Anda di halaman 1dari 32

BUDAYA

KESELAMATAN
DAN
KESEHATAN
KERJA
KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA ( K3 )

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


adalah kesehatan dan keselamatan
yang  berkaitan dengan tenaga
kerja, pekerjaan dan lingkungan
kerja, yang meliputi segala upaya
untuk mencegah dan
menanggulangi segala sakit dan
kecelakaan akibat kerja.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas
dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
kerja.

Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa


maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha,
tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya
akan berdampak pada masyarakat luas.
 Setiap tahun 270 juta pekerja mengalami gangguan
pada tempat kerjanya
 2,3 juta pekerja meninggal atau setiap 3 menit 1
orang meninggal akibat kerja
 Di Eropa 80 % kematian dan 90% dari cedera
adalah di tempat kerja
 Pelayanan kesehatan kerja hanya mencakup 20 %
dari pekerja
 Menurut definisi ILO pekerja anak usia dibawah 14
th, di dunia ada 218 juta pekerja anak diantaranya
126 juta masih berusia ≤12

 Jumlahkecelakaan kerja juga terus
meningkat. PT Jamsostek mencatat bahwa
pada tahun 2004, jumlah kecelakaan kerja
mencapai 95.418 kasus dan meningkat pada
tahun 2006 menjadi 99.023 kasus dengan
jumlah klaim asuransi yang harus dibayar
mencapai ± Rp. 225 milyar.
K3 RS ?
• Rumah sakit merupakan tempat kerja
dimana terdapat karyawan, orang sakit,
pengunjung, alat medis dan non medis.  
• Rumah sakit :
• Padat modal
• Padat teknologi
• Padat Karya
• Padat Sistem
National Safety Council, 1988 : kecelakaan di
RS 41% > pekerja industri lain.
Kasus yg sering terjadi : tertusuk jarum,
tergelincir, terkilir, tergores / terpotong,
sakit
pinggang dll.>>> tidak terlaporkan (krn pelaku
pengobatan)
Di Israel : angka cedera punggung tertinggi
pada perawat
Australia : dari(16,8%)
813 perawat prevalensi low
backpain 42%
KAK atau PAK di rumah sakit tidak
disadari ada (ketidak tahuan)

K3 Rumah Sakit 3/12/2012


FISIK
PSIKO
SOSIAL
KIMIA
ergono
HARUS
mik BIOLOGI DICEGAH

PENYAKIT
AKIBAT
KERJA
PENATALAK
KAPASITAS SANAAN
PEKERJA

KECACADAN
PERILAKU KERJA
KEMATIAN
Karakteristik Faktor
Individu Lingkungan
kerja

Risk
behav
iour
 Upaya kesehatan kerja paripurna bagi pegawai
 Upaya kesehatan lingkungan kerja Sarkes
 Upaya sanitasi RS
 Upaya pengelolaan limbah medis & non
 Upaya medis (padat,pemeliharaan
pengelolaan, cair, gas) & sertifikasi sarana,
prasarana & peralatan Sarkes
 Upaya keamanan pasien & pengunjung
 Upaya pengelolaan jasa, bahan & barang
 Upaya berbahaya pencegahan & pengendalian
 Upaya kewaspadaan
kebakaran , upaya pencegahan& pengendalian
bencana
 Pendidikan & pelatihan K3Sarkes
 Pengumpulan, pengolahan, dokumentasi data &
pelaporan untuk evaluasi

11
 A culture is a way of life of a group of people--the
behaviors, beliefs, values, and symbols that they
accept, generally without thinking about them, and
that are passed along by communication and imitation
from one generation to the next
 Culture is symbolic communication. Some of its
symbols include a group's skills, knowledge, attitudes,
values, and motives. The meanings of the symbols are
learned and deliberately perpetuated in a society
through its institutions.
 culture systems may, on the one hand, be considered
as products of action, on the other hand, as
conditioning influences upon further action.
Budaya adalah cara hidup sekelompok orang , kepercayaan , prilaku,
nilai dan simbul yg mereka terima , umumnya tanpa memikirkan dan
diturunkan generasi ke generasi

Budaya Komunikasi simbolik , simbulnya mencakup ketrampilan,


pengetahuan sikap, nilai dan motivasi. yg gunakan dimasyarakat atau
institusi.

Budaya dianggap suatu produk tindakan disisi lain sebagai


pengorganisasian yg mempengaruhi tindakan lebih lanjut.
“It is a collective of
the Values – ideas about what in life seems important
 the Conformed Norms – expectations of behavior
in
different situations
the Artifacts – derived things or materials that abet a
culture, that influence the behavior of the members
of the
society and helps them to cope with their world and
with
one another; these are transmitted from generation
Nilai , ide yg tampak penting dalam hidup
to norma yang seuai diharapkan pada prilaku yang
generation, through
berbeda learning and imitation…”
Artefak yang berasal dari benda atau bahan yg
berhubungan dengan budaya mempengaruhi perilaku
anggota masyarakat dan membantu mereka mengatasi
dunia mereka dan satu sama lain ditranmisikan dari
generasi ke generasi melalui pembelajaran dan
PRINSIP KESEHATAN KERJA
(UU NO 23, psl 23)
PENYERASIAN

Kapasitas :
•Kelamin Beban kerja : Lingkungan kerja :
•Beban fisik : •Debu
•Gizi
•Mendorong •Bising
•Pengetahuan
•Mengangkat •Panas dll
•Ketrampilan
•Beban mental
•Tinggi badan
dll
 Dianggap sebagai cost bukan investasi
 Terlalu banyak
 Dianggap enteng
 Tidak ada organisasi
 Bagian menentukan hak
 Kurang faham
 Menjauhi sikap/perilaku hazard
 Melaksanakan K3 secara konsekuen
 Mengajak dan mensupervisi kawan sekerja
 Mengadakan pelatihan dan pendidikan K3
 Melakukan penilaian secara berulang
 Menjadi teladan
 mengembangkan diri
Healthy Culture
The product of individual and group values,
attitudes, competences and patterns of
behaviour that determine the commitment to
and the style and proficiency of organisations’
health and safety programmes.

Produk individu dan kelompok nulai, sikap yang kompeten


dan pola perilaku yang menentukan komitmen dan gaya
kemahiran organisasi 'program kesehatan dan keselamatan
Safety culture
Safety culture atau budaya K3
yaitu sikap yang mengutamakan nilai-
niai kesehatan dan keselamatan kerja
ditandai dengan dipatuhinya
kebijakan atau peraturan yang berlaku
oleh semua anggota organisasi
Menghindari
Budaya K3 merupakan penjelmaan dari perilaku, sikap,
dan nilai secara bersama untuk mencapai derajad
performansi sehat dan selamat, yang dipahami dan
dijadikan prioritas utama dalam suatu organisasi.

Griffin, and Hart, (2000) yang kemudian diadaptasi,


menyatakan bahwa performansi K3 di lapangan
pekerjaan dipengaruhi secara langsung oleh iklim atau
budaya K3 (safety climate or safety culture). Rendahnya
budaya K3 memiliki kontribusi positif terhadap
timbulnya kesalahan dalam aktivitas kerja atau bekerja
dan terjadinya berbagai kecelakaan lain yang tak
terduga.
Permasalahan yang paling penting adalah
membangun budaya (safety culture) atas dasar
iklim K3 (safety climate) di lingkungan kerja yang
dapat memberi kepastian untuk mendukung dan
selalu mempromosikan perilaku pencegahan
kecelakaan setiap saat bekerja.
budaya K3 merupakan bagian dari budaya
organisasi yang dipengaruhi oleh sikap (attitudes)
dan niai-nilai yang diyakini (beliefs) dari setiap
anggotanya dalam kerangka performansi K3
(health and safety performance)
Nilai
Norm
Value

Insentif
Aturan
Protap Reward
Pedoman

Aplikasi

Kecelakaan
Kesakitan

Budaya Kesja
 Direksi atau pimpinan menetapkan organisasi
yang bertanggung jawab (commitment)
 Organisasi ini menjangkau semua tingkat
pelayanan di sarkes
 Menggerakkan seluruh karyawan untuk
membudayakan k2
 Semua melaksanakan dan diberi kesempatan
untuk melaksanakan
 Memberikan kesempatan untuk
mengembangkan
1. Ada kebijakan dan komitmen dari direksi
2. Kebijakan dan komitmen ini dijalankan oleh
struktur organisasi.
3. Analisis situasi dan pemecahan masalah
4. Sosialisasi masalah dan pemecahan
(pelaksanaan tingkat pelaksana)
5. Pemenuhan dan pelaksanaan
6. Monev yang kuat
7. Indikator yang baik
8. Insentif dan punishment
Budaya Kesehatan Kerja
1. Leadership dan komitmen dari Direksi.
2. Diterima dan dilaksanakan oleh middle
manajemen
3. Diterima oleh semua karyawan, dan
dilaksanakan
4. Komunikasi yang baik antara semua fihak
5. Menggunakan pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan.
6. Semua faham bahwa semua kecelakaan atau
penderita penyakit merugikan rumah sakit.
FAKTOR YG MEMPENGARUHI BUDAYA KERJA
1. Dukungan organisasi ..... Kebijakan, Komitmen,
pembiayaan
2. Penerapan Pasient safety cultur
3. Kemampuan / pelaksana / petugas :
• Pengetahuan
• Sikap
• Motivasi
• Komitmen
• Komunikasi
• Lama kerja
3. Fasilitas
Pengenalan (awareness)
 Sosialisasi Kebijakan K2 pada setiap pertemuan
(rapat, upacara, dll)
 Spanduk dengan pesan K2 (bulan K2, Ultah RS,
Kegiatan Ilmiah)
 Poster-poster pesan keselamatan
 Buku saku yang berisi kebijakan K2  slip gaji
 Safety talk sebelum melaksanakan tugas
(kegiatan overran, baca laporan, dll)
 Contoh langsung dilapangan
 Dibuat bertahap
 Indikator awal = bukan standar/kinerja
tetapi bendera ada perubahan (absen,
pertemuan, peserta yang hadir,
inovasi, keluhan ); bisa berkembang ke
outcome
 Indikator harus disepakati bersama

 Dapat
dijadikan bahan untuk perbaikan
memacu
Pemahaman
 Kursus/Pelatihan
 Seminar
 Study banding
 Pelibatan dalam organisasi K3
 Praktek lapangan K3
 Inner market (belanja di sendiri)
tempat
Pengembangan (Development)
 Keterlibatan dalam tim K3
 Sebagai Fasilitator K3
 Teladan atau Model
 Buat standar atau standarisasi
 Penghargaan dari luar (OSHAS
dll)
 Aktualisasi (pengakuan )
 Inovasi
Terima Kasih 32

Anda mungkin juga menyukai