Anda di halaman 1dari 23

Materi Ke-4:

Norma
A. Tujuan Instruksional Umum
B. Tujuan Instruksional Khusus
C. Isi Kuliah:
NORMA DI DALAM MASYARAKAT
Istilah :
Arab – Kaedah
Yunani – Nomos
Jerman – Norm
Indonesia - disebut dengan pedoman , patokan atau aturan , adalah
sesuatu yang menjadi ukuran atau patokan yang sebaiknya di patuhi
oleh seseorang dalam hubunganya dengan sesamanya , ataupun
dengan lungkungannya .
 Norma atau kaidah baru ada apabila terdapat lebih dari satu orang ,
oleh karena norma atau kaidah itu pada dasarnya mengatur tata cara
bertingkah laku seseorang terhadap orang lain , atau terhadap
lingkunganya
Norma Kehidupan
Norma Kepercayaan
Norma
Non Hukum Mengatur
Aspek
Kehidupan
Norma Kesusuilaan pribadi
Norma-Norma
Kehidupan

Norma Kesopanan Mengatur


Aspek
Kehidupan
Norma-norma
Antar
Hukum
pribadi

Prof. Purnadi Purbacaraka &


Prof Soerjono Soekanto -
Isi Norma
1. Suruhan
2. Larangan
3. kebolehan
Catatan :
 Setiap norma atau kaidah mengandung suruhan – suruhan
( Penyuruhan-penyuruhan ) yang di dalam bahasa asingnya
sering disebut dengan ‘ das sollen’ ( ought to be / ought to
do ) yang di dalam bahasa indonesia sering di rumuskan
dengan istilah ‘ hendaknya ’
 contoh: Hendak engkau menghormati orang tua,
hendaknya orang tidak boleh mencuri
Bentuk
 Norma Tertulis (pengaruh Romawi)
( Tradisi Civil Law Hukum Tertulis : UU)
- Adanya pembentuk UU
 Norma Tidak Tertulis (pengaruh Yunani)
( Tradisi Common Law Jurisprudensi
- Judge Made Law
Bentuk Norma dalam Masayarakat
 Norma Agama
 Norma Kesusilaan
 Norma Kesopanan
 Norma Hukum
Bentuk Norma dalam Masayarakat
 Norma Agama
 Norma Kesusilaan Otonom
 Norma Kesopanan Dikaitkan
 Norma Hukum Dengan
heteronom sanksi

Catatan :

1. Otonom : munculnya sanksi dari diri sendiri bukan


dipaksakan dari luar/negara
2. Heteronom : munculnya sanksi dipaksakan oleh negara
Perbedaan Antara Sistem Norma Yang
Statik Dan Sistem Norma Yang Dinamik .

 Hans kelsen di dalam bukunya yang


berjudul ‘ General Theory of law and
State ’ mengemukakan adanya dua
sistem norma yang statik (Nomostatics)
dan sistem norma yang dinamik
(Nomodynamics) .
Sistem Norma Yang Statik
(Nomostatics)
 adalah suatu sistem yang melihat pada “ isi ”
dari suatu norma .
 Di dalam suatu norma yang statik , maka
suatu norma umum dapat di tarik menjadi
norma-norma khusus , atau norma-norma
khusus itu dapat di tarik dari suatu norma
yang umum . Penarikan norma-norma
khusus dari suatu norma umum ini dalam arti
bahwa norma umum itu dilaksanakan atau
dirinci menjadi norma-norma yang kusus dari
segi “ isi ” nya .
 Contoh dari suatu sistemnorma yang statik
adalah sebagai berikut :
Suatu norma umum yang menyatakan
“Hendaknya engkau menghormati orang
tua” dapat di tarik / dirinci menjadi norma –
norma khusus seperti kita wajib
membantunya kalau orang tua itu dalam
keadaan susah , kita wajib untuk
merawatnya kalau orang tua itu sedang sakit
dan lain sebagainya .
Sistem Norma Yang Dinamik
(Nomodynamics)
 Adalah suatu sistem norma yang melihat pada
berlakunya suatu norma atau dari cara
“pembentukannya”atau “pengapusannya”.
 Menurut Hans kelsen , norma itu berjenjang-jenjang dan
berlapis-lapis dalam suatu susunan hierarkhi , dimana
norma yang di bawah berlaku, bersumber dan berdasar
pada norma yang berlebih tinggi, norma yang lebih
tinggi berlaku, bersumber dan berdasar pada norma
yang lebih tinggi lagi, sampai ‘regressus’ ini berhenti
pada suatu norma yang tertinggi yang disebut dengan
norma dasar yang tidak dapat kita telusuri lagi siapa
pembentuknya atau dari mana asalnya.
 Norma dasar atau sering disebut
dengan ‘Grundnorm, basic norm,
atau ‘fundamentalnorm’, ini merupakan
norma yang tertinggi yang berlakunya
tidak berdasar dan tidak bersumber
pada norma yang lebih tinggi lagi, tetapi
berlakunya secara ‘ presupposed ’, yaitu
ditetapkan lebih dahulu oleh masyarakat.
Hukum Sebagai Sistem Norma Yang
Dinamik
 Menurut Hans kelsen hukum termasuk dalam sistem
norma yang dinamik, (Nomodynamics), oleh karena
hukum itu selalu dibentuk dan dihapus oleh lembag-
lembaga atau otoritas–otoritas yang berwenang
membentuknya, sehingga dalam hal ini tidak kita lihat
dari segi isi dari norma tersebut, tetapi kita melihatnya
dari segi berlakunya atau pembentukannya. Hukum itu
adalah sah (valid) apabila dibuat oleh lembaga atau
otoritas yang berwenang membentuknya dan
berdasarkan norma yang lebih tinggi, sehingga dalam hal
ini norma yang lebih rendah (inferior) dapat di bentuk
oleh norma yang lebih tinggi (superior), dan hukum itu
selalu berjenjang-jenjang dan berlapis-lapis membentuk
suatu hierarkhi .
Dinamika Norma
Norma Umum

Norma Khusus

Orang tua harus dihormati


Penghargaan
Thd Norma Khusus
Ortu di ruang
publi
Fasilitas
Publik
Dana Utk
pensiun Ortu

Norma Khusus
Dinamika Norma Hukum
Vertikal Dan Horizontal
 Dinamika norma hukum yang vertikal adalah
dinamika yang yang berjenjang dari atas
kebawah, atau dari bawah ke atas, di mana
dalam dinamika yang vertikal ini suatu norma
hukum itu berlaku atau berdasar dan
bersumber pada norma hukum diatasnya ,
norma hukum yang berada di atasnya berlaku ,
berdasar dan bersumber pada norma hukum
yang di atasnya, demikian seterusnya sampai
pada suatu norma dasar yang menjadi dasar dari
semua norma hukum di bawahnya.
 Dalam dinamika norma hukum yang
horizontal, maka suatu norma hukum itu
bergeraknya tidak ke atas atau ke bawah,
tetapi ke samping.
 Dinamika norma hukum yang horizontal ini
tidak membentuk suatu norma hukum yang
baru, tetapi norma itu bergerak ke samping
karena adanya suatu analogi yaitu penarikan
suatu norma hukum untuk kejadian-kejadian
lainnya yang di anggap serupa.
Stufenbau des Recht
 Adolf Merkel dan Hans Kelsen

Grundnorm/Ursprungsnorm

Generallenorm
REGRESUS
Tussennorm

Concretenorm

Belaid
Hans Nawiasky

Staatfundamentalnorm Pembukaan UUD

Pasal-Pasal UUD
Staatgrundgesetz

UU
Formellegesetz

PP,Perpres
Verordnung/
------------------------------
Autonome satzung
Perda
Perbedaan Norma Hukum Dengan Norma
Lainnya
Norma Non Hukum Norma Hukum
1. Berasal dari msy atau kehidupan 1. Berasal dari negara atau
masyarakat sehari-hari penyelenggara negara
2. Bersumber dari wahyu, adat-istiadat 2. Bersumber dari hukum yang sudah
keyakinan dan kebiasaan2 hidup ada (sumber hukum formil) atau dari
3. Umumnya lebih banyak tidak tertulis aneka masalah kehidupan masyarakat
4. Pada dasarnya merupakan paksaan (sumber hukum materil)
moral yang berisfat tradisional atau 3. Umumnya tertulis
turun menurun 4. Memiliki asas teritorialitas, waktu,
5. Sanksi moral atau sosial oleh maupun mengikat suatu bangsa
masyarakat setempat 5. Mendasarkan pada tujuan negara
6. Lebih dulu adanya dari norma hukum dalam hal ketertiban dan kemanfaatan
7. Waktu berlakunya umumnya tidak 6. Memiliki sanksi oleh negara yang
terbatas bersifat memaksa
8. Bersifat fundamental dan universal, 7. Baru ada setelah norma-norma non
sehingga berlakunya lebih langgeng hukum
9. Mengatur juga masalah hubungan 8. Waktu berlakunya ada yang terbatas
dengan Tuhan (kehidupan surgawi, dll) ada yang tidak terbatas
9. Bersifat aktual dan mengarah pada
pengaturan bidang-bidang tertentu
10. Setiap saat bisa berubah mengikuti
perkembangan jaman
11. Mengatur masalah duniawi saja
D. Alamat Situs
Latihan Soal Ke-4

Anda mungkin juga menyukai