Anda di halaman 1dari 33

ILMU PEMULIAAN

TANAMAN
Pertemuan 2. Seleksi Tanaman
Menyerbuk Sendiri
FLASHBACK...

 Perbedaan homozigot dan heterozigot?

 Perbedaan homogenus dan heterogenus?

 Apa yang dimaksud dengan galur?

 Metode seleksi pada tanaman menyerbuk sendiri?


PENDAHULUAN

 Definisi seleksi ??
 Prosedur seleksi dalam pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri meliputi identifikasi
dan perbanyakan suatu genotip/populasi campuran atau populasi segregasi hasil
hibridisasi.
 Efektifitas seleksi sangat bergantung pada adanya keragaman genetik dari suatu
populasi. Sumber keragaman genetik dapat berupa kultivar lokal, koleksi atau
populasi hasil segregasi.
METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

1. Seleksi dari populasi campuran (tanpa didahului persilangan buatan) :


1.1 Seleksi massa
1.2 Seleksi galur
2. Seleksi untuk populasi hasil hibridisasi (didahului dengan persilangan buatan)
2.1 Seleksi pedigree (Silsilah)
2.2 Seleksi bulk (Metode curah)
2.3 Seleksi Single Seed Descent (1 tanaman 1 biji)
2.4 Seleksi backcross (Metode silang balik)
1. SELEKSI DARI POPULASI CAMPURAN
(TANPA DIDAHULUI PERSILANGAN BUATAN)
1.1 SELEKSI MASSA

Tujuan :
1. Memurnikan varietas
Biji yang tercampur (tidak murni), biji hasil persilangan alami, dan mutasi
alami.

2. Memperbaiki sifat-sifat populasi varietas lokal


Diperoleh varietas unggul yang merupakan campuran genotipe dengan fenotip
yang seragam.
Pelaksanaan:
a. Dari populasi dasar yang ditanam → dipilih individu-individu terbaik berdasarkan fenotipe yang
sesuai dengan kriteria seleksi
b. Biji dari individu terpilih dipanen →di campur
c. Diambil sejumlah biji secara acak → ditanam pada satu petak → Dipilih individu-individu
terbaik sesuai dengan kriteria seleksi
d. Biji dari individu terpilih dipanen → dicampur
e. Diambil sejumlah biji secara acak → ditanam pada satu petak → dipilih individu-individu yang
memiliki penampilan seragam
f. Demikian seterusnya sampai diperoleh suatu populasi yang seragam dengan sifat-sifat sesuai
dengan kriteria seleksi yang telah ditentukan
Seleksi Massa : pemurnian atau pembentukan populasi baru

Populasi campuran atau kultivar tidak murni

Dipilih beberapa tanaman dengan penampilan sama dan


Musim 1 Bulk (dicampur) biji dicampur untuk ditanaman pada musim 2

Dipilih individu-individu terbaik sesuai dengan kriteria


seleksi
Musim 2

ulangan

Pengujian hasil lanjutan untuk daya adaptasi dan


Musim 3 – 6 Kontrol penampilan (plot lebih besar dan beberapa
ulangan)

Musim 7 Perbanyakan biji Untuk dilepas ke petani


Kelebihan
a. Menghasilkan varietas yang dapat beradaptasi luas karena lebih dapat menyesuaikan diri
terhadap lingkungan yang beragam.
b. Lebih dapat bertahan terhadap kerusakan yang menyeluruh serangan suatu hama dan penyakit.

Kekurangan
a. Penampilan kurang seragam dibandingkan dengan varietas galur murni
b. Lebih sulit untuk memberikan tanda pengenal diri pada program seleksi benih (masing-masing
individu memiliki genetik yang berbeda)
1.2 SELEKSI GALUR MURNI

Hasil seleksi berupa galur murni


Galur : Individu-individu yang dikembangkan melalui penyerbukan sendiri
(beberapa generasi sampai homozigot) dari tanaman tunggal.

Tujuan Seleksi Galur Murni :


 Untuk mendapatkan varietas yang dikembangkan dari individu homosigot
superior

 Populasi campuran bahan seleksi dapat berupa :


 Varietas lokal
Tahapan Seleksi galur murni :

a. Tahap Pertama
 Memilih individu-individu terbaik dari populasi dasar → diadakan penyerbukan sendiri.

b. Tahap Kedua
 Keturunan individu-individu terpilih ditanam terpisah dalam baris-baris untuk diamati/dinilai →
 Penilaian dilakukan beberapa generasi → 7 – 8 generasi.
 Penilaian ditekankan pada :
 galur dengan sifat tertentu yang terbaik
 keseragaman dalam galur

c. Tahap ketiga
 Jumlah galur sudah terbatas → diadakan pengujian yang berulangan
Seleksi Galur Murni
• Dalam plot atau barisan berjauhan
Musim 1 • Dipilih 200 – 1000 tan. Biji dipanen terpisah

• Biji-biji dari masing tanaman terpilih ditanam dalam baris/ plot


terpisah
Musim 2
• Keturunan superior dipanen dan biji dari tanaman dalam satu baris di
campur dan ditanam
X X X dibuang

Ditanam dalam plot-plot obsevasi/ uji hasil pendahuluan dg


ulangan dan kultivar kontrol bila biji cukup
Musim 3

X Kultivar lokal/ kontrol

• Menanam yg superior saja


Musim 4 – 7 Kontrol • Dilanjutkan dengan pengujian hasil, bisa dalam
beberapa ulangan
X

• Dipilih galur yang terbaik saja dan disebarluaskan


Musim 8 Perbanyakan biji untuk petani
Kelebihan :
1. Penampilan seragam
2. Lebih mudah diidentifikasi
3. Hasil biasanya lebih tinggi daripada hasil seleksi massa

Kelemahannya :
4. Kurang adaptif terhadap perubahan lingkungan
2. SELEKSI UNTUK POPULASI HASIL HIBRIDISASI
Hibridisasi
 Untuk menggabungkan sifat dari sepasang atau lebih tetua
 Diawali dengan pemilihan tetua didasarkan atas tujuan program
 Hibridisasi  keragaman genetik
 Sepasang tetua
 Lebih sepasang tetua
 Persilangan campuran (poly cross)

 Metode pedigree
 Metode bulk
 Metode seleksi
 Metode Single Seed Descent (SSD)
 Metode backcross
2.1 METODE PEDIGREE

 Metode ini disebut pedigree (silsilah) karena dilakukan pencatatan pada setiap
anggota populasi bersegregasi dari hasil persilangan.
 Seleksi dilakukan pada karakter yang memiliki heritabilitas tinggi
 Seleksi pada famili terbaik, barisan terbaik dan tanaman terbaik.
 Famili adalah kelompok galur yang berasal dari satu tanaman terseleksi pada
generasi sebelumnya
 Seleksi dapat dilakukan pada generasi F2.
PROSEDUR METODE PEDIGREE
1. Persilangan sepasang galur yang berbeda diperoleh F1 seragam
2. Biji F1 ditanam untuk menghasilkan generasi F2
3. Biji F2 ditanam, lakukan seleksi pada individu terbaik (F3).
4. Tanam biji F3. Masing-masing biji dari satu tanaman ditanam dalam barisan. Pada generasi ini
terlihat jelas ada perbedaan antar famili.
5. Tanaman yang dipilih adalah tanaman yang terbaik pada barisan yang lebih seragam.
6. Generasi F4 – F6 generasi ini banyak famili lebih homozigot.
7. Seleksi di antara famili, dipilih 2 atau lebih tanaman dari famili terbaik.
8. Generasi F7 dilakukan uji daya hasil dengan varietas pembanding
9. Generasi F8 dilakukan uji multilokasi (pada beberapa lokasi dan musim)
10. Pelepasan varietas dan perbanyakan benih sebar.
A x B Seleksi Pedigree

F1 Bulk • Tanam semua biji hasil persilangan dalam satu plot

• Semua tanaman F1 ditanam lagi di F2


• Diseleksi tanaman tunggal superior dan masing –masing dipanen
F2
terpisah

• Biji tanaman F2 terpilih ditanam dalam 1 baris/ plot


F3 • Diseleksi 3 – 5 tanaman superior dalam tiap baris
• Usahakan terdapat 50 – 100 famili terbaik pada akhir F 3. :
terseleksi
dst……
• Tanam dalam plot biji tan. F3 terpilih dan seleksi famili yang superior
F4–6
dan seragam untuk dilanjutkan pada F7

• Uji daya hasil pendahuluan dari galur-galur terpilih F6 dengan


F7 menyertakan kontrol
Kultivar kontrol

• Uji daya hasil lanjutan dan diadakan pengujian di beberapa


F 8 - 12 lokasi dan menggunakan kultivar komersial sebagai
pembanding.
Kelebihan Metode Pedigree
1. Hanya keturunan-keturunan unggul yang dilanjutkan pada generasi
selanjutnya, tanaman yang memiliki penampilan tidak sesuai dengan tujuan
pemuliaan dibuang
2. Seleksi dilakukan tiap generasi, sehingga tanaman tidak terlalu banyak
3. Menghemat lahan, karena jumlah tanaman tiap generasi semakin sedikit
4. Silsilah dari suatu galur dapat diketahui
Kekurangan Metode Pedigree

1. Tiap generasi persilangan harus dilakukan pencatatan misal (sifat morfologi,


ketahanan hama dan penyakit, umur panen dll), sehingga perlu banyak
catatan dan pekerjaan
2. Kemungkinan ada galur terbuang pada generasi segregasi akibat seleksi
2.2 METODE CURAH (BULK)
 Merupakan metode untuk membentuk galur homozigot dari populasi bersegregasi
melalui selfing selama beberapa generasi tanpa seleksi.

 Prosedur :
 Seleksi ditunda sampai generasi lanjut biasanya pada generasi F5 dan F6. Dari
generasi F1 s/d F4 benih ditanam secara massa (bulk), pada generasi ini hanya
mengandalkan seleksi alami
 Seleksi untuk karakter dengan heritabilitas rendah sampai sedang
A x B Seleksi Bulk

F1 Bulk • Tanam 50 – 100 tanaman F1

F2 Bulk • Tanam semua biji dari F1 dan semua biji dicampur

• Tanam semua biji dari generasi sebelumnya tanpa seleksi


F3–6 Bulk • Pada F6 seleksi tanaman superior

• Biji tanaman terseleksi pada F6 masing- masing di tanam dalam


F7 satu barisan
• Biji tanaman dari barisan tanaman terpilih F7 di campur
X
F8
• Uji daya hasil pendahuluan

dst……

• Pengujian daya hasil lanjutan


F9

• Tanaman kontrol
Kelebihan
1. Sederhana untuk memelihara populasi bersegregasi.
2. Generasi F1 – F5 pekerjaan tidak terlalu berat, karena pada generasi tersebut tidak
ada seleksi.
3. Ekonomis untuk tanaman berumur pendek dan jarak tanam sempit seperti padi,
gandum dll.
4. Tanaman yang baik tidak terbuang, karena tidak dilakukan seleksi pada generasi
awal.
5. Beberapa generasi dapat dilakukan pada tahun sama
Kekurangan
1. Silsilah galur tidak tercatat sejak awal
2. Seleksi alam pada generasi awal dapat menghilangkan genotipe-genotipe yang baik
3. Jumlah tanaman pada generasi lanjut sangat banyak sehingga memerlukan lahan
yang luas.
2.3 METODE SINGLE SEED DESCENT

 Metode ini banyak diterapkan pada tanaman berpolong

 Prosedur :
 Pada metode ini panen dilakukan satu biji dari setiap tanaman, mulai F2 – F5,
kemudian setiap biji tersebut dicampur untuk ditanam pada generasi berikutnya
A x B Single Seed Descent (SSD)
• Tanam 50 – 100 tanaman F1
F1 Bulk • Panen satu biji dari setiap tanaman untuk di tanam pada generasi
selanjutnya

• Panen satu biji dari setiap tanaman untuk di tanam pada generasi
F2–5 selanjutnya
• Pertanaman tunggal

• Panen satu biji dari setiap tanaman untuk di tanam pada generasi
F6 selanjutnya
• Pertanaman tunggal
• Seleksi tanaman superior di F5 dan bijinya dispisah

• Biji tanaman terpilih ditanam dalam satu baris


F7
• Seleksi baris-baris tanaman yang mempunyai sifat baik

X X X X

F 8 – 12 • Uji daya hasil pendahuluan dan lanjut. Galur yang berdaya hasil tinggi
dapat dicalonkan sebagai kultivar unggul
Kelebihan
1. Keperluan lahan sempit
2. Waktu dan tenaga yang diperlukan saat panen lebih sedikit
3. Pencatatan dan pengamatan jauh lebih sederhana
4. Seleksi untuk sifat yang heritabilitas tinggi dapat dikerjakan lebih efektif.
5. Dimungkinkan menanam sejumlah generasi melalui pengendalian lingkungan misal
dalam rumah kaca.
Kekurangan
1. Seleksi untuk karakter-karakter yang heritabilitasnya rendah tidak efisien, misal
hasil
2. Identitas tanaman unggul F2 tidak diketahui
3. Bila seleksi pada awal generasi tidak tajam dalam pengamatan, dapat
mengakibatkan hilangnya tanaman superior karena tidak ikut terpilih.
2.4 METODE BACKCROSS

 Silang Balik : persilangan antara keturunan dengan salah satu tetuanya.

 Kegunaan : untuk memperbaiki karakter yang dikendalikan oleh gen kualitatif (satu
atau beberapa gen)
 Perbaikan sifat kuantitatif melalui silang balik → sulit dicapai.

Kapan menggunakan Metode Back Cross (silang balik)?


1. Perbaikan kultivar yang hanya kekurangan satu atau beberapa karakter sifat baik
Metode Back Cross (silang balik) Gen donor dominan
Generasi Tetua Recurrent Tetua Donor
back cross A X B
Peka penyakit rr RR Gen dominan mengontrol siffat tahan penyakit

A X F1
BC1 rr Rr Membawa gen dominan, tahan penyakit

BC2 A X BC1
rr Rr rr Homozigot resesif, peka penyakit , dibuang

Di silang balik dg tetua A terus untuk mengembalikan sifat-sifat baik dari tetua
A sampai BC5
BC5 A X BC4
rr Rr rr Homozigot resesif, peka penyakit , dibuang

BC6 X BC5 Diselfing/ menyerbuk sendiri

• Homozigot resesif, peka penyakit , dibuang


BC6F1 RR Rr rr • Masing-masing di selfing untuk memisahkan yang homozigot
X X dan heterozigot

Bersegregasi, ada yang tahan dan peka shg tetua dan keturunannya
BC6F2 RR Rr rr tidak diteruskan/ tdk diseleksi
Metode Back Cross (silang balik) Gen donor resesif
Generasi Tetua Recurrent Tetua Donor
back cross A X B
Peka penyakit RR rr Gen resesif mengontrol siffat tahan penyakit

A X F1
BC1F1
RR Rr Membawa gen dominan, tahan penyakit
Uji keturunan untuk mendapatkan tanaman
X BC1F1 RR Rr tahan (homozigos resesif)

Keturunannya peka Keturunannya ada peka dan tahan. Yang


RR rr tahan dilanjutkan
semua, dibuang

A X BC1F2
RR rr
BC2F2 X BC2F2 Rr Diselfing/ serbuk sendiri

Uji keturunan untuk mendapatkan tanaman tahan (homozigos resesif)

Dengan langkah yg sama dilanjutkan


smp. BC4F2
BC4F2
BC4F2
Dievaluasi untuk karakter-karakter penting dibandingkan dengan tetua recurrent
Tugas untuk minggu depan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tipe


reproduksi seksual menyerbuk silang
2. Sebutkan contoh-contoh tanaman (minimal 10
jenis) dengan tipe reproduksi seksual menyerbuk
silang
3. Faktor-faktor penyebab terjadinya penyerbukan
silang

Anda mungkin juga menyukai