Anda di halaman 1dari 7

MONEY POLITI (POLITIK UANG) DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU)

NAMA : FA U Z I A H D W I I N D R I A N I
NPM : C A 1 9 1111 0 2 4
PROGRAM STUDI : ILMU ADMINISTRASI PUBLIK / NEGARA 
KONSENTRASI : K E B I J A K A N D A N A D M I N I S T R A S I P E R PA J A K A N
M ATA K U L I A H : P E N D I D I K A N K E WA R G A N E G A R A A N
K A M P U S C - PA S A R R E B O
PENGERTIAN
MONEY POLITIC ( POLITIK UANG)

• POLITIK UANG adalah suatu upaya mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
imbalan materi atau dapat juga diartikan jual beli suara pada proses politik dan
kekuasaan dan tindakan membagi-bagikan uang baik milik pribadi atau partai untuk
mempengaruhi suara pemilih (voters).
BENTUK-BENTUK MONEY POLITIC

BERBENTUK UANG (CASH MONEY)


Distribusi Pembayaran Uang Tunai/ Barang Dari Kandidat Kepada Pemilih Secara Sistematis Beberapa Hari Menjelang
Pemilu Yang Disertai Dengan Harapan Yang Implisit Bahwa Para Penerima Akan Membalasnya Dengan Memberikan
Suaranya Bagi Si Pemberi.

BERBENTUK BARANG
Mengirimkan Kebutuhan Sehari-hari, Berupa: Beras, Mie, Minyak, Gula Ataupun Bahanbahan Sembako Lainnya. Bentuk
Ini Biasanya Sangat Efektif Karena Sasarannya Tepat Yaitu Masyarakat Yang Ekonominya Rendah.

BERBENTUK FASILITAS UMUM


Instrument yang dijadikan alat untuk menarik simpati masyarakat dengan menyediakan semen, pasir, besi, batu dan
sebagainya. Fasilitas dan sarana umum yang biasa dijadikan jariyah politis, yaitu: pembangunan masjid, mushalla,
madrasah, jalan-jalan kecil (gang-gang), dan sebagainya.
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA POLITIK UANG

1. KEINGINAN DALAM MEMPEROLEH JABATAN


2. SALAHSATU CARA MEMPERTAHANKAN KEKUASAAN
3. TINGKAT PENDAPATAN PEMILIH (EKONOMI)
4. RENDAHNYA PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG POLITIK.
DAMPAK POLITIK UANG
1. MERENDAHKAN MARTABAT RAKYAT.
2. MENIMBULKAN KETERGANTUNGAN DAN KETIDAKMANDIRIAN MASYARAKAT SECARA POLITIK.
3. MENGUBAH KEKUASAAN POLITIK MENJADI MASALAH PRIVATE/INDIVIDU, BUKAN LAGI
MASALAH PUBLIK YANG HARUS DIPERTANGGUNGJAWABKAN SECARA AKUNTABEL.
4. MENGHILANGKAN SIKAP KRITIS MASYARAKAT TERHADAP KEKUASAAN. 
5. MANIPULASI HUBUNGAN SOSIAL DARI HUBUNGAN YANG MENGANDALKAN TRUST
(KEPERCAYAAN) MENJADI HUBUNGAN YANG TRANSAKSIONAL.
6. MENIMBULKAN POTENSI TERJADINYA PERILAKU KORUPSI.
SANKSI MONEY POLITIK
Undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang pemilihan umum (undang-undang pemilu) pada pasal 515 menyatakan
“setiap orang yang dengan sengaja pada saat pemungutan suara menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada pemilih supaya
tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih peserta pemilu tertentu atau menggunakan hak pilihnya dengan cara tertentu sehingga surat
suaranya tidak sah, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak 36 juta “.

Dan ketentuan sanksi pidana sebagaimana diatur dalam pasal 187 A menyatakan
ayat (1)
“setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai
imbalan kepada WNI baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk mempengaruhi pemilih agar tidak menggunakan hak pilih,
menggunakan hak pilih dengan cara tertentu sehingga suara menjadi tidak sah, memilih calon tertentu, atau tidak memilih calon tertentu
sebagaimana dimaksud pada pasal 73 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72
(tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak rp.1.000.000.000. (Satu milyar
rupiah)”.
Ayat (2)
“pidana yang sama diterapkan kepada pemilih yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menerima pemberian atau janji
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)”.

Dalam pilkada ketentuan larangan dan sanksi pidana terhadap praktik politik uang diatur dengan lebih berat, dengan adanya ketentuan minimal
pidana (bukan paling lama) yaitu pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 200 juta dan paling
banyak 1 milyar.
Pencegahan Dan Penanganan Politik Uang Dari Berbagai Penelitian Di Dunia

1. DARI ASPEK DEMOGRAFIS DAN SOSIAL EKONOMI


2. ASPEK PERILAKU MEMILIH, POLITIK UANG AKAN TERJADI PADA PARTISIPAN PARTAI (PETAHANAN DAN OPOSISI)
DIBANDINGAN NON PARTAI.
3. POLITIK KLIENTALISME
4. ASPEK MONETER
5. SISTEM PROPORSIONAL TERBUKA BERKONTRIBUSI ATAS MARAKNYA POLITIK UANG KARENA CALEG DIPAKSA
BERTARUNG ANTAR SESAMA CALEG DALAM SATU PARTAI UNTUK MENGEJAR PERSONAL VOTE.
6. MEMPERKUAT ATURAN HUKUM MELALUI SANKSI PIDANA DAN ADMINISTRATIF
7. MENINGKATKAN KAPASITAS DAN EFEKTIFITAS LEMBAGA PEMERINTAHAN (INFRASTRUKTUR DAN SUPRASTRUKTUR)

Anda mungkin juga menyukai