Anda di halaman 1dari 22

PENGOLAHAN LIMBAH PADAT

KELOMPOK 1
 
SOFIA PUTRI DEY 2022311186

MARIA OCTAVIANI WOGE 2022310793

MARIA ANJELINA BAI 2022310714

MIKAEL A. B. BAON 2022310267

DIONISUS JEMAUN 2022310695


Latar Belakang
• Jumlah penduduk yang semakin meningkat dewasa ini
diikuti aktivitas perkotaan yang makin berkembang
menimbulkan dampak adanya kecenderungan
buangan/limbah padat yang meningkat dan bervariasi.

Pengelolaan limbah padat perkotaan merupakan salah satu


tantangan penyedia layanan yang paling penting yang dihadapi
kota-kota di Afrika antara lain di Zimbabwe dan Afrika Selatan
serta di Asia (Indonesia dan Cina).

• Terjadinya penumpukan sampah disebabkan oleh beberapa


hal, diantaranya semakin tinggi kendaraan pengangkutan
yang jumlah maupun kondisinya kurang memadai; system
pengelolaan TPA yang kurang tepat dan tidak ramah
lingkungan; serta belum diterapkannya pendekatan reduce,
reuse, dan recycle
Fakta Masalah
• Emisi Gas Rumah Kaca dipengaruhi oleh proses
manajemen limbah padat yang mana emisinya terhitung 3,6
% total emisi gas rumah kaca dunia per tahun. (Suratman)

• Ketidakteraturan pengumpulan sampah mengakibatkan


munculnya wabah kolera yang terjadi pada tahun 2008-
2009 yang menginfeksi lebih dari 3.500 nyawa manusia di
Zimbabwe. Nur Afni

• Hanya 44% dari 1.280 tempat pembuangan sampah di


Afrika Selatan diberi kuasa melalui izin pembuangan limbah
padat, namun jarang diaudit dan sering tidak diketahui
pengelolaannya atau operasionalnya. (Nur Asda)

• Hanya 40% sampah perkotaan yang diangkut oleh TPA di


Indonesia (Andi Sani)
Pertanyaan Masalah
1. Limbah padat apa saja yang terdapat di Indonesia, Zimbabwe,
dan Afrika Selatan?

2. Bagaimana dampak pengelolaan limbah padat terhadap Emisi


rumah kaca?

3. Bagaimana pengelolaan limbah padat ditinjau dari aspek


penyimpanan/ pewadahan dan pengumpulan?

4. Apa saja faktor penyebab dan dampak kesehatan yang


ditimbulkan oleh pengelolaan limbah padat?

5. Bagamana konsep dan solusi dalam pengelolaan limbah padat di


Indonesia, Zimbabwe, Afrika Selatan dan secara global?
Tujuan
1. Untuk mengetahui limbah padat apa saja yang terdapat di
Indonesia, Zimbabwe, dan Afrika Selatan

2. Untuk mengetahui dampak pengelolaan limbah padat


terhadap Emisi rumah kaca

3. Untuk mengetahui pengelolaan limbah padat ditinjau dari


aspek penyimpanan/ pewadahan dan pengumpulan

4. Untuk mengetahui faktor penyebab dan dampak kesehatan


yang ditimbulkan oleh pengelolaan limbah padat

5. Untuk mengetahui konsep dan solusi dalam pengelolaan


limbah padat di Indonesia, Zimbabwe, Afrika Selatan dan
secara global
HASIL PENELITIAN
• Jenis Limbah padat Organik dan Non organik di beberapa
kota di dunia berdasarkan jurnal penelitian
Tipe Sampah
No Negara Organik Non Organik
Contoh (%) Contoh (%)
Indonesia (Jakarta, Daun-daun dan Kertas, Karton, plastik,
1. Makassar, Surabaya, makanan 79,45 logam, debu, karet, kaca 20,55
Bandung) dan tekstil
(Andi Sani)
Limbah
biomassa
2. Zimbabwe (Kota Chinhoyi) (potongan kayu, 47 Plastik, Logam, bahan 53
(Nur Afni) gulma) dan sisa kimia, kertas dan lainnya.
makanan
3 Limbah Limbah umum, limbah
makanan, B3 Limbah elektronik,
3. Afrika Selatan (Kota Alice) kompos dan 10 limbah bahan bangunan, 90
(Nur Asda) Bangkai Limbah spare part mobil,
binatang material pakaian dan
kertas
Hasil Penelitian
• Emisi gas dan manajemen limbah (Suratman)
Berkaitan dengan operasional Limbah Padat
1. Sistem Penyimpanan 2. Tahap Pengangkutan dan
Sementara / Pewadahan Pengumpulan Limbah

Di Kota Chinhoyi, Zimbabwe


Faktor penyebab dan dampak kesehatan

Ada beberapa faktor penyebab jika ditinjau dari manajemen /


operasional limbah padat diantaranya:

1. Sistem Pewadahan dan Pengumpulan Limbah Padat


Di Indonesia, pengumpulan limbah padat tidak dilakukan
pemisahan baik sebelum atau selama pembuangan di rumah
tangga maupun TPA di beberapa wilayah. (Andi Sani)

2. Sistem pengangkutan sampah


di Indonesia menggunakan alat pengangkut / truk banyak yang
masih tidak tertutup sehingga menimbulkan bau dan sampah
yang diangkut biasanya diterbangkan oleh angin. (Andi Sani)
Kota Chinhoyi (Zimbabwe) pemerintah kota tidak mengumpulkan
limbah dari rumah-rumah penduduk, pengyang seharusnya
dilakukan sekali seminggu ternyata dilakukan dua kali seminggu.
tidak menentu dan tidak konsisten.
Faktor penyebab Masalah
3. Pembuangan Akhir dan Pengolahan limbah
padat
TPA di Indonesia lebih dari 90 % menggunakan metoda
Open Dumping, kurang dari 10% Berupa TPA Controlled
Landfll dan Sanitary Landfll (Andi Sani)

Konstruksi tempat pembuangan limbah di kota Chinhoyi


tidak dilakukan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.
Tempat pembuangan tidak dipadatkan dan tanpa lapisan
dasar sehingga bisa berdampak pada pencemaran air
bawah tanah. (Nur Afni)

Pembuangan limbah seperti limbah rumah sakit yang


tidak seharusnya dibuang di lokasi TPA Kota Alice, Afsel
tak terkendali. (Nur Asda)
Dampak Kesehatan
• Terhadap kesehatan dan keselamatan (Andi Sani)
• Menjadi tempat pengembangbiakan bibit penyakit.
• Sampah yang menutup saluran air menyebabkan banjir.
• Sampah yang dibakar terus menerus dapat menyebabkan infeksi saluran
pernafasan atas (ISPA).
• Terhadap air dan tanah
• Sampah yang mencemari sungai mematikan kehidupan akuatik dan
menyebabkan pendangkalan.
• Pencemaran air permukaan dan air tanah.
• Bakteri pathogen dan E.coli dapat berkembang biak
• Terhadap kualitas udara
• Pembakaran sampah menyebabkan penyakit ISPA, kanker (gasdioxin).
• Timbulnya gas-gas beracun (H2S, NH3, dan lain-lain)
• Pemanasan global: CO2, CH4 (Gas Rumah Kaca)
• Masalah lingkungan :
• Umumnya TPA dengan metode Open Dumping mengakibatkan pencemaran air
permukaan dan air tanah (dari air lindi), udara (bau dan asap), seta tanah (sampah
dan air lindi). TPA Open Dumping juga dapat menjadi sarang penyakit.
Dampak Kesehatan di Beberapa Negara
• Di Alice (Afrika selatan ), Pemulung yang mengumpulkan
sampah dan petugas TPA memiliki risiko tinggi terhadap
infeksi penyakit seperti infeksi kulit dan infeksi darah akibat
kontak langsung dengan limbah, dan dari luka yang
terinfeksi. Infeksi Mata ,kanker dan ISPA akibat paparan
debu, paparan senyawa berbahaya dan bau busuk
khususnya selama operasi TPA. Infeksi usus yang
ditularkan oleh lalat di tempat sampah.. Keracunan dan luka
bakar akibat kontak dengan sejumlah kecil limbah bahan
kimia berbahaya campur dengan limbah umum. Cedera
lainnya akibat kecelakaan kerja di tempat pembuangan
sampah atau dari ledakan gas metana di lokasi TPA.

• Di Chinhoyi (Zimbabwe) sampah open dump yang berisiko


terhadap kesehatan bagi warga yang bermukim di daerah
tersebut. Lalat adalah vector pembawa yang efektif bagi
sanitasi patogen untuk penyakit seperti kolera dan diare,
sebab lalat mampu terbang hingga 5 kilometer.
Dampak Kesehatan
• Konstruksi tempat pembuangan dan tanpa lapisan dasar tidak
dipadatkan berdampak pada pencemaran air bawah tanah yang
merupakan alternatif sumber air yang penting bagi warga dekat
TPA Chinhoyi
• Asap pembakaran sampah dapat menyebabkan ISPA bagi
penduduk dan merusak keanekaragaman hayati, menimbulkan
polusi udara, dan emisi gas perusak ozon, seperti SO, NO2, dan
SO2. Gas-gas ini juga dapat menimbulkan ancaman bagi
kesehatan manusia di Kota Alice. Nyamuk Aedes yang
bersarang pada limbah mengirimkan filariasis, demam kuning,
DBD dll kepada warga sekitar .
• Indonesia, limbah pabrik kelapa sawit seperti tandang kosong,
mempunyai dampak terhadap kesehatan jika tidak diolah
dengan baik pencemaran lingkungan seperti membusuknya
tandang kosong yang akan mengundang vektor seperti lalat dan
tikus. Pembakarannya juga menimbulkan polusi dan
membahayakan kesehatan (Asbudi)
Solusi dan Konsep
Solusi pengelolaan limbah padat yang diterapkan
oleh beberapa negara
1. Sistem Pengumpulan Sampah
• Di Afrika Selatan khususnya di Kota Alice Pemerintah telah
membuat kebijakan mengenai pengelolaan limbah padat.
Adanya peraturan mengenai kategorisasi limbah menurut
jenisnya, sampah yang cepat membusuk dipisahkan
dengan sampah yang tidak cepat membusuk

2. Sistem Pengangkutan
• Pengangkutan  kegiatan operasi yang dimulai dari titik
pengumpulan terakhir dari suatu siklus pengumpulan
sampai ke TPA dengan pola individual langsung, atau dari
tempat pemindahan (Trasfer Depo, Trasfer Station),
penampungan sementara (TPS) atau tempat penampungan
komunal sampai ke tempat pengolahan/pembuangan akhir
Solusi dan Konsep
3. Sistem Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir
• TPA Alice diberi pagar agar meminimalisasi efek bau yang dibawa oleh angin dan
menghindari adanya pemulung illegal yang mengambil sampah yang dapat tertular oleh
penyakit serta menghindari pembakaran limbah. Pagar juga difungsikan juga sebagai
pengahalang binatang seperti Anjing dan sapi yang memakan plastik yang beracun dan
akhirnya mati.

• Penimbangan berat sampah yang masuk ke lokasi TPA dengan jembatan timbang,
yang didaftar menurut kategori, berat (dengan ton atau kilogram), dan sumber, nama
perusahaan pengangkutan dan waktu dan tanggal pengiriman. Data ini penting karena:
- Sebagai dasar untuk menentukan bagaimana TPA harus dikelola dalam hal peralatan
yang diperlukan dan
- menentukan usia dan mengetahui kapasitas tampunganTPA
- mendeteksi adanya limbah berbahaya sehingga dapat dipindahkan
- Jembatan timbang berguna sebagai kendaraan pengumpul sampah pada saat
sampah tiba di lokasi TPA, beban limbah juga diperiksa untuk limbah yang tidak
selaras dengan kriteria penerimaan landfill.

• Dari aspek keamanan, TPA harus memiliki petugas penjaga atau manajer untuk
mengawasi jalannya pembuangan dan pengolahan sampah di TPA (Nur Asda)
Sistem Pemilahan dan Pengolahan Limbah
Padat (daur ulang dan pengomposan)
• Sebagai solusi 47,1% limbah domestik di Chinhoyi maka pemisahan
sumber dan skala besar pengomposan komponen yang mudah
terurai
• Daur ulang limbah domestik yang dapat terurai menjadi kompos.
Penggunaan kompos dapat membantu dalam mengurangi
pencemaran. Sedangkan pengomposan komponen limbah domestik
yang dapat terurai, dapat membantu mengurangi limbah padat yang
paling efektif dalam segi biaya. Manfaat lainnya sebagai bio-pupuk
di seluruh dunia
• Penggunaan teknologi pupuk vermikultur (pertanian cacing tanah)
• Teknologi dapat memulihkan energi panas yang terkandung dalam
limbah, sehingga dapat menggantikan bahan bakar fosil yang
terbatas untuk pembangkit listrik tenaga konvensional, dengan
berkontribusi terhadap pengurangan emisi CO2. Pemanfaatan gas
benilai kalori tinggi, seperti metana melalui proses bio methanation.
(Nur Afni)
Solusi mengenai pengelolaan limbah padat
berbagai Negara
• Di Indonesia (Andi Sani)

• Bagan ini juga diterapkan di Zimbabwe dan Afrika Selatan


Solusi mengenai pengelolaan limbah padat
Secara Global (Suratman )

• ECO-
DESIG
N
• REDUCE

• REUSE

• RECYCLING

• RECOVERY

• DISPOSAL
Solusi mengenai pengelolaan limbah
padat Secara Global
• Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, dan Saudi Arabia mengadopsi sebuah
system manajemen pengelolaan Limbah secara seragam dan Pengelolaan
ini juga dianut secara global oleh Negara-negara di dunia.
Kesimpulan
1. Masing-masing negara seperti Indonesia, Afrika Selatan, China dan
Zimbabwe memiliki limbah padat baik organik maupun anorganik.

2. Beberapa factor penyebab masalah limbah diantaranya pengelolaan limbah


yang tidak sesuai dengan standar minimum pengelolaan limbah, mulai dari
sistem pewadahan dan pengumpulan limbah padat, sistem pengangkutan,
pembuangan akhir dan pengolahan limbah padat

3. Dampak kesehatan dari pengelolaan limbah padat yang buruk berupa


pencemaran udara dari pembakaran limbah dan bau busuk yang menyengat,
pencemaran air dari mikroorganisme, serta pencemaran tanah. Pencemaran
udara yang terakumulasi menjadi sebab timbulnya efek rumah kaca dan
global warming. Kesemuanya memiliki kontribusi dalam timbulnya penyakit
seperti kolera, malaria, infeksi mata, diare, ISPA, filariasis, demam kuning
perkotaan, demam berdarah, dan beberapa infeksi lainnya.

4. Indonesia, Afrika, dan Zimbabwe telah memiliki manajemen pengelolaan


limbah padat mulai dari tingkat rumah tangga sampai di TPA. Di Afrika
Selatan dan Zimbabwe pengelolaan sampah hampir sama dengan
Indonesia. Sedangkan secara global berupa Integrated Waste Management
Hierarchy.
Saran
• Perlu adanya regulasi mengenai pengelolaan limbah padat oleh
pemerintah dan swasta seperti perusahaan agar tidak
membahayakan kesehatan manusia berupa konsep baru dalam
pengelolaan manajemen Limbah Padat
• Pemerintah dari setiap Negara seharusnya mengadopsi dan
mematuhi Pengelolaan Limbah Padat Terpadu bertaraf
internasional (ISWM), yang merupakan pencegahan, daur ulang,
pengomposan, dan program pembuangan limbah yang
komprehensif dan berusaha untuk melindungi kesehatan manusia
dan lingkungan.
• Pemberdayaan masyarakat berupa pendidikan dan keterampilan
dalam mengolah limbah padat agar dapat bernilai secara ekonomi
dan mengurangi limbah padat yang sampai di tempat pembuangan
akhir sampah.
SENDIRIAN TANPA KEKASIH

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai