BUDAYA K3 SEBAGAI

PERLINDUNGAN DUNIA KERJA

DALAM UPAYA MENCEGAH
KECELAKAAN KERJA
DI PERUSAHAAN
Disampaikan oleh :
Nasrul Sjarief, SE. ME
 SISTIMATIKA PENYAJIAN
I. Pendahuluan
II. Pengertian Budaya K3
III. Pentingnya Penerapan Budaya K3 di
Perusahaan
IV. Tehnik dan Implementasi Budaya K3

di Perusahaan
V. Kesimpulan
I. PENDAHULUAN
 PELAKSANAAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Adalah :
• Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja; (PP 50/2012)
• Upaya untuk mengendalikan atau meniadakan
potensi bahaya untuk mencapai tingkat risiko
yang dapat diterima dan sesuai dengan standard
yang ditetapkan. (Konsep Manajemen Risiko)
FOKUS PELAKSANAAN K3
• Mencegah kecelakaan kerja
• Mencegah penyakit akibat kerja
 PENDEKATAN
DALAM PELAKSANAAN K3

1. Pendekatan Tradisional
(traditional approach)
2. Pendekatan Kontemporer
(contemporary approach)
 Pendekatan Traditional
(Traditional Approach)

• Sering reaktif dalam menangani issu-issu K3 dan

mengendalikan risiko; (Often reactive to OHS issues/risks)
• Proses dalam melaksanakan K3 bersifat khusus dan
berada diluar sistem; (Ad-hoc processes & systems)
• Keberhasilan pelaksanaan K3 terfokus pada ukuran yang
bersifat negatif; (Focus on measuring negative outcomes)
• Sebagian besar manajemen tidak peduli/tertarik terhadap
K3; (Management largely unengaged in OHS)
• Konsultasi K3 terbatas. (Limited consultation)
 Pendekatan Kontemporer
(Contemporary Approaches)
• Pelaksanaan K3 terkait dengan tujuan strategis dan operasional
perusahaan; (OHS management linked to strategic & operational
objective)
• SMK3 harus berkaitan dengan aktivitas perusahaan, profil rusiko,
struktur organisasi dan budaya; (OHS management systems must relate
to an organisation’s activities, risk profile, structures & culture)
• Pelaksanaan K3 berbasis kepada pendekatan sistem (Adoption of a
systems based approach)
• Pelaksanaan K3 diintegrasikan kedalam proses operasional
perusahaan; (OHS integrated into operational processes)
• Fokus pada konsultasi dan pemecahan masalah;
(Focus on consultation & problem solving)
• Kepemimpinan dan tanggungjawab pada manajemen senior.
(Senior management leadership & accountability)
 PENYEBAB KECELAKAAN
(Accident Causes)
Included the following factors :
1. Konflik dalam tujuan dan sasaran yang akan dicapai
(Conflicting goals)
2. Kurang atau tidak adanya pembagian tanggung jawab
(Poor division of responsibilities)
3. Kurang atau tidak adanya Perencanaan
(Poor planning)
4. Sumber daya tidak cukup atau tidak memenuhi syarat
(Inadequate resources)
5. Komunikasi yang tidak effektif
(Ineffective communication)
6. Kurang atau tidak adanya pengawasan
(Poor control)
7. Kurang atau tidak adanya prosedur
(Poor operating procedures)
 Tanda-TandaTempat Kerja
Yang Tidak Memenuhi Syarat2 K3
• Tingginya tingkat kecelakaan
• Sistem kerja yang tidak aman
• Selalu mengambil jalan pintas
• Mesin tidak memiliki pengaman
• Housekeeping yang jelek
• Terbatas pengetahuan K3
• Kurangnya perhatian dan ketertarikan
terhadap pelaksanaan K3
 SAFETY AND HEALTH
MANAGEMENT
( MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)

Adalah :

PROSES MENGINTEGRASIKAN
PRINSIP-PRINSIP KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA KEDALAM
OPERASI PERUSAHAAN
(ADAPTED FROM GRIMALDI/SIMOND)
 PRINSIP-PRINSIP K3
1. Safety is an ethical responsibility
2. Safety is culture not a program
3. Management is responsible
4. Employees must be trained to work safely
5. Safety is condition of employment
6. All injuries are preventable
7. Safety programs must be site specific
8. Safety is good business
(International Association of Safety Professional)
PERKEMBANGAN PELAKSANAAN K3
Dan Petersen,
mengemukakan bahwa :

“An unsafe act, an unsafe condition, and

an accident are all symptoms of something
wrong in the management system”.
(Dan Petersen, ANALYSING SAFETY
PERFORMANCE)
 OCC. SAFETY AND HEALTH
MANAGEMENT SYSTEM

Definition :

“The means by which an organization control

risk through the management process”

(HSE - UK)
 SISTEM MANAJEMEN KEESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (SMK3)
Adalah :
Bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

(PP No. 50 th 2012)

PENGARUH STRUKTUR SYSTEM

SYSTEM STRUCTURE

PATTERN OF BEHAVIOR

EVENTS/PROGRAMS
OSH Integrated Management System
• Integrated into aspect of BUSSINESS
OPERATION
• Integrated to ORGANIZATIONAL
OBJECTIVES
• Integrated to QUALITY MANAGEMENT
SYSTEM
• Integrated to DESIGN, EQUIPMENT and
PRODUCTIVE PROCESS
• Integrated to EMPLOYEE BEHAVIOR or to
CORPORATE CULTURE
(Gallagher)
CAUSE OF INCIDENTS

Statistically ………..

…….. More than 80% of past OHS Incidents are caused

primary by Unsafe Human Behavior.

What are Key Drivers of Human Behavior ?

(Apa Penggerak Utama Prilaku Manusia ?)
 Statistics
Unsafe Acts that Cause Restricted Work Injuries
(Typical 10 -Year Period in DuPont)
Unsafe Acts - Associated with Percent of Injuries
Personal Protective Equipment 12%
Positions of people 30%
Reactions of people 14%
Tools 20%
Equipment 8%
Procedures 11%
Orderliness 1%
Total Injuries Caused by Unsafe 96%
Acts
Total Injuries with Other Causes 4%
TOTAL 100%
The Shift Requires Focus on
People….
II. PENGERTIAN
BUDAYA K3
 BUDAYA K3
(Safety Culture}

Merupakan kombinasi dari sikap, nilai, keyakinan,

norma dan persepsi dari para pekerja dalam
suatu organisasi, yang memiliki suatu keterkaitan
secara bersama terhadap K3, perilaku selamat
dan penerapannya secara praktis dalam proses
produksi (Clarke,2000)
(a combination of the attitudes, values, and
perceptions that influence how something is actually
done in the workplace, rather than how it should be
done)
 PENGERTIAN BUDAYA K3
(SAFETY CULTURE)

SAFETY CULTURE as :
“the way we do things around here”
(Confederation of British Industry – 1990)
 PENGERTIAN BUDAYA K3
(SAFETY CULTURE)

Safety culture as :
“the product of individual and group values,
attitudes, perceptions, competences and
patterns of behavior that determine
commitment to, and the style and proficiency
of, organization’s health and safety
management”.
(the Advisory Committee for Safety in Nuclear
Installations)
 TUJUAN PEMBUDAYAAN K3
DI TEMPAT KERJA

 Pengembangan cita-cita keselamatan dan

kesehatan kerja (K3)
 Menciptakan dan mempertahankan iklim
positif pelaksanaan K3 dalam
perusahaan
 Promosi pengertian, pemahaman dan
komitmen terhadap nilai-nilai K3
 BEHAVIOR BASED SAFETY (BBS)
• Cerminan dari suatu Pendekatan Proaktif dalam
penerapan SMK3 (Reflect a proactive approach to OHSMS);
• Cerminan dari suatu Pendekatan Proaktif dalam
mencegah cidera/kecelakaan (Reflect a proactive
approach to injury prevention);
• Fokus pd perilaku berisiko yg dapat menimbulkan
cidera (Focus on at risk behaviors that can lead to injury);
• Fokus pd perlaku aman yg dpt memberikan
kontribusi dlm pencegahan cidera/kecelakaan (Focus
on safe behaviors that can contribute to injury prevention);
• BBS adalah suatu proses pencegahan cidera/
kecelakaan (BBS is an injury prevention process).
 KEBUTUHAN
AKTUALISASI DIRI Aktualisasi Diri
(mencapai potensi penuh pd
se seorg, termsk aktivitas kreatif )

Kebutuhan akan Penghargaan

KEBUTUHAN (prestise dan perasaan prestasi)
PSIKOLOGIS
Kebutuhan Kepemilikan
dan Cinta
(kedekatan hubungan, teman2)

KEBUTUHAN Kebutuhan Kenyamanan

DASAR (perlindungan, kenyamanan, K3)

Kebutuhan Fisiologis
(makan, air, kehangatan, istirahat)

HIERARKI MASLOW
Three New E words for Leading Safety

E ngineering
E ducation Traditional Safety
E nforcement

E motion
E mphaty People Based Safety
E mpowerment
 (perjalanan menuju keunggulan)
Incident Rate
 Safety Culture Change
Injuries

Management Requirement Self Responsibility Team Culture

•Safety as a condition of •Personal knowledge
employment commitment, and standards
•Use of discipline/ fear •Internalized, personal value
•Enforcement of rules for safety
•Supervisory control •Care for self
•Training •Practice, habits
•Individual recognition
•Team Building
•Team Commitment
•Development in Team
•Help Others Conform
•Value for Each Other
•Team Goals
•Organizational pride

Management Individual Tea

m
Dependent Independent Interdependent Time
So I Don’t So I Don’t So No one
Get Caught Get Hurt Gets Hurt
 FAKTOR2 YG BERDAMPAK NEGATIF
THD BUDAYA K3 DI PERUSAHAAN
• Kurangnya kepemimpinan dari manajemen
(Lack of leadership from management)

• Adanya budaya menyalahkan (Presence of a blame

culture)
• Kurangnya komitmen manajemen thd K3
(Lack of management commitment to safety, eg.: saying one thing and doing
another)

• K3 mendapat prioritas lebih rendah

dibandingkan masalah bisnis lainnya (OSH
receiving lower priority than other business issues)
FAKTOR2 YG BERDAMPAK NEGATIF
THD BUDAYA K3 DI PERUSAHAAN

• Masalah antarpribadi (Interpersonal issues, eg. :

peer-group pressure, bullying or harassment (intimidasi atau
pelecehan)
• Kurang atau buruknya sistem
manajemen dan prosedur (Poor management systems
and procedures)

• Pengaruh dari luar/eksternal (External influences,

eg. : economic climate resulting in difficult operating condition)
 KARAKTERISTIK TEMPAT KERJA
YANG BERBUDAYA K3
(Characteristics of a Safe Work Culture)

• Manajemen peduli K3 dan melakukan

pengawasan;
(Management Concern and Control : management has ultimate
responsibility and there is adequate training and supervision)
• Pekerja peduli K3 dan bekerjasama:
(Employee due care and cooperation : attempting to meet the right
of employee and employee has a good safety awareness)
• Konsultasi K3;
(Consultation : cooperate effectively if there is appropriate
consultation with management))
• Kurangnya perhatian atau pengawasan;
(Lack of concern or control : low priority, lack of due care, minimal
control that affects employee attitudes and actions).
• Pekerja melanggar aturan dan prosedur yang
ditetapkan;
(Employee fault : the employee being uncooperative or at fault
that OSH does not manage effectively)
• Sistem yang tidak aman;
(Unsafe systems : conflict between OSH expectation and practice
that affects unsafe workplace practice)
• Buruknya hubungan antara manajemen dan
pekerja;
(Poor employer-employee relation : that result of unsafe workplace)
PENERAPAN BUDAYA K3 YANG EFEKTIF
MEMBERIKAN DAMPAK YG POSITIF THD PENCAPAIAN :
 Tingkat Produktivitas (productivity)
 Standar Kualitas (quality)
 Efisiensi Biaya (Cost Effectiveness)
 Penyampaian produk tepat waktu (delivery on time)
 Pemenuhan peraturan perundangan K3 (meeting
legal requirement)
 Dukungan pengembangan SDM (hr development)
 Pandangan mitra kerja thd citra Perusahaan
(company image)
 Pandangan Masyarakat terhadap Citra Manajemen
Perusahaan (Public image)
 Perbaikan kinerja perusahaan (business
performance)
 UKURAN KINERJA K3
(Safety Performance Measures)
• Statistik kecelakaan (accident statistics)
• Nearmiss insiden (number of nearmiss incident)
• Nihil kecelakaan kerja (no lost time injury incident)
• Biaya akibat kecelakaan (accident cost)
• Hasil audit SMK3 (safety audit scores)
• Hasil Inspeksi K3 (number of safety inspections)
• Jlh pekerja yg dilatih K3 (number of employees safety trained)
• Jlh kunjungan senior management ke tempat
kerja (number of senior management safety tours)
• Safety attitude survey scores (safety climate)
• Benchmarking
 BUDAYA DALAM PERUSAHAAN
BERWAWASAN K3
• Bekomitmen utk tidak ada cidera/sakit
• Fokus pada System tdk pada Orang
• Mengutamakan komunikasi dan menghargai kerja
TEAM
• Menerima tanggungjawab utk system di tempat
bekerja
• Mengakui budaya itu bersifat lokal
• Berusaha utk mengekpos bukan menyembunyikan
cacat/kekurangan
• Merayakan K3, pekerja di pandang sbg pahlawan
 Characteristics of
DIFFERENT SAFETY CULTURE
Ch Safe
ara C ty
cte u l tu
rist re Poor Bureaucratic Positive
ics

Hazard Information Suppressed Ignored Actively by sought

(Informasi Bahaya) (ditekan) (diabaikan) (aktif dicari)
Safety messengers Discouraged or
Tolerated Trained and encouraged
(penyampai pesan punished (tdk
(diberikan toleransi) (terlatih & didorong)
K3) didorong/dihukum)

Responsibility for Fragmented

Avoided (terfragmentasi/ Shared
safety (tanggung
(dihindari) (berbagi)
jawab K3) terpecah)
Dissemination of Allowed but
Discouraged (putus Rewarded
OSH information discouraged (diijinkan
asa/ dihalangi) (dihargai)
(penyebaran info) tapi dihalangi
Inquiries and Systematic
Failures lead to Cover ups Local fixes
reform (dimintakan ket.
(kegagalan) (ditutupi) (perbaikan setempat)
dan diperbaiki)
New idea (ide Crushed New problems Welcomed
baru) (dihancurkan) (not opportunities) (disambut)
 III. PENTINGNYA
PENERAPAN BUDAYA K3 DI
PERUSAHAAN
BUDAYA K3 YANG KUAT AKAN
MENGHASILKAN (A strong Safety and Health culture is the result of)
• Sikap yang positif di tempat kerja; (Positive workplace attitude)
• Keterlibatan dan kerjasama semua tenaga kerja; (Involvement
and buy in of all members of workforce)
• Peningkatan sasaran K3 yang saling menguntungkan,
bermakna dan dapat diukur; (Mutual,
meaningful and measurable safety and health improvement goal)
• Penetapan kebijakan dan prosedur yang digunakan sebagai
acuan; (Policies and procedures that serve as reference tools rather
than obscure rules)
• Pelatihan K3 pd semua tingkat dalam perusahaan;
(Personnel training at all level within organization)
• Tanggung jawab dan tanggung gugat disemua tk perush;
(Responsibility and accountability throughout the organization)
ELEMEN DASAR PENERAPAN BUDAYA K3
(What are the basic element of a Safety and Health culture ?)

• Semua individu dalam perusahaan yakin dan

percaya bhw mereka memiliki hak untuk
memperoleh perlindungan atas K3;
• Setiap individu diberi tanggung jawab K3 dan
tanggung jawab yang diterima harus
dipertanggungjawabkan;
• Setiap individu yakin dan percaya menerima dan
mempunyai tugas untuk melindungi
keselamatan dan kesehatan orang lain.
KEBERADAAN BUDAYA K3
DALAM PERUSAHAAN

COMPANY OSH Culture exist at

(establishment)
an establishment which
shape our behavior
OSH
CULTURE (keberadaan budaya K3
dalam perusahaan akan
membentuk perilaku
manajemen dan pekerja)
 BUDAYA K3
(OSH CULTURE)

• Budaya K3 yang kuat memiliki dampak yang besar

thd PENURUNAN TINGKAT KECELAKAAN;
(Strong safety cultures have the single greatest impact on ACCIDENT
REDUCTION of any process)
• Untuk alasan tunggal ini : “Pengembangan budaya
K3 harus menjadi PRIORITAS UTAMA bagi semua
manajer dan supervisor;
(For this single reason : “Developing these cultures
should be TOP PRIORITY for all managers and supervisors”)
(OSHA VPP- by independent research)
 AT THE WORKPLACE OSH

WHAT EMPLOYEES
WHAT MANAGEMENT WANTS
WANTS
•An accident free in workplace; •A safe workplace;
•Empower employees; •A positive workplace;
•Proactive rather than reactive •To take care of another one;
work process ; •To stop the hurt.
•To minimize direct and indirect
cost and threat of liability from
accident.
 Faktor2 yg mempengaruhi
perubahan K3 :
High
DEGREE OF DIFFICULTY

Group/Organizational Behavior
Perubahan perilaku pekerja
Individual Behavior thd tanggung jawab K3
memerlukan waktu dan
membutuhkan perubahan
Personal Attitudes manajemen dan organisasi
untuk mendukung proses.
Personal (worksafe Australia)
Knowledge
Low
Short Long (years)
TIME
 The 12 Main Drivers of Change
(managing change will require building committment)
(12 PENDORONG UTAMA PERUBAHAN)
Team Orientation
Skill Development
Accountability
Recognition
Adaptability
& Reward
Successful Communication
Readiness
Change
Focus, Purpose
Momentum & Vision

Measurement Involvement
& Result Leadership
 Accident Causation
(Reason’s, 1990)

Causal factors :
1.Individual Factors
2.Job Factors
3.Organization/Management Factors
 HUMAN FACTOR

OR
AL

GA
DU

NI
IVI

ZA
HUMAN
IND

TIO
FACTOR
(Health & Safety Executive -1999)

JOB N

• The JOB – what people are ask to do

(task/workload/procedures/environment/equipment)
• The INDIVUAL – who is doing it
(competence/attitude/capability/risk perception)
• ORGANIZATION – how is the work organized
(leadership/resources/culture/communication)
IV. TEHNIK DAN IMPLEMENTASI

BUDAYA K3 DI PERUSAHAAN
TEHNIK PENERAPAN BBS
DI TEMPAT KERJA
 Prinsip-Prinsip BBS (1)
BBS didasarkan pd prinsip K3 sbb. :
• Semua cidera dan PAK dpat dicegah
(All injuries and occupational illness can be prevented);
• K3 adalah tanggung jawab setiap orang
(Safety is everyone’s responsibility);
• Manajemen bertanggungjawab langsung utk
mengegah cidera dan PAK
(Management is directly accountable for preventing injuries and
occupational illnesses);
• K3 adalah kondisi dari tenaga kerja
(Safety is a condition of employment;)
 Prinsip-Prinsip BBS (2)
BBS didasarkan pd prinsip K3 sbb. :
• Pelatihan adalah elemen yg essensial dalam menciptakan
tempat kerja yang aman (Training is an
essential element of a safe workplace);
• Audit K3 harus dilakukan
(Safety audits must be conducted);
• Pelaksanaan K3 harus ditegakkan dan semua perbuatan
berbahaya dan kondisi berbahaya harus dikoreksi
(Safe work practices should be reinforced and all unsafe acts
and unsafe conditions must be corrected);
• Adalah penting utk melakukan investigasi kecelakaan dan
PAK serta kejadian lainnya berpotensi menimbulkan
cidera dan PAK (It
is essential to investigate injuries and occupational illness as well as
incidents with potential for injury);
 Prinsip-Prinsip BBS (3)
BBS didasarkan pd prinsip K3 sbb. :
• Keselamatan di luar pekerjaan adalah elemen penting
dari keseluruhan upaya K3
(Safety off the job is an important element of your overall safety effort);
• Pencegahan cidera dan sakit akibat kerja adalah
bisnis yg bagus
(Preventing injuries and occupational injuries is good business);

• Manusia adalah elemen paling kritis dalam

keberhasilan setiap program K3
(People are the most critical element in the success any HSE
and health programmes);
 Behavior Safety Process (1)
• Stop beberapa detik sebelum masuk daerah
baru dan amati dimana karyawan sedang
bekerja.
• Stop dan perhatikan karyawan atas
kehadiran anda.
• Observasi semua aktivitas-hindari tindakan
berlebihan.
• Lihat atas, bawah, belakang, didalam
(ABBI)
• Lakukan pertanyaan berkenaan dengan
attitude, Mengapa, apa yang terjadi jika?
 Behavior safety process (2)
• Hati-hati dengan keadaan yang
membahayakan, mengangkat,
mendorong, menarik, menjangkau.
• Gunakan sebanyak mungkin pancaindera
untuk, melihat, mendengar, mencium, dan
merasa.
• Amati semua phase-phase pekerjaan.
• Kembangkan rasa ingin tahu
 ANALISA PERILAKU
Activator Behavior Consequence
-Tingkah laku
-Penggerak -Tindakan -Konsekuensi
-Penggiat -Akibat

Mengingatkan yg lain
-Instruksi agar bekerja aman -Tdk nyaman
Supervisor (Remind others to -Ganngguan
(Supervisor -Proteksi
work safely)
Instruction) (Discomfort,Inconvenience,
Pekerja Memakai Protection)
Gunakan APD APD
Memberikan Proteksi
 Safety Intervention Skills
ANDA HARUS MAMPU :
•Mencatat : Safe & Unsafe Conditions, serta
Safe & Unsafe Work Practices

Berbicara dengan pekerja lain, kontraktor,

atau tamu tentang hasil observasi dan aspek
safety di pekerjaan

Mendapatkan Komitmen untuk bekerja

dengan aman
 INTERVENTION TOOL(1)
INTERVENTION METHODOLOGY
1.Amati 1-3 menit, putuskan utk bertindak
-Kenalkan diri anda bila belum dikenal
-Jelaskan apa yg sedang anda lakukan dan mengapa
2.Mulailah dengan komentar yg positif, pada perilaku yg aman
dan nyata.
3. Tanyakan apa yg sedang menjadi perhatian anda dan
dengarkan dengan baik:
- Apa konsekwensinya? , dan apa yang akan terjadi jika….
- Adakah cara lain yang lebih aman? (Biarkan dia
menjelaskan upayanya untuk lebih aman lagi)
 INTERVENTION TOOL (2)

INTERVENTION METHODOLOGY
4. Dapatkan kesepakatan untuk bekerja secara aman
5. Bicarakan topik-topik lainnya
6. . Jangan lupa ucapkan terima kasih
 Jenis Kegiatan yang Bisa Diamati
• Welding and Cutting • House keeping
• Grinding and buffing • Shot blasting
• Painting • Office
• Work at height • Scaffolding
• • Ladders
Crane operations
• Electric equipment
• Lifting activity
• Grass cutting
• Boat work, jetty operations
• Oil spill areas
• Hazardous substance • Vibrations, Noise areas
• H2S area and risk • Entry to confined areas
• Excavation • Use of hand tools
• Cylinder handling • Maintenance
 TIPS FOR INTERVENTION (1)
Tips for Intervention
a. Observasi Perilaku: Reaksi, Posisi dari orang yang terkait,
Bahaya pekerjaan, PPE,Alat kerja dan peralatan,
Standar/prosedur, Housekeeping, Setiap kelalaian di dalam
prosedur kerja, Kewaspadaan terhadap tanggap darurat.
b. Fokus pada tujuan, tidak mempunyai tendensi personal.
c. Sampaikan aspek-aspek positif yang anda amati. Tanyakan
sesuatu dan dengarkan dengan seksama penjelasan dari
yang bersangkutan
d. Jangan menggurui . Jika anda harus berkata mulai dengan
kata "sejauh yang saya ketahui"…….

….
- Adakah cara lain yang lebih aman? (Biarkan dia
menjelaskan upayanya untuk lebih aman lagi)
 TIPS FOR INTERVENTION (2)

e. Mendengarkan, anda mungkin dapat membuka barrier

yang mereka sedang hadapi dan bantu untuk
mengatasinya. .

f. Hindari pembelaan atau penjelasan yang berlebihan,

jangan berdebat

….
-
 Anda tidak boleh:
• Segan/ ragu-ragu membahas unsafe
acts & conditions yang diketahui dapat
membawa celaka atau melanggar
kepatuhan, tidak peduli siapapun yang
terkait

• Takut mengintervensi dan melakukan

langkah perbaikan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan
 Safety Intervention
• Dilakukan dengan menggunakan dan
mencatat dalam : Safety Card Checklist
• Buat laporan hasil safety intervention :
Safety Card Report
• Laporan disampaikan kpd manajemen
(team) utk perbaikan dan tindak lanjuti
Menggunakan kata-kata didalam siklus S-CARD KARTU SELAMAT

S S-CARD CHECK LIST

S S-CARD REPORT


MARK MARK
IF ANY IF ALL
UNSAFE SAFE
(-) (+) • HASIL PENGAMATAN
ALAT PELINDUNG DIRI ______________________________________________________
______________________________________________________
 Kepala   ______________________________________________________
 Muka dan Mata   ______________________________________________________
 Telinga/Pendengaran   ______________________________________________________
 Sistem Pernafasan   ______________________________________________________
 Tangan dan Lengan   ______________________________________________________
 Tubuh   ______________________________________________________
 Paha dan Kaki   ______________________________________________________
PROSEDUR DAN TATA-TERTIB ______________________________________________________

 Prosedur tidak sesuai  

 Prosedur tidak dimengerti   • TINDAKAN PERBAIKAN SEGERA (NEGATIVE)
 Procedur tidak dipatuhi  
 Standar Tata-tertib tidak sesuai   ______________________________________________________
 Standar Tata-tertib tidak dimengerti   ______________________________________________________
 Standrd Tata-tertib tidak dipatuhi   ______________________________________________________
______________________________________________________
POSISI SESEORANG ______________________________________________________
 Berhadapan langsung dengan obyek   ______________________________________________________
 Terpukul oleh obyek   ______________________________________________________
 Terjepit diantara obyek   ______________________________________________________
 Jatuh  
 Kontak dengan suhu ekstrim   • TINDAKAN YANG DIAMBIL UNTUK MENDORONG AGAR SIKAP
 Kontak dengan arus listrik   YANG AMAN TERUS DILAKUKAN (POSITIVE)
 Menghirup, menyerap, menelan bahan berbahaya   ______________________________________________________
 Kelelahan   ______________________________________________________
 Gerakan berulang-ulang   ______________________________________________________
 Posisi yang canggung / posisi tubuh statis   ______________________________________________________
ALAT DAN PERALATAN ______________________________________________________
______________________________________________________
 Tidak sesuai dengan pekerjaan  
 Penggunaan yang salah  
 Peralatan yang tidak aman  
REAKSI SESEORANG Dibuat oleh ________________ Nama __________________Sign
 Mengganti APD   Tanggal ____________________Jam _______________________
 Memperbaiki APD  
 Menata kembali pekerjaan   Area/Location __________________________________________
 Menghentikan pekerjaan  
 Memasang kabel Ground   Dept./Perusahaan _______________________________________
 Melakukan Lockout  
 PENGUKURAN
KINERJA PROGRAM BBS
 KINERJA PROGRAM BBS
PENGUKURAN KINERJA
PROGRAM BBS
•Hasil Safety Intervention dicatat dan
rekomendasinya di tindak lanjuti
•Perkembangan dan kecenderungan dari
keberhasilan penerapan BBS dapat
dilihat dalam GRAFIK.
 GRAFIK PERAPAN BBS
Safe
Unsafe
100
98
96
94
92
90
88
86
84
82
80
78
76
74
72
70
68
66
64
62
60
58
56
54
52
50
48
46
44
42
40
38
36
34
32
30
28
26
24
22
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Week
164 38 38 35 29 15 26 21 9 44 41 21 28 62 69 45 46 37 50 65 30 25 40 46 52
Stop Card 59 10 24 11 26 3 11 11 14 20 12 6 14 12 8 19 19 5 4 5 7 5 3 5 6
459 507 569 615 670 688 725 758 781 845 898 925 967 1041 1118 1182 1247 1279 1333 1403 1440 1470 1513 1564 1622
Accum.
PENERAPAN BBS
DI TEMPAT KERJA
 What are the basic element of a
Safety and Health culture ?
• Semua individu dalam perusahaan yakin
dan percaya bhw mereka memiliki hak
untuk memperoleh perlindungan atas K3;
• Setiap individu diberi tanggung jawab K3
dan tanggung jawab yang diterima harus
dipertanggungjawabkan;
• Setiap individu yakin dan percaya
menerima dan mempunyai tugas untuk
melindungi keselamatan dan kesehatan
orang lain.
 PENERAPAN BBS DI TEMPAT
KERJA
MERUBAH PERILAKU MELALUI :
•Amati pekerja dalam melakukan pekerjaan (observing
people)
•Berbicara dgn mereka utk mendorong/ memotivasi
agar bekerja aman (talking with
them to encourage safe work practices)
•Eliminasi perbuatan dan prilaku berbahaya (so
eliminate unsafe acts and behaviour)

Philosophy K3 :
- No accidents
- No harm to people (injuries and illhealth)
- No damage to property and environment
 DUA PENDEKATAN UTAMA UTK
MEMPERBAIKI BUDAYA K3
(TWO PRIMARY APPROACHES TO IMPROVE OSH CULTURE)

1. Melibatkan Pekerja;
(Employee involvement)

2. Penempatan K3 sbg tanggung jawab

utama manajemen lini.
(Developing supervisor’s safety management skill to enable them to
improve team safety attitudes and perceptions).

(NSCA, 2005)
SAFETY TRIANGLE
 Why focus On Behaviours?
Visual Strategies and Business Plans Structure
Systems, Structures / Equipment
Policies and procedures
People and Injuries

Attitudes
Values
Skills
Feelings
Behaviors

Less visual Safety culture is about how Culture

people think, feel and interact in
relation to Safety.
 PERUBAHAN PERAN MANAJER
(CHANGING ROLE OF A MANAGER)
MASA LALU (PAST) MUNCUL SAAT INI(EMERGING)
Tanggungjawab produksi Banyak tanggungjawab (Many
(Responsible for production) responsibilities)
Memberi perintah (Gave
Harus menginspirasi (Must inspire)
orders)
Komunikasi berbasis
Komunikasi spt jaringan kerja
hierarchy (Communications (Communications look like a network)
made in a hierarchy)
Mengarahkan pekerja Melibatkan semua pekerja (Involve
(Directed employees) employees)
Kompetisi terbatas Kompetisi Global (Global competition)
(Competition limited)

K3L biaya (Safety, health and K3L investasi (Safety, health and
environment expenses) environment investments)
POSISI SUPERVISOR

MANAGEMENT

Production control
MANAGER
Quality control
SUPERVISOR Cost Control
Accident/Illness (loss)
control
TENAGA
Morale Employee
KERJA
Improvement
 FOUR MAJOR AREAS
THAT SUPERVISOR MUST CONTROL

1. Production control
2. Quality control
3. Cost control
4. Moral employee improvement
5. Accident/illness (loss) control
TINGKAT KEBERHASILAN
SUPERVISOR DITENTUKAN OLEH :
1 JUMLAH KECELAKAAN (NUMBER OF ACCIDENT)
2 BIAYA KECELAKAAN (COST OF ACCIDENT)
3 BIAYA PRODUKSI (COST OF PRODUCTION)
4 KUALITAS PRODUKSI (QUALITY OF PRODUCTION)
5 KUANTITAS PRODUKSI (QUANTITY OF PRODUCTION)
6 TINGKAT ABSENSI (ABSENTEEISM)
7 TINGKAT PERPINDAHAN KARYAWAN
(EMPLOYEE TURNOVER)
MENGAPA SUPERVISOR MERUPAKAN
KUNCI DALAM PELAKSANAAN K3 :

1. SELALU BERADA DI TEMPAT KERJA DAN

MENGETAHUI DENGAN BAIK LOKASI DAN
KONDISI BERBAHAYA DI LAPANGAN
2. MENGETAHUI SIFAT, PRILAKU DAN
KEMAMPUAN BAWAHANNYA
3. MEMPUNYAI BANYAK KESEMPATAN UTK
MENGELIMINASI KONDISI BAHAYA
4. MEMPUNYAI BANYAK KESEMPATAN UNTUK
MEMPERBAIKI TINGKAH LAKU BAWAHAN
YANG BERBAHAYA
 MENGAPA SUPERVISOR MERUPAKAN
KUNCI DALAM PELAKSANAAN K3 :

5. MENGETAHUI KASUS KECELAKAAN DAN

BENCANA YANG PERNAH TERJADI
6. MEMPUNYAI BANYAK PENGALAMAN DAN
PENGETAHUAN TTG BERBAGAI ASPEK
PERSONNEL, BAHAN, PEKERJAAN, METHODE
KERJA DAN SOP
7. BERTANGGUNG JAWAB ATAS PRODUKTIVITAS,
KUALITAS, EFISIENSI BIAYA DAN JAMINAN K3
BAWAHANNYA
 Dari mana memulai
membangun Budaya K3 ?
(Establishing A Safety Culture : Getting Started )

In any organization, line management

has ultimate responsibility for safety. Any
actions taken or problem solved should be
a result of line management intervention. If
this group does not take safety seriously,
positive change cannot occur
(Mark A. Friend)
A FAIRLY SIMPLE MESSAGE :

“ SAFETY IS A SHARED
RESPONSIBILITY”
K3 TANGGUNG JAWAB BERSAMA
Owner’s
Bertanggung jawab
memfasilitasi dan
menyediakan fasilitas
yang aman dan sehat

Management’s
Worker’s Bertanggung jawab
Bertanggung jawab mengimplementasikan
mematuhi dan mentaati syarat-syarat K3
syarat-syarat K3
84
PERAN TENAGA KERJA DALAM
PEMBUDAYAAN K3

1. Keberhasilan pelaksanaan K3 ditentukan oleh

keterlibatan dan kepedulian semua orang;
2. Setiap pekerja dan individu wajib terlibat
langsung dalam pelaksanaan K3 dan peduli
terhadap kondisi tidak aman/ berbahaya yang
ada disekitarnya;
3. Setiap orang wajib melaporkan keadaan tidak
aman/berbahaya yang ditemukannya.
V. KESIMPULAN
 KESIMPULAN
• Budaya K3 merupakan bagian dari budaya
organisasi/perusahaan;
• Sedangkan budaya organisasi/perusahaan
adalah seperangkat tata nilai dan norma yang
dipedomani bersama oleh anggota organisasi/
perusahaan;
• Tata nilai dan norma akan tampak dalam bentuk
perilaku anggota organisasi/perusahaan;
• Budaya K3 merupakan pola perilaku K3 dari
anggota organisasi/perusahaan yang diwujudkan
dalam bentuk sikap dan tindakan yang
mengarah pada terciptanya tempat kerja yang
aman, sehat, efisien dan produktif
THOUGHT FOR TODAY

Safety is not that difficult or

complicated – it’s only
people that make it so.