LEMBAGA LEGISLATIF

FERDIAN ANDI
[T]: @FERDIANANDI [IG]: FERDIANANDI [FB]: FERDIAN ANDI
 Istilah lembaga perwakilan

ISTILAH LEGISLATIVE ATAU LEGISLATURE: YANG BERWENANG

MEMBUAT UNDANG-UNDANG
ASSEMBLY: BERKUMPUL, MEMBICARAKAN MASALAH
PUBLIK
PARLIAMENT (PARLE): BICARA DAN MERUNDINGKAN

PEOPLE REPRESENTATIVE BODY: REPRESENTASI ATAU

PERWAKILAN ANGGOTANYA
 Sejarah lembaga perwakilan

ROMAWI KUNO
-SENAT (WAKIL
RAKYAT) ERA MODERN
YUNANI KUNO -COMITIA
CENTURITA
-INGGRIS: LORD
EKKLESIA (LEMBAGA SEMI (RAJA KECIL DI
(DEWAN MILITER, WAKIL RAJA DAERAH)
DALAM
RAKYAT PEMBENTUKAN -HOUSE OF
KEBIJAKAN PUBLIK) LORDS
-PLEBIAN/
CONCILIUM PLEBIS
 Model lembaga perwakilan rakyat

• PARLEMEN DENGAN SATU KAMAR

• MENGGUNAKAN ASAS REPRESENTASI ATAU PERWAKILAN POLITIK,
UNIKAMERAL YANG ANGGOTA-ANGGOTANYA MEWAKILI RAKYAT MELALUI
PARTAI POLITIK, DAN DIPILIH MELALUI PEMILIHAN UMUM.
• NEGARA DENGAN MODEL NEGARA KESATUAN

• PARLEMEN DENGAN DUA KAMAR

• MAJELIS TINGGI (UPPER HOUSE): TURUN TEMURUN (INGGRIS),
BERKAT JASA KE MASYARAKAT/PARTAI PENGUASA
(KANADA/INGGRIS), DAN DIPILIH (AS/INDIA/PHILIPINA)
BIKAMERAL
• MAJELIS RENDAH (LOWER HOUSE): BIASANYA MEMILIKI
KEWENANGAN LEBIH TINGGI DIBANDING MAJELIS TINGGI,
MEWAKILI PARTAI POLITIK.
• NEGARA DENGAN MODEL FEDERAL
 Model perwakilan yang tak lazim

TRIKAMERAL • TIGA KAMAR LEGISLATIF

TETRAKAMERAL • EMPAT KAMAR LEGISATIF (ABAD 13)

• LIMA KAMAR LEGISLATIF (YUGOSLAVIA TAHUN

PENTAKAMERAL
1963)
 Pembagian bikameral

STRONG
BICAMERALISM/BIKAMERAL
KUAT/SETARA SATU
DENGAN LAINNYA

SOFT
BICAMERALISME/BIKAMERAL
SEDERHANA/TIDAK SETARA
SATU DENGAN LAINNYA
 Struktur parlemen

TERITORIAL
FUNCTIONAL
REPRESENTATION:
REPRESENTATION:
POLITICAL PERWAKILAN
MENCERMINKAN
REPRESENTATION: TERITORI SEBAGAI
KETERWAKILAN
PERWAKILAN IMPLEMENTASI
FUNGSIONAL SEPERTI
MELALUI PROSEDUR DOUBLE CHECK
YANG MEWAKILI
PARTAI POLITIK KHUSUSNYA DI
KELOMPOK PROFESI,
SEBAGAI PILAR NEGARA BESAR DAN
KAUM PEKERJA,
DEMOKRASI MODERN KOMPLEKS TERMASUK
PERGURUAN TINGGI
NEGARA DENGAN
DLL
SISTEM FEDERAL
 Struktur Parlemen pra amandemen

PARLEMEN PASAL 2 AYAT (1) UUD 1945 PRA AMANDEMEN: “MPR TERDIRI
PRA ATAS ANGGOTA-ANGGOTA DPR, DITAMBAH DENGAN UTUSAN-
AMANDEMEN UTUSAN DARI DAERAH-DAERAH DAN GOLONGAN-GOLONGAN
MENURUT ATURAN YANG DITETAPKAN DENGAN UU”.

KETIGA MODEL PERWAKILAN TERCERMIN DALAM STRUKTUR

PARLEMEN PRA AMANDEMEN YAKNI; PERWAKILAN POLITIK,
PERWAKILAN TERITORI DAN PERWAKILAN FUNGSIONAL].
 Struktur Parlemen pasca amandemen

PARLEMEN PASAL 2 AYAT (1) UUD 1945 PASCA AMANDEMEN:

PASCA “MPR TERDIRI ATAS ANGGOTA DPR DAN ANGGOTA DPD
AMANDEMEN
YANG DIPILIH NELALUI PEMILU DAN DIATUR LEBIH
LANJUT DENGAN UU”.

TIDAK ADA LAGI PERWAKILAN FUNGSIONAL DALAM

STRUKTUR PARLEMEN PASCA AMANDEMEN UUD 1945
 Fungsi parlemen

FUNGSI PENGATURAN (REGELENDE FUNCTIE): KEWENANGAN UNTUK MEMENTUKAN PENGATURAN

YANG MENGIKAT WARGA NEGARA BERUPA NORMA HUKUM YANG MENGIKAT DAN MEMBATASI.

FUNGSI PENGAWASAN: PENGAWASAN TERHADAP PEMERINTAH (CONTROL OF EXECUTIVE), PENGAWASAN TERHADAP

PENGELUARAN (CONTROL OF EXPENDITURE, DAN KONTROL TERHADAP PEMUNGUTAN PAJAK (CONTROL OF TAXATION).
PROF JIMLY MENYEBUT ADA 6 BENTUK PENGAWASAN: CONTROL OF POLICY MAKING, CONTROL OF POLCIY AXECUTING,
CONTROL OF BUDGETING, CONTROL OF BUDGET IMPLEMENTATION, CONTROL OF GOVERMENT PERFROMANCES,
CONTROL OF POLITICAL APPOINMENT OF PUBLIC OFFICIAL

FUNGSI PERWAKILAN (REPRESENTATION): (1) KETERWAKILAN DIANGGAP ADA, JIKA WAKIL RAKYAT
HADIR SECARA FISIK (REPRESENTATION IN PRESENCE) DAN (2) KETERWAKILAN RAKYAT TERSALURKAN
JIKA ASPIRASI RAKYAT DIWUJUDKAN DALAM BENTUK KEBIJAKAN (REPRESENTATION IN IDEAS).
 DPR

HAK INTERPELASI (PASAL 20A AYAT (1), HAK ANGKET (PASAL 20A AYAT (1)

HAK HAK PERNYATAAN PENDAPAT (PASAL 20A AYAT (1), HAK USUL PEMBERHENTIAN
PRESIDEN/WAPRES (PASAL 7A)

DPR HAK KONFIRMASI ATAU PERTIMBANGAN ATAS PENGANGKATAN PEJABAT PUBLIK

TERTENTU, KEPUTUSAN MENGENAI KEBIJAKAN ATAU TINDAKAN HUKUM
TERTENTU, HAK USUL INISIATIF PERANCANGAN UU, HAK MENGAJUKAN
PERTANYAAN, HAK MENYAMPAIKAN USUL DAN PENDAPAT

HAK IMUNITAS (HAK KEBAL HUKUM TERKAIT DENGAN KERJA PARLEMEN/PASAL

224 UU NO 17/2014 TENTANG MPR, DPR, DPD DAN DPRD).
 DPD

DPD MERUPAKAN REPRESENTASI TERITORIAL ATAU REGIONAL (TERITORIAL

DPD REPRESENTATION).

SETTING AWAL DPD SEBAGAI PERWUJUDAN IDE BIKAMERALISME (DUA KAMAR)

DPD DALAM KENYATAANNYA MENJADI CO-LEGSISLATOR DARIPADA
LEGISALATOR SEPENUHNYA.

KEWENANGAN DPD DIATUR DI PASAL 22D: MENGAJUKAN RUU KE DPR: TERKAIT

DENGAN OTDA, HUB PUS-DAERAH, PEMBENTUKAN DAN PEMEKARAN DAERAH
BARU, PENGELOLAAN SDA, PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH
 DPD MEMBERIKAN PERTIMBANGAN KE DPR: RUU APBN, RUU
DPD PAJAK RUU PENDIDIKAN. RUU TERKAIT DENGAN AGAMA.

DPD PENGAWASAN TERHADAP: PELAKSANA UU,MENYAMPAIKAN

HASIL PENGAWASAN KE DPR.
DALAM PENGAWASAN DPD SEBAGAI MAIN CONSTITSUIONAL
ORGAN YANG SEDERAJAT DG DPR TETAPI DI BIDANG LEGISLASI
HANYA SEBAGAI PENUNJANG (AUXILIARY AGENCY).
 MPR

KEWENANGAN
MPR MENGUBAH DAN MENETAPKAN UUD

MELANTIK PRESIDEN/WAKIL PRESIDEN

MEMBERHENTIKAN PRESIDEN/WAPRES
DALAM MASA JABATANNYA
 DPRD

• PEMBENTUKAN PERATURAN
LEGISLASI DAERAH BERSAMA-SAMA
KEPALA DAERAH
• MEMBAHAS DAN MEMBERIKAN
PERSETUJUAN DAN PENTAPAN
ANGGARAN APBD BERSAMA PEMERINTAH
DAERAH
• PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN UU,
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
PENGAWASAN DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH; PERATURAN
DAERAH, PERATURAN KEPALA DAERAH,
KEPUTUSAN KEPALA DAERAH DAN KEBIJAKAN
YANG DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
 HUBUNGA
N SEARAH
POSITIF

HU
G AN TIF KO BUN
B UN E GA NF GA
N LIK N
HU AH
EAR
S
 DPRD X Kepala Daerah

1. HUBUNGAN SEARAH POSITIF: KEPALA DAERAH DAN DPRD

MEMILIKI VISI YANG SAMA DAN KOMITMEN YANG KUAT UNTUK
MENJALANKAN PEMERINTAHAN DAERAH.
2. HUBUNGAN KONFLIK: KEPALA DAERAH DAN DPRD CENDERUNG
MEMILIKI VISI YANG BERBEDA ATAU SALING BERTENTANGAN.
AKIBATNYA HUBUNGAN KONFLIK TERAJUT ANTARA KEPALA
DAERAH DAN DPRD.
3. HUBUNGAN SEARAH NEGATIF: HUBUNGAN KOLABORATIF
ANTARA KEPALA DAERAH DAN DPRD UNTUK KEPENTINGAN
YANG MENGARAH PADA PRAKTIK ABUSE OF POWER SEPERTI
KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN)