KERUGIAN
NEGARA/DAERAH
Kerugian Negara dalam Pasal 1 angka 22 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara adalah
kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum
baik sengaja maupun lalai.
Dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi digunakan istilah “kerugian
keuangan negara” sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 ayat (1) yaitu “dapat merugikan keuangan negara”.
Penjelasan Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dinyatakan bahwa ‘…Dalam ketentuan ini, kata “dapat” sebelum frasa “merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara” menunjukkan bahwa tindak pidana korupsi merupakan delik formal, yaitu
adanya tindak pidana korupsi cukup dengan dipenuhinya unsur-unsur perbuatan yang sudah dirumuskan bukan dengan
timbulnya akibat.’
Akan tetapi, MK melalui Putusan MK Nomor 25/PUU-XIV/2016 menyatakan bahwa frasa “dapat” dalam Pasal 2 ayat (1)
dan Pasal 3 UU PTPK inkonstitusional terhadap UUD Tahun 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat.
Pemberian
3 keterangan ahli
9
PEMERIKSAAN INVESTIGATIF
(PI) BPK RI
Pemeriksaan investigatif guna
adanya indikasi secara bebas
mengungkap Negara/Daerah dan
dan/atau
Kerugian Unsur dalam mandiri oleh
Melaksanakan BPK
Pidana lingkup dan
tanggung jawab keuangan negara
pengelolaan
Dilakukan
berdasarkan: permintaan dari Lembaga Perwakilan
dan/atau Instansi yang Berwenang
Disampaikan secara tertulis
kepada Ketua BPK melalui
surat Pimpinan Lembaga
pengembangan Hasil Pemeriksaan Perwakilan atau pejabat yang
berwenang di
lingkungan Instansi yang
hasil analisis dan/atau evaluasi atas Berwenang
informasi yang diterima oleh BPK mengenai
penyimpangan pengelolaan keuangan dan
10 tanggung jawab keuangan negara
PEMERIKSAAN INVESTIGATIF…
Lanjt
Kewenangan BPK dalam Pemeriksaan Investigatif
Memuat
Kesimpulan Bersifat Rahasia
13
PENGHITUNGAN KERUGIAN…
Lanjt
Menyampaikan LHP PKN/D
Instansi yang
Berwenang
Melampirkan BAST
Menyusun
14
PENGHITUNGAN KERUGIAN …
Lanjt
PKN/D dilakukan berdasarkan
permintaan dari Instansi yang Berwenang
BPK RI
Instansi yang
Berwenang
Pasal 823
Auditorat Utama Investigasi mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan
investigatif atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, penghitungan
kerugian negara/daerah, dan pemberian keterangan ahli.
Tahap Pemeriksaan
LHP digunakan utk pemberian keterangan di
pengadilan.
Juklak PKN
Juklak PI
Bab I Simpulan Bab I Simpulan
Bab II Informasi Umum: Bab II Informasi Umum:
• Dasar Penugasan • Dasar Penugasan
• Tujuan • Tujuan
• Lingkup Pemeriksaan • Lingkup Pemeriksaan
• Standar Pemeriksaan • Standar Pemeriksaan
• Gambaran objek/aktivitas/kegiatan/entitas • Gambaran objek/aktivitas/kegiatan/entitas
yang diperiksa yang diperiksa
• Batasan dan Tanggung Jawab
Pemeriksaan
Lampiran
14
23
PEMBERIAN KETERANGAN…
Lanjt
PKA dilakukan berdasarkan permintaan
dari Instansi yang Berwenang
BPK RI
Instansi yang
Berwenang
Disampaikan tertulis kepada
secara Ketua BPK
24
18