Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN GAWAT M POK

E LO
K 3
DARURAT 1:

PRIMARY
SURVEY
KELAS A/SEMESTER 6
KELOMPOK 3
1. Sri Ilvana Rahman (841420034) 7. Six Susance Dani (841420031)
2. Agustina Durahim (841420007) 8. Sucita Gaga (841420028)
3. Sity magfirah alimullah 9. Siti Mulhimah R lahabi
(8414200064) (841420022)
4. Astri Hidayatullah A azis 10.Dwi Yulistiara p mooduto
(841420020) (841420015)
5. Moh. Firgiyawan Mustaki 11.Sintia Hasan (841420009)
(841420043) 12.Isti Irmawati Hanapi
6. Amelia Hulubangga (841418073)
(841420042)
PENGKAJIAN
PRIMER
Pengkajian primer digunakan untuk menangani pasien
gawat darurat. Pengkajian primer diprioritaskan
menangani pasien paling parah dan membutuhkan tindakan
segera.

Pengkajian cepat untuk mengidentifikasi dengan segera


masalah actual/potensial dari kondisi life threatening
(berdampak terhadap kemampuan pasien untuk
mempertahankan hidup). Pengkajian tetap berpedoman
pada inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi jika hal
tersebut memungkinkan. (Hariyono, et al., 2019)
PENGKAJIAN PRIMER
Dalam survei primer difokuskan pada bantuan napas dan bantuan
sirkulasi serta defibrilasi. Untuk dapat mengingatkan dengan mudah
tindakan survei primer dirumuskan dengan abjad A, B, C, D, dan E,
yaitu :

■ A: airway (jalan napas)

■ B: breathing (pernafasan)

■ C: circulation (sirkulasi)

■ D: disability (ketidakmampuan)

■ E: exposure
PROSEDUR
01 AWAL
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum pengkajian
PROSEDUR AWAL
Aman diri, Aman Memastikan
01 lingkungan, Aman 02 kesadaran dari
pasien korban / pasien.

Meminta pertolongan Jika


Memperbaiki posisi
ternyata korban / pasien korban / pasien Untuk
03 04
tidak memberikan respon melakukan tindakan
terhadap panggilan BHD yang efektif

Pastikan posisi penolong


02
dengan benar
AIRWAY (JALAN NAPAS)
A Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya sumbatan
jalan napas oleh benda asing.
AIRWAY (JALAN NAPAS)

PASIEN TIDAK
PASIEN SADAR
SADAR
Pasien sadar = airway baik Membuka jalan nafas, kemudian hal-hal yang
Tanpa suara tambahan : perlu dikaji yaitu:
• Gurgling (kumur-kumur) : Cairan, darah, • Adanya/tidaknya sumbatan jalan napas
• Snoring (mengorok) : Lidah • Distress pernafasan
• Stridor : Sumbatan anatomis, obstruksi • Tanda-tanda perdarahan dijalan napas,
dari lidah muntahan, edema laring
• Bersihkan jalan napas
AIRWAY (JALAN
NAPAS)
Jika terdapat sumbatan harus dibersihkan dahulu, kalau
sumbatan berupa cairan dapat dibersihkan dengan jari
telunjuk atau jari tengah yang dilapisi dengan sepotong
kain, sedangkan sumbatan oleh benda keras dapat
dikorek dengan menggunakan jari telunjuk yang
dibengkokkan. Mulut dapat dibuka dengan teknik 5 cross
finger, dimana ibu jari diletakkan berlawanan dengan jari
telunjuk pada mulut korban.

Setelah jalan napas dipastikan bebas dari sumbatan


benda asing, biasa pada korban tidak sadar tonus
otot–otot menghilang, maka lidah dan epiglotis akan
menutup faring dan laring, inilah salah satu
penyebab sumbatan jalan napas. Pembebasan jalan
napas dilakukan dengan Teknik Head tilt – chin lift
BREATHING
B (PERNAFASAN)
Pengkajian breathing (pernafasan) dilakukan setelah penilaian jalan nafas. Pengkajian
pernafasan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi. Bila diperlukan auskultasi dan
perkusi.
BREATHING
(PERNAFASAN)
Memastikan korban / pasien tidak bernapas dengan
prinsip, LOOK, LISTEN, FEEL, <10 detik

• Periksa apakah ada naik turunya dinding dada,


suara napas dan hembusan napas pasien.
• Memeriksa warna kulit pasien
• Mengidentifikasi pola pernapasan abnormal pada
pasien.
• Periksa apakah pasien menggunakan otot bantu
pernapasan, deviasi trakea, gerakan dinging dada
yang asimetris
• Memeriksa pola napas pasien: adanya tachipneal
bradipnea, kemampuan berbicara pasien atau
adannya pernapasan cuping hidung.
CIRCULATION
C (SIRKULASI)
Pengkajian sirkulasi bertujuan untuk mengetahui dan menilai kemampuan
jantung dan pembuluh darah dalam memompa darah keseluruh tubuh
CIRCULATION
(SIRKULASI)
Tahapan Pemeriksaan :
 Memastikan ada tidaknya denyut jantung korban / pasien
 meraba arteri karotis didaerah leher korban / pasien,
dengan dua atau tiga jari tangan
 raba dengan lembut selama 5–10 detik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


 Pemeriksaan denyut nadi. Periksa kualitas dan karakter
denyutnya.
 Periksa irama jantung menggunakan EKG atau dengan
cara manual. Apakah normal atau terjadi abnormalitas
jantung.
 Pemeriksaan kapiler, suhu tubuh dan warna kulit, apakah
terjadi diaforesis.
DISABILITY
D (KETIDAKMAMPUAN)
Pada tahap ini akan dilakukan penilaian kesadaran dengan cepat, apakah sadar,
hanya respon terhadap nyeri atau atau sama sekali tidak sadar.
DISABILITY
(KETIDAKMAMPUAN)
Penilaian disabilitas melibatkan evaluasi fungsi sistem saraf
pusat. Hal-hal yang perlu dikaji, antara lain :
TINGKAT GERAKAN
REAKSI PUPIL
KESADARAN EKSTERMITAS
Menilai tingkat kesadaran menggunakan GCS
(Glasgow Coma Scale), atau bisa juga
menggunakan skala AVPU
• A (alert) : merespon Ukuran pupil yang
• V (vocalizes) : respon tidak sesuai atau Adanya respon dari abnormal dan respons
mengeluarkan suara yang sulit dimengerti gerakan ekstermitas
• P (respond to pain only) : respon terhadap pupil terhadap cahaya
stimulus nyeri
• U (unresponsive to pain) : tidak ada respon
terhadap stimulus verbal maupun nyeri
EXPOSURE
D Secara khusus pengkajian exposure meliputi pengkajian suhu
tubuh berupa adanya hipertemia dan hipotermia. Lepaskan baju
dan penutup tubuh pasien agar dapat dicari semua cidera yang
mungkin ada, jika ada kecurigan cedera leher atau tulang
belakang, maka imobilisasi in line harus dilakukan
THANKY
OU

Anda mungkin juga menyukai