Anda di halaman 1dari 47

PENGADUAN

MASYARAKAT
OLEH AZWAR FAHMI AK., MAB., CA
PROFILE

Azwar Fahmi Ak., MAB., CA


Pangkat Pembina IV/a
Jabatan Kepala Subauditorat III.B.2
Lingkup Tugas Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi

2
MATERI
Profile BPK

Pengaduan Masyarakat

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15


Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
Keuangan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik


Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 tentang Kode Etik
Badan Pemeriksa Keuangan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Desa

3
PROFILE
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

4
DASAR HUKUM
• Untuk memeriksa pengelolaan dan
UU NO 15
tanggung jawab tentang keuangan negara
diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan
Tahun 2006
yang bebas dan mandiri
• Hasil pemeriksaan keuangan negara
diserahkan kepada Dewan Perwakilan • BPK adalah
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan lembaga negara
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang bertugas untuk
• Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti memeriksa
oleh lembaga perwakilan dan/atau badan pengelolaan dan
sesuai dengan undang-undang. tanggung jawab
keuangan negara

UUD 1945
PASAL 23E
• BPK terbentuk pada 1 Januari 1947.
• BPK berkedudukan di ibukota negara dan
memiliki perwakilan di 34 provinsi.
• BPK terdiri dari Pimpinan BPK dan
Pelaksana BPK
o Pimpinan BPK sebanyak 9 orang
(disebut Anggota BPK), yang
merupakan pejabat negara yang terdiri
dari unsur: 1 Ketua, 1 Wakil Ketua,
dan 7 orang Anggota. Pimpinan BPK
dipilih oleh DPR dengan
memperhatikan pertimbangan DPD
dan diresmikan oleh Presiden.
o Pelaksana BPK (Pemeriksa dan
Pelaksana BPK Lainnya) merupakan
Aparatur Negara.

6
VISI MISI
Menjadi pendorong Memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara
pengelolaan keuangan secara bebas dan mandiri
negara untuk mencapai &
tujuan negara melalui
Melaksanakan tata kelola organisasi
pemeriksaan yang yang berintegritas, independen, dan
berkualitas dan bermanfaat profesional

7
Nilai-Nilai Dasar
Integritas
Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan
kesatuan yang utuh, dimilikinya sifat jujur, kerasnya
upaya, serta kompetensi yang memadai

Independensi
Suatu sikap dan tindakan dalam melaksanakan
pemeriksaan untuk tidak memihak kepada siapapun
dan tidak dipengaruhi oleh siapapun.

Profesionalisme
kemampuan, keahlian, dan komitmen profesi dalam
menjalankan tugas.

8
OBJEK PEMERIKSAAN

Stakeholders BPK yang utama


Pengelola keuangan negara dan adalah rakyat yang diwakili oleh
daerah: lembaga perwakilan dan
Pemerintah Pusat (Kementerian pemerintah.
/Lembaga), Pemerintah Daerah
(Provinsi/Kabupaten/Kota),
BUMN, dan BUMD STAKEHOLDERS BPK

9
PENGADUAN MASYARAKAT

10
PENGADUAN MASYARAKAT

PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN


DOKUMENTASI (PPID)
PPID bertugas Mengkoordinasikan penyediaan dan
Berdasarkan Peraturan BPK RI Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pelayanan Informasi Publik yang berada dibawah
Pengelolaan Informasi Publik pada Badan Pemeriksa Keuangan penugasan BPK yang dapat diakses oleh Publik.
disebutkan bahwa pengelolaan Informasi Publik di Lingkungan BPK
dilaksanakan sesuai dengan asas dan tujuan keterbukaan informasi PIK adalah unit pelaksana pengelolaan dan pelayanan
publik. informasi Publik, baik di BPK RI Pusat maupun di
Informasi publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, BPK Perwakilan.
dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang
berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggara negera dan/atau
penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang
sesuai dengan Undang-Undang serta informasi lain yang berkaitan PUSAT INFORMASI DAN
dengan kepentingan publik KOMUNIKASI (PIK)

11
PENGADUAN MASYARAKAT

Namun, terkait kerahasiaan informasi, BPK telah menetapkan ketentuan mengenai Daftar Informasi
Publik yang Dikecualikan di Lingkungan BPK (serta jangka waktunya) melalui Peraturan Sekjen BPK
No. 1 Tahun 2018 yang mencabut Keputusan Sekjen BPK NO. 551/K-X-XIII.2/11/2016, antara lain:
• Dokumen dan hasil rapat BPK serta Sidang Badan yang menurut sifatnya dirahasiakan (jangka waktu
5 tahun);
• Laporan hasil pengawasan Inspektorat Utama (jangka waktu 1 tahun);
• Database Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) (jangka waktu 5 tahun);
• Dokumen pendukung tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan BPK (jangka waktu paling lama 30
tahun);
• LHP yang diserahkan kepada instansi penegak hukum oleh BPK (jangka waktu paling lama 30 tahun);
• LHP Investigatif (jangka waktu paling lama 30 tahun);
• LHP Penghitungan Kerugian Negara (jangka waktu paling lama 30 tahun).
12
SARANA PENGADUAN MASYARAKAT

DATANG LANGSUNG ATAU


EMAIL TELPON ONLINE
LEWAT SURAT
Pusat Informasi dan eppid@bpk.go.id (021) 25549000 ext. Sistem Pemantauan
Komunikasi BPK 3912 Aplikasi Informasi
Pengaduan (SIPADU) di
Jl. Gatot Subroto Google Playstore atau
Kav. 31, Jakarta Website https://e-
Pusat 10210 ppid.bpk.go.id/

13
SYARAT-SYARAT PENGADUAN MASYARAKAT
WNI

Mendaftar dan melengkapi isian data diri dengan benar

Melampirkan fotokopi identitas diri (KTP)

Pengaduan masyarakat dapat disampaikan secara langsung kepada Pusat Informasi dan
Komunikasi (PIK) BPK atau melalui pos, e-mail, atau melalui portal e-PPID BPK

Apabila penyampaian pengaduan masyarakat dilakukan dengan datang langsung ke PIK BPK,
pelapor/pengadu wajib mengisi Formulir Pengaduan Masyarakat yang disediakan secara jelas

Dapat menjelaskan kronologi kejadian secara jelas (apa, siapa, kapan, di mana dan bagaimana
kejadian yang diadukan terjadi)

Melampirkan bukti awal pendukung pengaduan yang relevan dan memadai (misal: fotokopi
dokumen, foto, atau barang lain yang dapat memperkuat uraian pengaduan yang disampaikan)

14
SYARAT-SYARAT PENGADUAN MASYARAKAT
Pengadu menyertakan identitas jelas, yang terdiri dari scan/fotokopi KTP, alamat jelas, serta nomor
telepon yang dapat dihubungi

Pengadu menguraikan sedetil mungkin kejadian yang dilaporkan sebagai bentuk penyimpangan
pengelolaan keuangan negara/daerah. Uraian pengaduan dibatasi pada hal-hal yang berdasarkan
fakta dan kejadian nyata. Hindari hal-hal yang berdasarkan perasaan kebencian, permusuhan atau
fitnah. Keseluruhan uraian kejadian dapat menggambarkan siapa, apa, kapan, di mana
dan bagaimana kejadian yang dilaporkan tersebut terjadi

Pengadu menyebutkan/menjelaskan pasal/ketentuan/peraturan perundang-undangan mana yang


dilanggar/tidak dipatuhi/tidak bersesuaian dengan kejadian yang dilaporkan. Informasi lebih lanjut
mengenai peraturan perundang-undangan dapat dilihat pada website Jaringan Dokumentasi dan
Informasi Hukum BPK (jdih.bpk.go.id)

Pengadu melampirkan bukti awal pengaduan, seperti fotokopi dokumen yang relevan, hasil
dokumentasi/foto, atau barang terkait lainnya yang dapat memperkuat pengaduan yang disampaikan

15
ALUR PENGADUAN MASYARAKAT

16
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DAN TANGGUNG
JAWAB KEUANGAN NEGARA

17
HAL-HAL POKOK YANG DIATUR DALAM
UU NO. 15 TAHUN 2004

Pengertian
Lingkup Standar
pemeriksaan dan
pemeriksaan pemeriksaan
pemeriksa

Kebebasan dan
Kewenangan untuk
kemandirian dalam Akses pemeriksa
mengevaluasi
pelaksanaan terhadap informasi
pengendalian intern
pemeriksaan

Hasil pemeriksaan Pengenaan ganti


Sanksi Pidana
dan tindak lanjut kerugian negara

18
PENGERTIAN PEMERIKSAAN DAN PEMERIKSA

PEMERIKSAAN PEMERIKSA
Pemeriksaan adalah proses identifikasi Pemeriksa adalah orang yang
masalah, analisis, dan evaluasi yang melaksanakan tugas pemeriksaan
dilakukan secara independen, obyektif, pengelolaan dan tanggung jawab
dan profesional berdasarkan standar keuangan negara untuk dan atas nama
pemeriksaan (SPKN, Peraturan BPK No.1 BPK
Tahun 2017), untuk menilai kebenaran,
kecermatan, kredibilitas, dan keandalan
informasi mengenai pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara

19
LINGKUP PEMERIKSAAN

Pemeriksaan
Keuangan Pemeriksaan Kinerja
(mandatory) Pemeriksaan atas Pengelolaan
keuangan Negara yang terdiri
atas Pemeriksaan aspek Ekonomi,
Efisiensi, dan Efektivtias

Pemeriksaan Pemeriksaan
atas laporan Dengan Tujuan • Pemeriksaan yang tidak masuk dalam kriteria
Pemeriksaan Keuangan ataupun Kinerja
keuangan Tertentu/Investigatif • Pemeriksaan investigatif mengungkap adanya
indikasi kerugian negara/daerah dan/atau
unsur pidana

20
STANDAR PEMERIKSAAN

Keuangan Negara adalah semua hak


dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang, serta segala sesuatu baik
Standar yang digunakan adalah Standar
berupa uang maupun berupa barang
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
yang dapat dijadikan milik negara
berhubung dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban tersebut

21
KEBEBASAN DAN KEMANDIRIAN DALAM
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
UU No. 15 Tahun 2004 Menjamin Kebebasan dalam tahap
bahwa BPK Bebas dan Mandiri perencanaan mencakup kebebasan
dalam menentukan obyek yang
dalam menentukan obyek akan diperiksa, kecuali
pemeriksaan, perencanaan dan pemeriksaan yang obyeknya telah
pelaksanaan pemeriksaan, diatur tersendiri dalam undang-
penentuan waktu dan metode undang. BPK dapat
pemeriksaan, serta penyusunan mempertimbangkan informasi dari
pemerintah, bank sentral, dan
dan penyajian laporan masyarakat
pemeriksaan

22
AKSES PEMERIKSA TERHADAP INFORMASI

Mengakses semua data yang disimpan di berbagai media,


Meminta dokumen yang wajib disampaikan oleh pejabat
aset, lokasi, dan segala jenis barang atau dokumen dalam
atau pihak lain yang berkaitan dengan pelaksanaan
penguasaan atau kendali dari entitas yang menjadi obyek
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
pemeriksaan atau entitas lain yang dipandang perlu dalam
negara
pelaksanaan tugas pemeriksaannya

Meminta keterangan kepada


seseorang

Melakukan penyegelan tempat penyimpanan uang, Memotret, merekam dan/atau mengambil sampel sebagai
barang, dan dokumen pengelolaan keuangan negara alat bantu pemeriksaan

23
KEWENANGAN UNTUK
MENGEVALUASI
PENGENDALIAN
INTERN
Dalam rangka pemeriksaan keuangan
dan/atau kinerja, pemeriksa BPK dapat
melakukan pengujian dan penilaian
atas pelaksanaan sistem pengendalian
intern pemerintah

24
HASIL PEMERIKSAAN DAN TINDAK LANJUT

Pemeriksaan BPK menghasilkan


Wajar Tanpa
hasil pemeriksaan yang berbeda
Pengecualian
tergantung pada jenis
pemeriksaannya: Wajar Dengan
Pengecualian
Pemeriksaan
Opini
Keuangan
Tidak Wajar
Pemeriksaan
Rekomendasi
Kinerja
Tidak Menyatakan
Pendapat
Pemeriksaan
Kesimpulan
PDTT
25
• LHP disampaikan kepada DPR/DPD/DPRD dan
Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota untuk ditindaklanjuti
sesuai kewenangannya.
• Jika ditemukan unsur pidana, BPK segera menyampaikan
LHP kepada instansi yang berwenang sesuai dengan
Laporan Hasil ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemerikaan • Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota diberi kesempatan
(LHP) untuk menanggapi rekomendasi yang dikemukakan dalam
LHP.
• Pejabat yang diketahui tidak melaksanakan Tindak Lanjut
Presiden/Gubernur rekomendasi BPK diberikan sanksi administratif sesuai
DPR/DPD/DPRD
/Bupati/Walikota peraturan.
• LHP yang telah disampaikan ke DPR/DPD/ DPRD dan
Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota dinyatakan terbuka
untuk umum, kecuali yang memuat rahasia negara
• BPK memantau dan menginformasikan hasil pemantauan
tindak lanjut atas rekomendasi BPK dalam bentuk LHP
kepada DPR/DPD/DPRD

26
PENGENAAN GANTI KERUGIAN NEGARA

• BPK menerbitkan surat keputusan penetapan batas waktu


pertanggungjawaban bendahara atas kekurangan kas/barang yang terjadi,
setelah mengetahui ada kekurangan kas/barang dalam persediaan yang
merugikan keuangan negara/ daerah.
• Bendahara dapat mengajukan keberatan atau pembelaan diri kepada
BPK dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima surat
keputusan.
• Pengaturan tata cara penyelesaian ganti kerugian negara/daerah ini
ditetapkan oleh BPK setelah berkonsultasi dengan pemerintah.

27
SANKSI PIDANA

Sanksi pidana diberikan kepada: Sanksi Pidana juga diberikan kepada:


• Setiap orang yang dengan sengaja tidak menjalankan • Setiap pemeriksa yang dengan
kewajiban menyerahkan dokumen dan/atau menolak sengaja mempergunakan dokumen
memberikan keterangan yang diperlukan untuk kepentingan yang diperoleh dalam pelaksanaan
kelancaran pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab tugas pemeriksaan melampaui batas
keuangan negara; kewenangannya;
• Setiap orang yang dengan sengaja mencegah, menghalangi, • Setiap pemeriksa yang
dan/atau menggagalkan pelaksanaan pemeriksaan; menyalahgunakan kewenangannya
sehubungan dengan kedudukan
• Setiap orang yang menolak pemanggilan yang dilakukan
dan/atau tugas pemeriksaan
oleh BPK;
• Setiap orang yang dengan sengaja memalsukan atau
membuat palsu dokumen yang diserahkan

28
KODE ETIK
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

29
KODE ETIK

GAMBARAN UMUM MAJELIS KEHORMATAN


KODE ETIK KODE ETIK (MKKE)
Kode Etik BPK adalah norma-norma yang
harus dipatuhi oleh setiap Anggota BPK, Majelis yang dibentuk oleh BPK untuk
Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya menegakkan Kode Etik
selama menjalankan tugasnya untuk
menjaga martabat, kehormatan, citra, MKKE diatur dalam Peraturan BPK No. 5
dan kredibilitas BPK untuk mewujudkan Tahun 2018
BPK yang berintegritas, independen, dan
profesional demi kepentingan negara.
Kode Etik diatur dalam Peraturan BPK
NO. 4 Tahun 2018

30
GAMBARAN UMUM KODE ETIK

Dasar Hukum Kode Etik BPK


telah mengalami beberapa kali
Peraturan
perubahan BPK No. 4
Peraturan Tahun 2018
BPK No. 3
Tahun 2016
Peraturan
BPK No. 2
Tahun 2011
Peraturan
BPK No. 2
Tahun 2007

31
GAMBARAN UMUM KODE ETIK

ANGGOTA BPK Kode Etik ini berlaku bagi Anggota BPK dan
Pemeriksa. Yang dimaksud Pemeriksa
adalah:
Kode Etik Bertujuan untuk • Pelaksana BPK yang menduduki Jabatan
mewujudkan Anggota BPK dan Fungsional Pemeriksa;
Pemeriksa yang Independen, • Pelaksana BPK yang tidak menduduki
berintegritas, dan Profesional Jabatan Fungsional Pemeriksa; dan
dalam tugas pemeriksaan demi • Pihak lainnya.
menjaga martabat, kehormatan,
citra, dan kredibilitas BPK.
PEMERIKSA BPK

32
GAMBARAN UMUM KODE ETIK
KEWAJIBAN DAN LARANGAN BAGI ANGGOTA BPK

Kewajiban Setia kepada NKRI yang berdasarkan Larangan Menjadi Anggota organisasi yang dinyatakan
Anggota Bagi dilarang di Wilayah Republik Indonesia dan yang
Pancasila dan UUD RI 1945 Anggota
BPK, BPK menimbulkan keresahan Masyarakat
diantaranya: Bersikap Jujur dan bertingkah laku diantaranya:
sopan Memperlambat atau tidak melaporkan hasil
pemeriksaan yang mengandung unsur pidana
Mematuhi ketentuan peraturan kepada Instansi berwenang
perundang-undangan
Menggunakan keterangan, bahan, data, informasi,
Menjaga Martabat, Kehormatan, atau dokumen lainnya yang diperoleh pada waktu
Citra, dan Kredibilitas BPK pelaksanaan tugas yang melampaui kewenangan
kecuali untuk kepentingan penyidikan yang terkait
Menjaga rahasia negara atau jabatan dugaan tindak pidana

Menunjukkan keberpihakan dan Dukungan kepada


Menghindari terjadinya benturan kegiatan-kegiatan politik praktis
kepentingan

33
GAMBARAN UMUM KODE ETIK
KEWAJIBAN DAN LARANGAN BAGI PEMERIKSA

Kewajiban Setia kepada NKRI yang berdasarkan Larangan Menjadi Anggota organisasi yang dinyatakan
Pemeriksa Pancasila dan UUD RI 1945 Bagi dilarang di Wilayah Republik Indonesia dan yang
BPK, Pemeriksa
BPK menimbulkan keresahan masyarakat
diantaranya:
Mematuhi ketentuan peraturan perundang- diantaranya:
undangan Menjadi perantara dalam pengadaan barang
dan/atau jasa di lingkungan entitas yang melakukan
Menjaga Martabat, Kehormatan, Citra, dan pengelolaan keuangan negara
Kredibilitas BPK
Meminta dan/atau menerima uang, barang,
Bersikap Jujur, Tegas, Bertanggung Jawab, dan/atau fasilitas lainnya baik langsung maupun
Objekif, dan Konsisten dalam tidak langsung dari pihak yang terkait pemeriksaan
Mengemukakan Pendapat Berdasarkan
Fakta Pemeriksaan Menyalahgunakan dan melampaui wewenangnya
baik sengaja atau karena kelalaiannya
Menjaga kerahasiaan hasil pemeriksaan
kepada Pihak yang tidak berkepentingan
Menghambat pelaksanaan tugas pemeriksaan untuk
Menghindari terjadinya benturan kepentingan pribadi, seseorang dan./atau golongan
kepentingan

34
GAMBARAN UMUM KODE ETIK
SANKSI BAGI ANGGOTA BPK
Peringatan tertulis, merupakan
sanksi atas pelanggaran yang
berdampak negatif terhadap
unit pelaksana tugas
pemeriksaan

Pemberhentian dari
Sanksi bagi Anggota BPK atas keanggotaan BPK, merupakan
pelanggaran terhadap sanksi atas pelanggaran yang
kewajiban dan/atau larangan berdampak negatif pada
negara dan/atau BPK

Sanksi Kode Etik yang lebih


berat, merupakan sanksi atas
pelanggaran kode etik
selanjutnya

35
GAMBARAN UMUM KODE ETIK
SANKSI BAGI PEMERIKSA DAN PELAKSANA BPK
Sanksi tingkat ringan,
merupakan sanksi atas
pelanggaran yang berdampak
negatif terhadap tim
pemeriksa atau satker

Sanksi tingkat sedang,


Tingkat dan jenis hukuman
merupakan sanksi atas
bagi Pemeriksa dan Pelaksana
pelanggaran yang berdampak
BPK atas pelanggaran terhadap
negatif terhadap unit
kewajiban dan larangan
pelaksana tugas pemeriksaan

Sanksi tingkat berat,


merupakan sanksi atas
pelanggaran yang berdampak
negatif terhadap negara
dan/atau BPK

36
MKKE
Dasar Hukum MKKE telah
mengalami beberapa kali
Peraturan
perubahan BPK No. 5
Peraturan Tahun 2018
BPK No. 4
Tahun 2016
Peraturan
BPK No. 1
Tahun 2013
Peraturan
BPK No. 1
Tahun 2011

37
MKKE

ANGGOTA MKKE Fungsi MKKE adalah untuk


Menegakkan Kode Etik.
MKKE beranggotakan 5 orang, Tugas MKKE adalah melakukan
yang terdiri dari 2 orang Anggota pemeriksaan atas dugaan
BPK, 2 orang dari unsur akademisi, pelanggaran Kode Etik yang
dan 1 orang dari unsur profesi, dilakukan oleh Anggota BPK dan
dengan susunan kenaggotaan adalah Pemeriksa.
1 orang Ketua merangkap Anggota
dan 4 orang Anggota yang dipilih
TUGAS DAN FUNGSI MMKE
dan ditetapkan oleh Sidang BPK

38
MKKE
TAHAPAN PENEGAKAN KODE ETIK

MKKE menetapkan
Jika terjadi pelanggaran, sidang dengan memanggil
Inspektorat Utama pelapor, terlapor, saksi, MKKE
menyampaikan Hasil dan ahli. Pemeriksaan Menetapkan
Inspektorat Utama Analisis ke MKKE dan dugaan pelanggaran Kode hasil putusan
Laporan, Pengaduan, memberikan nomor Etik dilakukan dalam pengadilan
sebagai Panitera
dan/atau hasil pengawasan Register Perkara. Sidang MKKE dan
melakukan analisis serta
Inspektorat Utama. bersifat tertutup.
pengumpulan data dan
Laporan bisa bersifat full
informasi awal atas
disclosure atau anonymous.
Laporan atau Pengaduan
Laporan yang disampaikan Jika Hasil analisis
yang diterima untuk
secara anonymous disertai menunjukkan tidak
menyimpulkan ada atau
dengan data yang cukup ditemukan dugaan
tidak adanya dugaan
untuk ditindaklanjuti pelanggaran Kode Etik,
pelanggaran Kode Etik
simpulan hasil analisis
disampaikan kepada
penerima Laporan atau
Pengaduan.

39
MKKE

Pengambilan Putusan atas hasil pemeriksaan MKKE dilakukan secara


musyawarah mufakat dan jika tidak tercapai mufakat, Putusan
diambil berdasarkan suara terbanyak.
Isi Putusan Sidang MKKE dapat berupa:
• Menyatakan bahwa Terlapor/Teradu terbukti melanggar Kode Etik
disertai dengan jenis sanksi; atau
• Menyatakan bahwa Terlapor/Teradu tidak terbukti melanggar Kode Etik.
Putusan bersifat final dan mengikat berlaku sejak Putusan ditetapkan.

40
PENGELOLAAN DAN TANGGUNG
JAWAB KEUANGAN DESA

41
KEWENANGAN DESA

Dasar Hukum OTONOMI DESA DANA DESA

• Kewenangan Desa diatur • Desa diberikan • UU Desa menyebutkan


dalam UU No. 6 Tahun kewenangan untuk bahwa salah satu sumber
2014 mengatur dan mengurus pendapatan desa berasal
urusan pemerintahan, dari alokasi APBN berupa
kepentingan masyarakat Dana Desa
setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem
pemerintahan NKRI
melalui otonomi desa

42
KEMENTERIAN YANG MENGATUR
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Kementerian Desa,
Kementerian Keuangan Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
Tertinggal dan Transmigrasi
• Menteri Keuangan • Menteri desa PDTT • Menteri Dalam Negeri
mengeluarkan Ketentuan mengeluarkan ketentuan mengeluarkan ketentuan
mengenai pengelolaan mengenai prioritas mengenai pengelolaan
dana desa melalui penggunaan dana desa keuangan desa (APBDes)
Peraturan Menteri melalui Peraturan diatur melalui Peraturan
Keuangan Menteri Desa, Menteri Dalam Negeri
Pembangunan Daerah dan turunannya
Tertinggal dan
Transmigrasi dan
turunannya

43
KEMENTERIAN YANG MENGATUR
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Kementerian Desa, Pembangunan
Kementerian Keuangan Kementerian Dalam Negeri
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
• Penganggaran Dana Desa dalam APBN • Penetapan pedoman umum dan • Penyelenggaraan capacity building
• Penetapan rincian alokasi Dana Desa prioritas penggunaan Dana Desa aparatur desa
pada peraturan Bupati/Walikota • Pengadaan Tenaga Pendamping untuk • Penyelenggaraan pemerintahan desa
• Penyaluran Dana Desa dari Rekening desa • Pengelolaan, penatausahaan,
Kas Umum Negara • Fasilitasi penyelenggaraan pelaporan, dan pertanggungjawaban
musyawarah desa yang partisipatif keuangan desa
melalui Pendamping Desa • Penguatan desa terhadap akses, aset
• Fasilitasi pendirian, pengurusan, dan kepemilikan lahan dan
perencanaan usaha, pengelolaan, pemanfaatannya bagi kesejahteraan
kerjasama dan pembubaran BUMDes masyarakat
• Fasilitasi pembangunan Kawasan • Penyusunan dokumen perencanaan
Perdesaan desa
• Pembinaan desa berdasarkan hak asal
usul, dan kewenangan skala lokal desa
• Tata cara penyusunan pedoman teknis
peraturan desa

44
DANA DESA

Meningkatkan pelayanan publik di desa

Mengentaskan kemiskinan

Dana Desa dialokasikan oleh Pemerintah


berdasarkan jumlah Desa dan dialokasikan
Memajukan perekonomian desa
dengan memperhatikan jumlah penduduk,
angka kemiskinan, luas wilayah dan Tingkat
kesulitan geografis.
Mengatasi kesenjangan pembangunan
antardesa

Memperkuat masyarakat desa sebagai


subjek dari pembangunan

45
PEMERIKSAAN DANA DESA
• BPK telah melakukan beberapa kali pemeriksaan tematik, baik yang dilaksanakan oleh BPK di Pusat
maupun oleh Perwakilan BPK di 33 Provinsi (kecuali DKI Jakarta).
• Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang dilakukan oleh Perwakilan BPK,
khususnya Kabupaten/Kota, juga menilai ketepatan penyaluran Dana Desa dari Rekening Kas Umum
Daerah (RKUD) ke Rekening Kas Desa (RKD).
• Beberapa Pemeriksaan yang berkaitan dengan Dana Desa yang dilakukan oleh AKN III, antara lain:
 Pemeriksaan Kinerja atas Efektivitas Pembinaan dan Pengawasan Dana Desa TA 2015 s.d.
Semester I TA 2018, yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPK.
 Pemeriksaan Kinerja atas Efektivitas Pengelolaan Prioritas Nasional Pembangunan Desa Tahun
2017 s.d. Semester I Tahun 2018, yang dilaksanakan oleh BPK di Pusat.
 Tahun 2020 ini, BPK akan kembali melakukan pemeriksaan kinerja atas efektivitas
pendampingan masyarakat desa dalam penanggulangan pandemi COVID-19. Salah satu objeknya
adalah kegiatan pendampingan yang dilakukan Kemendesa PDTT, baik secara langsung maupun
melalui Tenaga Pendamping Profesional (TPP) kepada pemerintah desa dalam penggunaan Dana
Desa Tahun 2020 untuk penanggulangan COVID-19.

46
TERIMA KASIH

47

Anda mungkin juga menyukai