Anda di halaman 1dari 44

REVOLUSI MENTAL BAGI PENYULUH AGAMA

PJJ Non PNS Angkatan 103 Kab.Nunukan Kaltim

H. Yasir Arafat, M.Pd

Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin


2020
Mana yang
lebih baik?

8
Mana yang
lebih baik?

9
Mana yang
lebih baik?

1
0
BUANG SAMPAH
JANGAN OIII…. ANTRI DO
SEMBARANGAN …!!!!
Tujuan Pembelajaran :

Setelah Mengikuti pembelajaran ini Peserta Diklat dapat


menanamkan dan menerapkan:
1. Urgensi Revolusi Mental
2. Tujuan Revolusi Mental
3. Tiga Nilai revolusi Mental
4. Strategi intenalisasi nilai revolusi mental
5. Peran Penyuluh dalam Revolusi Mental
PENGERTIAN REVOLUSI MENTAL
Revolusi (Bahasa Latin) yaitu revolution yang berarti
perputaran arah atau perubahan mendasar dalam struktur
kekuatan atau organisasi yang terjadi dalam periode waktu
yang relative singkat. (Kata kunci perubahan dan waktu
singkat)

Sedangkan Mental atau mentalitas merupakan cara berpikir


atau kemampuan untuk berpikir, belajar dan merespon
terhadap suatu situasi atau kondisi.
Apa itu Revolusi Mental?
1. Revolusi Mental adalah gerakan nasional untuk
mengubah cara pandang, pola pikir, sikap-sikap, nilai-nilai,
dan perilaku bangsa Indonesia untuk mewujudkan
Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian.

2. Revolusi Mental dengan kata lain dapat dikatakan


sebagai Gerakan Hidup Baru bangsa Indonesia.

3. Revolusi Mental bertumpu pada tiga nilai-nilai


dasar : Integritas, Etos kerja dan Gotong Royong.
MENGAPA INDONESIA PERLU
REVOLUSI MENTAL
1. Kita sudah terlalu lama membiarkan praktik-praktik dalam
berbangsa dan bernegara dilakukan dengan cara-cara tidak jujur,
tidak memegang etika dan moral, tidak bertanggung-jawab,
tidak dapat diandalkan, dan tidak bisa dipercaya. Dengan kata
lain sebagai bangsa kita kehilangan nilai-nilai Integritas.
2. Dalam bidang perekonomian kita tertinggal jauh dari negara-negara
lain, karena kita kehilangan etos kerja keras, daya juang, daya
saing, semangat mandiri, kreatifitas dan semangat inovatif.
3. Sebagai bangsa kita krisis Identitas. Karakter kuat bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang mempunyai semangat Gotong
royong, saling bekerja-sama demi Kemajuan bangsa meluntur.
Kita harus mengembalikan karakter Bangsa Indonesia ke watak
luhurnya, yaitu semangat gontong royong
Review
Posisi penyuluh….sebagai subjek
Pentingnya Revmen bagi penyuluh…bagi diri sendiri dan
masyarakat
Mental untuk memiliki kemampuan, kemauan maju bekerja
keras, …….adalah mental integritas
Sasaran gerakan Revolusi mental….nilai,pola pikir dan mental
Tiga Isu Strategis Bangsa
• Akibatnya kejujuran dan integritas menjadi
Krisis integritas barang mahal
penyelenggara
dalam
negara
kehidupan
dan
para
masyarakat.
dan pandemik Kepercayaan antar penyelenggaran Negara
rendah, aturan dibuat untuk tidak untuk ditaati,
korupsi perilaku tak amanah pada berbagai lapis
kepemimpinan.

Lemahnya etos • Indonesia makin tertinggal dari negeri lain, akibat


orientasi materialisme namun berbudaya instan untuk
meraih tujuan-tujuan hidup. Ketergantungan atas impor
kerja, daya saing makin tinggi pada berbagai produk barang dan jasa,
padahal sumberdaya alam dan manusia melimpah.

dan kreativitas Akibat etos kerja, produktivitas, kreativitas dan daya


saing relatif rendah.

Krisis identitas • Individu yang baik terbatas di ruang privat,


yang melunturkan namun tidak termanifes dalam praktek kewargaan
dan semangat kebangsaan. Padahal, Republik
kepribadian didirikan dengan semangat kegotong-royongan.
Kewargaan sebagai modal sosial berbangsa.
gotongroyong.
PERMASALAHAN BIROKRASI DI
INDONESIA

Peraturan perundang-
undangan tumpang
tindih
Korupsi dan
Kewenangan tumpang
penyalahgunaan tindih
wewenang

Kualitas pelayanan Organisasi yang belum


publik masih rendah proporsional

Kualitas dan kuantitas


Akuntabilitas kinerja
SDM Aparatur belum
yang belum baik ideal
13
PRESIDEN SOEKARNO, SBG PENCETUS DAN
PENGONSEPNYA, GAGASAN REVOLUSI MENTAL
PADA TAHUN 1957

Ada beberapa faktor yang menyebabkan revolusi mental itu


mandek;
1. Penurunan semangat dan jiwa revolusioner para pelaku
revolusi baik rakyat maupun pemimpin nasional
2. Pemimpin politik masa itu masih mengindap penyakit
warisaan kolonial seperti gaya berpikir penjajah Belanda
3. Penyelewengan di lapangan ekonomi, politik, dan kebudayaan
PENDAPAT TENTANG REVOLUSI
MENTAL
BUNG KARNO
Revolusi Mental merupakan suatu gerakan untuk menggembleng
manusia Indonesia agar menjadi baru, yang berhati putih,
berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang
menyala-nyala

JOKO WIDODO
Revolusi Mental memperkokoh kedaulatan, meningkatkan daya
saing dan mempererat persatuan bangsa, kita perlu melakukan
Revolusi Mental. (orientasinya revolusi jiwa bangsa )
Mengapa Indonesia Memerlukan
Revolusi Mental?
1. Kita sudah terlalu lama membiarkan praktik-
praktik dalam berbangsa dan bernegara
dilakukan dengan cara-cara tidak jujur, tidak
memegang etika dan moral, tidak bertanggung-jawab,
tidak dapat diandalkan, dan tidak bisa dipercaya.
Dengan kata lain sebagai bangsa kita kehilangan nilai-
nilai Integritas.
2. Dalam bidang perekonomian kita tertinggal jauh dari
negara-negara lain, karena kita kehilangan etos kerja
keras, daya juang, daya saing, semangat mandiri,
kreatifitas dan semangat inovatif.
3. Sebagai bangsa kita krisis Identitas. Karakter kuat bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang mempunyai semangat
Gotong royong, saling bekerja-sama demi Kemajuan
9 AGENDA
PRIORITAS (NAWA CITA)
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara
2. Membuat Pemerintah tidak absen dengan membangu tata kelola Pemerintahan
yang bersih, efektif, demokrasi dan terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah daerah dalam
rangka negara kesatuan
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor sektor strategi
ekonomi domestik
8. Melakukan Revolusi karakter Bangsa
9. Memperteguh ke-bhineka-an & memperkuat restorasi sosial Indonesia
Sasaran Gerakan Revolusi Mental

I. Penyelenggara Negara
• Eksekutif
• Yudikatif
• Legislatif

II. Masyarakat
• Keluarga
• Masyarakat Pendidikan
• Masyarakat Dunia Usaha
• Masyarakat Media
• Kelompok-kelompok masyarakat lainnya.
CONTOH-CONTOH GERAKAN
REVOLUSI MENTAL
• SEKTOR PEMERINTAH:

1.Reformasi Birokrasi,
2.Pelayanan satu atap
3.Transparansi anggaran
4.Pembuatan SOP pelayanan Publik seluruh Indonesia,
5.Program Monitoring: perencanaan, implementasi dan laporan
program di kementrian/lembaga
6.Membuat Portal pengaduan masyarakat atas pelayanan publik
7.Gerakan disiplin waktu kerja
8.Pendidikan karakter di sekolah-sekolah
• SEKTOR SWASTA/BISNIS:

1. Program Inkubasi bisnis


2. Penguatan kemitraan pengusaha kecil, menegah dan besar
3. Insentif bagi produk lokal yang inovatif
4. Kolaborasi penguasaha dan pemerintah menyelenggarakan
“indonesian Bazaar” di luar negeri,
• SEKTOR MASYARAKAT:
1. Gerakan taat hukum
2. Gerakan hidup bersih
3. Gerakan peduli lingkungan
4. Gerakan Tertib berlalu-lintas
5. Pembuatan iklan masyarakat film pendek, happening arts
gerakan revolusi mental
6. Gerakan partai politik “bersih”
7. Komunitas Kreatif
8. Menciptakan “pulau integritas” di lingkungan RT, RW,
Komunitas, Ormas-Orpol.
VISI REVOLUSI MENTAL
• “Terwujudnya penyelenggara negara dan masyarakat
Indonesia yang berintegritas dan beretoskerja dengan
semangat gotong royong”
MISI REVOLUSI MENTAL
1. Memperkuat nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong sebagai
pola pikir, pola sikap dan pola tindak para penyelenggara negara
dan masyarakat
2. Menegakkan aturan-aturan yang mengacu pada nilai integritas, etos
kerja, dan gotong royong terhadap penyelenggara negara
3. Mempraktikkan nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong dalam
kehidupan masyarakat.
4. Melembagakan nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong secara
• sistemik dan terstruktur pada penyelenggara negara dan masyarakat.
5. Memperluas keterlibatan penyelenggara negara dan masyarakat
• dalam membangun budaya integritas, etos kerja, dan gotong royong
TUJUAN REVOLUSI MENTAL
• Mengubah cara pandang, pola pikir, sikap,
perilaku dan cara kerja yang berorientasi

1. pada kemajuan dan kemodernan sehingga


Indonesia menjadi bangsa besar dan
mampu berkompetisi dengan bangsa-
bangsa lain di dunia

• Membangkitkan kesadaran dan membangun


sikap optimistik dalam menatap masa depan

2. Indonesia sebagai negara dengan kekuatan


besar untuk berprestasi tinggi, produktif dan
berpotensi menjadi bangsa maju dan modern
dengan fondasi tiga pilar Trisakti.

3. •Mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian yang kuat melalui pembentukan manusia Indonesia baru yang unggul
menerapkan nilai-nilai integritas, kerja keras, dan semangat gotong royong.
TIGA NILAI DASAR REVOLUSI
MENTAL
• Jujur
• Dipercaya
INTEGRITAS • Berkarakter
• Tanggung jawab

• Kompetitif
• Optimis
ETOS KERJA • Inovatif
• Produktif

• Kerjasama
GOTONG • Solidaritas
ROYONG • Komunal
• Berorinetasi kemasahatan
TIGA NILAI DASAR REVOLUSI
MENTAL

• Integritas
Integritas adalah kesesuaian antara apa yang
dikatakan dengan apa yang diperbuat, berkata
dan berlaku jujur, dapat dipercaya, berpegang
teguh dengan prinsip-prinsip kebenaran. Selain
itu, memiliki pemikiran dan ide kreatif dalam
menciptakan tata kelola pemerintahan baik
serta memberikan pelayanan dengan baik.
• Etos Kerja
Sikap yang berorientasi pada hasil yang baik, semangat yang
tinggi, optimis dan mencari cara-cara yang produktif dan
inovatif sehingga mencapai visi dan misi lembaga.

• Gotong Royong
Sikap melakukan kegiatan secara bersama-sama dan bersifat
sukarela agar kegiatan berjalan secara efektif dan efisien.
Dengan kata lain, usaha bersama dengan cara saling bahu
membahu demi kepentingan bersama yang melibatkan setiap
lapisan masyarakat yang dimulai dari diri sendiri hingga level
pemerintahan dan bangsa Indonesia.
PROGRAM STRATEGIS PENYULUH AGAMA
DALAM GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL
JALUR KELOMPOK MASYARAKAT

• Pembudayaan tiga nilai Revolusi Mental melalui lembaga sosial


keagamaan (lembaga pendidikan masyarakat, rumah ibadah,
ormas keagamaan, jaringan tokoh agama, dll)

• Internalisasi nilai Revolusi Mental melalui paket pertemuan


kelompok pengajian, majlis taklim, majlis dzikir, jemaat gereja,
dll)

• Membangun Role Model dalam kehidupan bermasyarakat.

• Apresiasi terhadap lembaga dan Kelompok Masyarakat yang


mengembangkan nilai Revolusi Mental.

• Keteladanan oleh tokoh maupun masyarakat lainnya.
Revolusi mental dimulai dari diri sendiri dengan merujuk
pada tujuan revolusi mental, yaitu:

• Mengubah cara pandang, berpikir, kerja dan perilaku yang


berorientasi pada kemajuan dan kemoderan sehingga Indonesia
menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan
bangsa lain di dunia.
• Membangkitkan kesadaran dan membangun sikap optimistik
dalam menatap masa depan Indonesia sebagai negara dengan
kekuatan besar untuk berprestasi tinggi, produktif dan berpotensi
menjadi bangsa maju dan modern dengan pondasi tiga pilar
trisakti.
• Mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri
dan ekonomi dan berkepribadian yang kuat melalui
pembentukan manusia Indonesia baru yang unggul
STRATEGI INTERNALISASI NILAI
REVOLUSI MENTAL

BIROKR PENDIDI
ASI KAN

MASYAR
SWASTA
AKAT
1. JALUR BIROKRASI
INTERNALISASI 3 NILAI REVPLUSI MENTAL PADA
KEMENTERIAN /LEMBAGA MELALUI :
PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS DAN PIC TERSUSUNNYA
PROGRAM, KEGIATAN NYATA, DAAN INDIKATOR K/L,
BERBASIS NILAI-NILAI REVOLUSI MENTAL.
PENINGKATAN PELATIHAN REVOLUSI MENTAL DI
BADAAN DIKLAT/PUSDIKLAT/BALAI DIKLAT MENJADI
CONTOH TAULADAN (ROLE MODEL)
2. JALUR PENDIDIKAN
MEMPERKUAT KURIKULUM PENDIDIKAN KEWARGAAN
SEMUA JENJANG, JENIS DAN JALUR PENDIDIKAN,
UNTUK MEMBANGUN INTEGRITAS, MEMBENTUK ETOS
KERJA KERAS DAN SEMANGAT GONTONG ROYONG
EXTRA KURIKULER REVOLUSI MENTAL DI SEKOLAH
MENINGKATKAN SARANA DAN PRASARANA
PENDIIDIKAN YANG MERATA
MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM
MENDUKUNG REVOLUSI MENTAL
3. JALUR SWASTA/PENGUSAHA
1. Memperkuat kemitraan antara pengusaha kecil dengan pengusaha
besar.
2. Insentif pengurangan pajak bagi pengusaha Indonesia yang
mengembangkan produk lokal inovatif
3. Instruksi Presiden kepada pengusaha media untuk berkolaborasi
mempromosikan revolusi mental ( pemasangan iklan, iklan produk,
in-line text)
4. Mendukung inisiatif usaha kecil menengah menbuka pasar/sentra
yang menjual produk lokal yang inovatif, kreatif dan harga
terjangkau.
5. Pengembangan lembaga keuangan mikro di desa.
4. JALUR KELOMPOK MASYARAKAT
Pembudayaan 3 nilai Revolusi Mental melalui kelompok
masyarakat seperti: Lembaga Sosial, Komunitas Seni Budaya,
Komunitas Kreatif, Karang Taruna, BKB (Bina Keluarga Balita),
Kelompok Tani, PKK, Remaja Mesjid, Posyandu, Komunitas, dll.
Internalisasi nilai RM melalui paket pertemuan kelompok
(modul), dengan berbagai media dan metoda seperti; diskusi
kelompok, ceramah, kasus, games, bermain peran, online (sesuai
buku pedoman yang akan disiapkan bagi fasilitator)
Membangun Role Model.
Apresiasi terhadap Kelompok Masyarakat
Keteladanan oleh tokoh maupun masyarakat lainnya
PERAN PENYULUH DALAM UPAYA
DERADIKALISASI

Informatif
Konsultatif
Edukatif

Advokatif Preventif
Fungsi Informatif dan Edukatif ;
yakni sebagi juru dakwah yang berkewajiban mendakwahkan
ajaran agamanya, meyampaikan penerangan agama dan mendidik
masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai ajaran agamanya
Fungsi Konsultatif,
yaitu ikut aktif dan berpartisifasi memecahkan persoalan-
persoalan yang dihadapi masyaarakat, baik persoalan pribadi ,
keluarga, lingkunga, dan masyarakat umum dengan bimbingan
dan solusi ajaran agama
Fungsi Advokatif ;
yakni memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk
melakukan kegiatan pembelaan terhadap umat binaan atas
berbagai ancaman,gangguan, hambatan dan tantanganyang
merugikan akidah, ibadah, dan akhlak masyarakat
Peran Penyuluh Berdasarkan Keputusan Menteri Agama
(KMA) Nomor 79 tahun 1985
• Peran sebagai pembimbing masyarakat
Dalam melaksanakan tugasnya, penyuluh agama Islam tidak semata-mata
melaksanakan penyuluhan agama saja dalam artian memberikan bimbingan
pada pengajian akan tetapi keseluruhan kegiatan penerangan baik bimbingan
dan penerangan tentang berbagai program pembangunan, keluarga sakinah,
kerajinan dan keterampilan, serta gaya hidup yang baik. Hal ini berarti
penyuluh agama Islam berperan sebagai pembimbing umat yang bertanggung
jawab demi kesejahteraan masyarakat.
Posisi penyuluh agama Islam ini sangat strategis untuk menyampaikan
masalah keagamaan di masyarakat dan program-program di masyarakat.
Kekurangtahuan pengetahuan masyarakat tentang tata cara sholat yang
sebenarnya, merupakan salah satu contoh masalah keagaamaan di masyarakat.
Selain itu, contoh program pembangunan masyarakat, peningkatan fasilitas
dan pemberdayaan potensi ekonomi masyarakat melalui sector pertanian,
pembangunan desa, pelatihan budidaya pertanian, peternakan dan perkebunan.
Peran sebagai Panutan dan Motivator
• Dalam pelaksanaannya, penyuluh agama Islam dapat menjadi
tauladan dalam kehidupan sehari-hari sehingga masyarakat
termotivasi untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Seperti
contoh, seorang penyuluh agama Islam memberikan
penyuluhan tentang cara berpakaian syar’I bagi wanita muslim.
Masyarakat akan memberikan kritikan apabila penyuluh agama
Islam wanita tidak mengenakan pakaian syar’I juga. Oleh sebab itu,
penyuluh agama Islam dapat dijadikan tauladan dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat
.

•Peran sebagai Penyambung Tugas Pemerintah


Posisi menjadi jembatan / penyambung antara pemerintah dan masyarakat bukanlah
hal yang mudah dalam pelaksanaannya. Di kalangan masyarakat, banyak sekali saat
ini kejadian yang sangat memprihatinkan masyarakat. Seperti contoh, penggunaan
teknologi yang disalahgunakan, dan penggunaan obat-obat terlarang/narkoba.
Pemerintah telah berusaha keras untuk membuat undang-undang tentang
penyalahgunaan teknologi namun hal itu terkadang masih saja diabaikan. Apalagi
anak-anak yang sekarang ini telah terkontaminasi oleh perkembangan zaman dan
teknologi. Anak-anak dan remaja telah terlena dengan kecanggihan teknologi itu.
Oleh sebab itu, peran penyuluh agama Islam sangat diperlukan disini untuk
memberikan bimbingan dan arahan tentang penggunaan teknologi. Selain itu, narkoba
yang telah menjamur di masyarakat sangat meresahkan dan memprihatinkan.
Pemerintah telah menangkap dan mencari para pengedar, Bandar dan penggunanya.
Namun, masih saja bisa masuk ke masyarakat umum mulai dari anak-anak sampai
dewasa. Oleh sebab itu, penyuluh agama Islam harus berusaha dengan giat
memberikan pencerahan ke masyarakat untuk membantu pemerintah agar masyarakat
tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang dapat merusak mental masyarakat.
Dalam melakukan revolusi mental untuk terjadinya suatu
perubahan tidak terlepas dari terbentuknya konsep diri
yang terbentuk dari pengalaman.
Menurut Higgins (1987) ada empat konsep diri, yaitu
• Diri Ideal
Diri ideal dimaksudkan dengan pribadi yang mempunyai karakter melayani masyarakat. Diri ideal ini
menyangkut keyakinan kita tentang diri kita yang seharusnya berdasarkan pada nilai-nilai yang sudah
diinternalisasikan dan dipengaruhi oleh lingkungan.

• Citra Diri
  Citra diri adalah penampilan seseorang, kemampuan, peranan dan status sosialnya. Citra diri muncul
dari penilaian orang lain yang menggambarkan tentang diri kita.

• Harga Diri
Harga diri adalah rasa menghargai diri sendiri dan kemampuan mengendalikan emosi dalam menghadapi
masalah. Harga diri bisa tinggi dan rendah tergantung bagaimana menjalankan kehidupan sehari-hari.
Semakin tinggi penghargaan seseorang terhadap dirinya berarti dia dapat mengendalikan emosinya.

• Diri yang Sejati


Diri yang sejati adalah bagian diri yang merupakan citra diri yang paling murni dan suci. Namun,
terkadang sering di pengaruhi oleh lingkungan, keluarga dan masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan revolusi mental,
ada syarat yang harus dipenuhi yaitu:
• Mempunyai ilmu dengan pendidikan baik, memiliki keahlian,
dan menguasai teknologi, pekerja keras, dan mempunyai etos
kemajuan,
• Mempunyai sikap optimis dalam melakukan perubahan-
perubahan, cara pandang, sikap, perilaku dan kebaikan-
kebaikan,
• Memiliki kesadaran untuk menjaga sumber daya alam dan
lingkungan hidup yang harus digunakan secara efisien dan
berkualitas.
INDIKATOR KEBERHASILAN
REVOLUSI MENTAL
1.Kepuasan Warga terhdp Pelayanan Publik
2. Standar Pelayanan Publik Meningkat
3. Daya Saing Produk Lokal dan Konsumsi Dalam Negeri
Meningkat
4. Kerukunan Warga Meningkat
5. Kerjasama dan partisipasi dlm Pembangunan Meningkat
6. Kualitas Hidup danKepercayaan diri Masyarakat Meningkat
7. Penyerderhanaan prosedur pelayanan publik
8. Keterbukaan informasi
8. Meningkatnya kepastian pelayanan
9. Efisensi biaya pelayanan
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai