Anda di halaman 1dari 19

KOMPLIKASI

PERSALINAN
Dr. Nur Karimah, SpOG
PERSALINAN
 suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina
ke dunia luar. 
 Skrining dalam persalinan merupakan cara
awal deteksi yang dilakukan oleh bidan
apakah persalinan tersebut menjadi
wewenangnya untuk dilakukan pertolongan
persalinan ataukah harus dilakukan rujukan
ke pihak yang lebih berwewenang.
FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERSALINAN
 Passage (jalan lahir)
 Passenger (Janin)
 Power (kekuatan mendorong janin keluar)
 Psikologis
 Penolong
BIDANG HODGE
 Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP
dengan bagian atas symphisis dan
promontorium
 Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I
setinggi pinggir bawah symphisis.
 Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II
setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
 Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III
setinggi os coccygis
PERLIMAAN
  5/5; H I  Kepala diatas PAP, mudah
digerakkan
 4/5; H I-II  Sulit digerakkan, bagian
terbesar kepala belum masuk panggul
 3/5 ; H II- III  Bagian terbesar kepala sudah
masuk panggul
 2/5 ; H III
 1/5 ; H III-IV  Kepala didasar panggul
 0/5 ; H IV  kepala di perineum
DISTOSIA
 Distosia adalah persalinan yang sulit, hal ini
terjadi jika tidak ada kemajuan persalian.
MALPRESENTASI
 Presentasi puncak kepala (presentasi
sinsiput)
 Terjadi bila derajat deflexinya ringan
sehingga UUB menjadi bagian terendah
 B. PRESENTASI MUKA
Dimana kepala dalam kedudukan defleksi
maksimal dan muka merupakan bagian
terendah menghadap ke bawah
 Diagnosis :Palpasi dada teraba seperti
punggung Auscultasi jelas di daerah dada dan
dapat pula teraba bagian2 kecil janin
 Etiologi Ditemukan pada panggul sempit atau
bayi besar, Multiparitas, Kelainan janin
seperti anensefalus
 C. PRESENTASI DAHI
 Kedudukan kepala berada diantara fleksi
maksimal dan defleksi minimal sehingga dahi
merupakan bagian terendah.

 D. POSISI OKSIPITALIS POSTERIOR PERSISTENT


 UUK tidak berputar ke depan, tetap di
belakang
 Etiologi : otot-otot panggul yang sudah
lembek pada multigravida
PENYULIT KALA III & IV
 Atonia Uteri
Atonia uteri dapat terjadi pada ibu hamil dan
melahirkan dengan faktor predisposisi
(penunjang ) seperti :Overdistention uterus
seperti: gemeli makrosomia, polihidramnion,
atau paritas tinggi.Umur yang terlalu muda
atau terlalu tua.Multipara dengan jarak
kelahiran pendekPartus lama / partus
terlantarMalnutrisi.Penanganan salah dalam
usaha melahirkan plasenta, misalnya
plasenta belum terlepas dari inding uterus.
 Gejala Klinis:Uterus tidak berkontraksi dan
lunakPerdarahan segera setelah plasenta dan
janin lahir (P3).
PENANGANAN ATONIA
(PENANGANAN UMUM)
 Mintalah Bantuan.
 Segera mobilisasi tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat
darurat.
 A B C  Lakukan pemeriksaan cepat keadaan umum ibu termasuk tanda vital.
 Jika dicurigai adanya syok segera lakukan tindakan.Jika terjadi syok, segera
mulai penanganan syok.
 oksigenasi dan pemberian cairan cepat,
 Pastikan bahwa kontraksi uterus baik:Lakukan pijatan uterus untuk
mengeluarkan bekuan darah.
 Bekuan darah yang terperangkap di uterus akan menghalangi kontraksi uterus
yang efektif.
 Berikan 10 unit oksitosin IM
 Lakukan kateterisasi, dan pantau cairan keluar-masuk.
 Periksa kelengkapan plasenta Periksa kemungkinan robekan serviks, vagina,
dan perineum.
 Setelah perdarahan teratasi (24 jam setelah perdarahan berhenti), periksa
kadar Hemoglobin:
RETENSIO PLASENTA
 Plasenta belum lepas dari dinding uterus.
 Plasenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan
(disebabkan karena tidak adanya usaha untuk
melahirkan atau karena salah penanganan kala
III)
 Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan
plasenta
 Plasenta melekat  erat pada dinding uterus oleh
sebab vili korealis menembus desidua sampai
miometrium-sampai dibawah peritoneum
(plasenta akreta-perkreta)
PENATALAKSANAAN
 Jika plasenta terliahat dalam vagina, mintalah ibu
untuk mengejan. Jika anda dapat merasakan adanya
plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta tersebut.
 Pastikan kandung kemih sudah kosong. Jika
diperlukan, lakukan katerisasi kandung kemihJika
plasenta belum keluar, berikan oksitosin 10 Unit IM
 Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit
pemberian oksitosin dan uterus terasa berkontraksi,
lakukan penarikan tali pusat terkendaliJika traksi
tali pusat terkendali belum berhasil, cobalan untuk
mengeluarkan plasenta secara manual.
 Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, secret
vagina yang berbau), berikan antibiotik
TANDA – TANDA SYOK
 Syok Awal  sadar, cemas, pucat, Denyut
nadi agak cepat (110 permenit atau lebih)
 Pernapasan sedikit lebih cepat (30 tarikan
nafas permenit atau lebih)
 Tekanan darah rendah-ringan (sistolik kurang
dari 90mmHg)
 Pengeluaran urine 30cc perjam atau lebih
 2. Syok lanjut  Bingung atau tidak sadar,
Denyut nadi cepat dan lemah, Napas pendek
dan sangat cepat, Pucat dan dingin
 Tekanan darah sangat rendah 
 Pengeluaran urine kurang dari 30cc perjam
PENANGANAN SYOK HEMORAGIK
 Yang penting dilakukan bidan adalah :Siapkan diri
dengan keyakinan bahwa kita telah benar
mendeteksi penyebab syok
 Lakukan penanganan dengan cepat dan tepatJaga
jalan nafas dengan posisi dan melonggarkan pakaian
 Berikan oksigen 100% kira – kira 51/menit melalui
jalan nafas
 Berikan infus NaCl 0,9%, RL, dekstran, plasama, dsb
dengan memasang tekanan vena
 Penanganan syok septic Ibu harus mendapatkan
cukup cairan dengan larutan garam 0,9 %,RL
Bicarbonate natrikus untuk menghindari asidosis
metabolic

Anda mungkin juga menyukai