Anda di halaman 1dari 30

Membangun Budaya K3

Making safety a way of life…..worldwide


Nama : Bayu An’nas Eka Suryansyah, S.Tr.Kes
No. Handphone : 081380553029
Email : Bayyu.annas@yahoo.com
Pendidikan Formal : Sarjana Terapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan Jakarta (Lulus 2017)

Pendidikan K3 antara lain


• Internal Auditor OHSAS dan ISO
• How to Optimize The Implementation Pengalaman Kerja

of Occupational Safety and


Health in Mining, Geothermal and
Construction Business
• Ahli K3 Umum - KEMENAKER
• Integrated Management System ISO
9001; ISO 14001; OHSAS 8001
• Introduction to Safety Management,
OHSA Academy
• First Aid Training
• Fire Training
• Safety & Security in The Use of
Chemicals At Workplace
Definisi Budaya K3
• Istilah budaya keselamatan
(safety culture) tertera dalam
laporan yang disusun oleh INSAG
pada tahun 1987 yang
membahas peristiwa ‘Chernobyl’
Didalam laporan dari
International Nuclear Safety
Advisory Group berjudul ’Safety
Culture’ (SAFETY SERIES No.75-
INSAG-4), yang oleh IAEA di
publikasikan pada 1991¹.
Jangkauan Radiasi Chernobyl
• Dengan demikian budaya K3 ini tercipta
setelah adanya kecelakaan kerja yang telah
menewaskan ribuan orang, hewan, seluruh
tumbuhan, dan berdampak radiasi bagi
yang hidup, tercemar selama 20 tahun.
Begitu juga di Indonesia…
a. Menurut INSAG-4
• Konsep budaya keselamatan diartikan dalam
INSAG-4 sebagai berikut: “susunan
karakteristik dan sikap yang terbentuk dalam
organisasi dan individu sebagai prioritas
utama, isu keselamatan instalasi nuklir
mendapat perhatian yang lebih besar
maknanya dalam budaya keselamatan.”
• Budaya keselamatan adalah
produk tata nilai, sikap,
kemampuan, dan pola
perilaku dari perorangan
maupun kelompok untuk
menentukan dan bertekad
kepada model dan
kemampuan organisasi dalam
program kesehatan dan
keselamatan.
b. Menurut Bapeten
• Budaya keselamatan yang
baik dalam instalasi nuklir
adalah refleksi tata nilai yang
terdapat dalam semua
tingkatan dalam organisasi
dan didasarkan pada
keyakinan bahwa
keselamatan adalah penting
dan menjadi tanggung jawab
setiap orang
(www.ansn.bapeten.go.id, )
c. Menurut Cox & Cox
• menurut Cox & Cox
(1991) budaya
keselamatan digunakan
untuk mendeskripsikan
suatu cara keselamatan
yang diatur di tempat
kerja dan terefleksi
dalam perilaku,
keyakinan, persepsi dan
nilai yang pekerja
hubungkan terhadap
keselamatan.
d. Menurut Cooper
• Cooper (2001) mendefinisikan
budaya keselamatan sebagai
sekumpulan norma, sikap,
peran-peran dan sosial serta
praktek-praktek teknologi yang
memperhatikan bagaimana
meminimalkan paparan
bahaya/ kecelakaan terhadap
kondisi pekerja, manajer,
konsumen dan masyarakat.
e. Menurut UK Health and Safety
• UK (United Kingdom) Health
and Safety Commission (1993)
mendefinisikan budaya K3
sebagai :
suatu produk dari nilai-nilai
individu maupun organisasi,
sikap, kompetensi, pola-pola
perilaku yang menentukan
komitmen untuk menetapkan
dan menerapkan program-
program keselamatan dan
kesehatan kerja.
Lingkup Ilmu Budaya Keselamatan
• Budaya Keselamatan berkembang dari
lingkup ilmu-ilmu Perilaku (Behavioral
Sciences: antropologi, sosiologi dan
psikologi).
• Terutama dalam pendekatan Organisasi dan
Manajemen serta Psikologi Organisasi yang
kajiannya khusus mempelajari masalah
manusia dalam bidang Keselamatan (Safety).
• Organisasi yang memiliki
budaya K3 yang positif
dikenali dengan adanya
komunikasi yang
berdasarkan kepercayaan
(trust) serta persepsi
bersama mengenai
pentingnya K3.
Bekerja karena cinta lebih efektif menggugah kesadaran daripada bekerja
karena kebutuhan/paksaan demikian halnya menerapkan K3 di tempat
kerja

Love Motivation

Need Motivation

Reward Motivation

Fear
Motivation
Keberhasilan K3 perusahaan di tempat kerja, karena budaya K3 telah
melekat di hati, jiwa dan pikiran

Mind

Heart

Body Soul
Kebijakan K3
Nasional
(Tahun 2010 – 2018)

“ INDONESIA BERBUDAYA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA TAHUN 2019 “

21
Budaya K3
Merupakan nilai-nilai yang ada pada diri pribadi dan
atau kelompok yang senantiasa mempengaruhi sikap
mental dan perilaku dari setiap orang maupun
kelompok dalam melakukan kegiatan/pekerjaan selalu
peduli terhadap K3.

nes ia
I ndo
ngsa
Ba at g an

a
k

rg
a ra / un t / t

ua
y i k
g ka ka Individu
as str

el
n a
M du m Li rde yar
In u
um te as K
m
Ciri-Ciri Berbudaya K3
• Mempunyai keinginan kuat untuk selalu
melaksanakan K3
• Mempunyai motivasi untuk selalu
melaksanakan K3
• Mempunyai pengetahuan, kemampuan dan
kemauan untuk beraktivitas/bekerja secara
selamat dan sehat
• Selalu peduli terhadap K3 dilingkungannya
• Bertanggung jawab atas K3
1. INDIVIDU
Mendorong • Pemerintah
setiap orang • Organisasi Profesi
untuk sadar • LSM
K3 • Sekolah
dimanapun • Perguruan Tinggi
berada

Pemahaman Arti Setiap orang Peduli K3


Pentingnya K3

Setiap orang
Berbudaya K3 Menjadi Kebutuhan
K3
24
2. Masyarakat
Mendorong • PJK3
Pelaksanaan • Organisasi Profesi
K3 Di • Assosiasi
Masyarakat • Perguruan Tinggi
• Pemerintah Pusat & Daerah
• DK3N / W / K

Meningkatnya Kepedulian setiap individu


Pemahaman Arti maupun kelompok terhadap
K3 meningkat
Pentingnya K3

K3 Menjadi Terciptanya Pelaksanaan K3 di


Rumah Tangga, Lingkungan
Kebutuhan Masyarakat dan Perusahaan/
Masyarakat Tempat Kerja
25
3. Perusahaan • P2K3
Mendorong • Ahli K3
Terlaksananya • Dokter Perusahaan & Pemeriksa
Kesehatan
K3 Mandiri
• Operator
disetiap
• Teknisi
Perusahaan • Petugas
• Paramedis

Meningkatnya Kepatuhan
Pengusaha/ Pengurus & Tingkat kecelakaan & PAK
dapat ditekan bahkan
Tenaga Kerja, dalam
dihilangkan
Pelaksanaan Ketentuan dan
Standar K3
Terciptanya Ketenangan Kerja
dan Perlindungan K3

Tercapainya Peningkatan Efisiensi, efektifitas


dan produktifitas serta ketenangan berusaha
26
4. Pencapaian Budaya K3
Indonesia
Berbudaya
K3

• Budaya K3
• Kebiasaan Melaksanakan K3
• Berperilaku K3

 Pelaksanaan K3 di perusahaan
 Pelaksanaan K3 di masyarakat
 Sadar K3 Pengawasan K3
Peraturan &
Standar
Pembinaan K3
• Lembaga • Metode
Biaya
• SDM • Tatalaksana 27
Model dan Indikator budaya K3
Dominic Cooper
Menurutnya Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
sebuah perusahaan yang merupakan bagian dari budaya
organisasi bisa dilihat dari 3 indikator yaitu :
• Aspek psikologis pekerja terhadap K3 (psychological
aspects, what peoplefeel, what is believe)
• Aspek perilaku K3 pekerja (behavioral aspects, what
people do, what is done,)
• Aspek situasi atau organisasi dalam kaitan dengan K3
(situational aspects,what organizational has, what is said)
Program pengembangan budaya K3
• Pendekatan Leadership (keteladanan dalam
keselamatan)
• Behavioral-Based Safety (BBS)
• Peningkatan Kepempinan Keselamatan pada Supervisor’
(supervisory safety leadership improvement)
• Job Safety Analisys (JSA),
• Risk Management,
• System Audit
• Pemahaman SMK3 pada seluruh pekerja disemua
tingkatan.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai