Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN GIZI PASIEN LUKA

BAKAR
Choirun Nissa
Definisi Luka Bakar
• Trauma yang disebabkan air / uap panas, arus
listrik, bahan kimia, radiasi, dan petir yang
mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang
lebih dalam  kerusakan / kehilangan kulit
Penyebab Luka Bakar
• Cairan panas (air, minyak, kuah)
• Api (bensin, minyak tanah, gas LPG)
• Listrik (PLN, petir)
• Zat kimia (asam, basa, kosmetik)
• Radiasi (matahari, radioterapi, bom)
Penentuan TBSA
(Total Body Surface Area)
Rule of Nine
Fase Luka Bakar

Fase Ebb Fase Flow Fase Flow


Katabolik Anabolik

• Mulai • Dimulainya • Dari


cedera diuresis penutupan
sampai sampai luka besar
selesai selesai hingga
resusitasi proses kembali
cairan penutupan pada tingkat
• 2-3 hari luka adaptasi
pertama • Hari ke 3 – fisik
21 /32 • Hari ke
21/32 –
6/12 bulan
Fase Ebb dan Flow pada Luka Bakar
Perubahan metabolik yang terjadi
pada luka bakar (1)
1. Kehilangan volume plasma yang harus digantikan
oleh cairan dan elektrolit
2. Ketidakseimbangan homeostatis
3. Perubahan perubahan hormonal
– Meningkatnya produksi katekolamine yang berpengaruh
thd sistim syaraf dan sistim kardiovaskuler, metabolic rate,
suhu tubuh dan jaringan lunak
– Meningkatnya produksi glukortikoid yang akan
berpengaruh thd perubahan metabolisme karbohidrat
– Meningkatnya glukagon yang mengakibatkan peningkatan
katabolisme dan hiperglikemik
Perubahan metabolik yang terjadi
pada luka bakar (2)
4. Perubahan biokimia
– Meningkatnya glukoneogenesis
– Meningkatnya proteolisis
– Meningkatnya ureagenesis
– Menurunnya lipofisis
– Menurunnya penggunaan keton bodies
5. Perubahan imunologi
– Terjadinya infeksi yang merupakan penyebab kesakitan
dan kematian
– Hilangnya jaringan kulit sbg pelindung infeksi dan
kehilangan zat gizi
– Infeksi akan menyebabkan kemungkinan malnutrisi
Perubahan metabolik yang terjadi
pada luka bakar (3)
6. Perubahan kebutuhan gizi
a) Menurunnya cadangan gizi
• Hipermetabolik
• Hiperkatabolik
• Peningkatan kebutuhan zat gizi terutama protein,
vitamin A, C, zink
• Peningkatan kehilangan zat gizi
b) Dukungan gizi
• Penyembuhan luka
• Mengurangi kemungkinan infeksi
• Mengganti cadangan zat gizi dalam tubuh
• Mengganti kehilangan protein visceral maupun somatic
Fase Akut Luka Bakar (1)
1. Shock Klinis
– Peningkatan permeabilitas pembuluh darah
– Kardiac output menurun  volume darah yang beredar
menurun
– Perfusi darah ke organ menurun
– Volume darah menurun  hemokonsentrasi anoksia
jaringan
– Ekresi nitrogen meningkat
2. Kehilangan plasma darah
– Volume plasma menurun
– Protein dan elektrolit ikut hilang
Fase Akut Luka Bakar (2)
3. Kehilangan sel darah merah
– Sel darah merah dalam sirkulasi menurun,
terperangkap dalam pembuluh darah yang
berdilatasi
4. Edema pada luka bakar
Asesmen Gizi pada Luka Bakar (1)
1. Data Antropometri
a. Berat badan
• Penambahan BB dari cariran biasa terjadi pada fase
resusitasi dan umumnya akan dimobilisasi dalam
waktu 2 minggu kemudian
• Data BB kering sedekat mungkin diperoleh pada saat
pasien masuk RS sebelum adanya edema
• Bila data BB kering tidak ada, gunakan BB sebelum
masuk RS
• BB ditimbang tiap hari bersama dengan jadwal
hidroterapi
Asesmen Gizi pada Luka Bakar (2)
b. Pengukuran Lingkar lengan atas
• Pengukuran tebal lemak trisep dan LILA dapat
memberikan info perubahan komposisi tubuh
• Adanya luka bakar akan membuat pengukuran ini
sulit dilakukan
Asesmen Gizi pada Luka Bakar (3)
2. Data Biokimia
a. Serum albumin
• Akan turun dalam bbrp hari setelah luka bakar
meskipun pada saat masuk RS dalam keadaan normal
• Penurunan albumin yang cepat disebabkan oleh
peningkatan kehilangan plasma ke daerah luka
• Dukungan gizi penting untuk memperbaiki kadar
albumin
• Karena waktu paruhnya yang panjang (20 hari),
sebaiknya penilaian dilakukan berdasar trennya,
daripada berdasar hasil 1x pengukuran
• Perhatikan kemungkinan kesalahan interpretasi
Asesmen Gizi pada Luka Bakar (4)
b. Serum Transferin
• Lebih baik daripada serum albumin untuk menunjukkan
malnutrisi karena waktu paruhnya lebih pendek (8 hari)
c. Transthyretin (tiroxin binding prealbumin)
• Waktu paruh : 2 hari  indikator yang sensitif
Asesmen Gizi pada Luka Bakar (5)
d. Keseimbangan nitrogen
• Perlu ditambahkan faktor kehilangan nitrogen akibat luka
bakar yang terjadi
– Pasien luka bakar terbuka < 10% kehilangan nitrogen : 0,02 g
N/kg BB/hari
– Pasien luka bakar terbuka < 11-30% kehilangan nitrogen : 0,05 g
N/kg BB/hari
– Pasien luka bakar terbuka > 31% kehilangan nitrogen : 0,12 g
N/kg BB/hari
• Memperkirakan asupan nitrogen dan urine tampung 24
jam yang tepat perlu dilakukan untuk menghitung
balance nitrogen yang akurat
• Anabolisme dan penyembuhan luka yang optimal dapat
terjadi apabila keseimbangan nitrogen +5 gN
Terapi Diet
• Tujuan :
– Memberikan makanan yang cukup untuk mengurangi
seminimal mungkin pemecahan protein tubuh
– Memenuhi kebutuhan zat gizi guna menyembuhkan luka
– Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
– Mencegah timbulnya gangguan ginjal karena berkurangnya
volume plasma, cardiac output dan dehidrasi
– Meminimalkan katabolisme protein jaringan untuk
mencegah terjadinya efek negatif malnutrisi antara lain
menurunnya kekebalan
– Mencegah terjadinya penurunan berat badan lebih dari
10% dibandingkan BB sebelum luka bakar
Perhitungan Kebutuhan Gizi (1)
A. Energi
– Peningkatan kebutuhan energi pada luka bakar
meningkat lebih tinggi dibandingkan kebutuhan
pada penyakit lain
– Konsumsi O2 mendekati normal pada masa
resusitasi, kemudian meningkat dan mencapai
puncaknya pada hari ke 10 (2,5x) dibanding rerata
metabolic normal
– Rata rata metabolik kembali ke basal saat
penyembuhan luka sudah tercapai
Perhitungan Kebutuhan Gizi (2)
• Rumus perhitungan perkiraan kebutuhan
energi
– Toronto Formula  pada tahap akut (perlu monev
biokimia)

Sumber : Clinical Practice Guidelines Nutrition Burn Patient Management, NSW Statewide Burn
Injury Service, 2011
Perhitungan energi (cont)
– Curreri (anak >3 th dan dewasa)
= (25xBB aktual)+(40x%luka bakar)
– Polk (anak <3 th) = (60xBB)+(35x%luka bakar)
– Ireton Jones  digunakan pada kondisi kritis

Sumber : Clinical Practice Guidelines Nutrition Burn Patient Management, NSW Statewide Burn
Injury Service, 2011
Perhitungan Kebutuhan Gizi (3)
B. Protein
– Perhitungan kebutuhan protein :
• Dewasa = 1,5-3 g/kgBBI/hari
• Bayi = 3-4 g/kgBBI/hari
• Anak = 1,2-2,5 g/kgBBI/hari
– Menurut rumus Davies dan Lilijedahl
• Dewasa (> 18 th) = (1g x kg BBI) + (3g x % total luas luka
bakar)
• Anak (> 1th) = (kebutuhan protein menurut umur x kg
BBI) + (3g x total luas luka bakar)
Perhitungan Kebutuhan Gizi (4)
– Kecukupan protein dapat dihitung dengan
keseimbangan nitrogen
• Asupan nitrogen – (N urin 24 jam + N feses 24 jam + N
hilang akibat luka bakar
Perhitungan Kebutuhan Gizi (5)
C. Lemak
– Berikan lemak 20-25% total kalori
– Suplementasi asam lemak omega 3 untuk
meningkatkan kekebalan tubuh
– Kelebihan konsumsi lemak mengakibatkan :
• Hepatomegali
• Menurunnya pembekuan darah
• Menurunnya host defense
• Menurunnya kekebalan tubuh
• Meningkatnya risiko diare
Perhitungan Kebutuhan Gizi (6)
D. Karbohidrat
– Meningkatnya produksi glukosa dari
glukoneogenesis sebagai respon perubahan
hormonal paska luka bakar
– Untuk proses penyembuhan luka terjadi
metabolisasi glukosa menjadi asam laktat
– Seluruh pasien luka bakar harus dimonitor
kemungkinan terjadinya hiperglikemia dan
glukosuria
– Untuk kontrol glukosa, insulin eksogen mungkin
dibutuhkan
Perhitungan Kebutuhan Gizi (7)
– Selama fase akut sering terjadi hiperglikemia
– Keuntungan karbohidrat :
• Menstimulasi pengeluaran hormon insulin sbg hormon
anabolisme
• Protein dapat digunakan seoptimal mungkin apabila
karbohidrat tersedia
– Kerugian konsumsi KH berlebihan
• Hiperglikemia
• Diuresis osmotic yang mengakibatkan dehidrasi
• Peningkatan produksi CO2
Perhitungan Kebutuhan Gizi (8)
E. Mikronutrien
– Protein dan energi tidak dapat digunakan secara efisien
bila asupan ikronutrien tidak adekuat
F. Cairan dan elektrolit
– Keseimbangan cairan dan elektrolit berfungsi untuk
mencegah hipovolemik syok dan menstabilkan suhu tubuh
Air Na+ K-
Bayi / Anak
≤ 10 kg 100 ml/kg BB 2-4 1-3
11-20 kg 1000 + 50/kgBB
> 20 kg 1500 + 20/kgBB
Dewasa 35-55/kg 2-3 2-3
– Perbanyak intake cairan peroral : utamakan intake
cairan dari buah
Terapi Gizi
• Perlu memperhatikan :
– Lokasi luka bakar, brp %
– Kebutuhan untuk respirasi, status fungsional paru
– Kondisi fisik paska luka bakar
– Adanya demam, sbg respon infeksi dan
peradangan
– Fungsi saluran cerna
– Status psikososial pasien dan keluarga
– Pengalaman ketika di RS sebelumnya
Makanan Enteral pada Pasien Luka
Bakar
• Berikan makanan enteral sesegera mungkin
(pada 24-48 jam pertama) direkomendasikan
dibanding total parenteral dan harus
dipertahankan ketika fase katabolik
– Keterlambatan pemberian makanan enteral akan
menimbulkan risiko massa mukosa saluran cerna,
penurunan toleransi terhadap parenteral,
meningkatnya hormon katabolik, meningkatnya
risiko malnutrisi paska luka bakar
Monitoring (1)
• Keseimbangan cairan  harian
• Kadar gula darah  harian
• T/RR/HR/BP  harian
• Residu lambung  harian
• Asupan  harian
• BB  mingguan
Monitoring (2)
• Elektrolit, Ureum  harian
• Ca, PO4, Mg  2 hari sekali
• Pre albumin  seminggu 2x
• CRP  seminggu 2xs
Refeeding Syndrome
• Adalah kondisi mengancam jiwa akibat
gangguan elektrolit dan cairan yang
berhubungan dengan yang mengikuti
metabolisme abnormal pada pasien malnutrisi
yang mendapat terapi oral, enteral dan atau
parenteral
• terjadi perubahan klinis dan metabolik akibat
rehabilitasi nutrisi yang agresif pada pasien
yang menderita malnutrisi
Algoritma ketika terjadi refeeding
syndrome

Anda mungkin juga menyukai