Anda di halaman 1dari 28

TEOLOGI TULISAN-TULISAN

RASUL YOHANES
By: Jhosep Supriyatin, Th.M.
POINT BESAR YANG AKAN DIBAHAS
1. Dualisme dalam Tulisan-tulisan Rasul
Yohanes.
2. Kristologi dalam Tulisan-tulisan Yohanes:
A. Yesus sebagai Logos.
B. Yesus sebagai Mesias.
C. Yesus sebagai Anak Allah.
DUALISME DALAM TULISAN-
TULISAN RASUL YOHANES
Perbedaan antara dualisme tulisan-tulisan
Yohanes dengan dualisme Injil-injil Sinoptik
Point Penting Dualisme Tulisan-tulisan Dualisme Tulisan-tulisan
Injil Sinoptik Yohanes
Sifat dasar dualisme yang Dualisme mendatar, yaitu Dualisme vertikal, yaitu
dikemukakan dalam kitab- antara “zaman sekarang dualisme antara “dunia” di
kitab tersebut ini” dengan “zaman yang atas” dengan “dunia di
akan datang.” bawah” (“surga” dengan
“dunia).
Namun tulisan-tulisan
Yohanes juga membahas
dualisme mendatar
Nats intinya Lalu Ia berkata kepada
mereka: "Kamu berasal
dari bawah, Aku dari atas;
kamu dari dunia ini, Aku
bukan dari dunia ini”
Yoh. 8:23
Jadi yang terpenting: memahami hubungan dualisme mendatar dan maupun dualisme
vertikal dari masing-masing, yaitu Injil-Injil Sinoptik dan tulisan-tulisan Yohanes
Dualisme vertikal dalam tulisan-
tulisan Yohanes
DUNIA DI ATAS DUNIA DI BAWAH
Allah memerintah di situ (Yoh. 20:17) Setan diijinkan untuk memerintah atas
dunia di bawah (12:31; 14:30; 16:11; I
Yoh. 5:19).
Yesus berasal dari atas dan diutus dari Manusia berasal dari dunia di bawah
sana ke dalam dunia (6:38; 823). Setelah (8:23).
Yesus “ditinggikan” Dia kembali ke atas
(6:62; 13:1).
Karena Allah memerintah di situ, dunia di Karena setan memerintah di bawah, dunia
atas dikuasai oleh kebenaran dibawah dikuasai oleh dosa dan
ketidakpercayaan, padahal dunia
dijadikan oleh (1:10; 7:7; 15:18).
Tidak ada kegelapan di atas, karena Manusia yang hidup di bawah hidup di
semua makluk hidup di dalam terang. dalam kegelapan.
Dunia di atas adalah dunia roh, bukan Dunia di bawah adalah dunia daging,
dunia daging. bukan dunia roh.
• Tujuan Yohanes • Padahal kita masih hidup
mengkomparatifkan dualisme di dalam dunia di 17:11,
vertikal ini adalah untuk 15), kita telah dipilih Allah
menjelaskan inisiatif Allah dari dunia untuk menjadi
dalam keselamatan kita.
milik Kristus (17:6).
• Yesus adalah “terang dunia”
yang datang kedalam dunia • Sekarang kita yang
supaya manusia tidak tetap percaya “bukan dari
hidup di dalam kegelapan. dunia” (15:19), sehingga
• Sebab Yesus datang ke dalam kita dibenci oleh dunia
dunia, kita yang percaya karena prioritas-prioritas,
kepada-Nya dapat menjadi
“anak-anak terang” (12:36) nilai-nilai dan gaya hidup
yang mempunyai “terang kita bertentangan dengan
hidup,” sehingga kaki kita prioritas-prioritas, nilai-
tidak terantuk karena kita nilai, dan gaya hidup
berjalan dalam terang (8:12; orang-orang duniawi.
9:5; 11:9; 12:35, 46).
Dualisme Mendatar dalam Tulisan-
tulisan Yohanes
• Yang selalu harus kita sadari, bahwa penyataan surgawi,
yaitu kedatang Yesus ke dalam dunia, terjadi dalam
sejarah. Apa buktinya?
1. Walaupun Yohanes tidak mengutip dari PL sesering
penulis-penulis Injil Sinoptik, ia masih mengutip dari PL
untuk menunjukkan bahwa nubuatan-nubuatan tersebut
dipenuhi dalam kehidupan dan pelayanan Yesus (1:23;
6:45; 12:13-15; 12:38-40; 13:18; 19:24, 36-37).
2. Yesus sering menekankan pentingnya “saatnya” yang
telah ditentukan Allah, yaitu saat penderitaan, kematian,
kebangkitan dan kenaikan-Nya (2:4; 4:23; 5:25; 8:20;
12;23). Pemakaian tema tersebut membuktikan bahwa
menurut Yesus Allah berdaulat atas sejarah, baik pada
“zaman ini” maupun pada “zaman yang akan datang.”
Dualisme Mendatar dalam Tulisan-
tulisan Yohanes
• Yang selalu harus kita sadari, bahwa penyataan surgawi,
yaitu kedatang Yesus ke dalam dunia, terjadi dalam
sejarah. Apa buktinya?
3. Yesus menekankan pentingnya misi kepada bangsa-
bangsa bukan Yahudi (10:16; 11:52, 21:15-17). Jdi,
pengajaran-Nya menyinggung masa depan, yaitu masa
gereja.
4. Yesus mengajar tentang “zaman yang akan datang”
dalam Injil Yohanes, padahal istilah-istilah yang dipakai-
Nya agak berbeda dengan istilah-istilah yang Ia pakai
dalam Injil-injil sinoptik (3:36; 5:39; 12:25).
5. Ada beberapa ayat dalam tulisan-tulisan Yohanes yang
menynggung peristiwa-peristiwa pada masa depan
seperti kedatangan Yesus yang kedua dan penghakiman
yang terakhir (5:28-29; 6:39-40, 44, 54; 12:48).
KRISTOLOGI DALAM TULISAN-
TULISAN YOHANES
• Nats inti Yohanes 20:31 menyatakan, bahwa:
Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat,
supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak
Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh
hidup dalam nama-Nya
Mengapa Kristologi sangat penting dalam tulisan Yohanes?
Sebab Kristologi yang mendasari penginjilan kepada orang-
orang Yahudi yang belum percaya, orang-orang bukan
Yahudi yang telah bertobat dan mengikuti agama Yahudi,
dan orang-orang Yunani yang takut akan Allah.
Jadi hanya orang yang percaya bahwa Yesuslah Mesias,
Anak Allah, akan memperoleh hidup dalam nama-Nya.
KRISTOLOGI DALAM TULISAN-
TULISAN YOHANES
Tujuan utama dalam pengiriman kepada orang
yang sudah percaya, 1 Yohanes 5:13 menyatakan:
Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya
kamu yang percaya kepada nama Anak Allah,
tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.
Jadi dalam tulisan-tulisan Rasul Yohanes, Kristologi
mendasari bukan hanya penginjilan kepada
orang-orang yang belum percaya, tetapi juga
keyakinan kita akan keselamatan kita. Ini
bukanlah doktrin yang teoritis, tetapi suatu
doktrin yang sangat praktis bagi kita.
YESUS SEBAGAI LOGOS
Yohanes 1:1-18
• Konsep Kristologi yang sangat tinggi Yoh. 1:1-2
menyatakan, bahwa:
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-
sama dengan Allah.
Ekspos ayat ini?
Latar Belakang Konsep Logos
• Latar belakang yang utama dalam PL adalah Kejadian
1:1, bahwa:
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
• Selaras dengan Yoh. 1:1, bahwa:
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-
sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
• Allah menciptakan langit dan bumi melalui firman-Nya
(Kej. 1:3, 6, 9,11, 14, 20, 24, 26, 29). Dan Mazmur
33:6, bahwa: Oleh firman TUHAN langit telah
dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya
• Di dalam PL jelas bahwa berhubungan
dengan pekerjaan Allah, khususnya dalam
penciptaan dunia, tetapi juga dalam
menyatakan kehendak-Nya kepada bangsa
Israel (Yer. 1:4; Yes. 9:8; Yeh. 33:7; Amos 3:1, 8)
dan dalam menyelamatkan dan menghukum
(Yes. 55:10-11; Maz. 29:3-11).

• Latar belakang Yahudi, istilah logos juga dipakai oleh
orang-orang bukan Yahudi dengan arti yang agak berbeda.
• Pada abad ke-enam s.M. Heraclitus mengemukakan,
bahwa:
• Seluruh alam semesta terus-menerus berubah, tetapi
tidak menjadi kacau karena adanya suatu prinsip
ketertiban yang mengelola semua hal, yang ia sebutkan
logos.
• Konsep tersebut cukup populer di antara orang-orang
Yunani, khususnya pengaruh Stoicisme.
• Pada umumnya mereka menerima ajaran Heraclitus, yang
mendasari filsafat mereka.
• Akhirnya, filsafat Hellenistis ini disesuaikan dengan
pandangan Yunani oleh Philo, seorang ahli filsafat dan PL
di Alexandria.
• Jadi, Injil Yohanes mulai dengan memakai suatu
istilah yang berarti, baik bagi orang Yahudi maupun
bagi orang Yunani.
• Memang ada peningkatan antara arti istilah tersebut
yang dulu dibandingkan dengan artinya dalam Injil
Yohanes, tetapi dengan memakai istilah logos
Yohanes mencari suatu “point of contact” dengan
para pembaca Injilnya supaya mereka dapat
mengerti siapkah Yesus Kristus, Tuhan dan Juru
Selamatnya.
Kosa Kata dan Sintaks Yohanes 1
ayat 1-2
• Pertama, walaupun pada umumnya seringkali tumpang
tindih dalam PB, Yohanes suka membedakan antara dua
kata kerja ini untuk menegaskan perbedaan antara
keberadaan dan penciptaan.
• Suatu contoh dalam Yohanes 8:58, Kata Yesus kepada
mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
sebelum Abraham jadi (genestai), Aku telah ada (ego
eimi).
• Jadi, dalam Yohanes 1:1-2 penulis ingin menekankan
perbedaan antara logos yang telah ada pada waktu alam
semesta dijadikan dengan dunia yang tidak ada dari
selama-lamanya tetapi diciptakan pada suatu waktu.
• Kedua, Yohanes menulis bahwa pada mulanya “Firman itu
bersama-sama dengan Allah.”
• Preposisi yang diterjemahkan sebagai “bersama-sama” ialah pros,
yang biasanya berarti “bersama-sama”
• Juga hampir setiap kali pros dipakai dengan arti “bersama-sama”
(kecuali dalam 1 Petrus 3:15), yang dimaksudkan suatu
hubungan antara dua pribadi.
• Jadi, yang dimaksud oleh Yohanes dengan menulis bahwa firman
“bersama-sama dengan Allah” jelas sekali.
• Firman Allah bukan suatu kuasa saja yang tidak dapat dikenal,
tetapi suatu pribadi yang berhubungan dengan Allah dari
selama-lamanya.
• Ketiga, anak kalimat yang paling mengherankan baik orang-
orang Yahudi maupun orang-orang Yunani pada masa PB ialah
“dan Firman itu adalah Allah” (kai Theos en o logos).
• Ada dua hal yang sangat mendasar:
a. Kontra Saksi Yehova, jika Yohanes bermaksud bahwa firman
adalah semacam dewa tetapi bukan Allah PL (Yahweh), maka
kemungkinan besar ia memakai Theios, bukan Theos.
Istilah yang pertama jauh lebih tepat jika Yohanes bermaksud
demikian.
b. juga, kontra Saksi Yehova, kenyataan bahwa tidak ada
kata sandang tertentu (definite article) sebelum Theos tidak
berarti bahwa Yohanes menggambarkan Firman sebagai
semacam dewa saja, karena biasanya (dalam 87% kasus) kata
benda (“definite predicate substantive”) yang mendahului
suatu kata kerja seperti eimi (suatu “linking verb”) tidak
memakai kata sandang tertentu (“Colwell’s rule”).
YESUS SEBAGAI MESIAS
• Peryataan “Mesias” berarti “Kristus” dalam Yoh.
1:41; 4:25 Yohanes memiliki tujuan supaya orang-
orang bukan Yahudi dapat mengerti maksudnya.
• Seringkali “Yesus Kristus” dipakai dalam tulisan-
tulisan Rasul Yohanes 1:17; 17:3; 1 Yoh. 1:3; 2:1;
3:23; 4:2; 5:6, 2; dan 2 Yoh. 1:3, 7, dan beberapa
kali dalam Injil Yoh. Orang-orang lain memakai
“Kistus” untuk Yesus (Yoh. 1:41; 4:29; 7:26; 9:22,
10:24; 11:27).
• Dari ayat-ayat di mana orang lain menyebut Yesus
“Kristus,” memberikan informasi yang menarik dan
menolong sehingga dapat lebih mengerti pengharapan
Mesianis orang-orang Yahudi pada masa PB:
1. Ada orang Samaria yang mengharapkan bahwa
Mesias “akan memberitakan segala sesuatu” kepada
mereka, yaitu kepada orang-orang Samaria (4:25).
Pengharapan ini sesuai dengan pengharapan orang-
orang Yahudi bahwa Mesias akan menyelesaikan
semua soal perselisihan dengan mengajar mereka dari
Hukum Taurat.
2. Ada orang Yahudi yang mengatakan bahwa Mesias
akan mengajar dan membimbing umat Allah “dengan
leluasa” (7:26).
3. Orang-orang Yahudi percaya bahwa Mesias akan
mengadakan banyak mujizat, sama seperti Yesus
(7:31).
4. Ada dua pandangan dalam tradisi Yahudi
mengenai kelahiran Mesias. Jelas bahwa ia berasal
dari keturunan Daud, sehingga ada yang mengatakan
bahwa ia akan berasal “dari kampung Betlehem,
tempat Daud dahulu tinggal” (7:42). Namun menurut
orang-orang lain, ketika Mesias datang, “tidak ada
seorangpun yang tahu dari mana asal-Nya” (7:27).
5. Menurut orang-orang Yahudi, berdasarkan ajaran
Hukum taurat, Mesias tetap hidup untuk selama-
lamanya.
• Yesus sendiri jarang memakai istilah “Mesias” meskipun
orang lain sering menyebutkan demikian terhadap
pribadi Yesus, keterkecuali dengan perumpamaan
Samaria (4:26), sehingga orang-orang Yahudi frustasi.
• Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata
kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan
kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias,
katakanlah terus terang kepada kami (Yoh. 10:24).
• Berdasarkan atas data ini, kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa Yesus tidak menyebut diri-Nya
“Kristus” karena Ia memahami pengharapan Mesianis
orang-orang Yahudi, sehingga Ia mengetahui istilah
tersebut dapat menyebabkan mereka salah pengertian.
• Itu sebabnya Yesus mengambil keputusan
bahwa Ia akan memakai istilah-istilah yang
lain, bukan Mesias atau Kristus, untuk
menjelaskan identitas dan fungsi-Nya kepada
orang-orang lain.
• Namun kita harus mengingat bahwa Yohanes
menulis dari pandangan gereja mula-mula,
bukan dari pandangan orang-orang Yahudi,
sehingga ia memakai “Kristus” dengan arti
yang berbeda.
• Bagi Yohanes percaya bahwa Yesus adalah
“Kristus” merupakan satu-satunya persyaratan
keselamatan kita: 20:31 tetapi semua yang
tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu
percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan
supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup
dalam nama-Nya (Yoh. 20:31; bdg. 2 Yoh. 1:9).
• Jika kita telah percaya bahwa Yesus adalah
“Kristus,” maka menurut Yohanes kita telah “lahir
dari Allah” (1 Yos. 5:1), tetapi ia yang menyangkal
bahwa Yesuslah kristus adalah “antikristus” (1
Yoh. 2:22).
YESUS SEBAGAI ANAK ALLAH
• Salah satu gelar yang sering dipakai dalam tulisan-tulisan Rasul
Yohanes adalah “Anak Allah” atau lebih singkat, “Anak.”
• Jelas dari awal Injil Yohanes bahwa Yesus sebagai Anak Allah
merupakan suatu tema utama dalam tulisan tersebut..
• Ini nyata dari kesaksian Yohanes Pembaptis dalam pasal satu.
• Di situ Yohanes mengkontraskan kesaksian Yohanes tentang
dirinya (1:19-27) dengan kesaksiannya tentang Yesus (1:32-34):
• Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah
Anak Allah (1:34).
• Sesuai dengan arti “Anak Allah” dalam beberapa nas dalam PB dan
dalam tulisan-tulisan Yahudi dari masa PB, istilah tersebut dipakai
untuk ia yang dipilih dan diurapi Allah supaya ia dapat
memerintahkan bangsa Israel (Injil Yohanes 1:49).
• Dalam konteks Injil Yohanes jelas bahwa “Anak Allah” sama dengan
“Kristus” (Yoh. 11:27; 20:31).
• Walapun demikian, tidak mengherankan bahwa Yesus lebih
menyukai istilah ini daripada “Mesias” atau “Kristus.” “Anak Allah”
jauh lebih sering dipakai oleh Yesus daripada “Kristus” untuk diri-
Nya sendiri, dan Yesus mengakui secara langsung bahwa Ia adalah
“Anak Allah” (10:36).
• Tetapi dalam Injil Yohanes Yesus memenuhi istilah tersebut dengan
arti yang baru.
• Ia menekankan keunikan hubungan-Nya dengan Bapa-Nya di sorga
(Yoh. 3:16, 18; 1 Yoh. 4:9).
• Ia juga mengajar bahwa ada hubungan kasih antara Ia dengan Bapa-
Nya (Yoh. 3:35; 5:20), sehingga Ia sangat bergantung kepada Bapa-
Nya dan selalu mengikuti kehendak-Nya (Yoh. 5:19).
• Kristologi Yohanes sangat tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa hakikat Yesus
sama dengan hakikat Allah.
1. Anak Allah mempunyai kuasa untuk membangkitkan orang-orang mati (Yoh. 5:26;
6:40). Bahkan Yesus mengatakan bahwa Anak Allah menghidupkan orang-orang
mati secara berdaulat, yaitu Ia menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya
(Yoh. 5:21).
2. Sebagai Anak Allah Yesus dipermuliakan bersama-sama dengan Bapa-Nya di sorga
(Yoh. 11:4; 14:13; 17:1).
3. Bapa kita di sorga telah menyerahkan penghakiman seluruhnya kepada Anak-Nya
(Yoh. 5:22).
4. Anak Allah harus dihormati oleh semua orang sama seperti mereka menghormati
Bapa-Nya (Yoh. 5:23).
5. “Sama seperti Bapa menpunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga
diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri (soen exein en
eautw = memiliki hidup di dalam dirinya sendiri).
• Yesus sangat memperdalam arti “Anak Allah” supaya Ia dapat
menjelaskan siapakah Ia dan sifat dasar hubungan-Nya yang unik
dengan Allah.
• Pandangan Yohanes sesuai dengan pandangan Yesus: Yohanes
menegaskan jika kita ingin diselamatkan, maka kita harus
percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah (Yoh. 3:16, 36; 6:40;
20:31; 1 Yoh. 4:15; 5:5, 12, 13, 20).
• Yesus, Anak Allah, datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan
dunia (3:17) dan untuk membinasakan perbuatan-perbuatan
Iblis (1 Yoh. 3:8, sehingga jika Anak Allah memerdekakan kita,
maka kita akan benar-benar merdeka (Yoh. 8:36).

Anda mungkin juga menyukai