Perumusan Norma Hukum Dalam Perundang-Undangan Pengertian Norma Norma adalah suatu ukuran yang harus
dipatuhi oleh seseorang dalam hubungannya
dengan dengan sesamanya ataupun dengan lingkungannya. Istilah norma, yang berasal dari bahasa latin,
atau kaidah dalam bahasa Arab, sering juga
disebut dengan pedoman, patokan, atau aturan dalam Bahasa Indonesia. @orinton Purba,SS, SH. 2007 2 Dalam bahasa asing norma hukum disebut das sollen (ought to be/ought to do) yang di dalam bahasa Indonesia sering dirumuskan dengan istilah hendaknya. Norma hukum dapat dibentuk secara tertulis ataupun tidak tertulis oleh lembaga-lembaga yang berwenang membentuknya, sedangkan norma-norma moral, agama, adat umumnya tidak tertulis.
@orinton Purba,SS, SH. 2007 3
Macam macam Norma Norma-norma adat – tidak mutlak bagi seluruh masyarakat Norma-norma agama – sesuai dengan agama masing-masing Norma-norma moral – sesuai dengan daerah masing-masing. Norma-norma hukum negara – bersifat mutlak, artinya bahwa setiap norma hukum negara berlaku bagi seluruh masyarakat.
@orinton Purba,SS, SH. 2007 4
Sistem Norma Hans Kelsen mengemukakan ada 2 sistem norma, yaitu; sistem norma yang statik (nomostatics) dan sistem norma yang dinamik (nomodynamics). Nomostatics adalah suatu sistem norma yang melihat pada isinya. Misalnya: Hendaknya engkau menghormati orang tua (norma kesopanan)
@orinton Purba,SS, SH. 2007 5
Sistem Norma yang dinamik adalah suatu sistem norma yang melihat pada berlakunya suatu norma atau dari pembentukannya dan penghapusannya. Misalnya: perundang- undangan. Hans Kelsen mengatakan bahwa hukum termasuk sistem norma yang dinamik karena perundang-undangan selalu dibentuk dan dihapus oleh lembaga-lembaga atau otoritas- otoritas yang berwenang membentuknya.
@orinton Purba,SS, SH. 2007 6
Dinamika Norma Hukum Norma Hukum Vertikal adalah dinamika norma hukum yang berjenjang dari atas ke bawah, atau dari bawah ke atas. Dalam dinamika norma hukum vertikal ini, suatu norma hukum itu berlaku, berdasar, dan bersumber pada norma hukum diatasnya. Dinamika vertikal ini dapat kita lihat dalam tata susunan norma hukum yang ada di Negara Kita. Pancasila sebagai norma hukum negara merupakan sumber dan dasar bagi terbentuknya norma-norma hukum lainnya.
@orinton Purba,SS, SH. 2007 7
Norma hukum horizontal, suatu norma hukum itu bergeraknya tidak ke atas atau ke bawah, tetapi ke samping. Dinamika norma hukum horizontal ini tidak membentuk suatu norma hukum yang baru, tetapi norma itu bergerak ke samping karena adanya suatu analogi, yaitu penarikan suatu norma hukum untuk kejadian-kejadian lainnya yang dianggap serupa. Contoh dalam peraturan: bahwa yang dimaksud dengan pencurian ialah apabila seseorang mengambil barang orang lain untuk dipakai dengan cara melanggar hukum.
@orinton Purba,SS, SH. 2007 8
Perbedaannya norma hukum dengan norma lainya Suatu norma hukum itu bersifat „Heteronom‟, dalam arti bahwa norma hukum itu datang dari luar diri seseorang. Sedangkan norma lainnya bersifat otonom, dalam arti norma itu berasal dari diri seseorang.
@orinton Purba,SS, SH. 2007 9
Suatu norma hukum itu dapat dilekati dengan sanksi pidana maupun sanksi pemaksa secara fisik, sedangkan norma yang lain tidak dapat dilekati dengan sanksi pidana atau sanksi pemaksa secara fisik. Dalam norma hukum sanksi pidana atau sanksi pemaksa itu dilaksanakan oleh aparat negara (misalnya polisi, jaksa, hakim), sedangkan terhadap pelanggaran norma-norma lainnya sanksi itu datangnya dari diri sendiri.
@orinton Purba,SS, SH. 2007 10
Hierarki Norma Hukum
Menurut Hans Kelsen jenjang norma
hukum atau stufentheorie itu berjenjang-jenjang serta berlapis-lapis dalam suatu hierarki.
@orinton Purba,SS, SH. 2007 11
struktur tata hukum Indonesia adalah 1. Staatsfundamentalnorm : Pancasila (Pembukaan UUD 1945) 2. Staatgrundgesetz : Batang Tubuh UUD 1945, Ketetapan MPR, dan Konvensi Ketatanegaraan. 3. Formell Gesetz : Undang-Undang. 4. Verordnung & Autonome : Secara hirarkis mulai dari Peraturan Pemerintah sampai Keputusan Bupati atau Walikota.