Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 1

(1)
1. Abdul malik nst (2006200333)
2. Revan dio pratama (2006200365)
3. Rizki al akbar (2006200335)
4. Fredi kurniawan (2006200322)
5. Raja meizal pahlevy
(2006200349)
6. Trio mito ocberio (2006200341)
7. Syahricky Irfan maulana
(2006200341)
8. Renzi zian azmi fahlevi
(2006200346)
9. Mhd ardiansyah hrp
(2006200362)
10. Teuku hardian (2006200358)
11. Farhan Adhitiya Nisfu
Ramadhan(2006200351)

Berkas pekara
Berkas perkara

Berkas perkaran dapat disimpulkan secara singkat


bahwa sebuah dokumen atau berkas berkas yang
berisi tentang perkara yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat dan dibawa ke pengadilan. Berkas ini
menggunakan bahasa yang tepat dan benar sehingga
tidak menimbulkan kekeliruan dalam membahas
perkara antara pelaku dengan pengadilan.Dalam
proses pengadilan berkar perkara melalui beberapa
prosedur atau yang berikut adalah prosedur berkas
perkara dalam pengadilan
Prosudur penerimaan perkara pidana biasa

MEJA PERTAMA
1.Menerima berkas perkara pidana, lengkap dengan surat dakwaannya dan surat-surat yang
berhubungan dengan perkara tersebut. Terhadap perkara yang terdakwanya ditahan dan masa tahanan
hampir berakhir, petugas segera melaporkan kepada Ketua Pengadilan.
2.Berkas perkara dimaksud di atas meliputi pula barang¬-barang bukti yang akan diajukan oleh Jaksa
Penuntut Umum, baik yang sudah dilampirkan dalam berkas perkara maupun yang kemudian diajukan
ke depan persidangan. Barang-barang bukti tersebut didaftarkan dalam register barang bukti.
3.Bagian penerimaan perkara memeriksa kelengkapan berkas. Kelengkapan dan kekurangan berkas
dimaksud diberitahukan kepada Panitera Muda Pidana.
4.Dalam hal berkas perkara dimaksud belum lengkap, Panitera Muda Pidana meminta kepada Kejaksaan
untuk melengkapi berkas dimaksud sebelum diregister.
5.Pendaftaran perkara pidana biasa dalam register induk, dilaksanakan dengan mencatat nomor perkara
sesuai dengan urutan dalam buku register tersebut.
6.Pendaftaran perkara pidana singkat, dilakukan setelah Hakim melaksanakan sidang pertama.
7.Pendaftaran perkara tindak pidana ringan dan lalu lintas dilakukan setelah perkara itu diputus oleh
pengadilan.
8.Petugas buku register harus mencatat dengan cermat dalam register terkait, semua kegiatan yang
berkenaan dengan perkara dan pelaksanaan putusan ke dalam register induk yang bersangkutan.
9.Pelaksanaan tugas pada Meja Pertama, dilakukan oleh Panitera Muda Pidana dan berada langsung
dibawah koordinasi Wakil Panitera.
MEJA KEDUA
1. Menerima pernyataan banding, kasasi, peninjauan
kembali dan grasi/ remisi.
2. Menerima dan memberikan tanda terima atas:
a.Memori banding;
b..Kontra memori banding;
c.Memori kasasi;
d.Kontra memori kasasi;
e.Alasan peninjauan kembali;
f.Jawaban/tanggapan peninjauan kembali;
g.Permohonan grasi/ remisi;
h.Penangguhan pelaksanaan putusan
KEKELIRUAN BERKAS PERKARA
 1.Kesalahan Penulisan Nama dalam Surat Gugatan
 Menurut M. Yahya Harahap dalam bukunya Hukum Acara Perdata Tentang
Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan
(hal. 54), penulisan nama tidak boleh didekati secara sempit atau kaku
(Strict Law), tetapi harus dengan lentur (Flexible).

 a.Apabila kekeliruan itu sangat kecil dan tidak berarti, dapat atau harus
ditolerir, misalnya, salah menulis a menjadi o, kekeliruan itu
dikategorikan sebagai kesalahan pengetikan (clerical error)
 b.Oleh karena itu, kesalahan dimaksud dapat diperbaiki oleh Penggugat
dalam persidangan melalui surat perbaikan atau perbaikan dilakukan
dalam replik (balasan atas jawaban tergugat). Bahkan hakim sendiri dapat
memperbaiki dalam berita acara persidangan maupun dalam putusan.
 kesalahan penulisan nama yaitu pada surat gugatan tercantum “Linawati”
tetapi di Kartu Tanda Penduduk (“KTP”) tertulis “Lina Wati”, kekeliruan
tersebut sangat kecil dan tidak berarti serta masih bisa ditolerir. Maka
dalam hal ini, kekeliruan tersebut dapat diperbaiki, baik oleh penggugat
ataupun oleh hakim sendiri
2.Ketidakjelasan Penulisan Alamat Tergugat
Menurut keterangan Anda, pada surat gugatan tertulis alamat tergugat
yang lama, namun sekarang tergugat sudah pindah ke alamat baru.
Oleh karena itu, kami mengasumsikan bahwa perubahan alamat
tergugat (yang tercantum dalam KTP baru) terjadi sesudah gugatan
diajukan.

M. Yahya Harahap dalam buku yang sama (hal. 55) menjelaskan


bahwa terdapat beberapa sumber dokumen atau akta yang dapat
dijadikan sumber alamat yang legal:
a.Bagi perorangan (physical person), dapat diambil dari KTP, NPWP
(Nomor Pokok Wajib Pajak), dan KK (Kartu Keluarga)
b.Bagi perseroan (legal entity), dapat diambil dari NPWP, Anggaran
Dasar, Izin Usaha atau dari papan nama.
THANK YOU  

Anda mungkin juga menyukai