukup
tinggi
3. merebaknya kasus pelanggaran HAM, misalnya
pembunuhan, peemerkosaan,KDRT
4. masih terjadinya tindak kekerasan
mengatasnamakan agama.
5. angka putus sekolah yang cukup tinggi
6. pelanggaran hak cipta
4. Kasus Pengingkaran Kewajiban WN

Pengingkaran Kewajiban WN banyak


sekali bentuknya diantaranya :
1. membuang sampah
sembarangan
2. melanggar aturan berlalu lintas
3. merusak fasilitas negara
4. tidak membayar paajak pada
negara
5. tidak berpartisipasi dalam
usaha hankam
D. PENANGANAN PELANGGARAN HAK DAN
PENGINGKARAN KEWAJIBAN WN
Upaya pencegahan/preventif yang dapat dilakukan untuk
mengatasi berbagai kasus pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban WN :
1. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan
2, Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga selain lembaga
tinggi negara yang berperan dalam penegakkan hak dan
kewajiban WN (KPK, KOMNAS HAM, KPAI,
KOMNAS PEREMPUan)
3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik
4. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan
lembaga- lembaga politik terhadap setiap upaya
penegakkan hak dan kewajiban WN
LANJUTAN ....
5. Meningkatkan penyebarluasanprinsip-prinsip
kesadaran bernegara kepada masyarakat melalui
lembaga pendidikan formal maupun non formal
6. Meningkatkan profesionalisme lembaga hankam
7. Meningkatkan kerjasama yang harmonis antar
kelompok atau golongan dalam masyarakat agar
mampu saling memahami dan menghormati
keyakinan dan pendapat masing-masing.
Upaya pencegahan/represif dalam
penangan yang sudah terjadi
1. POLRI melakukan penanganan terhadap kasus kasus
pelanggaran hak WN (pembunuhan, perampokan,
penganiayaan, terorisme, pelanggaran laulintas).
2. TNI melakukan penanganan terhadap kasus kasus
yang berkaitan dengan separatisme, ancaman
keamanan dari luar dsb.
3. KPK melakukan penanganan terhadap kasus kasus
korupsi dan penyalahgunaan keuangan negara.
4. Lembaga peradilan melakukan perannya untuk
menjatuhkan vonis atas pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban WN
Pelanggaran HAM menurut UU No. 26 / 2000
a.Kejahatan Genosida, adalah setiap perbuatan yang
dilakukan dengan maksud untuk
menghan-curkan/memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa, ras, kelompok etnik, dan kelompok
agama dengan cara :
1. membunuh anggota kelompok
2. mengakibatkan penderitaan fisik dan mental
yg berat thd anggota-anggota klpk
3. menciptakan kondisi kehidupan klpk yg akan
mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh
atau sebagiannya
4. memaksakan tindakan-tindakan yg bertujuan
mencegah kelahiran di dlm klpk; atau
5. memindahkan secara paksa anak-anak dari klpk
tertentu ke klpk lain
b. Kejahatan Terhadap Kemanusiaan, adalah
perbuatan yg dilakukan dengan serangan yang meluas
atau sistematik yang diketahui bahwa serangan tersebut
ditujukan langsung thd penduduk sipil, yg berupa :
1. pembunuhan
2. pemusnahan
3. perbudakan
4. pengusiran atau pemindahan pddk secara paksa
5. perampasan kemerdekaan/kebebasan fisik lain
secara sewenang-wenang yg melanggar (asas- asas)
ketentuan pokok Hk. Internasional
6. penyiksaan
7. perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran
secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilsasi secara paksa atau
bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yg
setara
8. penganiayaan thd suatu klpk tertentu atau
perkumpulan yang didasari persamaan paham
politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya,
agama, jenis kelamin atau alasan lain yg telah
diakui secara universal sebagai hal yg
dilarang menurut Hk. Internasional
9. penghilangan orang secara paksa
10. kejahatan apartheid
2. PENYIMPANGAN NILAI-NILAI PANCASILA
DALAM KASUS PELANGGARAN HAM
• TUGAS INDIVIDU / KELOMPOK
• CARI KASUS PELANGGARAN HAM DI INDONESIA
YANG MENJADI CATATAN HITAM PENEGAKKAN
HAM DI INDONESIA.
KASUS PELANGGARAN HAM INTERNASIONAL

1. KEJAHATAN GENOSIDA ( The Crime of Genoside)


2. KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN (The
Crime againts ofhumanity)
3. INVANSI ATAU AGRESI KENEGARA LAIN (The
Crime of Aggression )
4. KEJAHATAN PERANG ( war crime )
3. Hambatan Penegakan HAM :
Hambatan umum dalam pelaksanaan dan
penegakan HAM di Indonesia :
• Faktor Kondisi Sosial-Budaya
• Faktor Komunikasi dan Informasi
• Faktor Kebijakan Pemerintah
• Faktor Perangkat Perundangan
• Faktor Aparat dan Penindakannya (Law
Enforcement).
4. Instrumen Hukum dan Peradilan HAM
Internasional

a. Instrumen Hukum HAM Internasional

Piagam PBB menyatakan bahwa salah satu


tujuan didirikannya adalah untuk
menyebarluaskan dan mendorong
penghormatan terhadap hak asasi manusia dan
kebebasan dasar bagi semua tanpa memandang
perbedaan ras, jenis kelamin, bahasa, dan
agama.
No Tahun Uraian/Keterangan
1. 1958 Lahirnya Konvensi tentang Hak-hak Politik Perempuan.
Lanjutan ...........
2. 1966 Covenants of Human Rights telah diratifikasi oleh negara-negara
anggota PBB, isinya mencakup :
 The International on Civil and Pilitical Rights, yaitu memuat
tentang hak-hak sipil dan hak-hak politik pria dan wanita.
 Optional Protocol, yaitu adanya kemungkinan seorang warga
negara mengadukan pelanggaran hak assi kepada PBB setelah
melalui upaya pengadilan di negaranya.
 The International Covenant of Economic, Social and Cultural
Rights, yaitu berisi syarat-syarat dan nilai-nilai bagi sistem
demokrasi ekonomi, sosial, dan budaya.
3. 1976 Konvensi Internasional tentang Hak-hak Khusus.
4. 1984 Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskrimansi Terhadap
Wanita.
5. 1990 Konvensi tentang Hak-hak Anak.
6. 1993 Konvensi Anti-Apartheid Olahraga.
7. 1998 Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman La-
in yg Kejam, Tidak Manusiawi, & Merendahkan Martabat Manusia.
8. 1999 Konvensi Tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskrimansi Rasial.
Lanjutan ...........

Sejarah mencatat bahwa dari masa ke masa, terdapat berbagai


kejahatan kemanusiaan yang membawa banyak korban manusia, baik
yang meninggal maupun yang dilukai hak-hak dasarnya sebagai
manusia. Berikut ini adalah beberapa catatan tentang peristiwa-
peristiwa pelanggaran hak asasi manusia yang sempat menjadi isu
internasional.

No Ngr & Th Kejadian/Peristiwa


1 Jerman Setelah kemenangan pemilu melalui Partai Buruh
1923 Jerman Sosialis, Adolf Hitler mendirikan negara
totaliter. Lawan-lawan politiknya ditangkapi dan
berbagai kejahatan kemanusiaan dilakukannya, dari
gerakan pembasmian orang-orang Yahudi, agresi ke
Austria dan Cekoslowakia (1938), hingga meletupkan
Perang Dunia II dengan menyerbu Polandia (1939).
Lanjutan ...........
2 Uni Soviet 85.000 tentara Uni Soviet, mengadakan invansi
1979 (penyerbuan) ke Kabul (Afganistan) yang mendukung
pemerintahan Babrak Karmal melalui kudeta sehingga
menimbulkan korban perang berkepanjangan sampai
tahun 1990-an.
3 Uganda Idi Amin yang menjadi presiden Uganda pada 1971-
1971 1979 telah menjalankan pemerintahannya dengan
otoriter, lalim dan penuh teror. Mulai dengan
pengusiran 80.000 keturunan Asia, penangkapan
semena-mena, hingga tidak kurang 300.000 orang
korban pembunuhan tanpa proses peradilan.
4 Amerika Pembantaian anak-anak, pelakunya Patrick Edward P. Ia
Serikat memberondong murid SD di Cleveland (California)
1989 dengan korban 5 tewas dan 30 luka-luka. Semua korban
adalah anak Asia sehingga diduga unsur rasialisme.
Peristiwa serupa pernah terjadi antara tahun 1985-
1988 di Alabama, Illionis, Chicago, Philadelphia, dan
Florida.
C. UPAYA PENYELESAAIAN KASUS PELANGGARAN HAM
1. PERADILAN DAN SANKSI PELANGGARAN HAM DI INDONESIA.
a. Negara yang tidak mempunyai kemauan menegakkan HAM
disebut sebagai Unwillingness State
b. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia dilakukan oleh
Pengadilan HAM sesuai dg UU No. 26 Th. 2000 ttg Pengadilan
HAM ( sblmnya ada UU tsb di tangani oleh Pengadilan HAM
Ad hoc )
c. Kasus pelanggaran HAM berat dilakukan berdasarkan
ketentuan Hukum Acara Pidana (pasal 10 UU No.26 Th.2000)
d. Penangkapan dan penyidikan dilakukan oleh Jaksa Agung,
kecuali tertangkap tangan
e. Penahanan untuk pemeriksaan paling lama 90 hari dan dapat
diperpanjang 30 hari
f. Penahanan di MA paling lama 60 hari dan dpt diperpanjang
30 hari
g. Penyelidikan pelanggaran HAM berat dilakukan oleh
Komnas HAM (dapat meembentuk tim ad hoc yang terdiri
dari Komnas HAM dan unsur masyarakat)
h. Hasil penyelidikan Komnas HAM diserahkan kpd Jaksa
Agung ( Jaksa Agung dapat membentuk penyidik ad hoc yang
terdiri unsur pemerintah dan masyarakat)
i. Proses penuntutan dilakukan oleh Jaksa Agung
j. Komnas HAM dapat meminta keterangaan secara tertulis ttg
perkembangaan penyidikan dan penuntutan
k. Kasus pelanggaran HAM berat diperiksa dan diputus oleh
Pengadilan HAM paling lama 180 hari setelah berkas perkara
dilimpahkan kepada Pengadilan HAM (hakim 2 orang dari
Pengadilan HAM dan 3 orang hakim ad hoc)
k. Bila naik banding di Pengadilan Tinggi
maka perkara tsb diperiksa dan
diputus paling lama 90 hari
l. Apabila kasus itu sampai pada tingkat
kasasi maka kasus tsb diperiksa
dan diputus paling lama 90 hari setelah
perkara tsb dilimpahkan kepada MA
2. Peradilan dan Sanksi atas pelanggaran HAM
Internasional

PBB telah membentuk komisi untuk Hak


Asasi Manusia (The United Nations
Commission on Human Rights).

Memiliki kekuasaan untuk mengadili dan


menghukum para penjahat kemanusiaan
Internasional (pelanggar HAM berat).
Terdiri dari 18 negara anggota, berkembang
menjadi 43 anggota. Indonesia diterima
tahun 1991.
Lanjutan ...........

Cara kerja komisi PBB, sebagai berikut :


 Melakukan pengkajian thd pelanggaran-pelanggaran
yg dilakukan.
 Seluruh temuan Komisi ini dibuat dalam Yearbook
of Human Rights yang disampaikan kepada sidang
umum PBB.
 Setiap warga negara dan atau negara anggota PBB
berhak mengadu kepada komisi ini.
 Mahkamah Internasional, segera menindak lanjuti
pengaduan. Hasil pengkajian/temuan, ditindaklan-
juti untuk diadakan penyidikan, penahan, dan
proses peradilan.
Lanjutan ...........
Proses Peradilan Hak Asasi Manusia
Internasional (Dalam Bagan)

MAJELIS
UMUM

MAHKAMAH
REKOMENDASI
INTERNASIONAL

KOMISI
HAM
PBB

LAPORAN :
1. Negara
Anggota PBB YEAR
BOOK PELANGGARAN OPINI
2. Warga Negara HAM DUNIA
Perseorangan ON
HUMAN INTERNASIONAL INTER-
RUGHTS NASIONAL
SANKSI INTERNASIONAL TERHADAP
NEGARA YANG MELAKUKAN PELANGGARAN
HAM BERAT

1. Diberlakukan travel warning


2. Pengalihan investasi / penanaman modal asing
3. Pemutusan hubungan diplomatik
4. Pengurangan bantuan ekonomi
5. Pengurangan tingkat kerjasama
6. Pemboikotan produk ekspor
7. Embargo ekonomi
Lanjutan ...........
Beberapa contoh pelaksanaan dan proses pengadilan
internasional yang mengadili pelanggaran HAM :
 Tahun 1987, Klaus Barbie (Nazi Jerman) dihukum
seumur hidup, bersalah karena telah menyiksa 842
orang Yahudi dan partisan Perancis (343 tewas).
 Februari 1993, DK PBB mengeluarkan resolusi 808
untuk mengadili para penjahat perang pelanggar HAM
di bekas negara Yugoslavia yang melakukan etnic
cleansing. Pemimpin yang dianggap paling
bertanggung jawab adalah Slobodan Milosevic dan
Ratko Mladic.
 Maret 1993, Komisi HAM PBB telah mempublikasikan
sebuah laporan yang menyatakan bahwa militer El
Salvador bertanggung jawab atas pelanggaran HAM
selama perang 12 tahun.
STUDI KASUS
“Teror 11 September
Jadi Alat Pembenaran Untuk Langgar HAM”
Peraih Nobel Perdamaian Shirin Ebadi asal Iran, mengatakan serangan 11
September 2001 di AS telah menjadi alat pembenaran untuk melanggar
hukum internasional dan hak asasi manusia. Dalam dua tahun terakhir ini,
beberapa negara telah melanggar prinsip-prinsip universal dan hukum Hak
Asasi Manusia dengan dalih melawan “terorisme”.
Para pembela HAM semakin miris saat menyaksikan pelanggaran terhadap
hukum internasional, tidak hanya oleh mereka yang selama ini telah
dikenal menentang hukum internasional itu, tetapi prinsip ini juga
dilanggar negara-negara Barat yang “demokratis” dan mengaku “pembela
HAM”. Disisi lain, masih terdapat keputusan dan resolusi Dewan
Keamanan PBB yang “diskriminatif” dalam 12 tahun terakhir. Contoh
nyata adalah dalam resolusi untuk Irak (sanksi ekonomi, senjata dan aksi
militer) begitu efektif. Namun untuk Israel, resolusi PBB mengenai
pendudukan wilayah-wilayah Palestina tidak pernah dijalankan dengan
benar.
(Sumber : Disarikan dari Media Indonesia, 11/12/2003)
INQUIRI
Amerika Serikat paska runtuhnya blok timur, menjadi
satu-satunya polisi dunia (mono polar) yang
belakangan ini sepak terjangnya cenderung “arogan”.
Peristiwa penyerangan WTC dan Pentagon di Amerika
Serikat tanggal 11 September 2001, menjadi pijakan
untuk memerangi terorisme global. Negara-negara
yang dianggap “terlibat” (orangnya atau pendanaan)
dikampanyekan untuk di hukum dengan cara
Amerika, meskipun banyak ditentang oleh negara-
negara lain anggota PBB. Dua korban invasi
Amerika Serikat dengan sekutunya di tahun 2002 –
2003, adalah Afghanistan dan Irak.

Anda mungkin juga menyukai