BAKAR
Choirun Nissa
Definisi Luka Bakar
• Trauma yang disebabkan air / uap panas, arus
listrik, bahan kimia, radiasi, dan petir yang
mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang
lebih dalam kerusakan / kehilangan kulit
Penyebab Luka Bakar
• Cairan panas (air, minyak, kuah)
• Api (bensin, minyak tanah, gas LPG)
• Listrik (PLN, petir)
• Zat kimia (asam, basa, kosmetik)
• Radiasi (matahari, radioterapi, bom)
Penentuan TBSA
(Total Body Surface Area)
Rule of Nine
Fase Luka Bakar
Sumber : Clinical Practice Guidelines Nutrition Burn Patient Management, NSW Statewide Burn
Injury Service, 2011
Perhitungan energi (cont)
– Curreri (anak >3 th dan dewasa)
= (25xBB aktual)+(40x%luka bakar)
– Polk (anak <3 th) = (60xBB)+(35x%luka bakar)
– Ireton Jones digunakan pada kondisi kritis
Sumber : Clinical Practice Guidelines Nutrition Burn Patient Management, NSW Statewide Burn
Injury Service, 2011
Perhitungan Kebutuhan Gizi (3)
B. Protein
– Perhitungan kebutuhan protein :
• Dewasa = 1,5-3 g/kgBBI/hari
• Bayi = 3-4 g/kgBBI/hari
• Anak = 1,2-2,5 g/kgBBI/hari
– Menurut rumus Davies dan Lilijedahl
• Dewasa (> 18 th) = (1g x kg BBI) + (3g x % total luas luka
bakar)
• Anak (> 1th) = (kebutuhan protein menurut umur x kg
BBI) + (3g x total luas luka bakar)
Perhitungan Kebutuhan Gizi (4)
– Kecukupan protein dapat dihitung dengan
keseimbangan nitrogen
• Asupan nitrogen – (N urin 24 jam + N feses 24 jam + N
hilang akibat luka bakar
Perhitungan Kebutuhan Gizi (5)
C. Lemak
– Berikan lemak 20-25% total kalori
– Suplementasi asam lemak omega 3 untuk
meningkatkan kekebalan tubuh
– Kelebihan konsumsi lemak mengakibatkan :
• Hepatomegali
• Menurunnya pembekuan darah
• Menurunnya host defense
• Menurunnya kekebalan tubuh
• Meningkatnya risiko diare
Perhitungan Kebutuhan Gizi (6)
D. Karbohidrat
– Meningkatnya produksi glukosa dari
glukoneogenesis sebagai respon perubahan
hormonal paska luka bakar
– Untuk proses penyembuhan luka terjadi
metabolisasi glukosa menjadi asam laktat
– Seluruh pasien luka bakar harus dimonitor
kemungkinan terjadinya hiperglikemia dan
glukosuria
– Untuk kontrol glukosa, insulin eksogen mungkin
dibutuhkan
Perhitungan Kebutuhan Gizi (7)
– Selama fase akut sering terjadi hiperglikemia
– Keuntungan karbohidrat :
• Menstimulasi pengeluaran hormon insulin sbg hormon
anabolisme
• Protein dapat digunakan seoptimal mungkin apabila
karbohidrat tersedia
– Kerugian konsumsi KH berlebihan
• Hiperglikemia
• Diuresis osmotic yang mengakibatkan dehidrasi
• Peningkatan produksi CO2
Perhitungan Kebutuhan Gizi (8)
E. Mikronutrien
– Protein dan energi tidak dapat digunakan secara efisien
bila asupan ikronutrien tidak adekuat
F. Cairan dan elektrolit
– Keseimbangan cairan dan elektrolit berfungsi untuk
mencegah hipovolemik syok dan menstabilkan suhu tubuh
Air Na+ K-
Bayi / Anak
≤ 10 kg 100 ml/kg BB 2-4 1-3
11-20 kg 1000 + 50/kgBB
> 20 kg 1500 + 20/kgBB
Dewasa 35-55/kg 2-3 2-3
– Perbanyak intake cairan peroral : utamakan intake
cairan dari buah
Terapi Gizi
• Perlu memperhatikan :
– Lokasi luka bakar, brp %
– Kebutuhan untuk respirasi, status fungsional paru
– Kondisi fisik paska luka bakar
– Adanya demam, sbg respon infeksi dan
peradangan
– Fungsi saluran cerna
– Status psikososial pasien dan keluarga
– Pengalaman ketika di RS sebelumnya
Makanan Enteral pada Pasien Luka
Bakar
• Berikan makanan enteral sesegera mungkin
(pada 24-48 jam pertama) direkomendasikan
dibanding total parenteral dan harus
dipertahankan ketika fase katabolik
– Keterlambatan pemberian makanan enteral akan
menimbulkan risiko massa mukosa saluran cerna,
penurunan toleransi terhadap parenteral,
meningkatnya hormon katabolik, meningkatnya
risiko malnutrisi paska luka bakar
Monitoring (1)
• Keseimbangan cairan harian
• Kadar gula darah harian
• T/RR/HR/BP harian
• Residu lambung harian
• Asupan harian
• BB mingguan
Monitoring (2)
• Elektrolit, Ureum harian
• Ca, PO4, Mg 2 hari sekali
• Pre albumin seminggu 2x
• CRP seminggu 2xs
Refeeding Syndrome
• Adalah kondisi mengancam jiwa akibat
gangguan elektrolit dan cairan yang
berhubungan dengan yang mengikuti
metabolisme abnormal pada pasien malnutrisi
yang mendapat terapi oral, enteral dan atau
parenteral
• terjadi perubahan klinis dan metabolik akibat
rehabilitasi nutrisi yang agresif pada pasien
yang menderita malnutrisi
Algoritma ketika terjadi refeeding
syndrome