Anda di halaman 1dari 8

KONFLIK KAMBOJA

Faidatunnisa Isnaniyah, S.Pd


Sejarah Peminatan
SMA Negeri Banyumas
XII IPS
Latar Belakang
Berawal dari masuknya paham komunis dari dua
negara ( Tiongkok dan Vietnam Utara) yang
mempengaruhi pemerintahan di Kamboja.
Norodom Sihanouk juga menolak bantuan ekonomi
dari Amerika Serikat.
Konflik Vietnam membawa dampak buruk bagi
pemerintahan Kamboja. Vietnam menyusup ke
Kamboja dalam penyerangan ke Amerika Serikat.
Tahun 1964 muncul pendukung komunis yaitu
Khmer Merah.
Pada 1953, Kamboja meraih kemerdekaan setelah
hampir 100 tahun berada di bawah kontrol
pemerintahan Prancis dan berada di bawah kekuasaan
Pangeran Norodom Sihanouk

Kamboja tetap menjaga netralitas selama perang


saudara Vietnam dengan memberikan sedikit
dukungan untuk kedua belah pihak

Faktor yang menyebabkan kurang disukainya


Noorodom oleh rakyat adalah:
1. Gaya hidup yang glamour
2. Melakukan korupsi
Norodom Sihanouk
(31 October 1922 – 15 October 2012)
Lon Nol
Pada 1970, Pangeran Norodom Sihanouk
digulingkan dalam kudeta militer pimpinan
Jenderal Lon Nol dan menjadikannya sebagai
presiden “Republik Khmer”

Ketika Lon Nol mendukung Amerika Serikat dalam


Perang Vietnam, Amerika bebas masuk ke Kamboja
untuk memerangi tentara Vietcong dan membuat
Kamboja menjadi bagian dari medan Perang
Vietnam

Selama empat tahun berikutnya, pembom B-52


Amerika menewaskan sekitar 750.000 warga
Kamboja, dalam upaya menghancurkan jalur
pasokan Vietnam Utara yang mereka curigai
Masa Genosida
Merupakan pemimpin Khmer Merah dan pengangum komunisme Maois
(Tiongkok) dan juga pernah mengenyam pendidikan di Prancis

Pada 1975, pasukan Pol Pot telah berkembang menjadi lebih dari
700.000 orang dan berhasil menggulingkan Lon Nol. Diperkirakan
sebanyak 156.000 orang tewas dalam perang saudara ini, separuhnya
berasal dari warga sipil

Pimpinan Khmer Merah mewajibkan seluruh penduduk untuk bekerja


sebagai buruh dalam satu federasi pertanian kolektif yang besar. Siapa
pun yang menentang, baik itu rakyat biasa, biksu, ataupun kaum
intelektual akan dimusnahkan

Memberlakukan sebuah program ekstrem untuk merekonstruksi


Kamboja sesuai dengan paham komunisme ala Mao di Tiongkok dan
mengganti nama Republik Khmer menjadi Kampuchea.

Pol Pot
Khmer Merah juga banyak menginterogasi anggota mereka
sendiri, memenjarakan, serta mengeksekusi mereka yang
Semua hak politik dan sipil dihapus. Satu slogan dicuriga akan melakukan pengkhianatan dan sabotase
terkenal Khmer Merah berbunyi, “To spare you is not
profit, to destroy you is no loss” (Menyelamatkan anda Kematian warga sipil selama periodenya berkuasa diperkirakan
tidak ada untungnya, menghancurkan anda tidak ada sebanyak lebih dari 2 juta orang baik karena eksekusi,
ruginya) penyakit, kelelahan, maupun kelapara
Pada 1978, Vietnam menginvasi Kamboja dan berhasil
menggulingkan pemerintah Khmer dan pada 1989
Vietman mundur dari Kamboja

Konflik militer antara tahun 1978 hingga 1989, 14.000


warga sipil Kamboja tewas

Pada 1991, sebuah kesepakatan damai akhirnya tercapai,


dan Buddhisme diangkat kembali sebagai agama resmi
negara

Pada 1993, pemilu pertama yang benar-benar demokratis


diadakan

The Extraordinary Chambers in the Courts of Cambodia


(ECCC) atau Majelis Luar Biasa Kamboja dibentuk oleh
PBB pada tahun 1997 untuk menyidangkan kasus
pelanggaran HAM berat (genosida) di Kamboja yang
terjadi antara tahun 17 April 1975 sampai 6 Januari 1979

Pada tahun 1997, Pol Pot ditangkap oleh anggota Khmer


Merah. Sebuah pengadilan “akal-akalan” diadakan dan
Pol Pot dinyatakan bersalah. Setahun kemudian, ia
meninggal dunia karena gagal jantung. Organisasi Khmer
Merah secara resmi dibubarkan pada tahun 1999
Peran Indonesia dalam konflik Kamboja:

• Menggelar Jakarta Informal Meeting (JIM)


• Mengirim pasukan perdamaian di bawah
bendera PBB
• Tahun 1988 Indonesia mengambil inisiatif, menyelenggarakan Jakarta
Informal Meeting (JIM) di Istana Bogor. JIM dilaksanakan dua kali di
Indonesia. Padahal Thailand sendiri berminat menjadi mediator.
• Dalam JIM itu hadir Pemimpin Kamboja Hun Sen, termasuk Heng
Samrin. Heng Samrin adalah tokoh Khmer Merah pro China yang
digantikan Hun Sen, tokoh komunis Kamboja yang pro Vietnam dan
Uni Soviet. Juga hadir Raja Norodom Sihanouk dan beberapa
pentolan pemimpin Kamboja.
• Kehadiran mereka di JIM I dan JIM II memberi pertanda bahwa rezim
siapapun yang berkuasa di Phnom Penh tetap merasa lebih nyaman
dengan Indonesia ketimbang Thailand. Kesan bahwa Kamboja lebih
mendengar Indonesia ketimbang tetangganya Thailand tak terbantah.
• JIM akhirnya membuka jalan bagi perdamaian di Kamboja

Anda mungkin juga menyukai