PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini persoalan tentang revolusi mental menjadi perhatian
banyak pihak. Hal ini berawal dari jargon Presiden Joko Widodo agar bangsa
Indonesia memperbaiki karakter bangsa yang telah mengalami kemerosotan.
Dampak dari era globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin
canggih, turut menyebabkan munculnya berbagai persoalan seperti korupsi,
kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian masa, kehidupan
ekonomi yang konsumtif, dan sebagainya. Berdasarkan berbagai permasalahan
yang terjadi menunjukkan bahwa krisis moral yang dialami bangsa kita sudah
sangat memprihatinkan, semua perilaku negatif di kalangan pelajar tersebut,
jelas menunjukkan kerapuhan karakter yang cukup parah, maka kita perlu
memperbaiki moral dan karakter bangsa.
Berbagai pendapat mengenai revolusi mental ada yang mendukung dan
adapula yang kontra. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan seperti
peraturan, undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan
hukum yang lebih kuat. Alternatif lain untuk mengatasi krisis karakter ini
melalui pendidikan karakter. Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang
bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang
lebih baik. Pendidikan karakter tidak terbatas diterapkan dalam pendidikan
formal saja, namun pendidikan non-formal juga.
Berkaitan dengan revolusi mental sama halnya dengan memperbaiki
karakter suatu bangsa untuk menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas sehingga membuat negara menjadi maju. Penulis akan membahas
tentang pentingnya revolusi mental dilakukan bangsa kita serta upaya apa saja
yang dilakukan demi terwujudnya Indonesia Baru.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan revolusi mental?
2. Apa tujuan revolusi mental?
3. Mengapa revolusi mental penting untuk Indonesia?
4. Bagaimana upaya mewujudkan revolusi mental untuk Indonesia Baru?
1
Pentingnya Revolusi Mental untuk Mewujudkan Indonesia Baru
BAB II
PEMBAHASAN
2
Pentingnya Revolusi Mental untuk Mewujudkan Indonesia Baru
Indonesia. sekarang sudah waktunya Indonesia melakukan tindakan korektif,
dengan mencanangkan revolusi mental. Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM) secara resmi telah dicanangkan Presiden Joko Widodo pada upacara
HUT Korpri ke-43 pada tanggal 1 Desember 2014. Presiden Jokowi
mendasarkan GNRM kepada konsep Trisakti yang pernah diutarakan Bung
Karno dalam pidatonya tahun 1963 dengan tiga pilar: Indonesia yang
berdaulat secara politik, Indonesia yang mandiri secara ekonomi, dan
Indonesia yang berkepribadian secara sosial-budaya. Bung Karno menyebut
revolusi mental adalah satu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia
agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat
elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala. Adapun tujuan dari Gerakan
Revolusi mental menurut Anwar Hi. Mustafa, S.Sos., M.Si adalah:
(1) Mengubah cara pandang, pikir, sikap, perilaku dan cara kerja yang
berorientasi pada kemajuan dan kemodernan sehingga Indonesia
menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan
bangsa-bangsa lain di dunia.
(2) Membangkitkan kesadaran dan membangun sikap optimistik dalam
menatap masa depan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan
besar untuk berprestasi tinggi, produktif dan berpotensi menjadi
bangsa maju dan modern dengan fondasi tiga pilar Trisakti.
(3) Mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri
secara ekonomi, dan berkepribadian yang kuat melalui
pembentukan manusia Indonesia baru dengan pembentukan nilai-
nilai integritas, kerja keras, dan semangat gotong royong.
3
Pentingnya Revolusi Mental untuk Mewujudkan Indonesia Baru
6. Lemah watak atau karakternya.
4
Pentingnya Revolusi Mental untuk Mewujudkan Indonesia Baru
instrumental. Artinya apabila nilai-nilai dikembangkan bisa mengangkat
kualitas dan daya saing bangsa secara keseluruhan.
Nilai-nilai yang akan dikembangkan tidak perlu disakralkan dan harus
bersifat lintas agama agar tidak menimbulkan perdebatan antargolongan.
Revolusi mental sebaiknya tidak menargetkan suatu moralitas privat, seperti
kerajinan menjalankan ibadah, dan sebagainya, namun lebih menitikberatkan
kepada moralitas publik, misalnya, tertib aturan di tempat umum, membayar
pajak, tidak korupsi, tidak menyontek, taat berlalu-lintas, tidak melakukan
kekerasan atau pembunuhan, dan lain-lain. Berikut ini adalah nilai-nilai
strategis revolusi mental:
1. Integritas
a. Kewargaan. Sadar pada hak dan kewajiban. Ada keseimbangan
antara peran pemerintah untuk hadir melayani dengan peran
masyarakat madani yang taat hokum. Contohnya, bersih, antri, hak
disable, hak pejalan kaki, aman berkendara.
b. Dapat dipercaya. Terlalu banyak sudah kebohongan publik saat ini,
maka perlu dibangkitkan lagi integritas di kalangan rakyat maupun
birokrasi pemerintah, agar tercipta kejujuran publik dan Indonesia
bebas korupsi. Contohnya, anti memberi dan menerima suap.
2. Etos Kerja
a. Profesional. Contohnya, cepat tanggap, tepat waktu, tidak menunda
pekerjaan.
b. Mandiri. Bangsa Indonesia sekarang amat tergantung pad bangsa
lain, dari teknologi sampai pangan. Bangun kemandirian dengan
membenahi kebijakan pembangunan dan regulasi. Contohnya, cinta
produk Indonesia.
c. Kreatif. Kebudayaan Nusantara sebenarnya sangat kreatif, tetapi
kini banyak kebijakan dan regulasi yang menghambat. Dengan
revolusi mental kita harus bisa membangkitkannya kembali.
Contohnya, Melakukan inovasi, anti mencontek, life-long learning.
3. Gotong Royong.
a. Saling menghargai. Sebagai bangsa yang majemuk, kehidupan
bangsa Indonesia sangat begantung pada nilai ini. Namun kita
menyaksikan toleransi dan kesetiakawanan sosial semakin lemah.
Kelompok-kelompok ekstrem saat ini tanpa malu-malu
menunjukkan bahwa mereka tidak mau menerima kehadiran
kelompok lain yang berbeda agama, suku dan ras. Contohnya,
sopan santun, menerima perbedaan, anti kekerasan, anti
diskriminasi, kasih sayang.
5
Pentingnya Revolusi Mental untuk Mewujudkan Indonesia Baru
b. Gotong royong. Ini adalah inti dari Pancasila. Tetapi pada masa
sekarang ini kita merasakan kemerosotan yang dahsyat baik dalam
komunitas kecil maupun sistem ekonomi dan politik yang liberal,
oligarkis, dan monopolistik. Maka revolusi mental harus
mengembalikan karakter gotong royong dalam bentuk yang lebih
modern. Contohnya, tolong menolong, kerjasama, kerelawanan.
6
Pentingnya Revolusi Mental untuk Mewujudkan Indonesia Baru
lainnya yang berjalan beriringan dengan diterapkannya pendidikan karakter,
selain itu pendidikan kesenian atau non-formal seperti Marching Band juga
dapat menunjang pembentukan karakter bangsa.
a. Pendidikan Kerakter
Revolusi mental dimulai dari pendidikan, karena peran pendidikan
sangat strategis dalam membentuk mental anak bangsa. Pendidikan
pengembangan karakter adalah sebuah proses berkelanjutan dan tidak
pernah berakhir (never ending process). Selama sebuah bangsa ada dan
tidak ingin tetap eksis, pendidikan karakter harus menjadi bagian terpadu
dari pendidikan alih generasi.
Pembangunan pendidikan tidak mungkin akan efektif kalau
sekedar mengandalkan perombakan institusional tanpa melakukan
perombakan terhadap manusianya atau sifat mereka yang menjalankan
sistem ini. Sehebat apapun lembaga negara yang kita ciptakan, selama
lembaga tersebut ditangani oleh manusia yang mampuni tidak akan
membawa kebaikan. Sudah banyak UU, PP, Permendiknas, PMA, Permen
PAN dan RB, perdirjen yang dihasilkan. Telah dibentuk sejumlah badan,
komisi, badan, lembaga mengurus pendidikan. Otonomi daerah telah
dilaksanakan, dan diklat, workshop, seminar untuk guru juga telah
dilaksanakan.
Pendidikan karakter tidak harus dikaitkan dengan anggaran. Tetapi
yang lebih dubutuhkan adalah komitmen dan integritas para pemangku
kepentingan dibidang pendidikan untuk secara sungguh-sungguh
menerapkan nilai-nilai strategis revolusi mental disetiap pembelajaran.
Karena pendidikan karakter tidak hanya sebatas mengajarkan mana yang
benar dan mana yang salah, tetapi melalui kebiasaan (habituation) yang
ditamankan setiap hari mana hal yang baik. Sehingga peserta didik
menjadi paham (kognitif) tentang mana yang baik dan yang salah, maupun
merasakan (afektif) nilai yang baik (loving the good/moral feeling), dan
perilaku yang baik (moral action), dan biasa melakukan (psikomotor).
Di Indonesia, pendidikan karakter, moral, dan budaya sebenarnya
sudah dirintis oleh Ki Hajar Dewantara dengan Tri Pusat Pendidikan yang
dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
sosial. Saat ini lingkungan sekolah memiliki peran besar dalam
membentuk karakter siswa. Jadi peran guru dalam dunia pendidikan
modern sekarang semakin kompleks, guru harus menjadi teladan sekaligus
mentor dari siswa di dalam mewujudkan perilaku yang berkarakter yang
meliputi olah piker, olah hati, dan olah rasa.
Pendidikan Karakter dalam Undang-Undang No. 20 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (2003) pada pasal 3. Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
7
Pentingnya Revolusi Mental untuk Mewujudkan Indonesia Baru
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia: 1) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa; 2)
berakhlak mulia; 3) Sehat; 4) Berilmu; 5) Cakap; 6) Kreatif; 7) mandiri;
dan 8) menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menurut Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan
makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak.
Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang
baik, warga masyarakat dan warga negara yang baik. Adapun kriteria
manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang
baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai
sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan
bangsanya.
8
Pentingnya Revolusi Mental untuk Mewujudkan Indonesia Baru
(14.62%), kedisiplinan diri (13.45%) dan akuntabilitas diri (10.53%).
Sehingga bisa disimpulkan bahwa Marching Band dapat membentuk
karakter manusia yang bertanggung jawab.
2. Fungsi Kesenian
Di Indonesia, ada kalanya Marching Band dikategorikan dan
dipersepsikan sebagai aktivitas olahraga fisik. Namun secara fungsi
dan manfaat, Marching Band modern sudah dikolaborasikan antara
kegiatan, fisik (baris-berbaris membentuk konfigurasi), bermain
music orkestratif, dan gerak tari dan olah tubuh. Mills (1998)
berpendapat bahwa Marching Band harus memiliki 10 dimensi
manfaat, 4 diantaranya berdimensi kesenian antara lain pertunjukkan
musikal (musical performance), musik yang berestetika (musical
aesthetics), pencapaian musikal (musical achievement),
pengembangan musik (musical development). Manfaat tersebut
seyogyanya dapat menjembatani kekurangan pendidikan musik pada
pendidikan formal di sekolah-sekolah di Indonesia.
3. Fungsi Sosial
Kentribusi lain adalah bahwa Marching Band dapat meningkatkan
kemampuan sosial dan individual seseorang. Mills (1988)
mengatakan bahwa manfaat Marching Band secara sosial adalah
peningkatan hubungan sosial (social enrichment), pencapaian tim
(group accomplishment), identitas institusi (school identity),
peningkatan diri (self-improvement), peningkatan interpersonal
skills, and rekreasi. Ia menambahkan bahwa remaja yang aktif dalam
kegiatan Marching Band dapat meningkatkan kemampuan sosial
kemasyarakatan ketimbang mereka yang tidak mengikuti organisasi
ini. Hermawan (2010) menambahkan pula bahwa Marching Band
dapat meningkatkan kemampuan berorganisasi dan manajemen antar
anggota, antara lain kepemimpinan, manajemen waktu, rekrutmen
anggota, manajemen music dan pelatihan. Fungsi sosial ini juga
dapat menjembatani karakter manusia Indonesia yang bersifat
hipokrit, kurang bertanggung jawab, dan berkarakter lemah.
Kerjasama tim dan kesetiakawanan dalam berlatih Marching Band
hendaknya dapat mengurangi sifat negatif tersebut dimana remaja
diajarkan untuk bersosialisasi dengan rekan lainnya.
9
Pentingnya Revolusi Mental untuk Mewujudkan Indonesia Baru
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Indonesia perlu melakukan revolusi mental akibat krisis moral
yang sekarang ini semakin buruk. Melalui Revolusi Mental, integritas, etos
kerja, dan gotong royong diperbaiki untuk menjadi pribadi yang lebih baik
dan berkarakter. Upaya dalam mewujudkan Revolusi Mental salah satu
contohnya dapat diwujudkan melalui adanya pendidikan karakter yang
diterapkan seperti kebiasaan (habituation) yang ditanamkan di lingkungan
sekolah melalui pendidik yang berkarakter. Selain itu pendidikan non-
formal seperti Marching Band juga perlu diterapkan di lingkungan
sekolah. Sekolah tidak hanya fokus pada akademik siswa, tetapi juga pada
karakter siswa. Dengan adanya Marching Band, anggota Marching Band
mendapatkan banyak pendidikan dan pengalaman yang bermanfaat serta
menjadi sarana pendidikan karakter yang baik.
B. SARAN
Revolusi Mental diterapkan mulai dari seluruh pemerintah sendiri untuk
melakukan kebiasaan yang baik dan mengubah segala perilaku buruk, terutama
seperti korupsi. Apabila pemerintahan sudah berhasil melakukannya dan
masyarakat Indonesia percaya lagi dengan pemerintah, maka kebijakan Revolusi
Mental bukan tidak mungkin untuk dilakukan oleh setiap individu bangsa
Indonesia dan seluruh kalangan di Indonesia. Karena hal itu juga demi kebutuhan
dan kebaikan bersama. Maka, Indonesia akan menjadi Indonesia Baru yang maju
dengan Bangsa yang berkarakter lebih baik.
10
Pentingnya Revolusi Mental untuk Mewujudkan Indonesia Baru
DAFTAR PUSTAKA
Setiyadi, Dwi Bambang Putut., Basuki.2015. Revolusi Mental melalui
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam
http://journal.unwidha.ac.id/index.php/proceeding/article/view/653/515
Kementrian PPN/Bappenas. Pra-Musrenbangnas Revolusi Mental dalam
http://www.tataruangpertanahan.com/file_peraturan/996Paparan
%20Deputi%20SDMK%20Penutupan%20Pra-Musrenbangnas
%202015%20Revolusi%20Mental.pdf
Sholihah, Umi. 2015. Membangun Revolusi Mental Pendidik dan Peserta Didik
melalui Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Inggris dalam
http://journal.unwidha.ac.id/index.php/proceeding/article/view/656/518
Anwar Hi. Mustofa, S.Sos., M.Si. Revolusi Mental dalam Birokrasi Pemerintah
dalam http://portal.malutpost.co.id/en/opini/item/8966-revolusi-mental-
dalam-birokrasi-pemerintah&ei
Paulus Wirutomo. 2015. Retorika Revolusi Mental pada Koran kompas edisi
Rabu, 29 April 2015. Dikutip dari
http://nasional.kompas.com/read/2015/04/29/00160011/Retorika.Revolusi.
Mental&Ic
Marko S. Hermawan. 2015. Marching Band sebagai Pendidikan Berkarakter:
Sebuah Solusi Komprehesif Pendidikan Non-Formal Bagi Remaja dalam
https://www.researchgate.net/publication/280008046
revolusimental.go.id/tentang-gerakan/
Andri Wicaksono.2015. Revolusi Mental bagi Pendidik yang Berkarakter: Perwujudan
Manusia Indonesia Berjati Diri. Dalam
http://andriew.blogspot.co.id/2015/05/revolusi-mental-bagi-pendidik-yang.html
11
Pentingnya Revolusi Mental untuk Mewujudkan Indonesia Baru