Anda di halaman 1dari 54

PEMERIKSAAN

KHUSUS
FISIOTERAPI
Pertemuan 1

Tim Dosen Pemeriksaan Khusus Fisioterapi


Pemeriksaan khusus untuk
menegakkan diagnosa
 Data-data penunjang diagnosis hendaknya
digunakan setelah FT’s melakukan tahapan
asesmen fisioterapi dengan benar.

 Data-data penunjang diagnosis tidak dapat


memberikan informasi seperti gejala /
symtoms yang terjadi pada pasien.
Kasus
 Seorang penderita LBP melalui MRI dapat terlihat adanya tekanan
pada sisi posterolateral, akan tetapi gejala nyeri yang dirasakan
tidak mutlak hanya pada gerakan ke fleksi saja.

 Informasi dari MRI tidak dapat menggantikan pemeriksaan


Fisioterapi dimana informasi tentang gerakan provokasi nyeri,
ekspresi, endfeel of movement  hanya di peroleh melalui asesmen
fisioterapi.

 Informasi tersebut menjadi pertimbangan penetapan program, dosis,


bentuk intervensi, penetuan modalitas, dll.
Peran Data
Pemeriksaan khusus
 Sebagai verifikasi hasil temuan dari asesmen
fisioterapi
 Memberikan data-data dalam bentuk ukuran tertentu
 Mempertegas Diagnosis yang dibangun
 Menjadi pertimbangan dalam penetapan program
 Menunjang differential diagnose
 Data evaluasi program yang objektif
Latar Belakang
 Peran Penunjang diagnosis Fisioterapi dalam pelayanan masih
sangat rendah.
 Kompetensi FT’s memanfaatkan data pendukung untuk
menentukan diagnosis fisioterapi yang masih belum terpenuhi.
 Perkembangan teknologi bidang pemeriksaan dan diagnostik yang
semakin maju tidak diikuti dengan pemanfaatannya di Bidang
Pelayanan Fisioterapi
 Perlunya penyegaran pengatar Managemen Pelayanan Fisioterapi
Introduksi Managemen Pelayanan Fisioterapi

Input, proses, output, outcome Himpunan yang terdiri dari beberapa


komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam sistem setidaknya ada komponen input, proses, dan out put
input proses output Sistem
SISTEM PROSES

INPUT
INPT INPUIN PROSES
P OUTPUT

UMPAN
U BALIK

 Himpunan yg terdapat beberapa komponen yang


saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
 Dlm sistem minimal ada komponen input, proses, dan
out put
SISTEM PROSES FISIOTERAPI
INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME
• Pasien
• Kesembuhan • Kepuasan:
• Fisioterapis klien
• Peralatan
• Assessment • pasien
• • Fisioterapis
• Metode Diagnosis • Fisioterapis
• Pengembanga
• Kode etik • Planning • Manajemen
n metode
• Standar • Intervensi • Modif • Share
Operasinal • Re-Evaluasi Holder
Peralatan
Prosedur
(SOP)

STANDAR PRAKTIK FISIOTERAPI


PROSES FISIOTERAPI
ASESMENT
DIAGNOSA

PLANNING

INTERVENTION

EVALUATION

COMMUNICATION, COORDINATION, DOKUMENTASI

STANDAR PRAKTIK FISIOTERAPI


PROSES FISIOTERAPI

A. ASSESMEN B. DIAGNOSIS

C. PLANNING D. EVALUASI
ASSESMEN
ASESMEN ( PENGKAJIAN ) Assessment includes both
the examination of individuals or groups with actual or
potential impairments, functional limitations, disabilities,
or other conditions of health by history taking, screening
and the use of specific tests and measures and
evaluation of the results of the examination through
analysis and synthesis within a process of clinical
reasoning. (WCPT)
ASSESMEN
Asesmen termasuk pemeriksaan dan evaluasi pada
perorangan atau kelompok, nyata atau yang berpotensi untuk
terjadi kelemahan, keterbatasan fungsi, ketidakmampuan atau
kondisi kesehatan lain dengan cara pengambilan perjalanan
penyakit (history taking), skreening, test khusus, pengukuran
dan evaluasi dari hasil pemeriksaan melalui analisis dan
sintesa dalam sebuah proses pertimbangan klinis.
(PMK 65 th 2015)
ASSESMEN
Asesmen termasuk pemeriksaan pada perorangan atau
kelompok, nyata atau yang berpotensi untuk terjadi
kelemahan, keterbatasan fungsi, ketidakmampuan atau
kondisi kesehatan lain dengan cara pengambilan
perjalanan penyakit (history taking), skreening, test
khusus, pengukuran dan evaluasi dari hasil pemeriksaan
melalui analisis dan sintesa dalam sebuah proses
pertimbangan klinis.
PEMERIKS
AAN
examination of individuals or groups with actual or
potential impairments, functional limitations,disabilities,
or other conditions of health by
 history taking,
 screening and
 the use of specific tests
 and measures
EVALUASI
evaluation of the results of the examination
through analysis and synthesis within a
process of clinical reasoning.

Pengumpulan Data - data Pemeriksaan


Analisis Sintesis Evaluasi Clinical reasoning
PEMERIKSAAN DAN
EVALUASI
Pemeriksaan & evaluasi hasil pemeriksaan
 Pemeriksaan :
 history taking : Riwayat penyakit, anamnese
 screening : Penyaringan : ada vs tidak ada
 the use of specific tests : mis. mc murray
 measurements : pengukuran - pengukuran
 Evaluasi
 analisa - mengurai,
 sintesa - merangkai yang cocok
PEMERIKSAAN
 History Taking
 Screening
 Specific test
 Measurement

EVALUASI DATA PENUNJANG


 Pemeriksaan lab Kimia
 Imaging (X-ray, MRI)
 Ultrasonography
 Electromyography
 Electrocardiography
 Spirometri

DIAGNOSIS FISIOTERAPI
ASSESMENT FISIOTERAPI
MUSKULOSKLETAL
ANAMNESIS
INSPECTION TERPILIH
QUICK TEST TERPILIH
PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK DASAR TERPILIH
• Active
• Passive
• Isometric
PEMERIKSAAN KHUSUS TERPILIH
DATA medik/ profesi kesehatan lain  Penentuan akhir sbg
diagnosis muskuloskeletal.
HISTORY TAKING
Anamnesis Pengambilan data relevan Dibuat hipotesis awal
Screening (Observasi = inspeksi)
Screening (pemeriksaan fungsi fisik sesuai
hipotesis awal) Quick test Tes Gerak aktif, gerak pasif, isometrik.

PEMERIKSAAN (PENGAMBILAN DATA)


Tes khusus sesuai hipotesis simpulan:
Palpasi Joint play movement, tes provokasi, kinerja otot, Tes stabilisasi sendi.
Muscle strength test, length test. Tes sensasi Balance test, coordination test.
Strength Duration Curve dll Pengukuran selektif Pengukuran subyektif 
obyektif: mis nyeri dgn VAS/VRS, Pengukuran Mobilitas sendi/ ROM, Manual
Muscle Test Karakteristik antropometri Pengukuran postur
Keseimbangan/Balance scale Aktifitas sehari-hari/IADL Index Barthel dll
History Taking
Fragment Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar:
ASSESMENT Diagnosis Tes cepat,
Anamnesis gerak aktif, pasif dan isometrik
Inspeksi Palpasi,
Pemeriksaan Fungsi JPM,
Tes khusus & Pengukuran Provokasi,
Muskulo skeletal pengukuran 2 Jaringan Patologi
Keluhan utama, Gangguan gerak
Riwayat sakit. Pengobatan
Diagnosa dan riwayat medik Status kesehatan keluarga
Status fungsi dan tingkat Pekerjaan- sosial
aktifitas PROSES EVALUASI ANALISIS
Dinamik,Statik Analisis total, SINTESIS
kuadran, lokal.
ASSEMEN FISIOTERAPI
NEUROMUSKULAR
 ANAMNESIS
 INSPECTION TERPILIH
 QUICK TEST TERPILIH
 PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK DASAR TERPILIH
 Active
 Passive
 Isometric
 PEMERIKSAAN KHUSUS TERPILIH
 DATA medik/ profesi kesehatan lain
 Penentuan akhir sebagai diagnosis neuromuskular.
History Taking
Anamnesis Pengambilan data relevan
Dibuat hipotesis awal
Screening (Observasi = inspeksi)
Screening (pemeriksaan fungsi fisik sesuai hipotesis awal)
Quick test Tes provokasi
PEMERIKSAAN (PENGAMBILAN DATA)
Tes khusus sesuai hipotesis simpulan:
Palpasi
Test CRS
Muscle strength test. Tes sensasi Balance test Coordination test.
Pemeriksaan reflex dll Pengukuran selektif Pengukuran subyektif 
obyektif: mis: Nyeri VAS, NRS dll Pengukuran Mobilitas sendi/ ROM,
Manual Muscle Test Nyeri tekan Algometer Pengukuran postur
Keseimbangan/Balance scale Aktifitas sehari-hari/IADL dll
History Taking PEMERIKSAAN (PENGAMBILAN DATA)
Tes khusus sesuai hipotesis simpulan:
Palpasi
Test CRS
Anamnesis Pengambilan data Muscle strength test.
Tes sensasi
relevan Balance test
Dibuat hipotesis awal Coordination test.
Screening (Observasi = Pemeriksaan reflex dll
inspeksi) Pengukuran selektif
Screening (pemeriksaan fungsi Pengukuran subyektif  obyektif: mis: Nyeri
fisik sesuai hipotesis awal) VAS, NRS dll
Quick test Pengukuran Mobilitas sendi/ ROM,
Manual Muscle
Tes provokasi Test Nyeri tekan Algometer
Pengukuran postur
Keseimbangan/Balance scale
Aktifitas sehari-hari/IADL dll
Fragment Test orientasi
Quick test
ASSESMENT Diagnose
Pemeriksaan reflex
History Taking Palpasi,
Inspeksi Test sensasi
Pemeriksaan fungsi Pengukuran 2:
Tes khusus & Pengukuran Neuro Nyeri
muskuler Nyeri tekan
Keluhan utama, ROM
Riwayat sakit. riwayat medik Test CRS
Test provokasi
fungsi dan tingkat aktifitas Test Koordinasi
Dinamik,Statik Analisis total. Test Balance
Pemeriksaan fungsi gerak dasar Jaringan Patologi Gangguan gerak
Gerak aktif Pengobatan
Gerak pasif status Kesehatan keluarga
Isometrik Pekerjaansosial
PROSES EVALUASI ANALISIS SINTESIS
ASSESMENT FISIOTERAPI
CARDIOVASKULOPULMONAL
ANAMNESIS
INSPECTION TERPILIH
QUICK TEST TERPILIH
PEMERIKSAAN FUNGSI
 PemerIksaan fungsi faal paru
 Pemeriksaan fungsi faal jantung
 Pemeriksaan vital sign
PEMERIKSAAN KHUSUS TERPILIH
DATA medik/ profesi kesehatan lain
Penentuan akhir sbg diagnosis Cardiovaskulopulmonal
History Taking
Anamnesis
Pengambilan data relevan
Dibuat hipotesis awal Screening (Observasi = inspeksi)
Screening (pemeriksaan fungsi fisik sesuai hipotesis awal)
Tes vital sign

PEMERIKSAAN (PENGAMBILAN DATA)


Tes khusus sesuai hipotesis simpulan:
Tes spirometri Test jalan 6 menit Treadmill dll Pengukuran selektif
Pengukuran subyektif  objektif: mis: Pemeriksaan Anthropometri
Rongga dada. dll
Fragment
ASSESMENT Tes spirometri
Diagnose Test jalan 6 menit
History Taking Treadmill
InspeksiPemeriksaanfungsi Pengukuran 2 Anthropometri
Tes khusus & Pengukuran Rongga dada
Cardiovaskulopulmonal Jaringan Patologi Gangguan
Keluhan utama, Riwayat sakit. gerak
riwayt medik fungsi dan tingkat Pengobatan
aktivitas Dinamik,Statik Analisis status kesehatan keluarga
total. Pekerjaan- sosial 
Pemeriksaan fungsi Faal paru PROSES EVALUASI
Faal jantung ANALISIS SINTESIS
Vital sign
 PENDUKUNG PROSES FISIOTERAPI ASESMEN  DIAGNOSA
& PROGNOSA PERENCANAAN  INTERVENSI EVALUASI
 PENDUKUNG ASESMEN
 Riwayat pasien/klien
 Telaah sistem
 Uji & pengukuran fisioterapi

 PENDUKUNG ASESMEN  Telaah sistem :


1.Muskuloskeletal
2.Neuromuskuler
3.Kardiovaskuler- pulmoner
4.Integumen
5.Kemampuan komunikasi
PENDUKUNG ASESMEN
Telaah sistem :
1. Kardiovaskuler-pulmoner : ratio denyut jantung,
pernafasan, tekanan darah, pembengkakan.
2. Muskuloskeletal : simetri, gerak sendi, kekuatan,
tinggi, berat.
3. Neuromuskuler : koordinasi gerak (balance,
lokomosi, transfer, transisi)
4. Integumen : integritas kulit, warna kulit, keadaan
jaringan ikat.
5. Kemampuan komunikasi : afeksi, kognisi, bahasa,
pembelajaran, kesadaran, orientasi (orang, tempat,
waktu), respon emosi.
PENDUKUNG ASESMEN

Uji & pengukuran fisioterapi:


1. Kapasitas erobik /daya tahan
2. Antropometri
3. Arousal, atensi dan kognisi
4. Alat bantu & adaptasi
5. Sirkulasi
6. Integritas sy kranial & perifer
7. Hambatan lingkungan
8. Ergonomi & bodi mekanik
9. Langkah, gerak& balance
10.Integritas integumen
11.Integritas &mobilitas sendi
12.Fungsi motorik
13.Kinerja otot
PENDUKUNG ASESMEN
Uji & pengukuran fisioterapi:
14.Perkembangan neromotorik & integrasi sensorik
15.Ortotik, prostetik & penopang
16.Nyeri
17.Sikap
18.Keperluan prostetik
19.Jarak gerak & kekuatan otot
20.Integritas refleks
21.Pemeliharaan diri & manajemen rumah
22.Integritas sensorik
23.Ventilasi & respirasi
24.Integrasi masyarakat & kerja.
ASSESSMENT TO DIAGNOSIS
Data Penunjang Pemerik saan Evaluasi

DIAGNOSIS
Diagnosis arises from the examination and evaluation
and represents the outcome of the process of clinical
reasoning. This may be expressed in terms of
movement dysfunction or may encompass categories
of impairments, functional limitations,
abilities/disabilities or syndromes. (WCPT)
B. DIAGNOSIS
FISIOTERAPI
Diagnosa Fisioterapi dihasilkan dari :
Pemeriksan dan evaluasi dan merupakan hasil dari alasan-alasan
klinis yang dapat menunjukkan adanya disfungsi gerak dan dapat
mencangkup:
Gangguan/kelemahan (impairment),
Limitasi Fungsi (functional limitations), Ketidakmampuan
(disabilities )/
Sindroma ( syndromes ).
DIAGNOSIS
 FISIOTERAPI
Diagnosis meliputi: Gangguan gerak & fungsi (goal of
intervension). Pada struktur jaringan spesifik tertentu (tissue
target). Disebabkan oleh patologi tertentu (Pathological target)

 Isi diagnosis Fisioterapi Paling tidak berisikan : Pernyataan


masalah pasien misalnya : Gangguan mobilitas sendi, motor
function, kinerja otot, dan ROM, gait, locomotion, balance,
sensory integration, ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic
capacity/indurance hubungan dengan sistem, terkait misalnya :
connective tissue, inflamasi lokal, kerusakan spinal, fraktur,
Arthroplasti sendi. Contoh Gangguan Mobilitas sendi, ROM, Gait
akibat adanya Fracture Collum Femuris
Tugas
Buatlah Diagnosis Fisioterapi
1. MUSKULO SKELETAL
a. Fracture
b. Cidera jaringan lunak.
2.NEUROMUSKULAR
c. Stroke
d. Lesi plexus brachialis
3.KARDIVASKULOPULMONAL
e. COPD
f. Asma bronchiale
C.
PLANNING/PERENCA
 PerencanaanNAAN
dimulai dengan pertimbangan kebutuhan
intervensi dan biasanya menuntun kepada pengembangan
rencana intervensi, termasuk hasil sesuai dengan tujuan yang
terukur yang disetujui pasien/klien, famili atau pelayan
kesehatan lainnya.
 Dapat menjadi pemikiran perencanaan alternatif untuk dirujuk
kepada pihak lain bila dipandang kasusnya tidak tepat untuk
fisioterapi.
DIAGNOSA FT RENCANA INTERVENSI
1.Rencana Tujuan
2.Harapan Outcome
3.Intervensi
4.Komunikasi, Informasi, Edukasi
5.Informed Consent
6.Dokumentasi
7.Discharge dan Discontinuation
Planning procedure for intervention Berdasarkan hasil assesment
( pemeriksaan dan evaluasi ), serta diagnosa. Prognosis yang
berhubungan peningkatan kondisi. Rencana tindakan Fisioterapi,
misalnya intensitas, frekuensi, durasi, urutan dll. Selain itu
dipertimbangkan komplesitas dan berat-ringannya kondisi klinis
mempertimbangkan kemampuan pasien/klien Harapan pasien/klien,
keluarga
Intervensi di-implementasikan dan dimodifikasikan
untuk :
o Mencapai tujuan yang disepakati dan dapat termasuk
penanganan secara manual:
o Peningkatan gerakan; peralatan fisis, peralatan
elektroterapuetis dan peralatan mekanis; pelatihan
fungsional; penentuan bantuan dan peralatan bantu;
instruksi dan konseling;
o Dokumentasi
o Koordinasi,
o Komunikasi.
D.
INTERVENSI
Intervensi dapat juga ditujukan pada:
Pencegahan ketidak-normalan (kelemahan),
Keterbatasan fungsi,
ketidakmampuan dan cidera,
Peningkatan dan pemeliharaan kesehatan,
kualitas hidup, kebugaran segala umur dan
segala lapisan masyarakat.
INTERVENSI
 Coordination, Communication, Documentation Patient / client
related intruction Prosedural intervention
 Pemilihan intervensi
 General definition of each category
 Clinical consideration
 Intervention, method, prosedur, tehnik  Anticipated goals
and expected outcomes
 Coordination Communication Documentation Patient/clien t
related instruction Prosedural intervention Therapuetic Exercise,
Functional traning, Manual terapy Devices and equipment,
Airways clearance, Integument repair, Electro therapuetics
modalities, Physical agent, mechanical modalities.
COORDINATION, COMMUNICATION,
DOKUMENTATION
 Koordinasi adalah kerja sama semua bagian yang
tersangkut dengan pasien/klien
 Komunikasi adalah adanya pertukaran informasi baik
dengan pasien/klien maupun sesama pemberi pelayanan
 Dokumentasi adalah sistem administrasi yang menjamin
pasien/klien menerima kualitas pelayanan yang tepat,
komprehensif, efisien dan efektif mulai dari kedatangan
sampai selesai
 Dokumentasi adalah pencatatan yang dibuat selama
pasien/klien menjalani proses Fisioterapi
PATIENT / CLIENT RELATED
INSTRUCTION
 Proses pemberian informasi, pendidikan, atau
pelatihan kepada pasien/klien/famili
 Instruksi berkaitan dengan: kondisi saat ini, rencana
asuhan, pentingnya asuhan, transisi perubahan,
Faktor resiko, dll.
 Fisioterapis bertanggung jawab atas instruksi-
instruksi.
RE-EVALUASI
RE-EVALUASI KEHARUSAN UNTUK PEMERIKSAAN
KEMBALI DENGAN TUJUAN EVALUASI HASIL

RE - EVALUASI
Efektif
Tingkat keberhasilan
Berhasil guna sesuai dengan rencana
Jangka waktu pencapaian target - goal
Efisien ?
Penggunaan peralatan
Biaya
Sumbar daya yang lain
CRITERIA FOR
TERMINATION
 Discharge  proses pengakhiran pelayanan FT yang
telah diberikan selama satu episode, bila tujuan telah
tercapai. Berdasarkan analysis fisioterapis tujuan
telah tercapai.

 Discontinue proses pengakhiran pelayanan FT


yang telah diberikan dalam suatu episode, oleh
kehendak pasien/klien Pasien/klien tak dapat
melanjutkan karena komplikasi, keuangan dll Pasien
berpendapat bahwa FT sudah tak berguna lagi
PROGNOSIS
 Sekali diagnosis telah ditegakkan, fisioterapis menentukan
prognosis dan mengembangkan rencana pelayanan.
 Prognosis adalah penentuan perkiraan tingkat perbaikan
optimal dalam fungsi dan jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai tingkat tersebut, dan jugaermasuk
 perkiraan tingkat perbaikan yang mungkin dicapai pada
interval yang bervariasi selama terapi.
Secara mandiri atau bersama-sama dalam team,
Fisioterapi memeriksa pasien, kemudian merencanakan
dan memberikan pengobatan dan program pendidikan
kepada pasien dan keluarganya.
Fisioterapi terlibat dalam program-program skreening
dan pencegahan, pendidikan kesehatan maupun
penelitian.
Fisioterapis dapat menjadi konsultan pada lembaga-
lembaga pendidikan, kesehatan dan sosial yang
berkenaan dengan perawatan kesehatan.
INTRODUKSI DIAGNOSIS FISIOTERAPI

A. Muskuloskeletal,
B. Neuromuskular,
C. Kardiovaskulopulmonal.
Introduksi Diagnosis Muskuloskeletal. Serviced Function Cardiovascular
system Respiratory system Digestive system Renal system Reproductive
system Musculo-skeletal system Nervous system Endocrine system
Immune system
DIAGNOSIS MUSKULOSKELETAL

1.Prediksi gangguan system muskulo skeletal


2.Gangguan Sikap
3.Gangguan performans otot
4.Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan
ROM yg disebabkan oleh connective tissue.
5.Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan
ROM yg disebabkan oleh inflamasi lokal.
DIAGNOSIS
MUSKULOSKELETAL
6.Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan
ROM yg disebabkan kerusakan spinal.
7.Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan
ROM yg disebabkan fraktur.
8.Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan
ROM yang disebabkan Arthroplasti sendi.
9.Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan
ROM yg disebabkan bedah tulang atau jaringan lunak.
10.Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, ROM,
gait, locomotion, balance yg disebabkan amputasi
Introduksi Diagnosa Neuromuskular. Service Functions Cardiovascular system
Respiratory system Digestive system Renal system Reproductive system
Musculo-skeletal system Nervous system Endocrine system Immune system

DIAGNOSIS NEUROMUSKULAR

1. Prediksi gangguan kinerja system neuromuskuler


2. Gangguan Perkembangan Neuromotor
3. Gangguan motor function dan sensory integration yg disebabkan
Non progressive disorder CNS – congenital atau pada bayi dan
masa anak.
4. Gangguan motor function dan sensory integration yg disebabkan
Non progressive disorder CNS – pada usia dewasa
5. Gangguan motor function dan sensory integration yg disebabkan
progressive disorder CNS
DIAGNOSIS
NEUROMUSKULAR
6. Gangguan Peripheral nerve integrity dan motor
function yg disebabkan Peripheral Nerve Injury.
7. Gangguan fungsi motorik dan sensory integration yg
disebabkan Acute /Chronic Polyneuropathies.
8. Gangguan fungsi motorik dan Peripheral nerve
integration yg disebabkan Non progressive disorder
Spinal Cord.
9. Gangguan kesadaran, ROM, Motor Control yg
disebabkan Coma, Near coma, atau status
vegetative.
Introduksi Diagnosa Kardiovaskulopulmonal Service Functions Cardiovascular
system Respiratory system Digestive system Renal system Reproductive
system Musculo-skeletal system Nervous system Endocrine system Immune
system

DIAGNOSIS CARDIOVASCULOPULMONAL
1. Prediksi gangguan kinerja system cardiovascular- pulmonary

2. Gangguan kapasitas aerobik/ketahanan yg disebabkan deconditioning


syndrome

3. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic capacity/indurance


yang disebabkan Airways clearance dysfunction.

4. Gangguan kapasitas aerobik/ketahanan yang disebabkan Cardiovascular


Pump Dysfuntion or failure
DIAGNOSIS
CARDIOVASCULOPULMONAL
5. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic
capacity/indurance yg disebabkan Ventilatory Pump Dysfunction
or Failure.
6. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic
capacity/indurance yg disebabkan Respiratory Failure.
7.Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic
capacity/indurance yg disebabkan Respiratory Failure pada
neonatus
8.Ganguan sirkulasi darah, anthropometric dimensions
disebabkan Lymphatetic System disorders.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai