Kelompok 2 Sle
Kelompok 2 Sle
KELOMPOK 2
NAMA
KELOMPOK 2:
2
Topik
Pembahasan:
01
KONSEP DASAR
Pada Penyakit Systemic
Lupus Erythematosus
(SLE)
02
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
Pada Penyakit Systemic
Lupus Erythematosus
(SLE)
3
01
KONSEP DASAR
PADA PENYAKIT
SYSTEMIC LUPUS
ERYTHEMATOSUS
(SLE)
4
DEFINISI
3. Infeksi
Infeksi dapat memicu respon imun dan pelepasan isi sel yang rusak akibat infeksi dan
dapat meningkatkan respon imun sehingga menyebabkan penyakit autoimun.
4. Paparan sinar ultraviolet
Adanya paparan sinar ultraviolet dapat menyebabkan kerusakan dan kematian sel
kulit serta berkaitan dengan fotosensitivitas pada penderita.
8
PATOFISIO
LOGI
Menurut Wijaya (2019) patogenesis Systemic Lupus Erythematosus bersifat
multifaktorial yang merupakan interaksi dari faktor genetik, faktor lingkungan dan
faktor hormonal yang menghasilkan respon imun yang abnormal. Pada pasien ini
cenderung terjadi gangguan sistem imun.
Abnormalitas pada sel T meliputi respon abnormal pada autoantigen, gangguan
toleransi sistem imun dan gangguan transduksi signal pada T cell receptor. Gangguan
pada fungsi sel B berupa terbentuknya autoantibodi dan modulasi sel T untuk
mensekresi sitokin. Autoantibodi yang paling penting antara lain anti-dsDNA, anti-Ro,
anti-Sm, antibodi antifosfolipid dan antibodi antinuklear. 9
PATOFISIO
LOGI
Pada pasien Systemic Lupus Erythematosus juga terjadi peningkatan produksi sitokin
proinflamasi, antara lain Interleukin-2 (IL-2), Interferon gamma (IFN-γ), Interferon alpha (IFN-α),
Interleukin-4 (IL-4), Interleukin-6 (IL-6), Interleukin-10 (IL-10), Tumor Necrosis Factor Alpha
(TNF-α), dan Transforming Growth Factor Beta (TGF-β) dimana semua sitokin proinflamasi ini
semua disekresi oleh sel T Helper-1 (TH1).
Pada pasien Systemic Lupus Erythematosus juga terjadi gangguan aktivitas fagositosis,
gangguan fiksasi komplemen, peningkatan apoptosis yang dapat mengakibatkan terjadinya
inflamasi jaringan dan kerusakan organ. Pada orang yang sehat, kompleks imun dibersihkan oleh
Fragmen crystallizable (Fc) dan Complement Receptor (CR). Kegagalan pembersihan kompleks
1
imun menyebabkan deposisi. Kerusakan jaringan dimulai dengan adanya sel inflamasi, intermediet
0
MANIFESTASI
KLINIS
a. Pemeriksaan Darah :
1) Leukopenia/limfopeni
2) Anemia
3) Trombositopenia
4) Laju Endap Darah (LED) meningkat
b. Imunologi:
5) Antibodi Anti Nuclear (ANA)
6) Antibodi Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) untai ganda (dsDNA) meningkat
7) Tes C-reactive Protein (CRP) positif
1
7
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
c. Fungsi Ginjal :
1) Kreatinin serum meningkat
2) Penurunan Gromerular Filtration Rate (GFR)
3) Protein uri (>0,5 gram per 24 jam)
4) Ditemukan sel darah merah dan atau sedimen granular
d. Kelainan pembekuan yang berhubungan dengan antikoagulasi lupus :
Activated Partial Thromboplastin Time (APPT) memanjang yang tidak memperbaiki pada pemberian
plasma normal
e. Tes Vital :
Adanya Imunoglobulin (Ig M) pada persambungan dermoepidermal pada kulit yang terlibat dan yang1
tidak terlibat. 8
PENATALAKSANAA
N MEDIS
1
9
PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN
20
02
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA PENYAKIT
SYSTEMIC LUPUS
ERYTHEMATOSUS
(SLE)
2
1
PENGKAJ
IAN
1. Identitas : Nama, umur, agama, pendidikan, alamat, penanggung jawab, dan status
2. Status Kesehatan : Keluhan utama, alasan MRS, riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat Kesehatan Terdahulu : Riwayat penyakit sebelumnya, Riwayat penyakit
keluarga, Riwayat pengobatan
4. Pemeriksaan fisik pada pasien :
1) Keadaan umum : Kesadaran pasien, TTV pasien
2) Pemeriksaan head to toe : Kepala, Mata, Telinga, Hidung, Mulut, Leher, Dada,
Payudara, Muskuloskeletal, Abdomen, dan, Genetalia.
2
2
PENGKAJ
IAN
5. Pemeriksaan Sistemik
Data yang ditemukan pada pasien Systemic Lupus Erythematosus adalah :
- Sistem Muskuloskeletal
Artalgia, artritis, pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada
pagi hari.
- Sistem Integumen
Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal serta pipi.
- Sistem Kardiaovaskuler
Pericarditis merupakan manifestasi kardiak.
- Sistem Pernafasan 2
3
PENGKAJ
IAN
- Sistem Vaskuler
Inflamasi pada arteriole, dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku, serta permukaan
ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjur nekrosis.
- Sistem Perkemihan
Biasanya yang terkena glomerulus renal.
- Sistem saraf
Spektum gangguan sistim saraf pusat sangat luas dan mencakup seluruh bentuk penyakit
neurologi, sering terjadi depresi dan psikosis.
- Sistem Gastrointestinal
Asites dan nyeri 24
DIAGNOS
A
26
INTERVE
NSI
Diagnosa Keperawatan: Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas
struktur tulang
Intervensi Keperawatan: Manajemen mobilitas (Siki I.06171) : Observasi, Terapeutik, Edukasi
Diagnosa Keperawatan: Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernapasan
Intervensi Keperawatan: Manajemen jalan nafas (SIKI): Observasi, Terapeutik, Edukasi,
Kolaborasi
30
IMPLEMEN
TASI
Implementasi adalah tindakan yang dilakukan dari sebuah perencanaan. Tindakan
keperawatan terdiri dari tindakan mandiri (independen) dan kolaborasi (dependen).
Tindakan mandiri merupakan tindakan yang berasal dari keputusan sendiri. Sedangkan,
tindakan kolaborasi adalah tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil keputusan
bersama dengan profesi lain (Tarwoto & Wartonah, 2015). Implementasi untuk masalah
keperawatan risiko infeksi pada pasien anak dengan SLE menurut SIKI (2018) sebagai
berikut:
1) Memantau tanda vital
2) Mengkaji tanda-tanda infeksi: rubor, kalor, tumor, dolor, fungsiolaesa 31
IMPLEMEN
TASI
3) Mencuci tangan sebelum dan sesudah setiap melakukan kegiatan perawatan pasien.
4) Mengajarkan pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi
5) Mengajarkan pasien dan keluarga bagaimana menghindari infeksi
6) Merawat luka (inspeksi kondisi luka)
7) Mengajarkan pasien merawat luka
32
EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan yang merupakan kegiatan sengaja dan
terus- menerus yang melibatkan pasien dengan perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. Tujuan
evaluasi adalah:
Menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak.
Melakukan pengkajian ulang.
Dapat menilai apakah tujuan ini tercapai atau tidak dapat dibuktikan dengan perilaku pasien.
Tujuan tercapai jika pasien mampu menunjukan perilaku sesuai dengan pernyataan tujuan pada
waktu atau tanggal yang telah ditentukan.
Tujuan tercapai sebagian jika pasien sudah mampu menunjukan perilaku tetapi tidak seluruhnya
sesuai dengan pernyataan tujuan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
33
Tujuan tidak tercapai jika pasien tidak mampu atau tidak mau sama sekali menunjukan perilaku
KESIMPUL
AN
SLE adalah penyakit radang yang terjadi pada beberapa bagian organ,
jaringan, dan sel yang mempengaruhi sendi, kulit, ginjal, sel darah,
otak, jantung, dan paru – paru. SLE merupakan penyakit autoimun
yang menyerang sistem imun dan membunuh sel – sel sehat tubuh.
SLE disebebkan oleh interaksi antara kerentangan gen dipengaruhi
respon imun abnormal, dimana menunjukan tanda gejala: kelelahan,
muncul ruam, nyeri sendi, demam, sesak nafas, nyeri dada, mukosa
mulut kering, dan daya ingat menurun. Pada konsep dasar asuhan
keperawatan pasien SLE diperoleh: Pengkajian (mengecekan data
identitas, keluhan utama, kebutuhan pola, dan pemeriksaan fisik bayi
prematuritas), Diagnosa Keperawatan (diperoleh beberapa diagnose
yang memiliki prioritas muncul pada bayri prematuritis).
34
TERIMAKA
SIH
3
5