Anda di halaman 1dari 22

Materi Dasar Islam

(Materi 6)

Terikat dengan Hukum Allah II


(jilbab dan riba)

Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan


1
Hukum Allah II
BUKTI KEIMANAN

Bukti keimanan adalah terikat dengan hukum syara’ QS. An


Nisa’: 65

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak


beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) hakim
dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan
yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya
Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan
2
Hukum Allah II
Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan
3
Hukum Allah II
HUBUNGAN DENGAN ALLAH

Akidah • Beriman dengan menggunakan akal


(eksistensi Allah, kebenaran alquran, dan
kebenaran Muhammad sebagai Rasul)
Ibadah • Beribadah dengan syarat dua amalan
terbaik (niat ikhlas dan caranya benar)
HUBUNGAN DENGAN DIRI SENDIR
Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan
4
Hukum Allah II
HUBUNGAN DENGAN DIRI SENDIRI
Akhlak
Berhubungan dengan khosiatul insan, misal: jujur, suka
menolong, marah, dll

Makanan
Berkenaan dengan halal-haram (Al-Baqarah: 168)

Pakaian
Menutup aurat sesuai dengan aturan syaria
Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan
5
Hukum Allah II
Perintah Menutup Aurat

Terdapat dalam Surat An Nur: 31


Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah
mereka menahan pandangannya dan memelihara
kehormatannya, janganlah mereka menampakkan
perhiasannya kecuali yang (biasa) tampak padanya. Wajib
atas mereka menutup kain kerugung ke dadanya. (QS. An
Nur: 31)

Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan


6
Hukum Allah II
Pada kata ma zhahara minha (yang biasa tampak padanya)
mengandung pengertian wajah dan kedua telapak tangan.
Dapat dipahami dari beberapa hadist: Pertama, hadist
penuturan Aisyah ra saat Nabi Muhammad dikunjungi anak
perempuan dari saudaranya seibu dalam keadaan berhias,
tetapi tiba-tiba Rasulullah masuk seraya membuang mukanya.

“Apabila seorang wanita telah baligh, ia tidak boleh


menampakkan anggota badannya kecuali wajahnya dan ini.”
Nabi berkata demikian sambil menggenggam pergelangan
tangannya sendiri. (HR. Thabrani)
Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan
7
Hukum Allah II
Kedua, juga hadist penuturan Aisyah ra yang menyatakan
bahwa Rasulullah pernah bersabda:

“Wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita apabila telah


baligh (mengalami haid), tidak layak tampak dari tubuhnya
kecuali ini dan ini (seraya mununjuk muka dan telapak
tangannya). (HR. Abu Dawud) Seorang muslimah wajib
untuk menutupi seluruh tubuhnya kecuali wajah dan kedua
telapak tangan. Artinya, selain wajah dan telapak tangan
tidak boleh dilihat oleh laki-laki yang bukan mahramnya.

Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan


8
Hukum Allah II
PAKAIAN WANITA DALAM KEHIDUPAN UMUM

• Selain aturan tentang menutup aurat, Allah juga memberi aturan


yang sama rincinya tentang pakaian wanita dalam kehidupan umum,
yaitu jilbab (abaya/gamis) dan khimar (kerudung yang menutup dada)

• Dalam kesehariannya, wanita tidak menutup kemungkinan untuk


keluar rumah untuk memenuhi hajatnya (ke pasar, ke masjid, ke
rumah saudara, dll). Kondisi ini memungkinkan terjadinya interaksi
atau pertemuan dengan laki-laki. Islam menetapkan pakaian wanita
ketika ke luar rumah harus mengenakan khimar (kerudung) dan jilbab.

Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan


9
Hukum Allah II
JILBAB

Perintah mengenakan jilbab terdapat dalam surat Al Ahzab: 59


ُ ‫ها ي ِج يَاأ َك َوبَنَاِت َك َِون َسا ِء َ ز َوا ْ ْأِل َل ي‬
ُّ َ‫ق ن ِ ُّ ْ ن ِم َّ ب َّ ِه الن ي ْ دنِي َن‬
‫َعل ْ ُ ؤ ِمنِي َن ي ْ م ُ ْ ن ِ ِه ال َج َل َّ ِيب ب‬
َ “Hai Nabi, katakanlah kepada
istri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri0isteri orang
Mukmin. Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka.” (Al Ahzab: 59) Kata jalâbîb yang terdapat
dalam ayat tersebut adalah jamak dari jilbâb. Secara bahasa,
jilbab adalah sejenis mantel atau baju yang serupa dengan
mantel (Lihat: Kamus al-Muhith)
Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan
10
Hukum Allah II
Menurut beberapa pendapat ulama tafsir, pengertiannya adalah sebagai berikut:

• Kain penutup atau baju luar/mantel yang menutupi seluruh tubuh wanita(tidak
transparan).(Tafsîr Ibn ‘Abbas, hlm,137).
• Baju panjang (mulâ’ah) yang meliputi seluruh tubuh wanita. (Imam an-Nawawi,
dalam Tafsîr Jalalyn, hlm. 307).
• Baju luas yang menutupi seluruh kecantikan dan perhiasan wanita. (Ali ash-
Shabuni, Shafwah atTafâsîr, jld. 2, hlm. 494)
• Pakaian seperti terowongan (baju panjang yang lurus sampai ke bawah) selain
kerudung. (Tafsîr Ibn Katsîr).
• Intinya, Allah memerintahkan kepada Nabi agar menyeru istri-istrinya, anak-anak
wanitanya, dan wanita-wanita Mukmin secara umum—jika mereka keluar rumah
untuk memenuhi hajatnya—untuk menutupi seluruh badannya, kepalanya, dan
juga juyûb mereka, yaitu untuk menutupi dada-dada mereka.
• Pakaian yang lebih besar dari khimâr (kerudung). Ibn ‘Abbas dan Ibn Mas‘ud
meriwayatkan, bahwa jilbab adalah ar-rada’u, yaitu terowongan (pakaian yang
lurus tanpa potongan yang menutupi seluruh badan). (Tafsîr al-Qurthubi).

Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan


11
Hukum Allah II
Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan
12
Hukum Allah II
HADIST TENTANG PERINTAH BERJILBAB

Kami, para wanita, diperintahkan oleh Rasulullah untuk


keluar pada saat Idul Fitri dan Idul Adha, baik para gadis,
wanita yang sedang haid, maupun gadis-gadis pingitan.
Wanita yang sedang haid diperintahkan meninggalkan shalat
serta menyaksikan kebaikan dan dakwah (syiar) kaum
Muslim. Aku bertanya, “ Ya Rasulullah, salah seorang di
antara kami ada yang tidak memiliki jilbab. Rasulullah saw.
bersabda: Hendaklah saudaranya meminjamkan jilbabnya.”
(HR Muslim).
Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan
13
Hukum Allah II
Penjelasan hadist:

Hadis di atas mengandung pengertian, bahwa ada salah seorang


shahabiyah yang tidak memiliki pakaian (jilbab) untuk digunakan ke
luar rumah; ia hanya memiliki pakaian rumah. Rasulullah saw.
sendiri telah memerintahkan kepada semua wanita, bahkan wanita
yang haid dan yang berada dalam pingitan sekalipun, untuk keluar
shalat Id dan menyaksikan syiar/dakwah Islam. Lalu kemudian
wanita tersebut mengadukan kondisi dirinya. Rasulullah saw.
kemudian memerintahkan kepada wanita-wanita yang lain untuk
meminjamkan pakaian luarnya kepada wanita tersebut agar wanita
tersebut bisa keluar rumah untuk memenuhi seruan beliau.

Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan


14
Hukum Allah II
QS. An Nur: 60
‫اب ُ َ ح أ جنَا ٌ ُ ن َّ ِه ْي ْي َس َع َل َل ة َ جو َن ِن َكا ًحا ف‬ َ ‫م ُ ن َ ْغي َر َّ ه ْن‬
َ َ‫ي َض ْع َن ثِي‬
‫ي ْر ب‬ َ ٍ ‫ َتَبَِجر َجا‬Artinya:
َ ِ ُ ‫ِزين‬

“Perempuan-perempuan tua yang telah berhenti (dari haid dan


mengandung) yang tiada keinginan untuk menikah lagi, tiadalah
atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka (pakaian luar)
dengan tidak menampakkan perhiasan.” (QS an-Nur [24]: 60). Ayat
di atas menjelaskan bahwa wanita-wanita yang sudah mengalami
menopouse boleh untuk menanggalkan jilbab (pakaian luar)-nya.
Akan tetapi, mereka tetap wajib untuk menutup auratnya

Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan


15
Hukum Allah II
• Dari beberapa nash dan keterangan yang disebutkan di
atas, jelaslah bahwa jilbab adalah pakaian luar (menyerupai
mantel) yang luas dan tidak terputus (seperti terowongan)
yang menutupi pakaian rumah/pakaian sehari-harinya (al-
mihnah) dan seluruh bagian tubuhnya kecuali muka dan
kedua telapak tangan.

• Dengan demikian, jilbab dan kerudung merupakan dua hal


yang berbeda. Keduanya merupakan perkara yang diwajibkan
oleh Allah Swt. untuk dikenakan seorang Muslimah ketika
hendak keluar rumah
Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan
16
Hukum Allah II
HUBUNGAN DENGAN SESAMA MANUSIA

Muamalat
Mengatur sistem kehidupan manusia: sistem ekonomi,
sistem pergaulan, sistem pendidikan, sistem pemerintahan

Uqubat
Seperangkat aturan/sanksi yang bersumber dari akidah
Islam: hudud, jinayat, ta’zir, mukhalafat

Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan


17
Hukum Allah II
RIBA

Seluruh ‘ulama sepakat mengenai keharaman riba, baik


yang dipungut sedikit maupun banyak. Seseorang tidak
boleh menguasai harta riba; dan harta itu harus
dikembalikan kepada pemiliknya, jika pemiliknya sudah
diketahui, dan ia hanya berhak atas pokok hartanya
saja. Al-Quran dan Sunnah dengan sharih telah
menjelaskan keharaman riba dalam berbagai
bentuknya; dan seberapun banyak ia dipungut
Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan
18
Hukum Allah II
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka Berkata (berpendapat), “Sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba,” padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya”. [TQS Al Baqarah (2): 275].

Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan


19
Hukum Allah II
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba),
maka ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. Dan
jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”. [TQS Al
Baqarah (2): 279]

Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan


20
Hukum Allah II
Di dalam Hadis, Nabiyullah Muhammad saw

“Satu dirham riba yang dimakan seseorang, dan dia mengetahui (bahwa itu
adalah riba), maka itu lebih berat daripada enam puluh kali zina”. (HR
Ahmad dari Abdullah bin Hanzhalah).

“Riba itu mempunyai 73 pintu, sedang yang paling ringan seperti seorang
laki-laki yang menzinai ibunya, dan sejahat-jahatnya riba adalah
mengganggu kehormatan seorang muslim”. (HR Ibn Majah).

Rasulullah Saw melaknat orang memakan riba, yang memberi makan riba,
penulisnya, dan dua orang saksinya. Belia bersabda; Mereka semua sama”.
(HR Muslim)
Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan
21
Hukum Allah II
KONSEKUENSI KEIMANAN

• Perbuatan seorang Muslim/ah Wajib sesuai dengan hukum Allah


(QS. AL Hasyr: 7 dan QS. Al Ahzab: 36)

• Bukti keimanan ditandai dengan mahabbah (lupa akan kepentingan


diri sendiri karena mendahulukan cintanya kepada Allah) dan ridho

• Ketaatan pada seluruh aspek yang diatur oleh hukum syara


(menjadi muslimah kafah) dan istiqomah dalam menjalankan
perintah Allah  Jannah

Mater Dasar Islami 6: Terikat dengan


22
Hukum Allah II

Anda mungkin juga menyukai