Hukum Bisnis Kelompok Satu 03HUKK001
Hukum Bisnis Kelompok Satu 03HUKK001
Perbuatan Wanprestasi
dalam Perjanjian
Fatma / 211010250120
Pasal 1313 KuhPerdata: “Perjanjian atau persetujuan adalah suatu perbuatan dengan
mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.”
Menurut Subekti: “Suatu perjanjian merupakan suatu peristiwa di mana seseorang
berjanji kepada orang lain, atau di mana dua orang saling berjanji untuk melaksanakan
suatu hal.”
R. Setiawam berpendapat: “Perjanjian ialah suatu perbuatan hukum di mana satu orang
atau lebih mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau
lebih.”
Syarat Sah Perjanjian
Apabila syarat subjektif tidak terpenuhi, maka perjanjian dapat dibatalkan melalui
mekanisme pengadilan.
Apabila syarat objektif tidak terpenuhi, maka perjanjian tersebut batal demi hukum.
Asas-Asas dalam Hukum Perjanjian
Munir Fuady: 1) Kontrak mengikat dengan hal-hal kebiasaan. 2) Suatu kontrak tidak
boleh melanggar prinsip kepentingan umum.
Dalam BW tidak diatur secara khusus tentang berakhirnya perjanjian. Dan, dalam Buku III
dan IV BW hanya mengatur hapusnya suatu perikatan.
Hapusnya perikatan menurut Pasal 1381 KUHPerdata: 1) Karena pembayaran; 2) karena
penawaran dan pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpanan atau penitipan; 3) karena
pembaruan utang; 4) karena perjumpaan utang atau kompensasi. 5) karena percampuran
utang; 6) karena pembebasan utang; 7) karena musnahnya barang yang terutang; 8)
karena kebatalan atau pembatalan; 9) karena berlakunya suatu syarat pembatalan; 10)
karena lewat waktu.
Cara Hapusnya Perjanjian
Menurut Harahap (1986): Wanprestasi adalah seabagai pelaksanaan kewajiban yang tidak
tepat pada waktunya atau dilakukan tidak menurut selayaknya. Sehingga menimbulkan
keharusan bagi pihak debitur untuk memberikan atau membayar ganti rugi
(schadevergoerding).
sedangkan Prodjodikoro (2000): Wanprestasi adalah ketiadaan suatu prestasi di dalam
hukum perjanjian. berarti suatu hal yang harus dilaksanakan sebagai isi dari surat
perjanjian.
Sementara itu menurut Erawati dan Badudu (1996): Wanprestasi adalah pengingkaran
terhadap suatu kewajiban yang timbul dari suatu perjanjian yang dilakukan oleh salah satu
pihak dalam perjanjian tersebut.
Wanprestasi dalam Pelaksanaan Perjanjian
Pihak yang melakukan wanprestasi menanggung akibat yang ditimbulkan, dapat berupa:
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Jkarta: PT Raja Grafindo Internet
Persada, Edisi Revisi, 2007.
Kompas.com
Munir Fuady, Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis), Bandung, Citra Aditya
Gramedia.com
Bakti, 1999.
Ocbcnisp.com
Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, Cet. II, Bandung: Alumni, 1986.
Detik.com
Wirjono, Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Perdata, Cetakan VII, Bandung: Sumur
Bandung,1979.
Jurnal
Niru Anita, Nurlely Darwis, Wanprestasi dan Akibatnya dalam Pelaksanaan Perjanjian,
tanpa tahun, tanpa penerbit.