Anda di halaman 1dari 32

E-learning Program

AKUNTANSI PERPAJAKAN
AKUNTANSI PERPAJAKAN
PERSEDIAAN DAN PIUTANG

Dibawakan oleh :
Sang Ayu Putu Piastini Gunaasih
Program Studi Akuntansi

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA


PIUTANG USAHA

• Terjadi akibat transaksi penjualan barang atau


penyerahan jasa untuk kegiatan usaha normal
perusahaan
• Terjadi karena penjualan barang secara kredit
• Dapat dicatat ketika barang sudah diserahkan/pada
saat pelayanan jasa dilaksanakan

2
BAB 4
PIUTANG
Penjualan

PPN Keluaran (Pajak Keluaran) = 10%

Piutang Usaha xxx


Pajak Keluaran xxx
Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan xxx
3
RETUR PENJUALAN
Jurnal yang dibuat atas retur penjualan yaitu :

Retur Penjualan xxx


Pajak Keluaran xxx
Piutang Usaha xxx

Persediaan xxx
Harga Pokok Penjualan xxx

4
PIUTANG TAK TERTAGIH
AKUNTANSI  Standar Akuntansi Keuangan - ETAP
• Direct Write Off
• Allowance

PERPAJAKAN  UU PPh Nomor 36 Tahun 2008


• Direct Write Off
Dengan memenuhi syarat-syarat dari Pasal 6 ayat (1) huruf
h
• Allowance
Hanya untuk usaha bank dan badan usaha lain yang
menyalurkan kredit, SGU dengan hak opsi, perusahaan
pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang
Pasal 9 ayat (1) huruf c

5
Ilustrasi (Metode Perpetual)
Pada tanggal 10 Februari 2020 PT. Big Alpha menjual
barang secara kredit sebesar Rp 10.000.000 (sudah
termasuk PPN 10%) Kepada PT Zap. PT. Big Alpha telah
dikukuhkan sebagai PKP pada tanggal 15 Maret 2018.
Sistem pencatatan persediaan yang digunakan oleh PT. Big
Alpha adalah perpetual, dimana harga pokok penjualan
adalah Rp 6.500.000

Feb 10 Piutang Usaha 10.000.000


PPN Keluaran 909.099
*Penjualan 9.090.901
*(100/110 x 10.000.000)
Feb 10 HPP 6.500.000
Persediaan 6.500.000

Ilustrasi (Metode Periodik)

Feb 10 Piutang Usaha 10.000.000


PPN Keluaran 909.099*
Penjualan 9.090.901
*(100/110 x 10.000.000)

7
Ilustrasi (Metode Perpetual)
Mar.29 Retur Penjualan 3.000.000
PPN keluaran 300.000*
Piutang Usaha 3.300.000
HPP 700.000
Persediaan 700.000

Pada tanggal 29 Februari 2020,


barang yang telah dijual senilai
*10% x 3.000.000
3.000.000 dikembalikan kepada PT.
On June 10, the written-off
Big Alphaa. Harga pokok barang
account
tersebut is collected.
sebesar Rp 700.000. Retur
penjualan ini (system perpetual)
8
dicatat dengan jurnal sbb : 8
Ilustrasi (Metode Periodik)

Feb 29 Retur Penjualan 3.000.000


PPN Keluaran 300.000
Piutang Usaha 3.300.000

9
Ilustrasi (Penyisihan
Piutang Tak Tertagih)
Feb.26 Beban piutang tak tertagih 1.000.000
Piutang Usaha 1.000.000

Pada tanggal 26 Febuari PT. A


menghapus piutang usaha terhadap salah
satu debiturnya, karena PT. B telah
mengalami
On June 10,pailit.theAdapun syarat-syarat
written-off
penghapusan piutang yang tidak dapat
account
ditagih telah is collected.
memenuhi ketentuan
perpajakan. Piutang yang dihapuskan
tersebut sebesar Rp. 1.000.000
10
Piutang dalam hubungan istimewa

Piutang dalam hubungan istimewa terjadi antara lain:


• Sewa kantor
• Pembebanan biaya listrik
• Penjualan harta tetap
• Peminjaman dana
• Transaksi penyerahan barang/jasa

Transaksi dalam hubungan istimewa harus diperlakukan


dengan harga wajar.

11
Hubungan istimewa UU 36/2008 Pasal 18 (4)

• WP mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling


rendah 25% pada wp lain, atau hubungan antara wp dengan penyertaan
paling rendah 25% pada dua wp atau lebih
• Wp menguasai wp lainnya atau dua atau lebih wp berada di bawah
penguasaan yang sama, baik langsung maupun tidak langsung
• Terdapat hubungan keluarga, baik sedarah maupun semenda dalam garis
keturunan lurus dan/atau ke samping satu derajat

12
Nilai piutang dalam neraca

• Komersial: Saldo piutang – penyisihan piutang tidak tertagih


• Fiskal: Saldo piutang – piutang yang benar-benar tidak dapat tertagih

• Metode penghapusan piutang yang diperkenankan diluar 6 usaha


yang diatur dalam PMK-81/PMK.03/2009: write off method

13
BAB 5
PERSEDIAAN

Ruang lingkup

Pengakuan &
Penurunan nilai PERSEDIAAN
pengukuran

Pengungkapan

14
Sumber: SAK-ETAP (2009:52-57)
PERSEDIAAN
SISTEM PENCATATAN
Periodik
Perpetual

SISTEM PENILAIAN

Perpajakan :
Perpetual  PPh Pasal 10 ayat (6)
FIFO / Average  PPh Pasal 10 ayat (8)

15
SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN
Sistem
Pembelian Penjualan Akhir Tahun
Pencatatan
Stock opname
Tidak mencatat
Persediaan HPP (D)
Persediaan awal (K)
Tidak mencatat
Periodik Persediaan
Pembelian (D)
Kas/bank/ Persediaan akhir (D)
htg usaha(K) HPP (K)

Persediaan (D) Stock opname


HPP (D)
Kas/bank/
Persediaan (K) Fisik < Catatan
htg usaha(K)
Perpetual Retur : Retur :
Kas/bank/ HPP/Loss (D)
Persediaan (D) Persediaan (K)
htg usaha(D)
HPP (K)
Persediaan (K)

16
Sistem Pencatatan
1 Perpetual
.
Sistem perpetual dapat menyajikan keterangan mengenai persediaan dan HPP secara terus-
17
menerus tanpa inventarisasi.
Contoh :
1. Pada tanggal 2 Januari 2020 Tn. Prajna membeli 4.000 karung semen @ Rp 40.000
per karung dari PT Parama Dama Nusantara secara kredit

2. Pada tanggal 5 Januari 2020 Tn. Prajna menjual 3.000 karung semen @ Rp 45.000
kepada PT Maju secara kredit

18
2. Sistem Pencatatan

Periodik

Dalam sistem periodik, persediaan dihitung dengan melakukan inventarisasi pada setiap akhir
periode. Sistem ini cocok diterapkan pada perusahaan yang jenis dan jumlah persediaannya
19
tidak banyak.
Contoh :
1. Pada tanggal 2 Januari 2020 Tn. Prajna membeli 4.000 karung semen @ Rp 40.000
per karung dari PT Parama Dama Nusantara secara kredit

2. Pada tanggal 5 Januari 2020 Tn. Prajna menjual 3.000 karung semen @ Rp 45.000
kepada PT Maju secara kredit

20
Dalam UU PPh Nomor 36
Tahun 2008 Pasal 10 ayat (6),
sistem pencatatan yang
diperkenalkan adalah sistem
pencatatan perpetual.

Akan tetapi, untuk hal-hal tertentu karena sifatnya mengalami kesulitan dalam menggunakan
21
sistem perpetual, sistem lain dapat digunakan.
Metode Menilai Persediaan

Berdasarkan
Harga Perolehan
Berdasarkan Harga Perolehan : b. Metode LIFO
22
a. Metode FIFO c. Metode Average (Simple & Moving)
a. Metode FIFO
Metode ini mendasarkan pada asumsi bahwa
barang yang masuk pertama akan dikeluarkan
pertama.

23
Contoh : (dalam ribuan rupiah)

Berdasarkan rincian di atas dapat ditetapkan:


• Total Penjualan atau Harga Pokok Penjualan Rp 7.850.000.000

(Rp 2.000.000 + Rp 1.150.000 + Rp 3.450.000 + Rp 1.250.000)


• Persediaan Akhir (200 unit x Rp 12.000.000) Rp 2.400.000.000
24
c. Metode Average
Pembebanan ke harga pokok penjualan dilakukan
setiap terjadi pembelian. Metode ini digunakan pada
perpetual.

25
Contoh :
1.  Persediaan Awal           : 100 satuan      @ Rp  9,-
2.  Pembelian                      : 100 satuan      @ Rp12,-
3.  Pembelian                      : 100 satuan      @ Rp11,25
4.  Penjualan/dipakai          : 100 satuan
5.  Penjualan/dipakai          : 100 satuan

No. Didapat Dipakai Sisa/persediaan


1 100s@Rp 9,-  = Rp  
900,-

2 100s@Rp12,- = 200s@Rp10,50 =
Rp1.200,- Rp2.100,-

3 100s@Rp11,25 = 300s@Rp10,75 =
Rp1.125,- Rp3.225,-

4 100s@Rp10,75 = 200s@Rp10,75 =
Rp1.075,- Rp2.150,-

5 100s@Rp10,75 = 100s@Rp10,75 =
Rp1.075,- Rp1.075,-

Sehingga persediaan akhir setelah transaksi ke-5 adalah sebesar 100 satuan
@ Rp.10,75 atau sebesar Rp.1.075,-
26
Menurut ketentuan
perpajakan UU PPh Nomor 36
Tahun 2008 Pasal 10 ayat (6),
penilaian pemakaian
persediaan untuk
penghitungan HPP hanya
boleh dilakukan melalui dua
cara yaitu :

1. Average method
2. FIFO method

Pemilihan metode tersebut harus dilakukan secara taat asas, artinya sekali WP memilih salah
satu cara penilaian persediaan untuk penghitungan HPP, maka selanjutnya harus digunakan27 cara
yang sama
Contoh Soal:
1. Pada tanggal 3 Maret 2020
PD Bintang membeli 100 unit barang dagang dengan harga Rp 5.000.000 (belum termasuk
PPN) secara tunai.

PD Bintang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak sejak 31 Januari 2005.

PPN Masukan : 10% x Rp 5.000.000 = Rp 500.000


Harga 1 unit barang dagang adalah Rp 5.000.000 : 100 unit = Rp 50.000

28
Contoh Soal:
2. Pada tanggal 31 Maret 2020,
PD Bintang menjual 30 unit barang dagang secara tunai dengan harga jual per masing-
masing unit sebesar Rp 70.000 (blm termasuk PPN)

Penjualan : Rp 70.000 x 30 unit = Rp 2.100.000


PPN Keluaran : 10% x Rp 2.100.000 = Rp 210.000

Persediaan barang dagang yang tersisa dan tercatat dalam pembukuan PD Bintang per tanggal
31 Maret 2020 adalah Rp 5.000.000 : 70 unit = Rp 3.500.000
29
Contoh Soal:
Jika PD Bintang belum dikukuhkan sebagai PKP, maka untuk jurnal akuntansi pajak pada saat
pembelian barang dagang sebagai berikut:

PD Bintang tidak dpt mengkreditkan PPN Masukannya sehingga PPN Masukan dimasukkan
sebagai harga perolehan barang dagang sehingga harga 1 unit barang dagang adalah Rp
5.500.000 : 100 unit = Rp 55.000

30
Contoh Soal:
Jurnal akuntansi pajaknya untuk transaksi penjualan adalah:

Karena bukan PKP, maka PD Bintang tidak memungut PPN Keluaran.

31
TERIMA KASIH

32

Anda mungkin juga menyukai