Anda di halaman 1dari 5

ALICE ‘59

WAHYU
 Terjemahan dari kata Latin revelatio/kata Yunani apokalipsis berarti membuka selubung, penyingkapan sesuatu yang
tesembunyi atau menjadi terbuka.
 Arti kuno dan sempit revelasi berarti suatu kejadian psikis yang luar biasa besar yang dirasakan lewat penglihatan atau
pendengaran.
 Dalam agama wahyu dimengerti sebagai pengalaman tertentu yang melampaui cara-cara biasa untuk mengerti sesuatu
yang tidak dapat dijangkau oleh kemampuan manusia.
 Pengalaman itu menjadi pengalaman revelatoris karena orang memahami adanya satu kekuatan yang berada di luar
dirinya dan biasanya terjadi lewat penglihatan, atau penampakan atau dalam keadaan ekstase.
 Wahyu ditujukkan kepada orang tertentu tapi diperuntukkan bagi banyak orang, misalnya para pendiri agama.
PENGALAMAN KODRATI AKAN ALLAH SEBAGAI STARTING POINT BAGI WAHYU SUPERNATURAL
 Manusia adalah makhluk yang terbatas karena ada daya/kekuataan di luar dirinya dan berbeda dari dirinya. Hal inilah yg
membuat ia memiliki keinginan untuk berkontak dgn orang lain.
 Keinginan ini menyiratkan kodrati manusia akan kepenuhan eksistensinya, kesempurnaan di mana kodrati ini sudah
terpatri secara integral dalam dirinya dan menjadi daya rohani.
 Hal ini sekaligus mempertegas manusia yang bukan saja makhluk berbadan tapi juga merupakan makhluk spiritual.
 Ia memiliki kerinduan untuk terbuka pada yang transedental, yang dalam dirinya terkandung pengalaman dan
kesadaran akan Allah.
 Pengalaman ini muncul sbg akibat dari keterbatasan dlm dirinya yang membutuhkan orang lain untuk dapat mencapai
kepenuhan hidup.
 Pemenuhan ini mengandaikan bahwa manusia mau keluar dari dirinya, mengarahkan diri kepada sesuatu yg lain di luar
dirinya serta menerima sesuatu dari yang lain itu. Inilah yang menurut Michael Schmaus sebagai the starting point
komunikasi diri Allah, wahyu supernatural.
 Jadi, komunikasi dari Allah itu bukanlah suatu kekuatan asing yang mendatangi manusia tetapi sudah terpatri dalam
hakekat manusia sendiri.
WAHYU DALAM AGAMA-AGAMA
 Agama tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sudah terintegral dalam diri manusia.
 Agama berkembang karena adanya tanggapan manusia atas daya-daya adikodrati yang terjadi dalam dirinya.
 Manusia menyebut yang adikodrati, yang supernatural itu sebagai Yang Kudus. Di satu sisi ia menghadirkan berkah tapi di
pihak lain ia menyuguhkan malapetaka dan bencana
 Pengalaman yang supernatural, yang kudus ini menciptakan sistem kepercayaan/agama.
 Agama-agama mendasarkan diri pada yang kudus, yang transenden dan agama-agama mengakui adanya wahyu,
mengakui adanya Allah.
KEKHASAN AGAMA KRISTEN SEBAGAI AGAMA WAHYU
 Terletak pada asal-usulnya yang transendental, sebagai hasil aktivitas Allah yang mewahyukan diri dalam dan melalui
Yesus Kristus, seorang pribadi historis karena inkarnasi. Yesus Kristus adalah pewahyu, isi wahyu (pribadi, ajaranNya dan
karya2Nya) sekaligus komunikasi diri Allah kepada manusia.
 Wahyu Allah dalam diri Yesus Kristus bertujuan untuk menyelamatan manusia. Hal ini terbukti dalam hidup, pelayanan,
penderitaan, kematian di kayu salib dan kebangkitanNya dari alam maut.
 Dalam PL, wahyu dinyatakan secara gamblang dalam sejarah bangsa Israel, yang sekaligus menjadi persiapan datangnya
wahyu sempurna dalam PB yaitu Yesus Kristus.
 Yesus menjadi pokok dan puncak wahyu Allah sebab setelah Dia tak ada wahyu lain yang lebih sempurna.
 Wahyu dalam KS identik dengan sabda Allah yang akhirnya tampil secara nyata dalam hidup, karya, kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus.
 Wahyu Allah dalam pribadi Yesus menjadi dasar dan bagian sentral dari keyakinan iman Kristen. Wahyu inilah yang
membatasi dan eksistensi dan identitas agama Kristen.
 Wahyu dalam agama Kristen pertama-tama tidak dipahami sebagai kata-kata atau petunjuk verbal dari Allah melainkan
lebih sebagai Pribadi Allah yang menjelma dalam Pribadi Yesus Kristus.
GAGASAN TENTANG WAHYU DALAM PL
a. Hakekat dan bentuk PL
 Gagasan wahyu dalam PL tidak terlepas dari intervensi Allah atas kehidupan bangsa Israel dalam sejarah, baik dalam
perbuatan2 Allah yg mengagumkan maupun yg menghukum karena ketidaksetiaan israel pd perjanjian bersama
 Ia menyatakan diriNya melalui sarana yg dapat dipahami oleh manusia: kejadian2 alam, mimpi.
 Yang dikomunikasikanNya adalah namaNya, rencanaNya, tawaran keselamatan, kebijaksanaanNya yang tersembunyi,
kemuliaanNya, jalan-jalanNya berupa perintah dan hukum2Nya, terutama dalam perjanjian Sinai.
 Dalam perjanjian di Sinai Allah menjadikan bangsa Israel bangsa yang terpilih.
ALICE ‘59
 Ada 3 model wahyu dalam PL:
1. Wahyu kosmis: Allah menyatakan diri melalui penciptaan(Dengan sabdaNya, Dia menciptakan sesuatu dari yang
tidak ada menjadi ada), pembebasan Israel dari perbudakan Mesir dan persitiwa2 alam. Dengan ini Israel mengenal
siapa itu Allah bagi mereka. Dalam peristiwa pembebasana dari Mesir, Allah menyata dalam kejadian ajaib: laut
merah terbelah, tiang awan yang menerangin dan melindungi Israel, pemberian makan & minum di padang gurun...
2. Wahyu historis: gagasan ini berawal dari panggilan Abraham, Moses dan para nabi. Dalam setiap kisah panggilan itu
Allah yang tesembunyi menampakkan diri dalam sabda. Melalui sabdaNya Allah datang dan menyapa manusia.
Wahyu terbesar dalam sejarah Israel adalah pernyataan diri Allah dalam perjanjian Sinai di mana Allah menyatakan
diri sebagai satu-satuya Allah bagi Israel dan Israel adalah umat kesayangannya. Hidup dan mati bangsa Israel
bergantung pada kesetiaan mereka pada perjanjian yang telah disepakati yang tercantum dalam dekalog.
3. Wahyu profetis: wahyu ini diturunkan malalui para nabi, khususnya nabi-nabi pada masa kerajaan dan
pembuangan. Para nabi dianggap mempunyai hubungan khusus & pengalaman istimewa dengan Yahwe. Para nabi
menjadai penyambung lidah Allah bagi umat Israel. Mereka dijuluki mulut Yahwe atau manusia sabda. Mereka
dipanggil untuk menyalurkan kehendak Allah kepada Israel, agar Israel hidup seturut perjanjian yang telah diterima
dalam iman dan ketaatan.
b. Isi wahyu PL
 Isinya adalah Allah sendiri & rencana keselamatanNya, Allah mewahyukan diri sebagai Allah yang hidup yang berbeda
dengan dewa-dewi lain, sebagai Allah yang mahakuasa, Tuhan atas alam semesta dan segala bangsa, yang
mengerjakan karya2 agung, yang menuntut kesetiaan pd hukumNya.
 Allah dalam PL digambarkan sbg Allah yg transenden sekaligus imanen, Allah yang kudus yang melampaui segala
sesuatu, sekaligus Allah yang dekat & intim.
 Ia memperkenalkan dan melaksanakan rencana keselamatan bagi umatNya, Israel.
 Apa yang ditulis dalam PL merupakan persiapan untuk kedatangan Mesias, Yesus Kristus. Kedatangan Yesus ini
sekaligus menjadi perwujudan paling sempurna dari Allah yang mana kita, manusia, mesti menerima wahyu Allah itu.
c. Kekhasan wahyu PL
 Wahyu PL lebih bersifat interpersonal: sebagai pengungkapan dan pernyataan diri Allah kepada manusia.
 Pewahyuan dalam PL mengutamakan inisiatif Allah, Allah sendiri yang berinisiatif untuk mendekatkan dan
menyingkapkan diri kepada manusia.
 Wahyu PL berwujud sabda, dimana Allah mewahyukan diri dan kehendakNya dalam & melalui sabda.
 Wahyu PL berorientasi eskatologis, bermuara pada harapan akan keselamatan.
GAGASAN WAHYU DALAM PB
a. Inkarnasi: kepenuhan pewahyuan diri Allah
 Inkarnasi Putera Allah adalah puncak pewahyuan diri Allah, apa yang diramalkan dan diwartakan oleh para nabi dalam
PL kini terealisasi dlm diri Yesus dlm PB.
 Karena itu wahyu dalam PB dijelaskan dlm peristiwa inkarnasi Allah menjadi manusia. Allah yg transenden turun
menjadi imanen dlm diri pribadi historis Yesus dari Nazaret.
 Di sini inkarnasi mengandung pengertian ganda: pd satu sisi inkarnasi menyingkapka misteri keilahian Allah kepada
manusia; mengungkapkan misteriNya yang tersembunyi kepada manusia secara transparan. Di sisi lain inkarnasi
menyingkapkan misteri kemanusiaan manusia yang tidak independen dari Allah, bahwa manusia tidak dapat hidup
tanpa Allah dan kedosaan manusia yang membutuhkan keselamatan dari Allah.
 Wahyu Allah itu bersifat kristologis dan kristoteologis, berorientasi pada Kristus sekaligus berpusat pd Kristus pula.
 Wahyu selalu bertautan erat dengan Allah Tritunggal. Apa yang terjadi pd Yesus Kristus, terjadi pada Allah Tritunggal.
Kristus diutus Bapa dalam kekuatan Roh Kudus. Roh Kudus adalah Dia yang memeberikan kekuatan pada sabda Yesus,
yang menerangi akal dan mendorong kehendak manusia untuk membuka diri terhadap Sabda Alah itu.
 Dengan kata lain Inkarnasi adalah penjelmaan Allah Tritunggal menjadi manusia dalam diri Yesus. Karena itu wahyu
pada hakekatnya bersifat Trinitaris.
b. Pewahyuan Allah dalam kehidupan Yesus: ada tanda2/momen penting yang memperlihatkan bahwa Yesus Kristus
adalah Allah yang sedang mewahyukan diri bagi manusia:
ALICE ‘59
 Peristiwa permandian di sungai Yordan: merupakan pemakluman akan masa pemenuhan segala janji keselamatan
yang telah berabad-abad diwartakan dlm PL. Turunnya Roh Kudus ke atas Yesus pada saat Yohanes membaptis
merupakan urapan pelantikan resmi Yesus untuk tugas perutusan profetisNya.
 Pelaksanaan fungsi profetis/tugas kenabian Yesus. Sabda Yesus mempunyai referensi pd ramalan para nabi dalam PL.
Yesus diakui sebgai nabi rabi yang mengajar dengan penuh otoritas, kuasa dan wibawa. Apa yang diajarkanNya identik
dengan pribadi dan hidupNya sendiri.
 Mukjizat: Yesus menggenapi & merealisasi wahyu Allah bukan saja dengan pewartaan Sabda melainkan juga dengan
perbuatan2 cinta kasihNya. Mukjizat yang dibuat Yesus merupakan merupakan tanda hadirnya KA sekaligus
menunjukkan kekuasaan Yesus.
 Kematian Yesus di kayu salib: peristiwa ini merupakan penggenapan karya penyelamatan Allah. Peristiwa ini menjadi
puncak misi yang diemban Yesus, simbol penyerahan diri yang total kepada kehendak Bapa. Salib adalah simbol Allah
yang mencintai manusia secara sempurna. Salib & kematian Yesus hanya dapat dipahami dalam kebangkitanNya dari
alam maut.
 Kebangkitan Yesus: seluruh hidup, karya, penderitaan dan kematian Yesus baru menemukan arti & maknanya dalam
terang kebangkitan. Kebangkitan Yesus juga memberi makna pada kematian manusia. Kebangkitan adalah puncak dari
wahyu Allah dalam diri Yesus Kristus.
 Pengutusan Roh Kudus: pernyataan diri Allah dalam Yesus Kristus mesti tetap dipelihara, dihidupi dan diwartakan oleh
Gereja di bawah bimbingan Roh Kudus.
 Hidup Gereja: Gereja hidup oleh dan dari wahyu Allah. OKI, Gereja menjadi tanda keselamatan Allah di dunia ini untuk
menghantar manusia kepada Allah, keselamatan.
GAGASAN WAHYU DALAM DEI FILIUS (KV I)
 Gagasan wahyu dalam Df dilatarbelakangi oleh tanggapan Gereja pada abad ke 19 terhadap rasionalisme dan fideisme.
Rasionalisme menuntut kemampuan akal budi manusia yang mana suatu kebenaran boleh diterima kalau itu masuk akal
dan bisa dibuktikan secara logis-ilmiah. Fideisme menyangkal semua keterlibatan kemampuan akal budi manusia untuk
mengenal Allah, karena akal budi itu sudah tercemar dosa. Karena itu fideisme hanya menekankan iman saja.
 KV I coba merumuskan gagasan wahyu secara seimbang dengan melibatkan akal budi manusia dalam mengenal Allah
sekalipun tidak sempurna dan karena akal budi tidak sempurna maka manusia membutuhkan iman.
 Karena itu KV I dalam DF menegaskan bahwa manusia dapat mengenal Allah melalui 2 cara: dari bawah, melalui
pengetahuan alamiah, melalui hal2 tercipta manusia dapat memperoleh pengetahuan dan pengenalan yang pasti
tentang Allah dengan bantuan akal budinya. Bahwa Allah memperkenalkan diri melalui yang diciptakanNya, yang dapat
ditangkap oleh akal budi manusia. cara yang kedua adalah wahyu adialamiah atau cara dari atas. Bahwa Allah sendiri
yang berinisiatif menyatakan dirinya kepada manusia.
 Wahyu berakhir dengan kematian rasul yang terakhir.
 Pada umumnya gagasan wahyu dalam DF menekan aspek kognitif/intelektual berupa penyampaian kebenaran2 yang
diwahyukan, sifatnya transenden karena berisi misteri2 ilahi daripada aspek komunikasi personal.
GAGASAN KV II TENTANG WAHYU (DEI VERBUM)
 KV II mengerti wahyu dalam keseluruhan sejarah keselamatan, bahwa wahyu sebagai komunikasi diri Allah secra
personal dan riil di mana Allah membuat diriNya dikenal secara pribadi melalui sabda dan karya penyelamatan.
Semuanya berpusat dalam diri Yesus Kristus dari Nazaret.
 Pada artikel 2: hakikat & obyek (isi) wahyu: KV II mengerti wahyu sebagai pertemuan interpersonal-doalogal. Wahyu
sebagai komunikasi diri Allah secara personal dan riil. Wahyu bukan lagi wahyu verbal yg besifat konseptual/intelektual
malainkan sebagai hala yang sungguh personal. KV II menekankan dimensi Trinitas dari wahyu, yang mana wahyu
merupakan inisiatif bebas dari Allah yang dinyatakan kepada manusia dalam sejarah dengan perantaraan Kristus dalam
Roh Kudus. Hanya dengan perantaraan Kristus dalam Roh Kudus, manusia menemukan jalan kepada Bapa.
 Artikel 3: tahap-tahap wahyu. KV II membagi wahyu sebelum Kristus atas 3 tahap yakni: tahap pertama wahyu dalam
penciptaan dan kepada manusia pertama. Pada tahap ini KV II berbicara tentang manifestasi diri Allah dalam sabdaNya
yang menciptakans segala sesuatu. Tahap kedua masa sesudah kejatuhan dan janji keselamatan. Bahwa Allah tetap
menyatakan diriNya kepada manusia sekalipun manusia kerap masuk dalam dosa. Ia mengembalikan keadaan manusia
melalui karya keselamatan dalam sejarah. Tahap ketiga, wahyu dalam sejarah bangsa Israel (panggilan Abraham)
samapai kedatangan Yesus Kristus. Janji yang diucapkan Allah setelah kejatuhan manusia pertama mulai direalisasikan
ALICE ‘59
melalui panggilan Abraham yang mengawali bangsa terpilih. Janji Allah tak pernah luntur sekalipun ketidaksetiaan
bangsa Israel terjadi. Janji itu terus dipelihara dan diwartakan sampai pada kedatangan pemenuh janji, Yesus Kristus.
 Artikel 4, Yesus Kristus pusat dan puncak wahyu Allah dalam sejarah. Fokusnya adalah pemenuhan janji Allah dalam diri
Yesus Kristus. Ada 4 pokok yang dikemukakan dalam artikel 4 DV ini: pertama, kepenuhan wahyu Allah dalam Yesus
Kristus nampak kentara dalam peristiwa inkarnasi. Kedua, ada elemen2 yang menyertai wahyu Kristus: pewartaan KA,
cinta Allah lewat penyembuhan dan mukjizat, kematian dan kebangkitanNya, pemenuhan Roh Kudus. Ketiga, kristus
adalah pemenuh defenitif wahyu Allah. Hal ini bukan berarti bahwa wahyu berhenti di sini. Karya peyelamatan Allah
sedang dan akan terus berlangsung dalam sejarah. Keempat, bila Yesus Kristus sebgai pemenuhan wahyu Allah maka itu
tidak berarti Yesus hanya berbicara tentang Allah, melainkan Dia sendiri adalah Allah yang kalihatan.
 Artikel 5, dibicarakan secara khusus tentang iman. Pendekatan Allah mengandung undangan dan tawaran keselamatan
yang menuntut tanggapan yang sepadan dari pihak manusia agar bisa terjalin komunikasi personal-dialogal. Tanggapan
positif manusia atas pernyataan diri Allah disebut iman.
 Artikel 6, mau ditegaskan lagi deskripsi tentang wahyu sebagai pernyataan diri Allah dan keputusan2 kehendakNya yang
abadi, yang bertujua untuk keselamatan manusia. di sini mau dikedepankan bahwa komunikasdi diri Allah yang
direalisasikan dalam kata dan perbuatan.
 Dari penjelasan di atas kita dapa mengambil kesimpulan, elemen2/gagasan tentang wahyu dalam KV II: pertama, KV II
memahami wahyu dalam konteks komunikasi interpersonal-dialogal. Kedua, KV II menekankan sifat historis dari wahyu
yang mencakup rencana keselamatan, inkarnasi dan misi Gereja. Ketiga, wahyu dalam KV II bersifat kristosentris,
berpusat dalam diri Yesus Kristus. Keempat, KV II menekankan karakter trinitaris bahwa Allah Bapa menyatakan diri dan
kehendakNya melalui Yesus Kristus dengan daya Roh Kudus. Kelima, KV II juga melihat ciri sakramental wahyu Allah.
Yang terjadi dalam proses dan peristiwa wahyu bukan hanya dengan sabda (kata2), melainkan juga dengan karya
(penyembuhan, mukjizat).
MANUSIA MENGENAL ALLAH YANG MENYATAKAN DIRI DALAM BENTUK ANTHROPIS SECARA ANALOG
 Allah adalah misteri yang tak terselami. Hanya karena Allah membuat diriNya dikenal manusia maka manusia dapat
mengenalNya.
 Allah menyatakan diri melalui wahyu dalam bentuk anthropis dan manusia mengenal Allah secara analogis. Allah nyata
dalam bentuk anthropis berarti Allah mengunakan sarana2/instrumen yang cocok dengan kondisi manusia untuk
menyatakan diri agar menusia dapat memahami dan menerimanya, yaitu dalam bahasa dan kategori pemikiran dan
tindakan manusia. bahwa Allah mewahyukan diri kepada manusia dalam hal-hal biasa dalam pengalaman harian
manusia. sekalipun Allah mewahyukan diri secara anthropis, manusia tidak mampu mengenal Allah secara sempurna
karena Allah adalah mesteri yang tidak terbatas sedangkan manusia adalah makhluk terbatas.
 Karena itu manusia hanya bisa mengenala Allah yang mewahyukan diri secara analogis. Karena ada perbedaan antara
yang Allah kenal dan yang manusia kenal secara kualitatif. Allah mengenal segala sesuatu sedang manusia mengenal
sesuatu secara terbatas. Atau Allah mencintai tanpa batas sedang manusia mencintai secara terbatas.
 Sarana2 yang dugunakan Allah untuk mewahyukan diri tidak dapat/mungkin mengungkapkan misteri Allah secara
keseluruhan
MACAM-MACAM WAHYU
 Wahyu alamiah (natural revelation) dan wahyu historis (historical revelation). Wahyu alamiah adalah pernyataan diri
Allah melalui tata aturan alam. Allah mendekatkan diri kepada manusia dalam peristiwa2 alam, suara hati nurani.
Wahyu historis adalah wahyu yang diberikan kepada pribadi2 tertentu/kelompok tertentu melalui peristiwa2 khusus
yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Kedua wahyu ini saling berhubungan. Wahyu historis diberikan melalui
peristiwa2 tertentu yang tentu berhubungan dengan dunia ini dan manusia yang menjadi sasaran pewahyuan Allah.
 Wahyu publik (public revelation) dan wahyu privat (private revelation). Wahyu publik adalah wahyu yang diberikan Allah
kepada seluruh umat manusia atau kepada Gereja sebagai umat Allah PB. Wahyu ini berasal dari Yesus Kristus yang
diwariskan dan diwartakan oleh para Rasul dan kemudian dipercayakan kepada Gereja sebagai warisan iman yang mesti
dijaga dan diwartakan. Wahyu privat adalah wahyu yang diberikan Allah kepada orang2 tertentu berupa karisma untuk
melaksanakan suatu tugas.
ALICE ‘59

WAHYU SEBAGAI KOMUNIKASI SIMBOLIS


 Wahyu secara universal mempunyai karakter komunikasi simbolis, untuk dapat membawa wahyu yang misteri ke dalam
kesadaran harian kita, kita membutuhkan simbol agar pengungkapan misteri itu bisa terjadi.
 Simbol itu lebih kaya maknanya daripada apa yang dibahasakan atau yang diungkapkannya. Dalam simbol orag dapat
mengenal apa yang tidak dapat dijangkau akal namun simbol bukan berarti tidak bermakna.
 Ada hubungan antara wahyu dan simbol yang diperlihatkan secara jelas dalam KS. Wahyu dalam KS mengandung
banyak sekali unsur simbolis: api, suara angin sepoi2 yang didenganr Elia, suara dari langit dan Roh turun seperti burung
merpati dan tindakan simbolis kematian Yesus Kristus di kayu salib.
 Ada 4 ciri simbol: pertama, simbol tidak memberikan pengetahuan spekulatif tetapi pengalaman partisipatoris yaitu
pengetahuan yang menuntut keterlibatan dimana untuk bisa memahaminya kita mesti masuk ke dalam dunia simbol
itu. Kedua, sejauh simbol melibatkan partisipan, ia mengandung suatu daya transformatif yang dapat merubah,
membangun dan menyembuhkan kita. Ketiga, simbol memiliki pengaruh yang kuat atas keterlibatan dan tingkah laku.
Ia bekerja pada manusia seperti mantra, membangkitkan kesadaran dan kehendak untuk bertindak contoh salib.
Keempat, simbol memasukkan kita ke alam kesadaran yang tidak bisa dicapai oleh pemikiran diskursif. Simbol2 dapat
mehubungkan pelbagai aspek yang kelihatan bertentangan.
 Hubungan timbal balik antara wahyu dan komunikasi simbolik: pertama, wahyu memberikan pengetahuan partisipatif.
Wahyu Kristen hanya dapat diterima dalam keterlibatan kita dalam komunitas beriman. Kedua, wahyu membawa
transformasi, karena ia menghantar kita ke dalam dunia spiritual yang baru yang menyanggupkan kita mengalami relasi
personal dengan Allah. Ketiga, wahyu dapat mendorong kita untuk menyerahkan diri kepada Allah dan mempengaruhi
tindakan kita yang menerimanya. Keempat, wahyu memberikan pengetahuan akan misteri2 yang tidak mungkin dapat
dipahami oleh akal budi.

Anda mungkin juga menyukai