Serangga
• Langsung : Kotoran yang dibawa
• Kerusakan Fisik
• Fasilitasi kerusakan lanjut
Keberadaan Air :
• Air untuk reaksi dan pertumbuhan mikroba
• Makin kering, makin awet
Oksigen
• Mikroba yang butuh oksigen
• Tanpa oksigen tidak berkembang
• Mikroba yang tidak butuh oksigen
• Hati-hati dalam pengalengan
Suhu
• Mikroorganisme tumbuh cepat
60°C pada suhu 5° - 60°C
• Sedapat mungkin jangan biarkan
Daerah makanan di daerah bahaya
Bahaya
5°C
Keasaman
• pH sebagai simbol keasaman
• Semakin asam, pH semakin rendah
• Daerah pertumbuhan mikroba 4,6 – 7
• Penggolongan bahan pangan berdasarkan pH
Waktu
• Mikroba memperbanyak diri dengan
pembelahan
• Jumlah mikroba yang banyak,
ancaman keamanan pangan
• Hati-hati, jika makanan tidak asam
dibiarkan pada daerah bahaya lebih
dari 2 jam
2 Teknologi Pengolahan Pangan & Pengawetan
Jenis
Pendingin Pembekua
a Pendinginan
lansir
pemanasan < 10 menit
• Bukan bertujuan mengawetkan, namun
untuk inaktivasi enzim , melunakkan
jaringan, dan menghilangkan gas sebelum
dipak
asi
pembusuk
• Kadang dikombinasikan pendinginan dan
fermentasi
a Blansing
a
Pengeringan daging pada pembuatan dendeng
• Tahapan umum :
pengecilan ukuran pengeringan penepungan
pengayakan
• Kadar air di bawah 13%
• Kondisi pengeringan harus diatur sebaik mungkin agar
pengeringan berjalan dengan cepat dan merata
• Pada pengeringan oven, suhu jangan terlalu rendah atau
tinggi Suhu rendah pengeringan berjalan lambat.
Sebaliknya, bila suhu terlalu tinggi timbul kegosongan.
6 Teknologi Pengolahan dengan garam,
asam, gula, dan bahan kimia
a
Pengolahan dengan garam
• Dapat menurunkan aw
• Mencegah pertumbuhan mikroba
penyebab penyakit pada konsentrasi
garam sampai 10-12%.
• Metode pengawetan dengan garam:
1) Metode kering: menggunakan garam
dalam bentuk padat atau Kristal
2) Metode basah: menggunakan larutan
garam.
b
Pengolahan dengan asam
• Asam dibagi dalam 3 golongan:
1) asam alami (asam organik), misalnya asam tartarat dan asam
sitrat
2) asam yang dihasilkan melalui proses fermentasi, misalnya asam
laktat dan asam asetat, dan
3) asam-asam sintetik misalnya asam malat, asam fosfat dan asam
adipat.
• Perlu pengawetan lain karena tingkat keasaman pada bahan pangan
yang dapat diterima secara sensori tidak pernah cukup untuk
menghambat pertumbuhan mikroba
• Dilakukan dengan menambah asam organik : asam sitrat & asam
asetat
• Dikombinasikan dengan pemanasan (batas kritis pH < 4,6)
batasan aman C. botulinum
c
Pengolahan dengan gula
• Tujuan fermentasi:
1) meningkatkan keawetan pangan melalui asam dan/atau alkohol
yang diproduksinya,
2) menghasilkan produk dengan karakteristik flavor dan aroma
yang khas, atau
3) menghasilkan pangan dengan mutu dan nilai yang lebih baik.
• Contoh : tempe, tauco, cuka
• Keuntungan :
Dapat dilakukan pada kondisi pH dan suhu normal
Karakteristik flavor dan aroma produk yang dihasilkan bersifat
khas
Konsumsi energi yang relatif rendah karena dilakukan pada
kisaran suhu normal,
Modal dan biaya operasi umumnya rendah.
:
Faktor yang mempengaruhi fermentasi :
• Prinsip pembuatan :
persiapan bahan pemasakan (dikukus untuk singkong dan
ditanak untuk beras ketan) pendinginan hingga suhu ruang
penaburan ragi (campuran kultur mikroba) pemeraman
• Proses pemeraman tape harus dilakukan dengan semi tertutup
dimana bahan dimasukkan ke dalam kemasan yang diberi
sedikit lubang.
b
Fermentasi Ikan/Udang
Contoh : Kecap
• Prinsip pembuatan : fermentasi kapang
fermentasi garam pemasakan
• Fermentasi kapang menggunakan Aspergillus sp
dan Rhizopus sp
• Fermentasi garam bersifat selektif terhadap
pertumbuhan mikroba umumnya yang tumbuh
Zygosaccharomyces (kamir) dan Lactobacillus
(bakteri).
• Mikroba tersebut merombak protein menjadi asam
amino dan komponen rasa dan aroma
d
Fermentasi sayuran/rempah
13 MINUMAN RINGAN,
MINUMAN SERBUK
Minuman Beraroma Pasteurisasi
Minuman Gula Asam Pasteurisasi
14 HASIL OLAHAN BUAH
Keripik / Criping Buah Penggorengan biasa untuk sukun dan
(Sukun/Salak/Nangka/Man pisang
gga/ Pisang, dll) Penggorengan vakum untuk buah
lainnya
Buah Kering Pengeringan
Pemetaan Jenis Teknologi Pengolahan
Pangan IRTP