Sotesk 9 10
Sotesk 9 10
“Pengharapan” dlm PL
Sebagai istilah, “pengharapan” ditemukan sangat banyak dalam PL
Arti Pengharapan:
o Ungkapan iman “Allah adalah keselamatan” (Allah=sumber pengharapan)
o Ungkapan harapan masa depan (Allah= tujuan pengharapan.
o Allah tempat kehidupan dan kekuatan. Maka tak perlu takut.
Dasar pengharapan adalah kesetiaan Tuhan akan janji-janjiNya
Posisi pengharapan: jembatan antara PL ke PB
“Pengharapan” dlm PB
Sinoptik: Kedatangan Kerajaan Allah
sebagai istilah tidak banyak ditemukan dalam PB. Namun penting disadari bahwa tema utama
pewartaan Yesus adalah pengharapan akan kedatangan Kerajaan Allah.
Surat-surat Paulus: Eskatologis
o Tujuan perjalanan Kristiani adalah pengharapan akan masa depan (surgawi)
o Pengharapan ada pada antara “pembenaran” dan “keselamatan penuh”
o Keselamatan menjadi konkret krn pengharapan
o Objek pengharapan; partisipasi pada kebangkitan Kristus
o Awal pengharapan di dunia, arahnya di masa depan
Surat Ibrani: tidak terlihat/ bukan dari dunia
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yg kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yg tidak kita
lihat. Apa yang diharapkan? Apa yang tidak kita lihat.
1
Yohanes: Kristologi – etika.
Menyucikan diri dengan tujuan agar sama seperti Kristus yang suci.
1 Petrus: umum, suci, eskatologis, terkait PL
o Keseluruhan iman dan ajaran Kristiani
o Inti kesucian
o Eskatologis
o Dikaitkan dengan PL
PL (VIII SM):
o Ada nubuat kemalangan dan penghakiman yang akan menimpa umat karena ketidakadilan,
ketiadaan damai, dan kesalehan palsu.
o Dalam penghakiman itu akan ada keselamatan yang berasal dari Allah. Untuk itu umat perlu
bertobat. Fungsi pertobatan adalah pemurnian.
o Tujuan eskatologisnya adalah pemerintahan YHWH (YHWH menjadi raja atas umatnya).
Maksud pemerintahan YHWH adalah keadaan baru dunia dan manusia mengalami keadilan,
kedamaian, dan kesalehan yang asli.
o Maka masa depan bagi orang hidup itu adalah soal pembebasan hic et nunc, “hidup kekal”
historis
PB:
o Eskatologi PB bersifat dunia di sebelah “sini”.
o Tujuannya penciptaan masyarakat tandingan yang “beradab”
Invasi Helenis:
o Pandangan berubah. Bukan lagi “yang baik dapat ganjaran, yang jahat dapat hukuman”
(individual), tetapi lebih komunal/ universal, akan ada penghakiman universal kebinasaan Israel.
Namun sesudahnya akan muncul dunia baru. Inilah pengharapan
o Walaupun pandangan berubah, corak eskatologis sama soal dunia “di sini”
Yesus:
2
o (juga Yohanes Pembaptis) menantikan zaman “akhir’ yang sudah dekat, dan penghakiman Ilahi
tak terelakkan.
o Menjelaskan bahwa Anak Manusia akan datang, dan ada api neraka
o Berbicara mengenai kemungkinan keselamatan/ penyelamatan; dan situasi sekarang menjadi dasar
mengambil keputusan & untuk itu Ia menyadarkan orang-orang sekitarnya.
o Memusatkan perhatian soal Kerajaan Allah; dasar perwujudan Kerajaan Allah adalah Allah yg
mengadili praktek kehidupan individual dan masyarakat hic et nunc.
o Eskatologi Yesus juga masih bersifat “di sini”.
Gereja Perdana
o Misi Yesus “gagal”, pemerintahan Allah universal tak terjadi, Yesus sudah “pergi”, maka
perhatian bergeser (sejak Paulus) ke dunia yg ada di “sana” ahistoris, dan itu cenderung individual
o Dunia di “sini” menjadi tempat keputusan ditentukan, dan menjadi tempat pembuktian kesetiaan.
o Dari dunia di “sini”, orang beriman dapat diselamatkan karena campur tangan Allah dan
mengangkatnya ke dunia di “sana” (surga).
o Tidak ada janji penyelamatan dari dunia di “sini”, yang ada ialah janji penyelamatan di dunia
“sana”.
Kesimpulan:
PL: Allah menghakimi PB: Allah menciptakan Invasi Helenis: Allah
umat yg hidup bobrok dan masyarkat tandingan yg membinasakan Israel
melahirkan dunia dan beradab di sini dan kini (universal), dan melahirkan
manusia baru dng sifat di
dunia baru di “sini “dan
sini dan kini , historis
“kini”
2
1 3
Masa Depan
Orang Hidup
5
4
Perjanjian Lama
3
o Israel, saat nomaden, memandang kematian secara fatalistik. Mahluk hidup terjadi ketika nafas
YHWH bergabung dengan debu tanah. Nafas hidup yang adalah milik Allah itu bisa diambil
kapan saja.
o Karena pengaruh sekitar, muncul ide “pratala” yakni dunia orang mati sebagai
lanjutan/bayangan kehidupan yang terpisah dari YHWH dan yang lain, tetapi sebagai manusia
utuh bukan sekedar jiwa. Sikap seperti ini memiliki kecenderungan dualistis, seolah kuasa Allah
berakhir di batas pratala. Dualistis ditolak oleh sastra hikmat. Penghakiman Allah mencakup
pratala. Dalam Mzm 73:23-26 disebut bahwa kematian tidak memutus persekutuan manusia dan
YHWH.
o Bersamaan dengan pengharapan apokaliptik, muncul gagasan penantian keselamatan universal-
kosmis, serta penghakiman mendatangkan keadilan universal: termasuk orang mati ikut dalam
penantian ini. Korban dapat ganjaran, penjahat dapat penghakiman. Ide kebangkitan orang mati
muncul dalam konteks penantian (Daniel 12:2-3).
o Karena penantian apokaliptik tak tergenapi, muncul gagasan “situasi antara”: orang benar yg
telah mati dimuliakan di surga. Maka lahirlah ide “kehidupan kekal” (2Mak 7:9). Arti
“Kehidupan kekal” ialah kehidupan surgawi-transenden-jasmani dari orang-orang yg telah
dibangkitkan, artinya diciptakan kembali yang identik dengan “orangnya” yang lama dalam
kedekatan dengn Allah secara definitif. Sementara orang jahat masuk ke pratala, yang semakin
dimengerti bercorak hukuman.
Perjanjian Baru
o Yesus memang tidak secara eksplisit berbicara tentang kematian dan pembangkitan, tetapi Dia
termasuk kelompok Yahudi yang menantikan pembangkitan surgawi orang-orang benar (bdk
Mat 8:11). Yesus, pada akhir hidup-Nya, yakin kalaupun Dia wafat, Kerajaan Allah akan datang
(Mark 14:25; Luk 22;18)
o Pasca Yesus mati, pewartaan-Nya tentang kedatangan Kerajaan Allah dilanjutkan para murid,
dengan konsep Yesus akan datang ke bumi dalam waktu dekat sebagai Anak Manusia dan
Hakim (parusia dalam waktu segera). Karena akan segera datang, maka perlu ambil jarak dari
dunia, dan menghidupi kebajikan bersifat sosial sesuai dengan kehendak Allah.
o “Parusia dalam waktu segera” ternyata tidak terjadi/ “tertunda”, maka refleksi iman beralih pada
keselamatan sudah ada sekarang yang diperoleh melalui Yesus, yakni dalam hal bebas dari dosa.
Maka kehidupan-kematian-kebangkitan memiliki arti mistik-religius-etis. Artinya kematian-
kebangkitan bisa terjadi sebelum kematian biologis (eskatologi presentis). Maka, muncul
kesadaran bahwa pembangkitan Yesus itu bukan sekedar tindakan Allah untuk Dia saja, tetapi
juga menjadi awal pemenuhan zaman akhir. Dalam 1 Tes 4:13-18 disebut bahwa orang Kristen
yang telah mati akan dibangkitkan juga. Bagi Paulus, keselamatan terletak pada bahwa orang
beriman dihidupkan kembali dalam Kristus. Pembangkitan Yesus terintegrasi dengan
kebangkitan orang mati.
o Paham parusia berkembang pasang surut. Konsep yang lebih menonjol ialah bahwa manusia
harus mengambil jarak dari dunia, dan parusia itu berpusat pada orang perorangan (individual).
Orang Kristen belum tiba di “tanah terjanji”, masih menanti Penyelamat yang akan
menyelamatkan mereka dari kefanaan (bukan dari murka Allah).
4
penghancuran dunia, alam ciptaan dan seluruh isinya, tetapi keberhasilan Allah menunjukkan
kuasaNya atas seluruh dunia, alam ciptaan dan seluruh isinya.
o (laporan lebih lengkap silahkan baca dan pelajari sendiri. Lihat buku Teologi Sitematika 2 hlm
520-521)
ESKATOLOGI ZAMAN PATRISTIK
2. Yustinus Martir:
Lahir “100” di Sikhem Samaria
Tahun 165 dipenggal oleh Kaisar Markus Aurelius
Karya: Apologia & Dialog dng Tryphon
Eskatologisnya bersifat khiliastik, namun sadar bahwa tidak semua orang Kristen menganut
pandangan khiliastik. Khiliasme berasal dari bahasa Yunani artinya seribu. Jadi Khiliasme adalah
gerakan kelompok Kristiani yangg menafsirkan Why 20:1-5 sebagai janji bahwa sebelum akhir
dunia, Kristus akan menegakkan Kerajaan yang berlangsung selama 1000 tahun bersama dng para
kudus yg sudah bangkit dari mati (harafiah). Singkatnya Khiliasme berarti paham yang menafsirkan
kerajaan 1000 tahun dalam Why 20:1-5 secara harafiah,
Konsep Hades
o Awal, jiwa orang meninggal masuk ke Hades (tempat arwah) utk menantikan akhir dunia
(kecuali martir> ke surga).
o Kemudian, di Hades jiwa orang baik dipisahkan dari jiwa orang jahat.
o Maka, jiwa orang baik dlm sukacita mengharapkan keselamatan kekal, jiwa orang jahat
menderita menantikan hukuman yg mengancam.
4. Tertulianus:
5
Lahir “155” di Cartago
Meninggal “220”
Karya paling terkenal Apologeticus
Pandangan eskatologi:
o Sesudah mati, orang (kecuali martir) mengalami penderitaan di pratala yg menghapus hukuman
dosa sampai penghakiman terakhir pada akhir zaman. Doa orang hidup membuat penyegaran dan
istirahat bagi orang mati.
o Pada akhir zaman orang benar akan bangkit memerintah sepanjang 1000 tahun (khiliastik)
bersama Kristus yg turun dari surga di Yerusalem. Cepat lambatnya kebangkitan orang kudus
ditentukan oleh jasa. Sesudah periode 1000 tahun dunia hancur oleh penghakiman, dalam sekejap
kodrat manusia diubah menjadi malaikat dan pindah ke surga, para penjahat dihukum abadi.
7. Lactantius:
Lahir sekitar 240 meninggal 320
Karya: De Opificio Dei ("Karya-karya Allah"); De Ira Dei ("Mengenai Murka Allah"); De
Mortibus Persecutorum
Khiliastik: karya Allah 6 hari, dunia juga 6 tahap (6000 thn), per tahap 1000 thn. Mzm 90:4. Hari
ke-7 (akhir 6000 thn) segala kejahatan lenyap. Kebenaran memerintah selama 1000 thn.
Dari 6000 thn, tinggal 200 thn saja. Anak Allah akan datang mengadili orang hidup dan mati.
Kejahatan hancur, orang benar (mati) bangkit. Kristus tinggal lagi bersama manusia 1000 thn utk
memerintah secara adil. Selama itu, setan diikat. Inilah periode surga di atas bumi krna kota suci
terwujud. Menjelang akhir 1000 thn, setan dilepaskan dan mengumpulkan orang kafir utk melawan
6
kota suci. Allah murka, seluruh dunia terbakar. Selama itu, umat bersembunyi di gua, sampai murka
Allah reda. Dunia diperbaharui, manusia diubah menjadi malaikat. Terjadilah kebangkitan kedua
dan umum, orang jahat bangkit utk dihukum selamanya.
8. Dydimus si Buta:
Lahir 313 – meninggal 398,
Buta sejak umur 4 tahun
Pandangan:
o Mirip dengan Origenes, pemulihan segala sesuatu dalam keadaan asli dan rohani.
o Malaikat yang telah jatuh, rindu untuk diselamatkan dan telah ditebus oleh Kristus.
o Tidak ada orang berdosa dalam hidup yang akan datang karena keadaan dosa mereka telah
berakhir.
o Vs manikhean: yang jahat bukan esensi tetapi keadaan aksidental; Allah akan menghancurkannya
secara total.
o Penghukuman Allah demi pendidikan, pelatihan dan pengujian.
o Ada gagasan tentang api penyucian dng sebutan “api rohani” (noeton pur) yang berasal dari
Allah utk menyelesaikan pemurnian manusia yg sudah dimulai pembaptisan.
Kesimpulan:
Refleksi: