Anda di halaman 1dari 25

PENALARAN

Penalaran adalah suatu proses berpikir


manusia untuk menghubung-hubungkan
data atau fakta yang ada sehingga sampai
pada suatu simpulan.

Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar


dan boleh tidak benar.
Fakta Kesaksian: Langsung/tdk langsung
Data Autoritas
informasi

Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan


sebagai data itu disebut Proposisi.
Proposisi berbentuk kalimat berita.
Kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat
harapan, dan kalimat inversi tidak disebut
proposisi.

Contoh proposisi :
Ayam adalah burung.
Indonesia menjadi negara makmur.
• Macam Penalaran
• Penalaran Deduktif
• Penalaran Induktif

• Ad. 1 PENALARAN DEDUKTIF


• Penalaran yang bertolak dari sebuah
konklusi/kesimpulan yang didapat dari
satu atau lebih pernyataan yang lebih
umum.
• Dalam penalaran deduktif terdapat
premis. Yaitu proposisi tempat menarik
kesimpulan.

• Penarikan kesimpulan secara deduktif


dapat dilakukan secara langsung dan
tidak langsung.

• Penarikan secara langsung ditarik dari


satu premis.
• Penarikan tidak langsung ditarik dari dua
premis.
• Premis pertama adalah premis yang
bersifat umum sedangkan premis kedua
adalah yang bersifat khusus.
• Jenis penalaran deduksi yang menarik
kesimpulan secara tidak langsung yaitu
• Silogisme Kategorial;
• Silogisme Hipotesis;
• Silogisme Alternatif;
• Entimen.
A. Silogisme Kategorial : Silogisme yang
terjadi dari tiga proposisi.
• Premis umum : Premis Mayor (My)
• Premis khusus :Premis Minor (Mn)
• Premis simpulan : Premis Kesimpulan
(K)
• Dalam simpulan terdapat subjek dan
predikat. Subjek simpulan disebut term
mayor, dan predikat simpulan disebut
term minor.
• Aturan umum dalam silogisme
kategorial sebagai berikut:
• Silogisme harus terdiri atas tiga
term yaitu : term mayor, term
minor, term penengah.
• Silogisme terdiri atas tiga
proposisi yaitu premis mayor,
premis minor, dan kesimpulan.
• Dua premis yang negatif tidak
dapat menghasilkan simpulan.
• Bila salah satu premisnya negatif,
simpulan pasti negatif.
• Dari premis yang positif, akan
dihasilkan simpulan yang positif.
• Dari dua premis yang khusus tidak
dapat ditarik satu simpulan.
• Bila premisnya khusus, simpulan akan
bersifat khusus.
• Dari premis mayor khusus dan premis
minor negatif tidak dapat ditarik satu
simpulan.
• Contoh silogisme Kategorial:
• My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
• Mn : Badu adalah mahasiswa
• K : Badu lulusan SLTA

• My : Tidak ada manusia yang kekal


• Mn : Socrates adalah manusia
• K : Socrates tidak kekal

• My : Semua mahasiswa memiliki ijazah SLTA.


• Mn : Amir tidak memiliki ijazah SLTA
• K : Amir bukan mahasiswa
B. Silogisme Hipotesis: Silogisme yang terdiri atas premis
mayor yang berproposisi konditional hipotesis.

Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya


membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan
konsekuen. Bila minornya menolak anteseden,
simpulannya juga menolak konsekuen.
• Contoh :
• My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
• Mn : Air tidak ada.
• K : Jadi, Manusia akan kehausan.

• My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.


• Mn : Makhluk hidup itu mati.
• K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.
C. Silogisme Alternatif :
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa
proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya
membenarkan salah satu alternatifnya.
Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
• Contoh
– My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
– Mn : Nenek Sumi berada di Bandung.
– K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

– My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.


– Mn : Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
– K : Jadi, Nenek Sumi berada di Bandung.
D. Entimen
• Silogisme ini jarang ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan
maupun lisan. Yang dikemukakan hanya
premis minor dan simpulan.
• Contoh entimen:
– Dia menerima hadiah pertama karena dia
telah menang dalam sayembara itu.
– Anda telah memenangkan sayembara ini,
karena itu Anda berhak menerima
hadiahnya.
• 2.PENALARAN INDUKTIF
• Penalaran yang bertolak dari penyataan
-pernyataan yang khusus dan
menghasilkan simpulan yang umum.

• Bentuk-bentuk Penalaran Induktif


A. Generalisasi : Proses penalaran yang
mengandalkan beberapa pernyataan yang
mempunyai sifat tertentu untuk
mendapatkan simpulan yang bersifat
umum.
• Contoh generalisasi :
1)Jika dipanaskan, besi memuai.
– Jika dipanaskan, tembaga memuai.
– Jika dipanaskan, emas memuai.
– Jika dipanaskan, platina memuai
– Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
2)Jika ada udara, manusia akan hidup.
– Jika ada udara, hewan akan hidup.
– Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
– Jadi, jika ada udara mahkluk hidup akan
hidup.
B) Analogi : Cara penarikan penalaran
dengan membandingkan dua hal yang
mempunyai sifat yang sama.

• Contoh analogi
• Nina adalah lulusan Akademi Amanah.
• Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
• Ali adalah lulusan Akademi Amanah.
• Oleh Sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya
dengan baik.
C. Hubungan kausal : penalaran yang diperoleh
dari gejala-gejala yang saling berhubungan.

• Macam hubungan kausal :


1. Sebab- akibat.
Hujan turun di daerah itu mengakibatka timbulnyabanjir.
2. Akibat – Sebab.
Andika tidak lulus dalam ujian kali ini
disebabkan dia tidak belajar dengan baik.
3. Akibat – Akibat.
Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek,
sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah
basah.
• Soal Penalaran Deduktif
• 1. My : Penyakit yang disebabkan oleh virus sulit diobati.
• Mn : Deman berdarah disebabkan oleh virus.
• K :
• E :

• My : Semua petani yang baik adalah petani yang


menggarap sawahnya setiap tahun.
• Mn : Paijo menggarap tanah pertaniannya setiap tahun.
• K :
• E :

• 3. My : Tidak satu pun prajurit TNI menjadi komandan


pasukan asing.
• Mn : Piere prajurit TNI
• K :
• E :
SALAH NALAR : Gagasan, pikiran,
kepercayaan, atau simpulan yang salah,
keliru, atau cacat.
• Jenis-jenis salah nalar
• Deduksi yang salah : Simpulan dari suatu
silogisme dengan diawali premis yang salah
atau tidak memenuhi persyaratan.
• contoh :
– Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu
menjadi cerdas.
– Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan
batu.
• b. Generalisasi terlalu luas
• Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah
premis yang mendukung generalisasi tidak
seimbang dengan besarnya generalisasi itu
sehingga simpulan yang diambil menjadi
salah.
Contoh :
• Setiap orang yang telah mengikuti Penataran
P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
• Anak-anak tidak boleh memegang barang
porselen karena barang itu cepat pecah.
C. Pemilihan terbatas pada dua alternatif
• Salah nalar ini dilandasi oleh
penalaran alternatif yang tidak tepat
dengan pemilihan jawaban yang ada.
• Contoh
• Orang itu membakar rumahnya agar
kejahatan yang dilakukan tidak diketahui
orang lain.
• d. Penyebab Salah Nalar
• Salah nalar ini disebabkan oleh
kesalahan menilai sesuatu sehingga
mengakibatkan terjadinya pergeseran
maksud.
• Contoh:
• Broto mendapat kenaikan jabatan
setelah ia memperhatikan dan
mengurusi makam leluhurnya.
• Anak wanita dilarang duduk di depan
pintu agar tidak susah jodohnya.
• e. Analogi yang Salah
• Salah nalar ini dapat terjadi bila
orang menganalogikan sesuatu dengan
yang lain dengan anggapan persamaan
salah satu segi akan memberikan
kepastian persamaan pada segi yang
lain.
• Contoh:
• Anto walaupun lulusan Akademi
Amanah tidak dapat mengerjakan
tugasnya dengan baik.
• Jenis salah nalar yang manakah soal-soal di
bawah ini.

• Karena Wayan dilahirkan di Bali pasti dia pandai


menari.
• Bumi Indonesia sangat subur. Oleh sebab itu, rakyat
Indonesia pasti kaya raya.
• Setiap orang yang telah mengikuti penalaran P4 akan
menjadi manusia Pancasilais sejati.
• Kamu tidak boleh kawin dengan Verdo karena orang
tua Verdo itu bekas penjahat.
• Peserta penataran boleh pulang sebelum waktunya
karena para undangan yang menghadiri acara
pembukaan pun sudah pulang semua.
• Jika Anda menyetorkan ONH di bank kami, Insya
Allah Anda akan menjadi haji mabrur.

Anda mungkin juga menyukai