2. Untuk mengetahui komponen penyusun bahan pangan/makanan 3. Untuk mengetahui faktor penyebab kerusakan pangan/makanan 4. Untuk mengetahui definisi pengolahan dan pengawetan makanan 5. Untuk memahami pengolahan pangan/makanan dengan fermentasi 6. Untuk memahami pengolahan pangan/makanan dengan suhu tinggi 7. Untuk memahami pengolahan pangan/makanan dengan suhu rendah 8. Untuk memahami pengolahan pangan/makanan dengan suhu pengeringan 9. Untuk memahami pengolahan pangan/makanan dengan asam, garam dan gula 10.Untuk memahami pengolahan pangan/makanan dengan pengunaan bahan tambahan pangan (BTP) 1. Definisi Pangan UU no. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan Pangan adalah : Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air , baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. 2. Komponen penyusun bahan pangan/makanan a. Komponen Utama Bahan Pangan : 1. Karbohidrat : zat tenaga (60% - 80% kalori) 2. Protein (zat putih telur) : zat pembangun dan menghasilkan kalori (apabila karbohidrat dan lemak tidak mencukupi) 3. Lemak : zat tenaga ke-2 setelah karbohidrat, melarutkan vitamin A,D,E,K sehingga dapat diserap dinding usus halus dan memberikan asam lemak essensial. b. Komponen Penunjang Bahan Pangan : 1. Emulsifier : zat yang dapat mempertahan dispersi lemak di dalam air atau sebaliknya. 2. Asam Organik : buah dan fermentasi 3. Oksidan dan Antioksidan : vitamin E dan asam amino 4. Enzim : menyebabkan perubahan cita rasa, warna, tekstur dan sifat bahan pangan lainnya 5. Pigmen dan Warna 6. Citarasa : khromatografi gas dan uji organoleptik (subyektif) 7. Vitamin : A,D,E,K (larut dalam lemak) dan C & B (larut dalam Air) 8. Mineral : Kalium, Fosfor, Magnesium, Mangan, Kobalt, besi, tembaga, natrium, khlor, kalium, yodium dan flour. Klasifikasi Bahan Pangan a. Non perishable Non perishable foods (makanan yang tidak mudah rusak) Makanan yang dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama pada suhu kamar seperti beras dan kacang-kacangan yang telah dikeringkan Semi perishable foods (makanan yang agak mudah rusak) Makanan yang dapat disimpan pada jangka waktu terbatas seperti bawang bombay dan umbi-umbian Perishable foods (makanan yang mudah rusak) Makanan yang cepat rusak bila disimpan tanpa perlakuan penanganan (pengawetan) seperti daging, ikan, susu, buah yang matang dan sayur-sayuran. 3. faktor penyebab kerusakan pangan/makanan a. Bakteri, Kapang dan Khamir b. Air c. Suhu d. Konsentrasi Ion Hidrogen (pH) e. Oksigen f. Enzim g. Serangga, parasit dan Tikus h. Pemanasan dan Pendinginan i. Kadar Air j. Udara dan Oksigen k. Sinar (cahaya) l. Waktu 4. Definisi pengolahan dan pengawetan makanan Pengolahan makanan adalah kumpulan metode dan teknik yang digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan atau mengubah makanan menjadi bentuk lain untuk konsumsi oleh manusia atau oleh industri pengolahan makanan (Winarno,1993). Pengawet (Preservative) adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, penguraian, dan perusakan lainnya terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme. 5. Pengolahan pangan/makanan dengan fermentasi Fermentasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai suatu proses oksidasi anaerobik atau partial anaerobik karbohidrat yang menghasilkan alkohol serta beberapa asam. Proses fermentasi dalam pengolahan pangan adalah proses pengolahan pangan dengan menggunakan aktivitas mikroorganisme secara terkontrol untuk meningkatkan keawetan pangan dengan diproduksinya asam dan/atau alkohol, untuk menghasilkan produk dengan karakteristik flavor dan aroma yang khas, atau untuk menghasilkan pangan dengan mutu dan nilai yang lebih baik (Winarno, 1993). Jenis Fermentasi : Fermentasi alkohol, asam laktat dan asam asetat. Fermentasi alkohol dan asam asetat mempergunakan gula sebagai substrat, sebaliknya fermentasi asam laktat mempergunakan garam. Pengolahan pangan dengan cara fermentasi telah lama dilakukan oleh bangsa kita umumnya produk-produk tradisional seperti : pengolahan tempe, tape (ketan, ubi), tauco, dll. Untuk produk modern, misalnya yoghurt. Keuntungan dalam pengolahan pangan dengan proses fermentasi 1. Proses fermentasi dapat dilakukan pada kondisi pH dan suhu normal, sehingga tetap mempertahankan (atau sering bahkan meningkatkan) nilai gizi dan organoleptik produk pangan. 2. Karakteristik flavor dan aroma produk yang dihasilkan bersifat khas, tidak dapat diproduksi dengan teknik/metoda pengolahan lainnya. 3. Memerlukan konsumsi energi yang relatif rendah karena dilakukan pada kisaran suhu normal. 4. Modal dan biaya operasi untuk proses fermentasi umumnya rendah, dan teknologi fermentasi umumnya telah dikuasi secara turun temurun dengan baik. 6. Pengolahan pangan/makanan dengan suhu tinggi Tahun 1810, dimulainya pemanfaatan panas sebagai pengawetan bahan makanan. Pada saat itu Nicholas Appert dari Perancis memenangkan hadiah sebanyak 12.000 franc atas keberhasilannya mengawetkan bahan pangan yang mudah rusak dalam botol dan wadah gelas dengan menggunakan proses termal . Jenis Proses Termal dan Penggunaannya 1. Blancing 2. Pasteurisasi 3. Sterilisasi Komersial Blancing Merupakan Proses pemanasan bahan pangan dengan uap atau air panas secara langsung pada suhu < 100C selama kurang dari 10 menit. Sering dilakukan pada bahan pangan sebelum bahan pangan tersebut dikalengkan, dikeringkan ataupun dibekukan Tujuan Blancing, yaitu : a. Didalam proses pengeringan dan pembekuan - untuk menginaktifkan enzim yang tidak diinginkan yang mungkin dapat merubah warna, tekstur, cita rasa maupun nilai nutrisinya selama penyimpanan. b. Di dalam pengalengan - untuk melayukan jaringan tanaman agar supaya mudah dikemas, menghilangkan gas dari dalam jaringan, menginaktifkan enzim dan menaikkan suhu awal bahan sebelum disterilisasi. Pasteurisasi Proses termal yang dilakukan pada suhu <100C, akan tetapi dengan waktu yang bervariasi dari mulai beberapa detik sampai beberapa menit tergantung dari tingginya suhu tersebut. Dikombinasikan dengan proses pengawetan lainnya seperti proses fermentasi atau penyimpanan pada suhu rendah (refrigerasi). Tujuan : untuk menginaktifkan sel-sel vegetatif dari mikroba patogen. Sterilisasi Komersial Merupakan produk telah mengalami proses sterilisasi dimana tidak ada lagi mikroorganisme hidup, akan tetapi masih terdapat spora bakteri yang setelah proses sterilisasi bersifat dorman. Perbedaan ketiga termal N JENIS KARAKTERISTIK O TERMAL 1 Blancing Menginaktifkan enzim 2 Pasteuris Menginaktifkan sel asi vegetatif mikro patogen 3 Sterilisasi Menginaktifkan spora Komersial mikroba pembusuk khususnya yang anaerobik 7. pengolahan pangan/makanan dengan suhu rendah Pendinginan dan pembekuan merupakan teknologi pengawetan pangan yang didasarkan pada pengambilan panas dari bahan. Pengambilan suhu dari produk menyebabkan suhu produk menurun penundaan seluruh perubahan yg dapat terjadi selama penyimpanan reaksi biokimia dan perubahan akibat pertumbuhan mikroba menjadi lambat atau menurun umur simpan panjang Keuntungan pendinginan dan pembekuan adalah perubahan karakteristik produk yg dapat dijaga serendah-rendahnya. Perubahan sensoris akibat reaksi enzimatis atau aktivitas mikroba sangat sedikit terjadi. Nutrisi produk dapat dipertahankan Perbedaan pendinginan dan pembekuan Pendinginan : proses pengambilan panas dari produk pangan sehingga suhu produk menjadi -1 sampai 8 oC Pembekuan : suhu produk diturunkan sampai di bawah 0 oC seperti -7 oC bahkan sampai -40 oC. Pendinginan seringkali dikombinasikan dengan proses pengawetan pangan yg lain, seperti fermentasi, iradiasi, atau pasteurisasi Pengelompokan bahan dan produk pangan berdasarkan suhu pendinginan
Suhu Jenis Bahan dan Produk
Pangan -1 sampai 1 oC Ikan segar, daging, sosis, daging giling, dan daging asap 0 sampai 5 oC Daging kaleng pasteurisasi, susu, krim, yoghurt, salad siap saji, pasta, pizza, produk roti-rotian, adonan siap masak 0 sampai 8 oC Mentega, margarin, keju Penurunan suhu di bawah suhu minimum yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba memperpanjang waktu yang dibutuhkan mikroba untuk berkembang biak sehingga dapat mencegah perubahan akibat pertumbuhan mikroba 8. pengolahan pangan/makanan dengan suhu pengeringan PENGAWETAN DENGAN PENGERINGAN. pdf 9. Pengolahan pangan/makanan dengan asam, garam dan gula 10. bahan tambahan pangan (BTP)