Anda di halaman 1dari 2

‫ َو َعىَل ٰا ِهِل‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َعىَل ُم َح َّم ٍد َس ِّي ِد َو ِدَل َعْد اَن َن‬، ‫اَحلْم ُد ِهّٰلِل

اْلَم ِكِل اَّدل اَّي ِن‬ adalah betapa mudahnya seseorang baik di kehidupan nyata
maupun media sosial, mulai membuka aib yang tidak sepaham
‫ َو َأْش َهُد َأْن اَّل َهٰل اَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل ِرَش ْيَك ُهَل اْلُم َنـَّز ُه‬، ‫َو ْحَص ِب ِه َو اَت ِبِع ْي ِه َعىَل َمِّر الَّز َم اِن‬ dengannya, melempar tudingan, mencari-cari kesalahan orang lain,
‫ِإ ِإ‬
‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَد اَن ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُهُل‬، ‫َع ِن اْلِج ْس ِم َّيِة َو اْلِج َه ِة َو الَّز َم اِن َو اْلَم اَك ِن‬ menyebarluaskannya dan bahkan mengarah kepada fitnah dan
‫ َف إ يِّن ُأْو ِص ْي ْمُك َو َنْفيِس ِبَتْق َو ى ِهللا‬، ‫ ِع َب اَد ال َّر ٰمْح ِن‬، ‫اِذَّل ْي اَك َن ُخ ُلُق ُه اْلُق ْر آَن َأَّم ا َبْع ُد‬ kebohongan. Berkenaan dengan hal ini, Allah swt memberikan
peringatan dalam Al-Qur’an:
‫ َآٰيَهُّيا اِذَّل ْيَن ٰا َمُن وا اْج َتِنُب ْو ا َكِثًرْي ا ِّم َن الَّظ ِّۖن ِاَّن َبْع َض‬: ‫ اْلَقاِئ ِل يِف ِكَتاِب ِه اْلُق ْر آِن‬، ‫اَملَّناِن‬ ‫َٰٓيَأَهُّيا ٱِذَّل يَن َء اَمُن و۟ا ٱْج َتِنُب و۟ا َكِثًري ا ِّم َن ٱلَّظ ِّن َّن َبْع َض ٱلَّظ ِّن ٌمْثۖ َو اَل َجَتَّس ُس و۟ا َو اَل‬
‫الَّظ ِّن ِاٌمْث َّو اَل َجَتَّس ُس ْو ا َو اَل َيْغَتْب َّبْع ُض ْمُك َبْع ًض ۗا َاِحُي ُّب َاَح ُد ْمُك َاْن َّيْأَلُك َلْح َم َاِخ ْي ِه َم ْيًت ا‬ ۚ ‫ْغ ب ُض مُك ًض اۚ َأِحُي َأ ُد ْمُك َأن ْأَلُك َل ِإ َأِخ يِه ا َفَك ِإْه و ۚ ٱَّتُقو۟ا ٱ‬
‫َي ْح َم َم ْيًت ِر ُتُم ُه َو َهَّلل َّن‬ ‫ُّب َح‬ ‫َي َت َّبْع َبْع‬
‫َفَكِر ْه ُتُمْو ُۗه َو اَّتُقوا اَهّٰلل ۗ ِاَّن اَهّٰلل َتَّو اٌب َّر ِح ٌمْي‬ ‫ِإ‬ ‫ٱ‬
‫َهَّلل َتَّو اٌب َّر ِح ٌمي‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
Mengawali khutbah Jumat ini, marilah kita senantiasa mengingat dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu
akan segala anugerah yang telah dikaruniakan Allah swt kepada adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan dan aib
kita. Untuk kemudian kita syukuri dan gunakan di jalan kebaikan orang lain dan janganlah kamu menggunjing (ghibah) sebagian
serta meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt. Pada yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging
kesempatan khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk saudaranya yang telah mati? Maka sudah tentu kamu jijik
meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan melaksanakan kepadanya. (Oleh karena itu, jauhilah larangan-larangan yang
segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya tersebut) dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (QS Al-Hujurat: 12)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Menjelang Pemilu 2024, kita sudah mulai melihat tayangan di Selaras dengan larangan Allah swt tersebut, Rasulullah saw juga
berbagai media terkait dengan agenda pesta demokrasi tersebut. melarang mengumbar aib orang lain. Sebagaimana sabdanya:
Tak terkecuali di media sosial, sudah mulai tersebar beragam
informasinya. Hal tersebut menunjukkan keadaan yang bagus
‫اَّي ْمُك َو الَّظ َّن َف َّن الَّظ َّن َأْك َذ ُب اْلَح ِد يِث َو اَل َجَتَّس ُس وا َو اَل َحَتَّس ُس وا َو اَل َتَباَغُض وا‬
‫ِإ ُكوُنوا ْخ ااًن ِإ‬
untuk sebuah negara yang menjunjung asas demokrasi. Namun, di ‫َو ِإ َو‬
sisi lain, salah satu dampak negatif dari agenda lima tahunan ini

1
Artinya: “Jauhilah oleh kalian prasangka, sebab prasangka itu Artinya: “Barang siapa menutupi aib seorang, Allah akan
adalah ungkapan yang paling dusta. Dan janganlah kalian menutupi aibnya di dunia dan akhirat” (HR Muslim).
mencari-cari aib orang lain, jangan pula saling menebar
kebencian dan jadilah kalian orang-orang yang bersaudara” (HR Orang hidup di dunia ini, termasuk kita, pasti pernah berbuat dosa
al-Bukhari). ataupun kesalahan yang bisa menjadikan kita sangat malu, apabila
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah diketahui oleh orang lain. Kita bisa terlihat baik di mata orang lain
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata aib memiliki pun semata-mata karena Rahmat Allah, yang menutupi aib kita.
arti malu, cela, noda, salah ataupun keliru. Aib dapat berupa Maka berupayalah untuk menutup aib diri kita sendiri, juga orang
peristiwa, keadaan, atau suatu penjelasan. Seringkali aib sendiri lain.
maupun orang lain diumbar secara sadar/tidak sadar kepada orang
lain, bahkan diviralkan ke media massa atau media sosial. Aib Jadikan dosa yang terlanjur pernah kita lakukan, sebagai wasilah
merupakan sesuatu yang digambarkan buruk, tidak terpuji, dan permohonan ampun dan mendekatkan diri kepada Allah swt.
negatif. Leburlah dengan memperbanyak berbuat kebaikan.

Agar kita terhindar dari mengumbar aib diri dan orang lain, Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
setidaknya ada 2 hal pengingat bagi kita. Pertama, selain Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita
mengingat ayat dan hadits yang telah khatib baca dan terangkan di semua. Semoga Allah taala memberikan kita kekuatan untuk
awal, secara psikologis tentu tidak ada orang yang ingin aibnya berbuat kebaikan, serta menjauhkan kita dari hal-hal yang
tersebar. Termasuk diri kita sendiri. Maka, sebelum kita memiliki memunculkan kemarahan-Nya. Amin Ya Rabbal Alamin.
pikiran buruk untuk menyebarkan aib orang lain, renungkanlah ‫ َو َنَفَع ْيِن َو اَّي ْمُك ِبَم ا ِف ْي ِه ِم َن ْاآلاَي ِت َو اِّذل ْك ِر‬، ‫اَب َر َك ُهللا ْيِل َو َلْمُك يِف اْلُق ْر آِن اْلَع ِظ ِمْي‬
apabila kita berada pada posisi orang yang disebar aibnya.
‫ َأُق ْو ُل َق ْو ْيِل َه َذ ا‬، ‫ َّن ُه ُه َوِإ الَّس ِم ْي ُع اْلَع ِلُمْي‬،‫ َو َتَقَب َّل ُهللا ِم ْيِّن َو ِم ْنْمُك ِتاَل َو َت ُه‬، ‫اْلَح ِكِمْي‬
‫ِإ‬
Kedua, kita juga perlu mengingat keutamaan bagi orang-orang ‫ َفاْس َتْغِفُر ْو ُه‬............ ‫َو َأْس َتْغِفُر َهللا اْلَع ِظ َمْي ْيِل َو َلْمُك َو ِلَس اِئِر اْلُمْس ِلِم َنْي َو اْلُمْس ِلَم اِت‬
yang menutup aib orang lain. Rasulullah saw bersabda:
‫ َس َرَت ُه َاُهَّلل يِف َاُّدل ْنَيا َو اآْلِخ َر ِة‬,‫َو َمْن َس َرَت ُم ْس ِلًم ا‬ ............ ‫ّنُه ُه َو اْلَغُفْو ُر الّر ِح ِمْي‬
‫ِإ‬

Anda mungkin juga menyukai