DeJavascheBank(DJB)
KiprahBankIndonesiaCirebon
BI
&EkonomiKolonial
Mutakhir
Langkah-langkah Rekonstruksi
1953-68 Penutup
Warisan Tradisi Besar
& Fondasi Ekonomi
Modern
Warisan Tradisi Besar & Fondasi Ekonomi
Modern
“Dulu, di sini (Pelabuhan Muara Jati) pernah
ada pelabuhan besar skalanya internasional.
Beberapa perahu negara-negara timur
tengah dan Barat pernah singgah di sini.
Berkembang pada abad ke-14 menjelang
berdirinya kerajaan Cirebon. Ceritanya juga
tercatat dalam naskah. Pelabuhan tersebut
bahkan sudah lama. Fungsinya yaitu pintu
gerbang jalur laut,” ujar Raffan S Hasyim,
sejarawan Cirebon, saat di temui di kampus
IAIN Cirebon, Jumat (12/10/2018).
6 5 4
5 Peredaran mata uang Komoditas lain: industri Komoditas utama Cirebon
(abad 16): hasil tumbuhan
Pasambangan & Muarajati: 7 asing (rijksdaalders): tradisional, peternakan, hutan & perkebunan
Pusat pendidikan & Peran SGD, politik, & hasil tangkapan nelayan tradisional
alat tukar perdagangan;
penyebaran Islam; tradisi & bandar pelabuhan mata uang lokal untuk
multikulturalime; tatanan perdagangan:
politik lokal Cirebon sebagai transaksi dagang
pusat perekonomian
Lihat: asal-usul Cirebon;
1 literatur lokal; De Graaf &
Pusat pemukiman & Pigeaud (1985); Ekajati
3 perdagangan dalam (1995); Johan (1997, etc.
Wilayah pesisir Cirebon wilayah Kerajaan Sunda
& pedalaman memiliki
tanah yang subur: lahan Galuh/Pajajaran
perkebunan, sawah
produktif, penghasil 2 Lihat: Kunjungan armada Cina 1415
kayu & beras
Cirebon & sekitarnya (Laksamana Te Ho/Cheng Ho) dan Kun Wei
memiliki pelabuhan, Ping berlabuh di Muara Jati (Pelabuhan
jalur transportasi yang
ramai Cirebon sekarang) & kunjungan Tome Pires
1915 di pemukiman muara Cirebon
Peta Geografis, Demografi, & Sosio-Kultural (Cortesao, 2018_
De Javasche Bank &
Ekonomi Kolonial
De Javasche Bank Agentschap Cirebon:
Politik Ekonomi Kolonial Sistem Tanam Paksa (STP)
2 4 6
Pembukaan kantor cabang DJB di Kota
Cirebon yang resmi berdiri 6 Agustus
1866: memberikan pembiayaan pada
pihak swasta & kompetitif dengan
1 3 5
perusahaan swasta sejenis, khsuusnya
pada sektor industri gula &
perdagangan ekspor
STP & Konektivitas Pasar & Ekonomi Dunia: Perubahan politik ekonomi kolonial: dari konservatif-
Sentralisasi produksi & distribusi pemerintah intervensionis menjadi liberal yang memperluas peran Perluasan jaringan operasi & kapitasasi profit: pemberian
kolonial; modernisasi pedalaman (aliran modal, kelompok swasta; lahirnya UU Agraria 1870; pendirian kredit langsung kepada pengusaha Hindia Belanda (1850-
teknologi, nilai-nilai baru); pelibatan 3 kelompok lembaga perbankan (De Javasche Bank; DJB) 1828 an), pembukaan 2 kantor cabang di Semarang & Surabaya,
pemangku kepentingan (elite Jawa pemegang (menerbitkan mata uang, bertanggungjawab atas & kota lainnya yang strategis & menguntungkan, kantor
kekuasaan, orang-orang swasta Eropa, pengusaha pengedaran mata uang kertas, bank komersial swasta cabang di pedalaman pasca 1870 dengan maraknya
Cina). yang memberikan kredit pembukaan perkebunan.
De Javasche Bank & Perkembangan
Ekonomi Cirebon
@ Sektor ekonomi pribumi: Masyarakat
@ DJB Agentschap Cirebon sebagai kelanjutan pribumi, penyedia tenaga kerja, bergerak
kebijakan politik ekonomi liberal dengan sektor di bidang pertanian & non-pertanian
swasta yang menjadi prioritas. skala kecil & menengah
@ Struktur formasi ekonomi kolonial masih
bercorak STP di Cirebon, meskipun 1870
menunjukkan perubahan kondisi demografi &
peningkatan infrastruktur ekonomi.
@ Klasifikasi ekonomi: sektor ekonomi Barat, @ Sektor ekonomi perantara: Mayoritas orang
sektor ekonomi perantara, & sektor ekonomi Cina & Timur asing (Arab & India), bekerja di
pribumi. sektor perdagangan perantara, berperan sebagai
kelompok trading minority, & penghubung kedua
Ekonomi Dualistik J.H. Boeke sektor ekonomi.
C
maka harga akan naik. banyak barang yang dapat diimpor, sehingga
ketersediaan barang akan melimpah, dan harga
akan turun. Jadi, kekuatan permintaan dan
penawaran sebagai penentu keseimbangan harga
Pembagian Tenaga Kerja & Perdagangan
Suatu organisasi sosial dari produksi dalam bentuk suatu spesialisasi kerja.
(3) Produktivitas yang tinggi hanya akan didapatkan dari spesialisasi kerja, dan
memungkinkan terjadinya suatu surplus dan perdagangan antara para produsen.
Pertukaran atau perdagangan di antara negara-negara miskin dan negara kaya yang
(4) menimbulkan kecenderungan suatu negara untuk mengimpor atau mengekspor dari
negara lain.
Untuk menjadi sejahtera, pemerintah harus menggenjot sisi produksi domestik. Hal ini
(5) ditujukan agar negara swasembada dan dapat mengekspor ke luar negeri. Ekspor akan
meningkatkan devisa negara sehingga neraca pembayaran negara akan positif. Dengan
begitu kekayaan negara akan meningkat dan kemakmuran rakyat akan terwujud.
Transisi Kekuasaan,
Perbankan, &
Keuangan 1942-53.
Dari DJB Cirebon menjadi NKG; Nasionalisasi DJB menjadi Bank Indonesia
Pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia mengambil alih DJB & menggantinya dengan Nanpô Kaihatsu Ginko. Meski berlangsung sebentar, pengelolaan
DJB menjadi masalah setelah Belanda menguasai kembali Indonesia. Pemerintahan baru RI berusaha mendirikan lembaga perbankan sendiri. Situasi ini
memunculkan “perang bank” (dan mata uang) di tengah mempertahankan kemerdekaan
Jepang mengambil alih berbagai sektor perekonomian, Arus transaksi keuangan di NKG & perbankan Jepang
menguasai produksi padi (1940), mengeksploitasi mengalami penurunan; perbankan hilang ketika Jepang
potensi alam & sumber daya manusia (pasca 1942), & menyerah tanpa syarat kepada pasukan Sekutu & pasca
membuka lahan padi baru untuk kebutuhan logistik pernyataan kemerdekaan Indonesia; pemerintahan baru
perang. Jepang membentuk badan usaha “Nôgyô RI mendirikan BNI 1946 di Jakarta & di Yogyakarta ;
Kumiai” (seperti KUD) (1944); beredar dua mata uang Kantor perwakilan BNI di Cirebon sebagai lembaga
dalam masyarakat (uang keluaran DJB & uang perseroan bank dan perniagaan atau Banking & Trading
pendudukan Jepang); Pada 20 Oktober 1942, DJB Corporation; Tugas utama DJB Cabang Cirebon “baru”
Cabang Cirebon dan seluruh bank milik Belanda di ialah mengelola aset dan keuangan NICA (1947).
Cirebon dilikuidasi oleh Jepang.
2
2 KREDIT MIKRO &
1
PEMBANGUNAN
RESTRUKTURISASI BANK INDONESIA EKONOMI KERAKYATAN
& STABILISASI PEREKONOMIAN
Penerbitan UU perbankan (1967 & 1968) yang menegaskan
kedudukan BI sebagai bank sentral; kebijakan open door policy bagi
UU Nomor 13/1968 berimplikasi pada perubahan manajemen dan
penanaman modal asing; kebijakan strategis bidang perkreditan untuk
struktur kerja organisasi BI cabang lokal; restrukturisasi &
memperkuat sektor pertanian, pembangunan pedesaan, &
reorganisasi internal BI untuk membantu pemerintah mengatasi
pengembangan ekonomi kerakyatan (1972-73); kebijakan kredit
masalah besar nasional (hiperinflasi & kemunduran ekonomi),
pertanian Bimbingan Massal (Bimas): fase Kredit Bimas Nasional &
termasuk kondisi perekonomian Cirebon dengan kenaikan harga-
Gotong Royong (1965-70), dan fase Bimas Nasional yang
harga kebutuhan pangan pokok (1965); Program Stabilisasi dan
disempurnakan (Bimas Unit Desa) (1970-84); kredit untuk komoditas
Rehabilitasi berjangka pendek. Program terdiri dari pengendalian
inflasi, pemulihan produksi, pencukupan kebutuhan sandang dan
1 2 tanaman perkebunan, peternakan, & perikanan (1984); 7 jenis
program perkreditan untuk pengembangan sektor UMKM non-
pangan, rehabilitasi prasarana ekonomi, dan peningkatan ekspor.
pertanian (1983-1993); Skema kredit Bank Indonesia, yaitu Program
KIK/KMKP dan Program PHBK.
3 4
3 REALISASI PROGRAM KREDIT
BI & PERKEMBANGAN UMKM PEREKONOMIAN CIREBON
DI CIREBON MASA ORBA
Kebijakan kredit pemerintah Kab. Cirebon: pembentukan Bank Peran penting BI dalam mendorong perkembangan UMKM atau ekonomi
Produksi Desa & Lumbung Produksi Desa; kebijakan pembelian hasil 3 4
kerakyatan melalui program kredit & stimulus finansial lain untuk
panen masyarakat & bantuan pemberantasan hama (1965-66); mendorong perkembangan ekonomi kerakyatan; beragam sektor ekonomi
program perkreditan BI untuk wilayah Cirebon (1970-71) & dinaikkan seperti pertanian & perkebunan, perdagangan & industri, transportasi,
melalui program KIK/KMKP untuk beragam sektor ekonomi (1975-85); pertambangan, kerajinan, & jasa menunjukkan keberlanjutan bisnis;
program KUK (1989-94); Program kredit tersebut untuk mendorong proyeksi pengembangan industri sangat penting untuk pertumbuhan
usaha produktif. ekonomi.
9 3
Usaha Bersama;
Kerjasama
Keadilan Ekonomi
Identitas Budaya
Kesejahteraan Sosial
Berjiwa Pancasila
Kemerdekaan Berusaha Kontribusi Pembangunan
Sistem Ekonomi Kerakyatan mengacu pada nilai-nilai Pancasila sebagai sistem nilai bangsa Indonesia yang tujuannya adalah mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia dengan salah satu unsur intrinsiknya adalah Ekonomi Pancasila (Mubyarto, 2002)
6 Kiprah Bank Indonesia
Cirebon Mutakhir
Kiprah Bank Indonesia Cirebon Mutakhir
Indikator ekonomi untuk tingkat daerah menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB); PDRB: jumlah nilai tambah bruto (gross value added)
seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu
periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen.
1 3
Kantor Perwakilan BI Cirebon &
Penyempurnaan Kelembagaan Pembangunan Kota
Kantor BI Cirebon menjalankan fungsi sentral dalam memfasilitasi
Metamorfosis Kelembagaan: UU No. 3 Tahun 2004: tujuan BI tetap pembangungan ekonomi & meningkatkan kesejahteraan masyarakat; mengawal
difokuskan pada pengendalian moneter, dengan tetap mengupayakan inflasi & keberpihakan pada UMKM di Ciayumajakuning: (1) pengembangan
prinsip-prinsip keseimbangan antara independensi dan pengawasan, UMKM; (2) mengindentifikasi potensi UMKM; (3) mengenali permasalahan
tanggung jawab atas kinerja, serta akuntabilitas publik yang transparan UMKM; (4) program pengembangan komoditi unggulan; (5) program Wirausaha
Insert your BI; (6) Program UMKM Tematik; pengembangan klaster ketahanan pangan;
pengembangan komoditas unggulan daerah; program pengembangan ekonomi
desired text syariah;. .
RPJPD & RPJMD Kota Cirebon (2018-2023): menjadi kota perdagangan
dan jasa yang maju dan sejahtera; Indikator ekonomi: Produk here
Kantor BI Cirebon dengan melakukan pendampingan kepada UMKM
Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan sektor ekonomi primer,
dengan memfasilitasi aspek akses permodalan, produksi, pemasaran,
sekunder, & tersier. Kota Cirebon ditopang sektor perdagangan &
pengelolaan usaha, inovasi, serta penyusunan laporan keuangan yang
industri, & Kabupaten Cirebon oleh industri rotan.
relevan & reliabel yang dapat merefleksikan realitas bisnis;
Pembangunan & Sektor Ekonomi perkembangan sistem pembayaran dengan sistem non-tunai.
Kota Cirebon
Kebijakan Moneter, Sistem Pembayaran, &
Sistem Keuangan
2 4
7 Gedung KPw BI &
Bangunan Cagar
Budaya di Cirebon
1. UU No. 11/2010
2. Permenbudpar No.
PM.58/PW.007/MKP/2010
3. SK Walikota Cirebon No. 19/2001
Pelestarian Cagar Budaya
Aspek Pengamanan 4 3
Aspek Kepedulian & Partisipasi
Mewujudkan pengamanan cagar
budaya dengan cara mengarahkan
Menggugah kepedulian & partisipasi
pada pemanfaatan untuk kepentingan
masyarakat luas dalam mendukung
pendidikan, sosial, dan lain-lain yang
pengelolaan & pelestarian cagar budaya
sesuai dengan undang-undang
mengenai cagar budaya
8 Penutup
Penetapan hukum-hukum syariah untuk kemashlahatan/kebaikan manusia; atau tujuan
syariah adalah memperoleh kemashlahatan & menolak kerusakan
Kaidah Maqashid:
1. “al-awamiru tattabi’u al-mashalihu wa al-nawahiyu tattab’u al-mafasida
(perintah itu mengikuti kemashlahatan & larangan itu mengikuti kerusakan);
2. “tasharruf al-imam ‘ala al-ra’iyati manuthun bi al-mashlahah” (Kebijakan
pemerintah atas rakyatnya bertujuan mewujudkan mashlahah).
Implementasi:
Kebijakan Kantor BI Cirebon bertujuan mewujudkan kesejahteraan masyarakat
(li mashlahat al-ummat) melalui beragam program yang dijalankan secara
inklusif. Pembangunan perkotaan hingga perhatian kepada pedesaan, dari
pembangunan ekonomi berskala besar hingga keberpihakan kepada usaha
ekonomi kerakyatan, pengembangan klaster ketahanan pangan, komoditas
unggulan daerah, dan pengembangan ekonomi syariah. Program tersebut
untuk mewujudkan keberlanjutan ekonomi dengan tujuan akhir kesejahteraan.
Referensi
Al-Attas, M. N. (1969). Preliminary statement on a general theory of the Islamization of the Malay-Indonesian
Archipelago (Vol. 22). Dewan Bahasa dan Pustaka.
Bakti, A. M. F. (1993). Islam And Nation Formation In Indonesia. IJS, 1(1), 4.
Khaldun, I. (2015). The muqaddimah: an introduction to history-abridged Edition. Princeton University Press.
Leur, J. C. (1955). Indonesian trade and society: Essays in Asian social and economic history (Vol. 1). W. van
Hoeve.
Mubyarto. (1997). Ekonomi Pancasila. Aditya Media
Swasono, S. E. (1987). Sistem ekonomi dan demokrasi ekonomi: membangun sistem ekonomi nasional. Penerbit
Universitas Indonesia.
Tjandrasasmita, U. (1993). Sejarah Nasional Indonesia III. Jakarta: Balai Pustaka.
Yatim, B. (2006). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Terima Kasih