Anda di halaman 1dari 46

1.

Tanah-tanah Pertanian
di Indonesia
Soil
Profile
 Sequence of Figure 16.2
layers within
the
uppermost
part of Earth
Soil Horizons
 O: organic (black)
 A: Mineral (dark)
 E: Leached (pale)
 B: Accumulation
 White (lime)
 Red (iron, clay)
 C: Little-altered
 R: Unweathered
Penyebaran tnh di bentang alam
(landscape)
Ditentukan oleh:  Posisi
 Faktor pembentuk geomorfik/landform
tanah : Batuan/Bahan Landform = bentukan
Induk, Iklim, topografi alam di permukaan
bumi.
Landform dibedakan
berdasarkan skala:
subkontinental
(rangkaian
pengunungan) hingga
lereng tunggal
Urutan Landform dari daerah pantai ke
arah wilayah berbukit/bergunung:

1. Landform marin/laut,
2. fluvio marin (peralihan antara dataran sungai besar
dgn laut), biasanya terdapat kubah gambut
3. Landform aluvial yg dibtk oleh endapan sungai
4. Landform karst (dibentuk oleh batuan kapur).
5. Landform tektonik,di wilayah berbukit dan
bergunung yg terbtk dari proses :patahan dan
lipatan, atau
6. Landform volkan, terbtk dari kegiatan vulkanisme
Penyebaran landform di Indonesia

Landform Luasan Persentase


(x 1000 ha) (%)
Gambut 11.859 6.3
Marin 11.213 6.0
Fluviomarin 2.226 1.2
Aluvial 19.611 10.4
Karst 11.150 5.9
Tektonik 88.676 47.1
Volkan 41.780 22.2
Keragaman Faktor pembentuk
tanah di Indonesia :
Iklim, relief, batuan/bahan induk

Bahan induk tanah merupakan faktor pembentuk tanah


yang paling dominan pengaruhnya terhadap jenis
dan karakter tanah yg terbentuk dan
potensinya utk pertanian
Faktor Iklim
 Iklim tropika basah, rejim suhu tanah
isohipertermik; suhu udara dan tanah >220C

Wilayah Basah; Wilayah Agak Wilayah Kering;


Curah hujan > 2000 kering, CH 1500- Curah hujan 1000-
mm/tahun 2000 mm/tahun 1500 mm/thn

Jawa barat Pantai utara jawa Nusa Tenggara,


bagian Selatan, barat dan jawa lembah Palu,
sebagian besar tengah, jawa sekitar teluk
Sumatera, timur, Sulawesi, Tomini Sulteng
Kalimantan, dan kepulauan
Irian Jaya, burung, sebagian
pedalaman Merauke
Sulawesi
Aspek iklim dlm proses pembentukan
tnh

Wilayah basah : Wilayah agak kering :


 proses pelapukan intensif  Ketersediaan air terbatas
(tanah cepat menjadi tua) shg pelapukan kimia
 Tanah masam berjalan lambat.
 Jenis mineral dominan:  Komplek adsorpsi tnh
kelompok mineral tipe 1:1 dipenuhi kation basa (Ca,
seperti kaolinit, haloysit, Mg, K)
vermikulit berlapis antar  pH tanah agak masam-
Al-hidroksida netral
 Kejenuhan basa rendah,  Al tdk bermasalah, P
Kejenuhan Al tinggi difiksasi Ca
 Penampang tanah  Jenis mineral dominan:
dalam, berwarna merah kelompok mineral tipe 2:1
kuning seperti
smektit,montmorilonit,
sebagian vermikulit
Relief/topografi/btk wilayah

 Adalah keadaan fisik suatu wilayah


daratan di permukaan bumi ditinjau
dari aspek kemiringan lereng dan
perbedaan ketinggian
 Satuan relief : datar, datar agak
berombak, berombak agak
bergelombang, berbukit, bergunung
Faktor topografi

Satuan lereng Perbedaan Penyebaran


ketinggian di Indonesia
Datar 0-3% <2m 39% a
Datar- agak berombak 1-8% 2-10 m
Berombak-agak 8-15% 10-50 m 13%
bergelombang 50-300 m
Berbukit 15-30% > 300 m > 47% b
Bergunung >30%

Keterangan:
a. Di Kalimantan 25,95 jt ha, Sumatera 20,13 jt ha, Irian Jaya 18,4 jt ha
b. Sulawesi 14,33 jt ha (76,5% wilayah pulau) Nusa Tenggara 5,17 jt ha
(71.7% wilayah pulau)
Aspek relief dlm proses pembentukan tnh
dan pemanfaatan lahan

 Wilayah datar, lereng  Wilayah relief datar


kecil (0-3%) cenderung dan datar berombak
membtk tnh dgn muka berpotensi utk
air tnh dangkal shg pengembangan
memungkinkan tanaman pangan.
dikembangkan utk  Wilayah berombak-
perluasan areal sawah bergelombang,
 Semakin besar lereng budidaya tanaman
maka: muka air tanah pangan harus
dalam, terbtk tnh dgn dikombinasikan dg tan.
penampang dalam dgn tahunan disertai dgn
drainase baik tindakan konservasi
tanah
Batuan/bahan induk = bahan
mentah pembentuk tanah
Jenis batuan/ bahan Keterangan
induk

Bahan organik Sisa tumbuhan/vegetasi alami berbagai tkt


dekomposisi, terbtk di daerah cekungan dgn
drainase terhambat (selalu tergenang air).
Terdapat di dataran rendah daerah lahan
rawa(rawa lebak, rawa pasang surut) dan
kubah gambut. Terdiri dari: fibrik, hemik, saprik
Alluvium Bahan endapan yg relatif mudah lepas, tdk
padat yg terbentuk dari bahan endapan yg
terangkut oleh tenaga air (alluvium) atau gaya
gravitasi (colluvium). Belum mengalami
pemadatan dan atau presipitasi kimiawi.
Jika batuan asalnya dari daerah volkan terbetk
bahan endapan yg subur
Batuan/bahan induk = bahan
mentah pembentuk tanah
Jenis batuan/ bahan Keterangan
induk

Batuan sedimen Batuan yg terbtk dari bahan-bahan yg


diendapkan dari suspensi air atau angin atau
dipresipitasikan dari larutan. Jenis batuan
sedimen: batu pasir, batu liat, batu gamping,
napal (marls), koglomerat dan breksi
Btuan volkanik Batuan yg dihaslkan dari pembekuan magma
secara mendadak pada atau dekat permukaan
bumi melalui kegiatan gunung berapi. Ciri
batuan vulkanik: berkristal halus dan
mengandung gelas volkan.Bahan yg
diendapkan sesudah letusan:abu vulkan, tufa
volkan, breksi piroklastik,aglomerat. Batuan
vulkanik dan intrusi vulkanik : rhyolit dan dasit
(masam), andesit (intermedier), basalt (basik)
fonolit (ultra basik)
Batuan/bahan induk
Jenis batuan/ Penyebaran dan luasan proporsi di Sifat tanah yg
bahan induk Indonesia terbtk

Bahan organik Sumatera (Riau,Sumsel,Jambi), Tanah gambut


Kalimantan (Kalteng, Kalbar, Kaltim), Irian
Jaya (7.7%)

Batuan vulkanik Sumatera (Sumsel, Sumut, Lampung, Tanah-tanah


Sumbar, Jambi), Jawa, NTB,NTT, SUlut, subur
Sulsel, Maluku (31.71 jt ha, 16.9%)

Batuan Kalimantan(Kltim, Kalteng, KAlbar) , Tanah di lahan


sedimen: batu Sumatera (Riau, Aceh), Irian Jaya, kering masam
liat dan batu Sulawesi (75.48 jt ha, 40.1%)
pasir
Bahan aluvium Kalimantan, Sumatera (Sumsel, Riau), Tanah di lahan
Maluku, Sulsel, Irian Jaya (29.75 jt ha, rawa, tanah
15.9%) berpasir dg
kuarsa miskin
Penyebaran tanah di
Indonesia
1. Histosols 6. Alfisols
2. Entisols 7. Mollisols
3. Inceptisols 8. Ultisols
4. Vertisols 9. Oxisols
5. Andisols 10. Spodosols
Histosols
(histos = jaringan tanaman; solum = tanah)

 Tanah yg tersusun
dari sebagian besar
bahan tanah organik,
yg berasal dari hasil
dekomposisi jaringan
tanaman/vegetasi
alami dan berbagai
produk
dekomposisinya

Profil sulfohemist di Kalteng


Sumber: Puslittanak (2000)
Landscape sulfohemist yg akan digunakan utk lahan persawahan
di Palagkau Baru, Kalteng Sumber: Puslittanak (2000)

Penyebaran di Indonesia:
Sekitar 13.2 jt ha (7% luas daratan Indonesia)
Riau 3.87 jt ha, Irian Jaya 3.3 jt ha, Kalteng 1.99 jt ha,
Kalbar 1.70 jt ha, Sumsel 1.45 jt ha
Proses Pembentukan gambut di daerah cekungan lahan basah

a. Pengisian
danau
dangkal oleh
vegetasi
lahan basah,

b. Pembentukan
gambut
topogen,

c. embentukan
gambut
ombrogen di
atas gambut
topogen
Entisol
(recent = tanah muda=blm berkembang)
 Tanah yg belum
mempunyai horizon
pedogenik
 Contoh: tanah
endapan sepanjang
sungai, tanah berpasir
di lereng atas dan
bawah daerah volkan,
tanah pasir pantai laut
yg lepas dan blm
membtk struktur tnh
Profil Udipsamments di daerah
Tumpangjutuh, Kapuas KAlteng
Sumber: Puslittanak (2000)
Landscape Udipsamment yg digunakan utk Hutan tanaman
industri dgn tanaman Acasia. Sumber: Puslittanak (2000)

Penyebaran di Indonesia:
Sekitar 18.01 jt ha (9.6% luas daratan Indonesia)
Irian Jaya 5.6 jt ha, Kalteng 1.54 jt ha, Sumsel 1.27 jt
ha, NTT 0.91 jt ha
Inceptisol (inceptum = mulai berkembang)
 T.mineral yg mulai
menunjukkan
perkembangan horizon
pedogenik (selain
epipedon okrik dan albik
pd Entisol)
 Berupa tnh yg belum
matang, seperti: tnh dr
bahan induk abu volkan,
tnh di wilayah curam-sgt
curam, tnh di permukaan
geomorfik muda (lereng
volkan, endapan sungai)
Profil Endoaquept di daerah
Pemangkat, Sambas Kalbar
Sumber: Puslittanak (2000)
Landscape Endoaquepts yg
digunakan utk kebun kelapa
Sumber: Puslittanak (2000)

Penyebaran di Indonesia: paling luas


krn terbtk dr semua bahan induk tanh (kecuali bahan organik) dan pd
banyak posisi geomorfik yg berbeda, muali dr dataran pantai sampai
wilayah perbukitan dan pegunungan
Sekitar 70.52 jt ha (37.5% luas daratan Indonesia) :
Sumatera,Irian jaya,Kalimantan. Sulawesi
Irja 15.49 jt ha, Kaltim 6.12 jt ha, Kalbar 4.21 jt ha, Maluku 4.0 jt ha
Vertisol
(verto = terbalik-balik)
 Tanah yg sebagian
terbesar berwarna kelabu
gelap/hitam, bertekstur
liat/liat berat, yg rekah-
rekah karena mengkerut
di musim kemarau, dan
sangat memadat/sgt
lekat karena
mengembang di musim
hujan
 Faktor pembentuk tnh yg
dominan: iklim agak
kering-kering dgn bulan
kering yg jelas, bahan
induk yg kaya basa (batu
liat, gamping, volkan
Profil Epiaquerts di daerah intermedier, bahan
BAtubelik, BAdung Bali Sumber: aluvial)
Puslittanak (2000)
Landscape epiaquerts yg digunakan utk lahan persawahan di
daerah BAtubelik, BAdung Bali. Sumber: Puslittanak (2000)

Penyebaran di Indonesia:
Sekitar 2.12 jt ha (1.1% luas daratan Indonesia)
Jatim 0.96 jt ha, Jateng 0.4 jt ha, Sulsel 0.22 jt ha,
NTT 0.198 jt ha, NTB 0.125 jt ha
Andisol
(ando = tanah hitam)
 Tanah yg gembur, ringan,
porous, tnh bag atas
berwarna gelap/hitam,
tekstur sedang
(lempung/lempung
berdebu), terasa licin seperti
sabun (smeary) jika dipirid.
 Terbtk dari bahan piroklastik
yg kaya gelas volkan (abu
volkan,endapan lahar,
aluvian volkanik)
 Ditemukan:Didaerah
pegunungan volkan
ketinggian 900 m dpl, iklim
sejuk, CH sedang-tinggi, di
Profil Hapludands di daerah bag topografi datar-landai
Simpang Kayuaro, Bungo Jambi
Tebo Sumber: Puslittanak (2000)
Landscape Hapludan
di dataran volkan
G.Kerinci JAmbi
Sumber: Puslittanak
(2000)

Penyebaran di Indonesia:
Dekat dgn pusat erupsi gunung api sepanjang pegunungan di
Sumatera, JAwa, BAli, NTT, P.Halmahera, Maluku Utara
Sekitar 5.39 jt ha (2.9 % luas daratan Indonesia) :
Sumut 1.06 jt ha, Jatim 0.73 jt ha, Jabar 0.50 jt ha, Jateng 0.45 Maluku
0.32 jt ha
Alfisols
(pedalfer = tanah mengandung Al dan Fe)
 Tanah yg
perkembangannya sdh
cukup lanjut, berwarna
merah kekuningan dan
menunujukkan adanya
kenaikan liat dgn
bertambahnya kedalaman
(terbtk hor argilik) yg
memiliki kandungan basa
yg tinggi

 Terbtk di iklim humid-


subhumid dgn bln kering
yg nyata atau di iklim
kering, proses pencucian
tnh tdk intensif shg basa
Profil Haplustalfs di daerah relatif tinggi (kej. Basa >
Lily Kupang NTT 50%)
Sumber: Puslittanak
(2000)
Landscape
Haplustalfsdi daerah
lahan kering berombak
sekitar lily, Kupang
NTT Sumber:
Puslittanak (2000)

Penyebaran di Indonesia:
di daerah dataran-perbukitan, karst, bahan induk: batuan sedimen (batu
gamping napal, batu liat, batu pasir), b.vulkanik, b plutonik intermedier-
basik
Terutama di daerah yg relatif kering-agak kering
Sekitar 5.15 jt ha (2.7 % luas daratan Indonesia) :
Maluku 0.97 jt ha, Sulteng 0.63 jt ha, Sulut 0.6 jt ha, Sulsel 0.57 jt ha,
NTB 0.498, Jatim 0.45 jt ha
Mollisols
(mollis = lunak)
 Tanah yg mempunyai
kenampakan seperti tnh di
wilayah padang rumput
(steppe dan praire), yaitu
mempunyai horizon atas
relatif tebal (10-40 cm),
berwarna kelabu
gelap/hitam, lunak/gembur,
kaya bahan organik
(epipedon mollik), dgn
reaksi tanah netral,
memiliki horizon argilik
atau kandik dan
kandungan basa-basa
tinggi di seluruh horizon
tanahnya
Profil Hapludolls di daerah Sipatuhu,  Terbtk pd iklim agak
Ogan Komiring Ulu, Sumsel kering-kering atau
Sumber: Puslittanak (2000) pengaruh dari b.induk
Landscape Hapludolls
digunakan utk kebun
kopi rakyat di daerah
Sipatuhu, Ogan
Komiring Ulu, Sumsel
Sumber: Puslittanak
(2000)

Penyebaran di Indonesia: umumnya terdapat di kawasan Indonesia


Timur (terbtk di Irian jaya, Kalimantan, Sulawesi karena pengaruh
bahan induk batu gamping, di NTT krn pengaruh iklim)
Sekitar 9.91 jt ha (5,3 % luas daratan Indonesia) :
Irja 5.75 jt ha, NTT 1.05 jt ha, Maluku 0.53 jt ha, Kaltim 0.52, Sulteng
0.39 jt ha, Jatim 0.37 jt ha
Ultisols
(ultimus = terakhir)
 Tanah yg berwarna merah
kuning yg sdh mengalami
proses hancuran iklim
lanjut shg mrpkn tanah yg
berpenampang dlm sampai
sgt dlm (> 2 m), akukulasi
liat di lapisan bawah
(hor.argillik), reaksi agak
masam –masam dan
kandungan basa rendah.
 Terbtk di iklim dgn curah
hujan tinggi
 Terbtk dr bahan induk
sedimen: batu pasir
danbatu liat, sebgn di
Sumatera dan Jawa dr
bahan iduk volkanik
masam, bahan volkanik
Profil Hapludults di daerah intermedier, andesitik-
basaltik, batu gamping
Pangkalan Bun, Kota Waringin Barat
KAlteng Sumber: Puslittanak (2000)
Landscape Hapludults
digunakan utk
perkebunan kelapa
sawit di Sekitar Bun
Sumber: Puslittanak
(2000)

Penyebaran di Indonesia:
Pada landform dataran, pegunungan, perbukitan
Sekitar 45.79 jt ha (24.3 % luas daratan Indonesia) :
Kaltim 10.04 jt ha, Irja 7.62 jt ha, Kalbar 5.71 jt ha, Kalteng 4.81 jt ha
Riau 2.27 jt ha
Oxisols oxide = oksida-oksida)

 Tanah yg sdh mengalami


pelapukan yg sgt lanjut,
penampang tnh dlm-sgt
dlm, bertekstur liat dg
warna merah gelap
sampai kuning, dan
kandungan oksida-oksida
Fe dan Al relatif,
kandungan mineral dpt
lapuk (sbg cad hara)
sedikit
 Mineral liatnya didominasi
mineral liat jenis 1:1,
mineral hidroksida Fe
(goetit, hematit) serta Al
(gibsit dgn KTK efektif yg
Profil Hapludox di daerah Kuamang rendah (< 1.5 cmol(+)/kg
Kuning Bungo-Tebo Jambi liat)
Sumber: Puslittanak (2000)
Landscape Hapludox
digunakan utk
pemukiman
transmigrasi di
Kuamang Kuning
Jambi
Sumber: Puslittanak
(2000)

Penyebaran di Indonesia:
Di wilayah lahan kering dgn iklim humid pada landform dataran,
perbukitan, pegunungan
Sekitar 14.11 jt ha (7.5 % luas daratan Indonesia) :
Sumsel 2.82 jt ha, Irja 2.41 jt ha, Kalteng 2.06 jt ha, Kalbar 1.79 jt ha,
Jambi 1.14 jt ha, Lampung 1.01 jt ha.
Spodosols
(spodos = berwarna abu kayu
 Tanah yg bertekstur
lempung kasar-pasir, yg
berwarna putih atau putih
kekelabuan seperti warna
abu kayu (bahan albik)
dan memiliki horizon
bawah spodik (akumulasi
humus dan atau gabungan
senyawa Fe dan Al)
 Terbtk di iklim humid di
bawah vegetasi hutan
basah dan berkembang
dari bahan endapan dan
batuan sedimen kaya
kuarsa
Profil Fragiaquods di daerah Sebulu Kutai
Kaltim Sumber: Puslittanak (2000)
Landscape
Frsgiaquods berupa
semak belukar dgn
tanaman Myrtaceae di
sekitar Sebulu
Sumber: Puslittanak
(2000)

Penyebaran di Indonesia:
Sekitar 2.16 jt ha (1.1 % luas daratan Indonesia) :
Kaltengt 1.51 jt ha, Kalbar 0.42 jt ha, KAltim 0.15 jt ha, Sulawesi 11-25
ribu ha
Tanah-tanah pertanian utama
Wilayah iklim agak kering-
Wilayah Iklim Basah
kering : Jawa, Nusa
Sumatera, Kalimantan,
Tenggara, Sulawesi:
Irian Jaya:
- Inceptisol, Entisol,
- Inceptisol, Entisol, Alfisol,
Mollisol, Vertisol
Ultisol, Oxisol di lahan
kering
- Histosol di lahan rawa, Andisol: Di dataran tinggi
Spodosol di datran daerah volkan di
rendah Sumatera, Jawa, Bali
Kalteng,Kalbar,Kaltim dan Nusa Tenggara,
sekitar Hlmahera
Maluku UTara
Tanah-tanah pertanian utama
Nama Subordo Grup tanah
Ordo
Entisol Aquents Endoaquents, fluvaaquents, sulfaaquents,
psammeaaquents,hydraaquents
Fluvents Udifluvent, ustifluvents,
Psamments Udipsamments,ustipsamments, kuartzipsamment
Orthents Udorthents, ustorthents
Inceptisols Aquepts Endoaquepts,humaaquepts,sulfaaquepts, halaquepts
Udepts Dystrudepts, eutrodepts
Ustepts haplustepts
Vertisol Aquerts End0aquerts
Uderts Hapluderts
Usterts haplusterts

Andisols Udands Hapludands, hydrudands


Aquands Endoaquands
Ustands Haplustands
vitrands Udivitrands, ustivitrands
Tanah-tanah pertanian utama
Nama Subordo Grup tanah
Ordo
Alfisols Udalfs Hapludalfs, rhodudalfs
Ustalfs Haplustalfs, rhodustalfs

Mollisol Udolls Hapludolls, argiudolls


Ustolls Haplustolls, argiustolls
Aquolls Endoaquolls
rendolls haprendolls
Ultisols Udult Kandiudults,kanhapludults,hapludult,rhodudults
Humult Haplohumults, palehumults
Ustuluta Haplustults, paleust
aquults Endoaquults, plinthaquults
Oxisols Udox Hapludox, kandiudox, eutrodox, acrudox
aquox haplaquox

histosols Hemist Haplohemist, sulfohemist


saprist haplosaprist
Unsur pembtk nama subordo tnh
Unsur pembtk Asal istilah Mempunyai konotasi dgn
nama
Aqu Lt:aqua,water Kondisi jenuh air (kondisi aquik)
Fibr Lt:fibra,fiber Tingkat dekomposisi bahan organik awal
Fluv Lt:fluvius,river Dataran banjir sungai
Hem Jn:hemi,half Tingkat dekomposisi bhn organik tenggahan
Hum Lt:humus,earth Kandungan humus(bhn organik) tinggi
Orth Jn:orthos,true Yang paling umum/biasa ditemukan
Psamm Jn:psammos,sand Tekstur berpasir
Rend Dari Rendzina Kandungan berkarbonat (CaCo3)tinggi
Sapr Jn:saprose,rotten Tingkat dekomposisi bhan organik lanjut
Ud Lt:udus,humid Rejim kelembaban tanah udik/lembab
Ust Lt:ustus,burnt Rejim kelembaban tanah ustik/agak kering
Vitr Lt:vitrum,glass Kandungan gelas volkan yang tinggi
LAHAN RAWA
= lahan basah yang setiap waktu dipengaruhi
oleh pasang surutnya air laut

Tipe luapan lahan rawa :

 tipe A : Lahan selalu tertutupi air


pasang, baik pasang besar maupun
pasang kecil
 Tipe B : Lahan hanya tertutupi oleh
pasang besar saja, tetapi tidak terluapi 4 tipologi lahan rawa:
oleh pasang kecil/pasang harian
 Tipe C : Lahan tidak terluapi oleh
pasang air laut, tetapi air tanah berada 1. lahan potensial
<50 cm dari permukaan tanah 2. lahan sulfat masam
 Tipe D : Lahan tidak terluapi oleh air
3. lahan gambut
pasang besar, air tanah berada >50 cm
dari permukaan tanah 4. lahan salin
SISTEM PERTANIAN
Jenis-jenis sistem Pertanian :
1. Sistem ladang
2. Sistem sawah
3. Sistem perkebunan

Sistem pertanian berkelanjutan ≈


sustainable agriculture :
1. Sistem Pertanian organik
2. Agroforestry :
Agrosilvikulture, silvofishery,
agropasture, silvopasture, karet nenas
Sistem Sawah
Sawah adalah lahan usahatani yang secara fisik permukaan tanahnya
rata, dibatasi oleh pematang, dapat ditanami padi dan palawija /
tanaman pangan lainnya.

1. Sawah Irigasi
2. Sawah Irigasi Teknis
3. Sawah Irigasi Setengah Teknis
4. Sawah Irigasi Sederhana
5. Sawah Tadah Hujan
6. Sawah Surjan
7. Sawah Pasang surut
8. Sawah Reklamasi lahan pasang surut
9. Sawah Reklamasi lahan bukan pasang
surut
10. Sawah Bukaan Baru
Evaluasi pendukung utk
mengelola lahan
 Survei dan pemetaan tanah
 Inventarisasi dan evaluasi potensi sumber
daya lahan (evaluasi kesesuiaan lahan)
 Evaluasi kesuburan tanah
 Informasi iklim: rataan CH dan sebarannya,
cuaca harian utk menetapkan jenis
tanaman, menduga keragaan tanaman,
menetapkan waktu tanam

Anda mungkin juga menyukai