TEKNIK PENGOLAHAN
1. Fisik : Termal & Nontermal ; Kristalisasi & Ekstraksi
2. Kimia
3. (Mikro)Biologis & Enzimatis
TEKNIK PENGOLAHAN/ITP/2020/PRODI DIV GIZI/SURIANA KORO Page 3
PENGOLAHAN TERMAL:
Membunuh mikrobia penyebab penyakit dan kebusukan, Umur simpan panjang
Kondisi Pengolahan : panas, cahaya, bahan pangan, aktifitas mikroba dan enzim
Vitamin :
* Vitamin pd suhu tinggi à sebagian rusak
* pemanasan juga akan membebaskan vitamin dari ikatan senyawa lain à ketersediaan meningkat
Mineral :
* pemanasan juga akan membebaskan mineral dari ikatan senyawa lain à ketersediaan meningkat
B. Sayuran
Pencucian dan sortasi : membuang bahan tanah
Pendinginan : memilih bahan yang baik dan busuk
Pelapisan Lilin : untuk sayuran tertentu seperti apel & tomat
CAS dan MAS : penyimpanan dengan udara terkendali
C. Buah-buahan
a. Penanganan utama
pemilihan (sorting),
pemisahan berdasarkan ukuran (sizing)
pemilihan berdasarkan mutu (grading)
b. Penanganan tambahan : precooling, pencucian, degreening, pelilinan (waxing)
F. Susu
Pasteurisasi
holding method
Dipanaskan pada suhu 650C selama 30 menit
Suhu di atas 660C menimbulkan flavor susu, merusak lapisan tipis di sekitar butiran lemak
high temperature short time (HTST), dipanaskan pada suhu 71.70C selama 15-16 detik
Bahan Tambahan Pangan (BTP) atau food additive adalah bahan atau campuran bahan yang secara
alami BUKAN merupakan bagian dari bahan baku pangan, ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi
sifat atau bentuk pangan, antara lain bahan pewarna, pemanis, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat,
dan pengental.
Produsen maupun konsumen perlu mengetahui BTP karena masih adanya penggunaan bahan
kimia berbahaya, ketidak tahuan produsen pangan, dan BTP sangat berpengaruh pada kesehatan.
Penggolongkan BTP menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 033 Tahun 2012 adalah pewarna, pemanis
buatan, pengawet, antioksidan, anti kempal, penyedap rasa dan aroma, penguat rasa, pengatur keasaman,
pemutih dan pematang tepung, pengemulsi, pemantap dan pengental, pengeras, sekuestran.
PEWARNA
Memberi kesan menarik bagi konsumen, menyeragamkan warna makanan, menstabilkan warna, menutupi
perubahan warna selama proses pengolahan, mengatasi perubahan warna selama penyimpanan
• produk tetap stabil, tidak meleleh, tidak terpisah antara bagian lemak dan air,
ANTIOKSIDAN
• Mencegah ketengikan karena oksidasi lemak dan produk mengandung lemak.
• Askorbat - kaldu, daging olahan/awetan, jem, jeli dan marmalad, serta makanan bayi, ikan beku, dan
potongan kentang goreng beku
• Butil hidroksianisol (BHA) – lemak, minyak, margarin
• Butil hidroksitoluen (BHT) – ikan beku, minyak, margarin, mentega, ikan asin
• Propil galat – lemak & minyak makan, margarin, mentega
• Tokoferol – makanan bayi, kaldu, lemak & minyak makan
ANTI KEMPAL
• Ditambahkan ke dalam pangan berbentuk bubuk
• seperti susu bubuk, tepung terigu, gula pasir dan sebagainya
• Aluminium silikat
• Kalsium aluminium silikat
• Kalsium silikat
• Magnesium karbonat,
• Magnesium oksida dan magnesium silikat
PENGERAS
• membuat makanan menjadi lebih keras atau mencegah makanan menjadi lebih lunak
• Kalsium glukonat, untuk mengeraskan buah-buahan dan sayuran dalam kaleng seperti irisan tomat
kalengan, buah kalengan, jem, jelly
• Kalsium klorida, buah kalengan
• Kalsium sulfat, untuk irisan tomat kalengan, apel dan sayuran kalengan
SEKUESTRAN
– bahan yang dapat mengikat ion logam
– memantapkan wama dan tekstur makanan, atau
TEKNIK PENGOLAHAN/ITP/2020/PRODI DIV GIZI/SURIANA KORO Page 12
– mencegah perubahan wama makanan
– untuk produk kepiting kalengan, lemak dan minyak makan, jamur, udang beku
– Asam fosfat,
– Isopropil sitrat
– Kalsium dinatrium edetat (EDTA)
– Monokalium fosfat
– Natrium pirofosfat
1. Tulisan "Bahan Tambahan Makanan/Pangan" dan "Pemanis Buatan", "Untuk penderita Diabetes dan
atau orang yang butuh kalori rendah"
2. Nama pemanis buatan (Sakarin, Siklamat, Aspartam, dsb.).
3. Jumlah pemanis buatan (mg untuk yang padat atau % untuk yang cair).
4. Kesetaraan kemanisan dibanding gula yang alami (gula pasir).
5. Jumlah batas maksimum (mg) yang dikonsumsi tiap hari per kg berat badan
Bahan tambahan pangan dapat berasal dari sumber alami seperti lesitin, asam citrat dsb. Bahan ini
juga disintesis dari bahan kimia yang mempunyai sifat yang sama dengan bahan alamiah yang sejenis misalnya
beta karotin dan asam askorbat. Bahan sintesis memiliki kelebihan yaitu lebih pekat, lebih stabil dan lebih murah
tetapi ada juga kelemahannya yaitu sering terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat yang
berbahaya bagi kesehatan (karsinogenik) yang dapat merangsang terjadinya kanker pada manusia.
Bahan Tambahan Pangan sebaiknya digunakan dibawah ambang batas yang telah ditentukan.
Ada dua jenis BTP yaitu
1. Gras (Generally Recognized as Save). Zat ini aman dan tidak berefek toksik. Misalnya gula (Glukosa)
2. ADI (Acceptable Daily Intake) jenis ini selalu ditentukan penggunaannya demi menjaga kesehatan
konsumen