Anda di halaman 1dari 20

PENGELOLAAN RANTAI DINGIN VAKSIN

Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian

11 Februari 2022
Pengelolaan Rantai Dingin
 Dasar Hukum
 Effective Vaccine Management (EVM)
 Management Logistik
OUTLINE  Pengelolaan Vaksin Terpadu

Vaksin HPV
 Informasi Vaksin HPV

Penutup

22
Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009
DASAR HUKUM tentang Kesehatan
Pemerintah menjamin ketersediaan, pemerataan dan
keterjangkauan perbekalan kesehatan

Undang-Undang RI No 23/2014 Permenkes RI No 5/2019


tentang Pemerintahan Daerah tentang Perencanaan dan Pengadaan Obat
Berdasarkan Katalog Elektronik
Fasyankes termasuk rumah sakit yang bekerjasama dengan
Penyediaan obat, vaksin, alat kesehatan dan BPJS menyampaikan rencana kebutuhan obat (RKO) tahun
suplemen kesehatan program nasional merupakan berikutnya melalui sistem e-monev obat dan diverifikasi
urusan pemerintah pusat secara berjenjang oleh Dinkes Kab/Kota, Provinsi dan
Kemenkes.
Permenkes RI No 28/2014 tentang
Pedoman Pelaksanaan PP Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Program Jaminan Kesehatan Pekerjaan Kefarmasian
Pelayanan kesehatan bagi peserta penderita penyakit HIV dan Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian
AIDS, Tuberculosis (TB), malaria serta kusta dan korban mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan
narkotika yang memerlukan rehabilitasi medis, pelayanannya dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat,
dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama yang pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
merupakan bagian dari pembayaran kapitasi dan di fasilitas pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional
kesehatan tingkat lanjutan tetap dapat diklaimkan sesuai tarif
INA-CBGs, sedangkan obatnya menggunakan obat program

Permenkes no 12 Tahun 2017 tentang Imunisasi


Pemerintah Pusat bertanggungjawab terhadap
penyediaan dan pendistribusian logistik imunisasi
Effective Vaccine Management
EVM adalah konsep global untuk meningkatkan kualitas rantai pasok dingin vaksin di suatu negara.

Terdapat 9 kriteria global yang digunakan sebagai parameter kualitas rantai pasok dingin vaksin,
 E1. Kedatangan vaksin
 E2. Manajemen Suhu
 E3. Kapasitas penyimpanan dan Transportasi
 E4. Storage of vaccines and dry goods
 E5. Perawatan
 E6. Manajemen Stok
 E7. Distribusi vaksin dan dry goods
 E8. Manajemen Vaksin
 E9. Manjemen Limbah – parameter terbaru dalam Effective Vaccine Management (EVM)

4 parameter manajemen  Forecasting kebutuhan tahunan


fasilitas sebagai standard  Rencana kerja tahunan
global dalam rantai proses  Supportive supervision
pengadaan vaksin  iSC performance monitoring –
(ketersediaan vaksin, potensi vaksin, efisiensi system)
Pentingnya Pengelolaan Vaksin dalam Cold Chain

01 Vaksin rusak oleh paparan panas,


dingin (beku) dan cahaya yang
berlebihan
Vaksin merupakan kebutuhan pokok
pelaksanaan imunisasi
• Harus selalu tersedia sampai ke tingkat Kualitas harus tetap terjaga
pelayanan
• Disimpan pada suhu yang
• Kelebihan menyebabkan pemborosan
sesuai
• Kekurangan menyebabkan
• Ketersediaan coldchain
terhambatnya pelaksanaan program
disetiap level
• Perencanaan harus tepat.

Cold Chain terdiri dari serangkaian


kegiatan yang dirancang untuk 02 Memastikan penggunaan produk
menjaga vaksin dalam rentang suhu 03 Menghindari resiko
yang efektif
yang disarankan WHO, dari awal penurunan khasiat dan
pembuatan sampai digunakan oleh keamanannya
konsumen
MANAJEMEN LOGISTIK
Merupakan bagian dari implementasi standar pelayanan kefarmasian

MONITORING DAN EVALUASI PEMILIHAN/SELEKSI

Sistem Manajemen Distribusi Jenis & jumlah vaksin untuk program vaksinasi
Vaksin (SMDV)
ditetapkan berdasarkan target sasaran

Aplikasi Sehat IndonesiaKU

DISTRIBUSI PERENCANAAN DAN PEMBIAYAAN


Good Distribution Practice Rencana kebutuhan disusun berdasarkan
penetapan sasaran // Sumber anggaran: APBN,
Sistem Manajemen Distribusi APBD, dan sumber lain yang sah sesuai
Vaksin (SMDV)
ketentuan peraturan perundang-undangan

PENYIMPANAN PENGADAAN

Berdasarkan jenisnya, Berdasarkan suhu Pengadaan vaksin dan logistik dilakukan


penyimpanan pada label  memerlukan Good sesuai dengan Perpres tentang
Storage Practice Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Diperlukan sistem pengelolaan vaksin yang baik


 Pemilihan / Seleksi Vaksin
 Jenis & jumlah vaksin untuk program vaksinasi ditetapkan berdasarkan target sasaran
 Jenis imunisasi berdasarkan PERMENKES No. 12 Tahun 2017 adalah :

Imunisasi Program Imunisasi Pilihan

Imunisasi Rutin Imunisasi Imunisasi • Pneumonia dan Meningitis


akibat pneumokokus
Tambahan Khusus
Dasar Lanjutan • Diare (rotavirus)
Imunisasi bagi orang • Influenza
Imunisasi yang di berikan
Imunisasi pada bayi, Anak bawah dua yang akan dan dari • Gondongan (Mumps)
sesuai kajian epidemiologi di
yaitu: tahun: tempat endemis jenis • Rubella
suatu daerah, Backlog
• Hepatitis B  DPT-HB-Hib • Tifoid
fighting PD3I tertentu
• BCG  Campak/MR • Hepatitis A
• Crash program • Imunisasi
• Polio Tetes (OPV) • Kanker serviks (HPV)
• PIN Meningitis
• IPV Anak Sekolah (BIAS): • Japanese Encephalitis
• Catch Up Campaign Meningokokus
• DPT-HB-Hib  Campak/MR • Herpes Zoster
(kampanye) • Imunisasi Yellow
• Campak/MR  DT • DBD
• Sub PIN
 Td Fever (Demam
• Imunisasi dalam
• WUS yaitu Td Kuning)
penanggulangan KLB
(Outbreak Response • Imunisasi Rabies
Immunization/ ORI) • Imunisasi Polio
PENYIMPANAN (1)

Potensi vaksin dapat berkurang seiring


Vaksin adalah produk biologis yang berjalannya waktu, vaksin yang sudah
peka dan sensitif terhadap panas kehilangan potensinya >> tidak dapat
dan beku. digunakan lagi.
Vaksin harus selalu disimpan
pada suhu yang tepat setiap
waktu sejak dalam proses
produksi hingga proses
penyuntikan.
Potensi vaksin dapat berkurang Mayoritas vaksin dalam bentuk cair,
dengan cepat ketika terpapar akan rusak bila terpapar suhu
suhu > 80C. beku.

Sebagian besar vaksin imunisasi rutin disimpan pada suhu 2 sd 8 ⁰C,


terdapat vaksin rutin disimpan pada suhu -15 ⁰C sd -20 ⁰C.
PENYIMPANAN (2)

VAKSIN SUHU (⁰C) KELAS


BOPV, Rotavirus -15 s/d -25 A
CAMPAK, BCG, MR 2 s/d 8 B
TT, DT, Td, Hep-B, IPV, 2 s/d 8 C
Pentabio (DPT-HB-Hib), PCV
Pelarut dan Penetes Suhu ruang (± 20-26) -
(Dropper)
Gunakan VVM untuk memantau
vaksin terhadap paparan panas.
DISTRIBUSI
Distribusi vaksin imunisasi rutin dilakukan pada:
Dinkes Provinsi >>> Dinkes Kab/Kota >>> Puskesmas

Setiap vaksin dan logistik


Pengeluaran vaksin: yang akan didistribusikan
 Hindari mengisi cold boxes/ vaccine carriers
FEFO, FIFO dan VVM harus dicatat pada form
dengan kotak dingin beku.
Sistem
Manajemen
kartu stok
Distribusi  Vial vaksin tidak akan terlindungi dari
Vaksin (SMDV)
pembekuan bila dibungkus oleh kertas
koran/karton.
Distribusi Vaksin
 Gunakan kotak dingin cair daripada kotak
Disertai dokumen dingin beku. Kotak dingin cair mampu
mempertahankan vaksin dalam keadaan dingin
pengiriman (SBBK) saat distribusi di hampir semua kondisi cuaca.
Menggunakan
vaccine carrier  Kotak dingin cair diisi oleh air dan didinginkan
di dalam lemari es.
MONITORING DAN EVALUASI

 Monitoring dan evaluasi vaksin melalui aplikasi SMILE.

 Pencatatan dan pelaporan melalui Smile dilakukan untuk data Vaksin Imunisasi Rutin dan
COVID-19 yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Provinsi, Kabupaten/Kota,
dan fasyankes
PENGELOLAAN TERPADU
PERAN &TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH PUSAT & DAERAH

PUSAT DAERAH

• Penyediaan peralatan cold chain &


• Penyediaan logistik pendukung cold chain
imunisasi & peralatan cold • Penyediaan ruang untuk menyimpan
chain cold chain & logistik imunisasi
• Pendistribusian sampai ke • Pendistribusian dari Provinsi sampai
Provinsi ke Kab/Kota
• Pendistribusian dari Kab/Kota sampai
ke Puskesmas

12
Pengelolaan Vaksin Terpadu

LOKUS
• Pengelolaan Vaksin dipusatkan pada Instalasi Farmasi Provinsi/Kabupaten/Kota

FUNGSI
• Fungsi yang dilaksanakan adalah fungsi perencanaan, pengadaan,
penyimpanan,pendistribusian, pemantauan mutu, evaluasi, pemusnahan dan
pencatatan pelaporan yang terintegrasi dengan unit kerja terkait

CAKUPAN
• Pengelolaan mencakup seluruh Vaksin yang berasal dari semua sumber anggaran dan
menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan

13
Tujuan Pengelolaan Vaksin Terpadu

Menghindari terjadinya kekosongan vaksin

Menghindari terjadinya penumpukan vaksin

Menghindari terjadinya duplikasi penyediaan vaksin

Menghindari terjadinya vaksin kedaluwarsa

Meningkatkan efisiensi pemanfaatan vaksin yang ada


Vaksin Human Papilomavirus Vaccine (HPV)

WHO Position Paper – Mei 2017 tentang Vaksin HPV

• Vaksin yang digunakan adalah vaksin HPV


Pencegahan kanker serviks karena Human Kuadrivalen dalam kemasan satu dosis.
Papilomavirus tipe 16 dan 18 adalah melalui
imunisasi, keberhasilannya dapat mencapai • Suhu penyimpanan 2-8℃
100% jika diberikan sebanyak dua dosis
pada saat anak perempuan berusia 9 - 14
• Telah mendapatkan izin edar dari BPOM dan
tahun dengan interval yang dianjurkan diawasi oleh pihak berwenang baik nasional
adalah 6 – 15 bulan** maupun internasional : vaksin aman
Jadwal Imunisasi Rutin

Vaksinasi primer dan booster diberikan pada usia yang berbeda-beda sesuai rekomendasi ITAGI
Usia Pemberian
Jenis Imunisasi Bayi dan Baduta (bulan) Anak Usia Sekolah WUS
(15-39
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 18 1 2 5 6
th)
SD SD SD SD

Hepatitis B
BCG
DPT-HB-Hib
Polio Tetes (bOPV)
Polio Suntik (IPV)
Campak Rubela
Pneumococcal
Conjugate Vaccine
(PCV) Sasaran Vaksinasi
Japannese Encephalitis HPV adalah Anak
Difteri Tetanus (DT) Perempuan Kelas 5
dan Kelas 6 SD
Tetanus Difteri (Td)
Human Pappiloma Virus
(HPV) Vaccine
Rotavirus

16
Perluasan program imunisasi Human Papilomavirus Vaccine (HPV)

Tahapan introduksi imunisasi HPV

2016 - 2021 2022 2023


Program introduksi bertahap di 20 kab/kota:  Perluasan Introduksi bagi anak
• DIY (semua kabkota) perempuan kelas 5 di 111 kab/kota
NASIONAL
• DKI Jakarta (semua kota administrasi) (di Provinsi Jateng, Jatim, Bali, Sulut,  2.722.311 anak
• Jawa Tengah (Kab Sukoharjo, Gorontalo, Sultra) perempuan kelas 5 & 6
Karanganyar)  Total sasaran 889.813 anak (kelas
• Jawa Timur (Kota Surabaya, Kediri, 5 dan 6) dengan target cakupan
Lamongan) 95%
• Bali (Kota Denpasar, Badung)
• Sulsel (Kota Makassar)
• Sulut (Kota Manado)

Rencana perluasan introduksi imunisasi HPV tahun 2022


 Waktu Pelaksanaan : Agustus – September (bersamaan dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah/BIAS)

 Sasaran : Anak perempuan kelas 5 dan 6 SD

 Jadwal Pemberian : - Dosis Pertama (kelas 5 SD)


- Dosis Kedua (kelas 6 SD)
17 17
 PENUTUP

Optimalisasi koordinasi antara Farmasi dan


Program baik di Pusat dan Daerah dalam rangka
pengelolaan vaksin dan logistiknya termasuk
pemenuhan kebutuhan vaksin per-bulan
sehingga pengaturan pendistribusian vaksin
dapat berjalan tepat waktu sesuai kebutuhan
pelaksanaan vaksinasi
Ketersediaan Vaksin di Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta

Stok Riil Nama Vaksin Total Dosis

PROV. DI YOGYAKARTA MR @10 ds 35.810


DPT-HB-Hib @5 ds 68.470
Td @10 ds 56.780
Polio @10 ds 90
PCV MDV @4 ds 48.892
BCG @20 ds 134.480
IPV @5 ds 78.305
Hep B @1 ds 24.842
DT @10 ds 261.550
HPV @1 ds 3.754

Update Data Per Tanggal 5 Februari 2023

Anda mungkin juga menyukai