Kebijakan OGP Vaksin
Kebijakan OGP Vaksin
5 Juni 2023
▪ Program Kemenkes RI
▪ Effective Vaccine Management (EVM)
OUTLINE sebagai dasar Management Logistik
Vaksinasi
▪ Pengelolaan Vaksin Terpadu sebagai
Implementasi One Gate Policy
▪ Tantangan dan Tindak Lanjut
▪ Penutup
22
Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan
3
Transformasi diharapkan dapat menjawab permasalahan yang
dialami oleh masyarakat dalam mengakses layanan primer
• Keterbatasan akses, jarak • Keterbatasan sarpras, obat, dan SDM • Adanya ego program sehingga
terlalu (terutama di DTPK) serta pelaksanaan kurang optimal
sarana prasarana, obat, • Rendahnya pemahaman manajemen dilapangan
• Sistem rujukan yang sulit • Pembiayaan yang dirasa kurang dan • Rendahnya kemampuan
tidak fleksibel manajerial, analisis data, dan
• Dokter jaga tidak ada koordinasi lintas program pada
• Keterbatasan pembinaan dari Dinas SDM kesehatan
• Jam layanan tidak tepat waktu Kesehatan
• Anggaran yang kaku
• Waktu tunggu yang lama
4
Program utama penguatan upaya
preventif di layanan primer
Terdapat 9 kriteria global yang digunakan sebagai parameter kualitas rantai pasok dingin vaksin,
❖ E1. Kedatangan vaksin
❖ E2. Manajemen Suhu
❖ E3. Kapasitas penyimpanan dan Transportasi
❖ E4. Storage of vaccines and dry goods
❖ E5. Perawatan
❖ E6. Manajemen Stok
❖ E7. Distribusi vaksin dan dry goods
❖ E8. Manajemen Vaksin
❖ E9. Manajemen Limbah – parameter terbaru dalam Effective Vaccine Management (EVM)
PEMILIHAN/SELEKSI
PERENCANAAN
DISTRIBUSI Rencana kebutuhan berdasarkan target/sasaran
Sumber anggaran: APBN, APBD, dan sumber lain
Good Distribution Practice sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Sistem Manajemen Distribusi
Vaksin (SMDV)
PENYIMPANAN PENGADAAN
Pengadaan vaksin dan logistik dilakukan sesuai
Berdasarkan jenisnya, Berdasarkan suhu penyimpanan
dengan Perpres Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
pada label → memerlukan Good Storage Practice
❑ Pemilihan / Seleksi Vaksin
➢ Jenis & jumlah vaksin untuk program vaksinasi ditetapkan berdasarkan target sasaran
➢ Jenis imunisasi berdasarkan PERMENKES No. 12 Tahun 2017 adalah :
Transformasi layanan primer melalui
perluasan 14 antigen → National Wide
1 Perencanaan Kebutuhan
Usulan kebutuhan Vaksin dari Program Pusat &
Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Provinsi
2 Perencanaan Pengadaan
Evaluasi terhadap : NIE, ketersediaan anggaran,
spesifikasi teknis, kesiapan industri
3 Proses Pengadaan
a. Proses pengadaan: e-katalog atau cara lain
sesuai Perpres Pengadaan Barang/Jasa
b. Pendistribusian
10
PENYIMPANAN (1)
Vaksin adalah produk biologis yang Potensi vaksin dapat berkurang seiring
berjalannya waktu, vaksin yang sudah
peka dan sensitif terhadap kehilangan potensinya >> tidak dapat
panas dan beku. digunakan lagi.
16
16
Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009
DASAR HUKUM tentang Kesehatan
• Pemerintah menjamin ketersediaan, pemerataan dan
keterjangkauan perbekalan Kesehatan
• Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang
Undang-Undang RI No 23/2014 mengadakan, menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan
mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat obat. (pasal 98 ayat 2)
tentang Pemerintahan Daerah
Penyediaan obat, vaksin, alat kesehatan dan Undang-Undang nomor 44/2009 tentang Rumah Sakit
suplemen kesehatan program nasional merupakan Pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis
urusan pemerintah pusat pakai di Rumah Sakit harus dilakukan oleh Instalasi farmasi sistem
satu pintu (pasal 15 ayat 3)
Permenkes RI No 5/2019
tentang Perencanaan dan Pengadaan Obat PP Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Berdasarkan Katalog Elektronik Pekerjaan Kefarmasian
Fasyankes termasuk rumah sakit yang bekerjasama dengan Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian
BPJS menyampaikan rencana kebutuhan obat (RKO) tahun mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
berikutnya melalui sistem e-monev obat dan diverifikasi pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan
secara berjenjang oleh Dinkes Kab/Kota, Provinsi dan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
Kemenkes. pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional →harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu
514 505
500 Tindak lanjut Surat Hasil Pertemuan dari
P2P dan Koordinasi Internal dengan
400
Dinas Kesehatan Provinsi di Tahun 2022
291
300
200
100
Pada Tahun 2023 Pengelolaan Vaksin di
34 34 21 Provinsi Bengkulu, DI Yogyakarta ,
0 Sulawesi Utara dan Jawa Timur telah
IF Provinsi IF Kab/Kota dilakukan secara Terpadu 1 Pintu dengan
support dari Program dalam pengelolaan
Jumlah IF Obat Program Vaksin coldchain
IF : Instalasi Farmasi
Sumber data laporan Survey Instalasi Farmasi Pemerintah 2022 dan update informasi dari Dinas Kesehatan Provinsi 2023
PENGELOLAAN TERPADU
Sebagai Implementasi One Gate Policy
❖ Vaksin rutin merupakan Barang Milik Daerah (BMD), sehingga proses pemusnahan dilakukan pada masing-masing
entitas sebagai pemilik vaksin
❖ Tata cara pengelolaan vaksin dan logistik vaksinasi program imunisasi yang kedaluwarsa/ rusak dilakukan sesuai
dengan ketentuan pada PMK Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi
❖ Pencatatan vaksin dan logistik vaksinasi program imunisasi kedaluwarsa/ rusak dilakukan pada aplikasi SMILE
❖ Berbeda dengan Vaksin Program Imunisasi Rutin, Pengelolaan Vaksin COVID-19 rusak dan/atau kedaluwarsa dilakukan
oleh Pemerintah Pusat karena vaksin tersebut merupakan Barang Milik Negara – BMN Pusat
▪ Program Kemenkes RI
▪ Effective Vaccine Management (EVM) sebagai
OUTLINE dasar Management Logistik Vaksinasi
▪ Pengelolaan Vaksin Terpadu sebagai
Implementasi One Gate Policy
▪ Tantangan dan Tindak Lanjut
▪ Penutup
24 24
TANTANGAN TINDAK LANJUT
• Jaminan ketersediaan vaksin di daerah yang tepat waktu. • Diperlukan koordinasi antara Program Imunisasi dan Farmasi
Optimalisasi penerimaan vaksin di daerah → terdapat
dalam pengelolaan vaksin dan logistik penunjang vaksinasi
alokasi vaksin yang belum dapat diterima oleh daerah
• Pelaksanaan pencatatan/updating penerimaan/ • Adanya pembagian peran pencatatan dalam aplikasi SMILE untuk
pengeluaran vaksin-logistik secara riil time dan Stock menjamin akuntabilitas pelaksanaan pengelolaan vaksin
Opname dilakukan melalui aplikasi SMILE tepat waktu
• Penerapan Kebijakan OGP pada Pengelolaan Vaksin Program
• Pengelolaan vaksin masih belum terpadu
dilakukan secara Terpadu dan Terintegrasi
• Pengelolaan vaksin Covid-19 rusak dan/kedaluwarsa • Koordinasi pemanfaatan Vaksin Covid-19 untuk pencapaian target
dilaksanakan sesuai ketentuan tata kelola BMN Pusat vaksinasi dan pengelolaan vaksin Covid-19 rusak dan/
kedaluwarsa
25
PENUTUP
26