Anda di halaman 1dari 18

HUKUM AGRARIA

Agraria berasal dari kata :


Akker (Belanda), Agros (Yunani) yang berarti tanah
pertanian

Agger (Latin) berarti tanah atau sebidang tanah

Agrarius (Latin) berarti perladangan, persawahan, pertanian

Agrarian (Inggris) berarti tanah untuk pertanian


Arti sempit

AGRARIA

Arti luas
Dalam arti sempit, agraria hanya hanya dimaknai sebatas pada persoalan tanah

Dalam arti luas, agraria meliputi :

 Bumi : permukaan dari tanah dan masuk dalam tubuh bumi dan tanah yang
ada di di bawah air

 Air : meliputi danau, sungai, tanjung, dsb

 Angkasa: Angkasa atau ruang angkasa yakni ruang yang ada diatas bumi
dan air.

 Kekayaan alam: Yaitu segala macam batu-batuan, gas alam, tambang timah,
dsb.
Hukum Agraria

Arti Sempit, Hukum agraria adalah hukum tanah


yang hanya mengatur masalah pertanian, atau
mengenai permukaan tanah dan kulit bumi saja

Arti luas, Hukum Agraria merupakan seluruh kaidah


hukum baik yang tertulis ataupun tidak tertulis yang
mengatur masalah bumi, air dalam batas-batas
tertentu dan ruang angkasa beserta kekayaan alam
yang terkandung didalam bumi
Hukum Agraria di Indonesia

Zaman kolonial terdapat dualisme pengaturan agraria :


 Hukum Agraria Kolonial (Barat)
 Hukum Agraria Adat

Bingung ki mau pake


yang mana...???
KETENTUAN HUKUM TANAH YANG LAMA

Agrarische Wet

 Memberi kesempatan dan jaminan kepada


swasta asing (Eropa) untuk membuka usaha dalam
bidang perkebunan di Indonesia

 Melindungi hak atas tanah penduduk agar tidak


hilang

 Memberikan kemungkinan bagi pengusaha untuk


menyewakan tanah adat

 Memberikan kemudahan untuk berusaha di Indonesia,


khususnya di bidang perkebunan, antara lain dengan
diberikan Hak Erfpacht yang jangka waktunya 75 tahun
Agrarische Besluit

merupakan peraturan pelaksanaan dari Agrarische Wet,


PERNYATAAN DOMEIN (DOMEIN VERKLARING) yang intinya
menyatakan:

“………………………..bahwa semua tanah yang pihak lain tidak


dapat membuktikan sebagai hak eigendomnya, adalah domein
(milik) Negara.”

Menjadi landasan hukum bagi


pemerintah untuk memberikan
tanah kepada pihak lain
(khususnya pengusaha Belanda)
Larangan Pengasingan Tanah

bahwa hak milik (adat) atas tanah


tidak dapat dipindahkan oleh
orang-orang Indonesia asli kepada
bukan Indonesia asli

semua perjanjian yang bertujuan


untuk memindahkan hak tersebut,
baik secara langsung
ataupun tidak langsung adalah batal demi hukum
Tanah Partikelir
Merupakan tanah Eigendom yang pemiliknya mempunyai hak-hak pertuanan

Hak pertuanan yaitu:

pemegang haknya mempunyai


kewenangan yang bersifat publik,
seperti hak mengangkat dan
memberhentikan kepala desa,
menuntut kerja paksa, mendirikan
pasar, memungut biaya pemakaian
jalan, penyeberangan.

Tanah Partikelir dapat berupa tanah kongsi, tanah usaha atau sebagian tanah
kongsi dan sebagiannya tanah usaha
Sebelum Undang-Undang Pokok Agraria berlaku,
terdapat 5 perangkat hukum agraria di Indonesia :

Hukum Agraria Adat


Hukum Agraria Barat
Hukum Agraria Administratif
Hukum Agraria Swapraja
Hukum Agraria antar Golongan
Undang-Undang Pokok Agraria
(UU No. 5 Tahun 1960)

Tujuan pokok UUPA adalah :


 meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan hukum
agraria nasional

 meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan


dan kesederhanaan dalam hukum pertanahan

 meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian


hukum mengenai hak-hak atas tanah bagi rakyat
seluruhnya
UUPA merupakan perluasan konsep agraria yang jauh
lebih luas daripada sekedar hukum tanah, yaitu :

Hukum tanah
Hukum air
Hukum pertambangan
Hukum perikanan
Hukum penguasaan atas tenaga dan unsur-unsur dalam
ruang angkasa
Asas dalam UUPA :
Asas nasionalisme
Asas penguasaan negara
Asas kepentingan nasional
Asas fungsi sosial
Asas kebangsaan
Asas persamaan hak
Asas hukum adat
Asas unifikasi
Asas pemisahan horizontal
Materi dalam UUPA mengatur tentang :
 Hak Atas Tanah, yang meliputi
 Hak Milik (Pasal 20 s/d Pasal 27)
 Hak Guna Usaha (Pasal 28 s/d Pasal 34)
 Hak Guna Bangunan (Pasal 35 s/d Pasal 40)
 Hak Pakai (Pasal 41 s/d Pasal 43)
 Hak Sewa (Pasal 44 s/d Pasal 45)
 Hak Membuka Tanah (Pasal 46)
 Hak Memungut Hasil Hutan (Pasal 46)
 Hak-hak lain yang bersifat sementara, yaitu
hak gadai, hak usaha bagi hasil, hak menumpang, dan hak sewa tanah
pertanian (Pasal 53)
 Hak Guna Air (Pasal 47)
 Hak Pemeliharaan dan Penangkapan Ikan (Pasal 47)
 Hak Guna Ruang Angkasa (Pasal 48)
Isu penting di sektor agraria

 Pendaftarantanah
Merupakan upaya negara untuk memberikan jaminan kepastian hukum atas
kepemilikan tanah
Memiliki fungsi fiscal cadastre, yakni pemungutan pajak tanah

 Hak Adat atau Hak Ulayat


Pelaksanaan hak ulayat dilaksanakan bila terdapat ciri :
terdapat sekelompok orang yang masih terasa terikat oleh tatanan hukum
adatnya sebagai warga bersama
terdapat tanah ulayat tertentu yang menjadi lingkungan hidup para warga
persekutuan hukum tersebut
terdapat tatanan hukum adat mengenai pengurusan, penguasaan dan
penggunaan tanah ulayat yang berlaku dan ditaati oleh warga persekutuan
hukum tersebut
 Landreform, meliputi :
• Pembatasan luas maksimum
penguasaan tanah
• Larangan kepemilikan
secara absente
• Redistribusi tanah dari tanah
absente, swapraja atau tanah
negara
• Pengaturan pengembalian
dan penebusan tanah pertanian yang digadaikan
• Pengaturan kembali perjanjian bagi hasil tanah pertanian
• Penetapan luas minimum pemilikan tanah pertanian
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai