Anda di halaman 1dari 19

MONITORING

PERUBAHAN PERILAKU
STOP BABS dan CTPS
(Pemutakhiran peta sosial sanitasi dan verifikasi Stop BABS)

PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN TINGKAT


MASYARAKAT 0
MONITORING
Upaya pemantauan perubahan perilaku masyarakat, yang dilakukan secara berkala.

Pelaku Monitoring/Pemantauan, adalah dimulai dari komponen masyarakat itu sendiri (kader), lalu Sanitarian,
kabupaten, provinsi hingga pusat. Artinya peran KADER sangat penting sebagai sumber data dasar di
masyarakat yang menjadi acuan pemantauan di tahap berikutnya.

Alat bantu monitoring/pemantauan


adalah PETA SOSIAL
Sehingga perlu dilakukan
PEMUTAKHIRAN PETA SOSIAL SANITASI
INDIKATOR PEMANTAUAN
STOP BABS dan CTPS
STOP BABS (1) BAB di Jamban
(2) Jamban Milik sendiri
(3) Tangki septik dan disedot 5 Tahun terakhir
(4) Tangki septik dan Belum pernah disedot 5 Tahun terakhir (termasuk tangki Septik
yang baru dibangun).
(5) Lubang Tanah/Cubluk.
(6) Tidak ada penampungan tinja.
(7) Kloset leher angsa.
CTPS

(1) Sarana CTPS selain di kamar mandi/WC.


(2) Mengetahui waktu kritis CTPS
(3) Mampu Praktek CTPS.
PEMANTAUAN STOP BABS Perubahan Perilaku untuk akses ke Jamban
Sehat

JAMBAN SEHAT?????
Fasilitas pembuangan tinja yang :
1. Mencegah kontaminasi ke badan air
2. Mencegah kontak antara manusia dan tinja
3. Membuat tinja tsb tidak dapat dihinggapi serangga serta binatang lainnya
4. Mencegah bau yang tidak sedap
5. Konstruksi dudukannya dibuat dengan baik, aman dan mudah dibersihkan

SANITASI AMAN
SANITASI LAYAK Yang termasuk sanitasi aman, adalah
Yang termasuk sanitasi layak, adalah jamban sehat permanen (JSP) yang rutin
jamban sehat permanen (JSP) dilakukan penyedotan <3 tahun
PEMANTAUAN AKSES JAMBAN
kondisi di atas dimasukkan dalam kriteria BABS “Buang air besar sembarangan”
Dikatakan BABS tidak hanya karena tidak memiliki fasilitas dan atau tidak mengunakan fasilitas sarana sanitasi, tetapi
bisa juga sudah ada fasilitas, tetapi pembuangannya tetap sembarangan, sekarang disebutnya BABS terselubung/BABS
tertutup
Jamban milik sendiri, kloset leher angsa/ plengsengan dengan bangunan bawah cubluk/
JAMBAN SEHAT SEMI PERMANEN tangki belum kedap

Bangunan jamban - atas

Dinding anyaman bambu atap sederhana Dinding anyaman bambu Dinding kayu Dinding bata-kayu Dinding bata

Bangunan jamban – tengah

Bangunan bawah
Jika secara Bersama sama menggunakan fasilitas sanitasi baik Jamban sehat permanen/ layak
SHARING/NUMPANG maupun jamban sehat semi permanen

SHARING bisa diartikan:


1. Menumpang di sarana sanitasi ((JSP/JSSP) milik KK lain diluar rumah tetapi masih 1 lingkungan
(dekat)
2. Menumpang di sarana sanitasi (JSP/JSSP) miliki KK lain masih dalam 1 rumah tangga
JAMBAN SEHAT PERMANEN/JSP Jamban milik sendiri, kloset leher angsa dengan bangunan bawah tangki
septik

Bangunan jamban - atas

Dinding anyaman bambu Dinding kayu Dinding bata-kayu Dinding bata

Bangunan jamban – tengah (leher angsa)

Bangunan bawah-
Kedap/Septic tank
SANITASI AMAN
TARGET
SANITASI 2030
Sistem sanitasi yang memutus sumber pencemaran limbah
domestic ke sumber air. Sanitasi aman mencakup
penampungan air limbah domestic di tangki septik yang sesuai
SNI penyedotan/transportasi lumpur tinja sampai unit
pengolahan, serta unit pengolahan limbah (IPLT) yang
berfungsi. Program CTPS juga diterapkan untuk pendukung
pemutusan rantai penularan penyakitnya.

Penyedotan tersistem min 3 tahun sekali


Standart Teknis Tangki Septik (Sanitasi aman)
Kedap air

Volume tangki septik untuk 1 rumah yang memiliki konsumsi air bersih normal dengan
penghuni 5 jiwa dengan system terpisah sesuai SNI 2398-2017 adalah 800 liter

Memiliki lubang kontrol

Memiliki ventilasi

Tersedia pipa masuk dan pipa keluar

Dipastikan disedot, diangkut dan dibuang dengan truk tinja secara regular ke Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
CONTOH PETA
SOSIAL-BASELINE
Dusun C
= JSP dengan
sedot berkala
Dusun A
= JSP tanpa
sedot

= JSSP

= Sharing

Dusun B = OD/ BABS


6-8 bulan berikutnya
CONTOH PETA
SOSIAL-PROGRESS

Dusun C
= JSP dengan
sedot berkala
Dusun A
= JSP tanpa
sedot

= JSSP

= Sharing

Dusun B = OD/ BABS


PEMANTAUAN CTPS
Upaya pemantauan terhadap perubahan perilaku masyarakat dalam mengadop perilaku Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS)

BAGAIMANA CARA MEMANTAUNYA?

Perilaku CTPS memang sulit dipantau karena perilaku ini bersifat private dan waktunya bisa kapan saja,
sehingga yang dapat diukur adalah
- ketersediaan sarana SCT (bukan kamar mandi) dan terdapat sabun,
- Pada saat diwawancara, dapat menjelaskan waktu kritis CTPS
- Ketika diminta praktek, dapat melakukan CTPS dengan langkah yang benar.
KEGIATAN PEMANTAUAN CTPS
DI MASYARAKAT
Pemantauan dengan KALENDER CTPS, yaitu
masing-masing Keluarga (KK) mengisikan lembar
catatan pemantauan harian tentang perilaku CTPS di
kalender

Pemantauan dengan STIKER- CTPS, bagi keluarga


yang seluruh anggota keluarganya sudah menerapkan
CTPS (seluruh indikator terpenuhi : ada sarana SCT
diluar kamar mandi, tahu waktu kritis CTPS dan mampu
praktek CTPS yang benar) maka ditempel stiker warna
hijau (bahwa KK ini sudah CTPS)
Contoh Kartu
Monitoring STBM
KEGIATAN PEMANTAUAN CTPS DI
SEKOLAH
Pemantauan perilaku CTPS siswa baik yang dilakukan di sekolah
maupun di kesehariannya di rumah. Untuk perilaku CTPS di
sekolah dapat menggunakan lembar pantau yang diisikan oleh ketua
kelompok (1 kelas dapat dibagi menjadi 10 kelompok, yang
tugasnya saling memantau perilaku PHBS anggotanya). Sedangkan
untuk pemantauan keseharian dapat menggunakan lembar PR
pemantauan.
PR SISWA dalam memantau perilaku Stop BABS dan CTPS di lingkungan tempat tinggal

Anda mungkin juga menyukai