Anda di halaman 1dari 9

CIREBON DAN BANK INDONESIA

DARI JARINGAN KAPITALISME


HINGGA KERAKYATAN
Oleh :
Agus Mulyana
Masyarakat Sejarawan Indonesia
Peta Kuno Cirebon
Peta Jaringan Pelayaran dan Perdagangan Dunia
Cirebon ; Sebuah Emporium dan Jaringan Perdagangan
• Pada abad ke 7 M hingga 14 M Nusantara merupakan jalur pelayaran dan
perdagangan dunia seiring dengan proses penyebaran Islam
• Jalur pelayaran Nusantara mulai masuk ke Selat Malaka menyusur pantai Selatan
hingga selat Sunda (Banten), kemudian menyusur Pantai Utara hingga ke wilayah
Timur Indonesia (Sulawesi dan Maluku) dari pulau Jawa masuk juga ke Kalimantan.
• Cirebon merupakan salah satu jalur perdagangan di Pantai Utara Jawa, karena
letaknya yang strategis menjadi suatu pelabuhan atau kota dagang (emporium) dan
semakin kuat ketika menjadi suatu kerajaan yang didirikan oleh Sunan Gunung Jati
• Disamping sebagai pelabuhan dagang, Cirebon terdapat produk-prroduk perdagangan
yang dijual seperti kayu, beras, asam, merica, buncis, kapulaga, tembakah, dll
• Jaringan dagang dari Nusanatara, ke India, Afrika Utara, sampai ke Eropa melalui laut
Tengah.
• Saat itu orang-orang Eropa belum menemukan peta jalur pelayaran ke Asia dan Afrika,
mereka hanya menunggu pasokan barang dagangan dari pedagang Asia (Islam).
Kolonialisme : Jaringan Kapitalisme Perdagangan
• Kedatangan bangsa Barat ke Asia dan Afrika berdampak terhadap terjadinya penjajahan
(kolonialisme)
• Pada awal mulanya kedatangan bangsa Barat dimotivasi oleh semangat Agama sebagai
dampak dari perang salib (khususnya bangsa Portugis dan Spanyol) dalam
perkembangan berikutnya lebih banyak dilatarbelakangi oleh semangat ekonomi
(perdagangan).
• Kedatangan bangsa Belanda lebih banyak dilatarbelakangi oleh semangat perdagangan
yang dibuktikan dengan didirikannya VOC, sebuah gabungan perusahaan-perusahaan
atau kaum kapitalis di negeri Belanda yang diberikan kewenangan oleh parlemen Belanda
melakukan hak-hak politik sebagaimana lazimnya suatu negara seperti hak berperang,
melakukan perjanjian, mencetak uang dan sebagainya.
• Kapal-kapal VOC dilengkapi dengan senjata sehingga mereka melakukan penaklukan
terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara dan mendirikan negara Kolonial dengan
membangun pusat kekuasaan di Batavia.
• Batavia menjadi pusat kekuasaan penjajahan VOC dan juga pengendali politik dan
perdagangan di Nusantara.
Politik Penjajahan dan eksploitasi Ekonomi
• Belanda yang dimulai dengan VOC kemudian dilanjutkan oleh Pemerintah Hindia Belanda
(Nederlandsch van Indie) membangun suatu kekuasaan politik dengan melakukan penaklukan
pada kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara.
• VOC maupun Pemerintah Hindia Belanda pada dasarnya merupakan Negara Kolonial yang
mengendalikan politik terhadap kerajaan-kerajaan yang telah ditaklukannya.
• Cirebon merupakan salah satu kerajaan di Nusantara yang berhasil ditaklukan oleh penjajah
Belanda sejak zaman VOC.
• Wilayah Cirebon menjadi suatu bagian pemerintahan penjajah (Hindia Belanda), bahkan
pernah menjadi suatu Keresidenan, suatu wilayah administrasi pemerintahan yang dikepalai
oleh seorang Asisten Residen (pimpinan orang Belanda)
• Secara geografis Cirebon memiliki potensi ekonomi pertama sebagai suatu pelabuhan dan
kedua tanah yang subur untuk ditanami tanaman-tanaman ekspor.
• Eksploitasi ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda di Cirebon yaitu ketika
pemerintah Hindia Belanda menjadikan Cirebon sebagai salah satu wilayah penting
pelaksanaan Sistem Tanam Paksa.
Pertumbuhan Ekonomi Kolonial dan Penyebaran uang
• Kebijakan pemerintah Hindia Belanda dalam menerapkan Sistem Tanam Paksa
di Cirebon berdamapak secara ekonomi baik bagi pendiduk maupun para
pengusaha lainnya.
• Sistem Tanam Paksa pada dasarnya adalah sebuah kebijakan pemerintah Hindia
Belanda dalam menanam tanaman ekspor, seperti tebu (gula), tembakau, kopi,
teh, dan sebagainya. di pulau Jawa.
• Penanaman tanaman ekspor yang sangat massal berdampak terhadap
kehidupan masyarakat di tempat dimana sistem tanam paksa itu dilaksanakan.
• Salah satu dampak yang timbul adalah terjadinya perputaran uang baik di masyarakat
maupun pihak-pihak yang berkepentingan dengan putaran uang seperti para pengusaha
• Kebutuhan terhadap perputaran uang tersebut maka menjadi latar belakang yang utama
berdirinya suatu Bank sebagai lembaga yang mengatur sirkulasi uang, diantaranya
berdirinya De Javache Bank (DJB).
Nasionalisasi ; Kemerdekaan dan Kemandirian Ekonomi
• Pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan suatu peristiwa sejarah lahirnya
kemerdekaan bangsa Indonesia secara politik
• Pada awal kemerdekaan perekonomian masih dikuasai oleh penjajah yaitu masih
beroperasinya perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh orang-orang Belanda.
• Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah (Sukarno) yaitu dengan menasionalisasi
perusahaan-perusahaan Belanda termasuk di dalamnya De Javache Bank.
• Nasionalisasi DJB dilakukan pada tahun 1957 dan namanya diganti menjadi Bank
Indonesia.
• Kantor BI Kas Cabang Cirebon diberi wewenang oenuh sebagai bank sirkulasi yang
membantu BI Pusat dalam melayani kegiatan perbankan baik yang berhubungan dengan
bank milik pemerintah dan swasta maupun nasabah lain di wilayah eks keresidenan
Cirebon.
• Pertumbuhan ekonomi di Cirebon sangat dipengaruhi pula oleh peran BI Cirebon dalam
mengatur lalu lintas uang.
Bank Indonesia dan Keberpihakan Ekonomi Rakyat
• Pada masa Orde Baru dilakukan kebijakan ekonomi mikro yaitu melalui BI
dengan mengeluarkan Bimbingan massal (Bimas), yang dirintis sejak tahun
1965 dan resmi diperkenalkan pada tahun 1969.
• Skema kredit ini ditujukan secara khusus bagi petani di wilayah pedesaan
untum membantu meningkatkan kemampuan produksi mereka, terutama padi
dan palawija, dan pada gilirannya bias meningkatkan pendapatkan sedrta
kesejahteraannya.
• Pemerintah Kabupaten Cirebon sejak awal Orde Baru telah memiliki program
di bidang perkreditan khususnya untuk mendorong peningkatan produksi
pertanian di wilayah pedesaan.
• Kredit-kredit mikro yang dikeluarkan oleh BI merupakan bentuk kepeduliaan BI
terhadap ekonomi kerakyatan yang dapat menumbuhkan ekonomi daerah
seperti halnya di Cirebon sebagai kota yang strategis secara ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai