Latihan
Bertambahnya latihan → peningkatan transport O2 ( 20 x
kondisi normal ), menigkatkan cardiac uotput dan
penggunaan O2 oleh sel.
Hematokrit Darah
Normalnya 40 % – 54 % pada laki – laki, dan 37 % – 47 % pada
wanita.
Meningkatnya hematokrit → peningkatan viskositas →
bertambanya cardiac output → meningkatnya transport
oksigen.
Normalnya, dalam kondisi istirahat sekitar 4 ml CO2 per 100
ml darah ditransport dari jaringan ke paru – paru.
1. Lingkungan / Enviroment : Ketinggian, panas, dingin, dan
polusi udara berpengaruh pada oksigenasi.
RONCHI:
o akibat terkumpulnya cairan mukus
dalam trakhea
/ bronkus besar (edema paru)
o nada rendah, sangat kasar; pada inspirasi &
ekspirasi
o hilang bila pasien disuruh batuk
…….lanjutan
WHEEZING:
o akibat ada eksudat lengket tertiup aliran udara &
bergetar nyaring (bronkitis akut)
o bunyi musikal….ngiiiiik…..
o pada ekspirasi dan inspirasi, lebih jelas pada
ekspirasi
PLEURAL-FRICTION RUB:
o akibat peradangan pleura, terdengar sepanjang fase
pernapasan
o kering seperti gosokan amplas pada kayu
o Paling jelas oada posteri-lateral bawah dinding
thoraks
Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding
dada, nyeri tekan, massa, peradangan,
kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.
Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat
dihantarkan melalui sistem bronkhopulmonal
selama seseorang berbicara. Normalnya
getaran lebih terasa pada apeks paru dan
dinding dada kanan karena bronkhus kanan
lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa
karena suara pria besar
Suara perkusi normal : SONOR ( dug-dug)
Tidak normal : redup. Pekak, Hipersonor,Timpani,
→ Specimen.
untuk kultur dan sensitifitas → identifikasi
mikroorganisme spesific dan sensitifitas terhadap obat.
Untuk cytology → untuk mengidentifikasi sebab,
struktur, fungsi dan patologi sel. Specimen untuk sitologi
didapatkan dari pengumpulan sputum pada pagi hari
( selama 3 hari ) dan dites untuk mengetahui kanker
pada paru.
BTA ( Bacil Tahan Asam ) → dengan mengumpulkan
sputum tiga hari berturut – turut, untuk mengindentifikasi
presentase TB.
→ Spirometri → tes fungsi paru – paru.
→ BGA ( Blood Gas Analysa ) → PCO2 : 35 – 45 mm Hg
PO2 : 80 – 100 mm Hg
pH : 7,35 – 7,45
→ Pemeriksaan darah
: eritrosit, Hb,
leukosit, dll
→ Pemeriksaan Visual : Rontgen, Bronchoscopy, Scaning,
Flouroskopy.
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
b.d.
: Produksi Sekresi yang kenta atau berlebihan
Imobilisasi
Efek sedatif obat
Depresi refleks batuk
Penurunan oksigen dalam udara inspirasi
Berkurangnya mekanisme pembersihan silia atau respon
peradangan
Obstruksi trakea
2. Pola napas tidak efektif b.d.
Penyakit infeksi pada paru
Depresi pisat pernapasan
Lemahnya otot pernapasan
Turunnya ekspansi paru
3. Kerusakan pertukaran gas b.d. :
Perubahan suplai oksigen
Obstruksi Saluran pernapasan
Adanya penumpukan cairan dalam paru
Atelekstasis,Bronkospasme,adanya edema paru
Tindakan pembedahan paru
4. Gangguan perfusi jaringan
b.d.
Imobilisasi
Menurunnya Aliran darah
Vasokonstriksi
Hipovolemik
A.
TUJUAN
Mempertahankan jalan napas agar efektif
Mempertahankan pola napas agar kembali efektif
Mempertahankan pertukaran gas
Memperbaiki perfusi jaringan
Mempertahankan jalan napas agar efektif
1. Awasi perubahan status jalan napas dengan
monitor
jumlah, bunyi atau status kebersihannya
2. Berikan Humidifier ( pelembab )
3. fibrasi,clapping
Lakukan tindakan atau psotural drainage
pembersihan jalan napas (dengan
jika perlu
suction )
4. Ajarkan Teknik batuk efektif
5. Pasang jalan napas buatan : oropharingeal/nasopharingeal
airway,intubasi trakea, trakeostomy
Mempertahankan pola napas agar kembali efektif
1. Awasi perubahan status pola pernapasan
2. Atur posisi sesuai dengan kebutuhan (
semifowler )
3. Berikan oksigenasi
4. Ajarkan teknik bernapas yang benar
Mempertahankan pertukaran
gas1. Awasi perubahan status pernapasan
2. Atur posisi sesuai dengan kebutuhan
( semifowler )
3. Berikan oksigenasi
4. Lakukan suction bila memungkinkan
5. Pertahankan berkembangnya paru
dengan memasang
ventilasi mekanis, chest tube dan
chest drainage
Memperbaiki perfusi jaringan
1. Kaji perubahan tingkat perfusi jaringan
( Capillary Refill time )
2. Berikan Oksigenasi sesuai kebutuhan
3. Pertahankan asupan
4. Cegah adanya perdarahan
5. Hindari terjadinya valsah manufer seperti
mengedan, menahan napas, batuk
6. Pertahankan perfusi dengan transfusi
Mempertahankan jalan napas agar efektif
1. Awasi perubahan status jalan napas dengan
monitor
jumlah, bunyi atau status kebersihannya
2. Berikan Humidifier ( pelembab )
3. fibrasi,clapping
Lakukan tindakan atau psotural drainage
pembersihan jalan napas (dengan
jika perlu
suction )
4. Ajarkan Teknik batuk efektif
5. Pasang jalan napas buatan : oropharingeal/nasopharingeal
airway,intubasi trakea, trakeostomy
Mempertahankan pola napas agar kembali efektif
1. Awasi perubahan status pola pernapasan
2. Atur posisi sesuai dengan kebutuhan
( semifowler )
3. Berikan oksigenasi
4. Ajarkan teknik bernapas yang benar
Mempertahankan pertukaran
gas1. Awasi perubahan status pernapasan
2. Atur posisi sesuai dengan kebutuhan
( semifowler )
3. Berikan oksigenasi
4. Lakukan suction bila memungkinkan
5. Pertahankan berkembangnya paru
dengan memasang
ventilasi mekanis, chest tube dan
chest drainage
Memperbaiki perfusi jaringan
1. Kaji perubahan tingkat perfusi jaringan
( Capillary Refill time )
2. Berikan Oksigenasi sesuai kebutuhan
3. Pertahankan asupan
4. Cegah adanya perdarahan
5. Hindari terjadinya valsah manufer seperti
mengedan, menahan napas, batuk
6. Pertahankan perfusi dengan transfusi
1. Mempertahankan terbukanya jalan napas
A. Pemasangan jalan napas buatan
Jalan napas buatan (artificial airway) adalah suatu alat pipa
(tube) yang dimasukkan ke dalam mulut atau hidung
sampai pada tingkat ke-2 dan ke-3 dari lingkaran trakhea
untuk memfasilitasi ventilasi dan atau pembuangan sekresi
Rute pemasangan :
• Orotrakheal : mulut dan trakhea
• Nasotrakheal : hidung dan trakhea
• Trakheostomi : tube dimasukkan ke dalam trakhea melalui
suatu insisi yang diciptakan pada lingkaran kartilago ke-2 atau
ke-3
• Intubasi endotrakheal
B. Latihan napas dalam dan batuk efektif
Biasanya dilakukan pada pasien yang bedrest atau post operasi
Cara kerja :
• Pasien dalam posisi duduk atau baring
• Letakkan tangan di atas dada
• Tarik napas perlahan melalui hidung sampai dada
mengembang
• Tahan napas untuk beberapa detik
• Keluarkan napas secara perlahan melalui mulut dampai dada
berkontraksi
• Ulangi langkah ke-3 sampai ke-5 sebanyak 2-3 kali
• Tarik napas dalam melalui hidung kemudian tahan untuk
beberapa detik
lalu keluarkan secara cepat disertai batuk yang bersuara
• Ulangi sesuai kemampuan pasien
• Pada pasien pot op. Perawat meletakkan telapak tangan atau bantal pada
daerah bekas operasi dan menekannya secara perlahan ketika pasien
batuk, untuk menghindari terbukanya luka insisi dan mengurangi nyeri
C. Posisi yang baik
Posisi semi fowler atau high fowler, Orthopneic,
memungkinkan pengembangan paru maksimal
karena isi abdomen tidak menekan diafragma
Tujuannya :
• Untuk melepaskan larutan, benda padat, udara
• Untuk mengembalikan ekspansi paru.
Tipenya :
a. The single bottle water seal system
b. The two bottle water
c. The three bottle water
4.Mengurangi / mengoreksi hipoksia dan
kompensasi tubuh akibat hipoksia
Dengan pemberian O2 dapat melalui :
• Nasal canule
• Bronkhopharingeal khateter
• Simple mask
• Aerosol mask / trakheostomy collars
• ETT (endo trakheal tube)
Health promotion
• Ventilasi yang memadai
• Hindari rokok
• Pelindung / masker saat bekerja
• Hindari inhaler, tetes hidung, spray (yang
dapat menekan nervus 1)
• Pakaian yang nyaman
• Upaya mengencerkan sekret
• Teknik batuk dan postural drainage
• Suctioning
• Posisi fowler/semi fowler, significant other
• Mengatur istirahat dan aktifitas, tingkatkan rasa
nyaman, ROM
•Mengurangi usaha bernapas pakaian tipis dan
hangat, hindari makan berlebih dan banyak
mengandung gas
• Mempertahankan nutrisi dan hidrasi
• Mempertahankan eliminasi
• Mencegah dan mengawasi potensial infeksi
• Terapi O2
• Terapi ventilasi
• Drainage dada
1. Latihan Napas
Latihan napas merupakan cara bernapas
untuk memperbaiki ventilasi alveoli atau
memelihara pertukaran gas, mencegah
atelektasis, meningkatkan efisiensi batuk, dan
mengurangi stres.
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi( duduk atau tidur terlentang )
4. Anjurkan untuk mulai latihan dengan cara
napas melalui hidung dengan mulut tertutup.
5. Anjurkan untuk menahan napas selama 1-1,5
detik, kemudian disusul dengan
menghembuskan napas melalui bibir mencucu
6. Catat respon yang terjadi
7. Cuci tangan
Latihan batuk untuk membersihkan
laring,trakea, dan bronkiolus dari
sekret atau benda asing di jalan
napas
PROSEDUR KERJA :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur
3. Atur posisi pasien dengan duduk di tepi
tempat membungkuk ke depan
4. Anjurkan menarik napas secara pelan dan
dalam dengan menggunakan pernapasan
diafragma
5. Setelah itu tahan napas kurang lebih 2
detik
6. Batukan 2 kali dengan mulut
terbuka
7. Tarik napas dengan ringan
8. Istirahat
9. Catat respon yang terjadi
10. Cuci tangan
Memberikan oksigen ke dalam paru-paru melalui
saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu
oksigen: melalui kanul, nasal, masker untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah
hipoksia.
Kerugian :
Menambah areal mati pada sistem drainage yang potensial untuk
masuk ke
dalam area pleura.
Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan
botol.
Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada kebocoran
udara.
Tiga botol
Pada sistem tiga botol, botol kontrol penghisap
ditambahkan ke sistem dua botol.
Botol ketiga disusun mirip dengan botol segel
dalam air
Keuntungan :
sistem paling aman untuk mengatur pengisapan.
Kerugian :
Lebih kompleks, lebih banyak kesempatan untuk terjadinya
kesalahan dalam perakitan dan pemeliharaan.
Sulit dan kaku untuk bergerak / ambulansi
Bagian apeks paru ( apikal ) Anterolateral
interkosta ke 1 - 2 untuk mengeluarkan udara
bagian basal
Posterolateral interkosta ke 8–9
untuk mengeluarkan cairan ( darah,
pus ).
Jalan napas efektif
Pola napas efektif
Pertukaran gas efektif
Perfusi jaringan efektif