Anda di halaman 1dari 13

ُ ‫ل‬ ‫ا‬ َ

‫ز‬ ‫ي‬
ُ ‫ر‬
ُ ‫ر‬
َ ‫الض‬
َّ
KEMUDHARATAN ITU HARUS DI HILANGKAN
PENGERTIAN

• Arti dari kaidah ad-Dhararu yuzalu adalah


kemudharatan/kesulitan harus dihilangkan. Jadi,
konsepsi kaidah ini memberikan pengertian bahwa
manusia harus dijauhkan dari idhrar (tindak
menyakiti), baik oleh dirinya maupun orang lain,
dan tidak semestinya ia menimbulkan bahaya
(menyakiti) pada orang lain.
KEDHARURATAN DAPAT DIBEDAKAN
PADA LIMA TINGKATAN, YAITU:

• DARURAT
• HAJAT
• MANFAAT
• ZINAH
• FUDLUL
DASAR HUKUM KAIDAH

‫ت الل ّ ٰ ِه‬
َ ‫ع ْو ُه َخ ْو ًفا َّو َط َم ًعاۗ اِ ّ َن َر ْح َم‬
ُ ‫اد‬ ِ ‫َول َا تُ ْف ِس ُد ْوا ِفى الْا َ ْر ِض بَ ْع َد اِ ْصل‬
ْ ‫َاح َها َو‬
‫ح ِس ِنيْ َن‬ْ ‫ب ِّم َن ال ُْم‬ ٌ ْ‫َق ِري‬
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.S Al A’raf / 7: 56)
ُّ ‫الد َار الْا ٰ ِخ َر َة َول َا تَن ْ َس ن َ ِصيْبَ َك ِم َن‬
‫الدنْيَا‬ َّ ‫ىك الل ّ ٰ ُه‬ َ ٰ‫َوابْتَ ِغ ِفيْ َمٓا اٰت‬
‫اد ِفى الْا َ ْر ِض ۗاِ َّن‬ ‫س‬
َ َ ‫ف‬
َ ْ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫غ‬
ِ ‫ب‬َ ‫ت‬
ْ َ ْ ‫َا‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫ك‬
َ ‫َي‬ ‫ل‬ِ ‫ا‬ ‫ه‬
ُ ٰ ّ ‫ل‬ ‫ال‬ ‫ن‬
َ ‫س‬
َ ‫ح‬
ْ َ ‫ا‬ ‫ٓا‬ ‫م‬
َ َ ‫ك‬ ‫ن‬
ْ ‫س‬ِ ‫ح‬
ْ َ ‫ا‬‫و‬َ
‫ب ال ُْم ْف ِس ِديْ َن‬ ِ
ُّ ُ َ ّ ‫الل‬
‫ح‬ ‫ي‬ ‫َا‬ ‫ل‬ ‫ه‬ ٰ
 
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(Q.S Al-Qashash/28: 77)
Sabda Rasulullah Saw.:
 
‫عل َيْه‬
َ ‫الله‬ َّ ‫الله َو َم ْن َش‬
ُ ‫اق َش َّق‬ ُ ‫ار َض َّر ُه‬
َّ ‫َم ْن َض‬
 
Tidak boleh memudharatkan dan di mudaratkan, barang siapa
yang memudharatkan, maka Allah akan memudharatkannya, dan
barang siapa saja yang menyusahkan, maka Allah akan
menyusahkannya.
 
(HR.Imam Malik)
CABANG KAIDAH DAN
CONTOH KASUS
KAIDAH PERTAMA
•Kemudharatan itu tidak bisa dihilangkan dengan kemudhratan yang lain. Kaidah ini semakna
dengan kaidah:
Kemudharatan tidak boleh dihilangkan dengan kemudharatan yang sebanding.
Maksud kaidah itu adalah kemudharatan tidak boleh dihilangkan dengan cara melakukan
kemudharatan lain yang sebanding keadaannya.

Contoh Kasus :
• Seorang debitor tidak mau membayar utangnya padahal waktu pembayaran sudah habis. Maka
dalam hal ini tidak boleh kreditor mencuri barang debitor sebagai pelunasan terhadap hutangnya.
• Seorang dokter tidak boleh melakukan donor darah dari satu orang ke orang lain jika hal itu
menyebabkan si pendonor menderita sakit lebih parah dari yang menerima donor.
KAIDAH KEDUA
Kondisi darurat memperbolehkan sesuatu yang semula dilarang.
namun keterpaksaan itu dibatasi dengan keterpaksaan yang benar-
benar tidak ada jalan lain kecuali hanya melakukan itu, dalam kondisi
ini maka yang haram dapat diperbolehkan memakainya.
Contoh Kasus :
• Seseorang di hutan tiada menemukan makanan sama sekali kecuali
babi hutan dan bila ia tidak memakannya akan mati, maka babi hutan
itu dapat dimakan sebatas keperluannya.
• Kebolehan mengucap kata kufur karna dipaksa.
KAIDAH KETIGA
Apa yang diperbolehkan karena adanya kemudlaratan diukur menurut
kadar kemudharatan.
  Contoh Kasus :
• Kebolehan memakan bangkai bagi seseorang hanya sekadar dalam
ukuran untuk mempertahankan hidup, tidak boleh melebihi.
• Sulitnya shalat jumat untuk dilakukan pada satu tempat, maka shalat
jumat boleh dilaksanakan pada dua tempat. Ketika dua tempat sudah
dianggap cukup maka tidak diperbolehkan dilakukan pada tiga tempat.
KAIDAH KEEMPAT
Menolak mafsadah (kerusakan) didahulukan daripada mengambil
kemaslahatan.
 
Contoh Kasus :
• Berkumur dan mengisap air kedalam hidung ketika berwudhu merupakan
sesuatu yang disunatkan, namun dimakruhkan bagi orang yang berpuasa
karena untuk menjaga masuknya air yang dapat membatalkan puasanya.
• Seseorang diperintahkan shalat dalam keadaan berdiri, namun ia tidak
mampu melaksanakannya, maka shalat itu dapat dikerjakan dengan duduk
atau berbaring.
KAIDAH KELIMA
Jika ada dua kemadaratan yang bertentangan, maka diambil kemadaratan
yang paling besar.
Maksudnya, apabila ada dua mafsadah bertentangan, maka perhatikan
mana yang lebih besar madharatnya dengan memilih yang lebih ringan
madharatnya.
Contoh Kasus :
• Diperbolehkan mengadakan pembedahan perut wanita yang mati jika
dimungkinkan bayi yang dikandungnya dapat diselamatkan.
• Diperbolehkan shalat dengan bugil jika tidak ada alat penutup sama
sekali.
KESIMPULAN
Dharar ialah posisi seseorang pada suatu batas dimana kalau tidak mau melanggar sesuatu yang dilarang maka
bisa mati atau nyaris mati. Hal seperti ini memperbolehkan ia melanggarkan sesuatu yang diharamkan dengan
batas batas tertentu. Jadi, Dharar disini menjaga jiwa dari kehancuran atau posisi yang sangat mudharat sekali,
maka dalam keadaan seperti ini kemudaratan itu membolehkan sesuatu yang dilarang.
Sedangkan Untuk Dasar HukumNya terkadung dalam Firman Allah pada Quran Surah Al - A Raf ayat 56
dan Quran Surah Qashas ayat 77. Sedangkan Kaidahnya ’ dibagi Menjadi 5 Kaidah DiantaraNya :

 Kemadharatan itu tidak bisa dihilangkan dengan kemadhratan yang lain


 Kondisi darurat memperbolehkan sesuatu yang semula dilarang
 Apa yang diperbolehkan karena adanya kemudharatan diukur menurut kadar kemudharatan.
 Menolak mafsadah (kerusakan) didahulukan daripada mengambil kemaslahatan.
 Jika ada dua kemadaratan yang bertentangan, maka diambil kemadaratan yang paling besar.

Anda mungkin juga menyukai