Gangguan nutrisi
Konsekuensi Malnutrisi
Perubahan barier intestinal Perubahan farmakokinetik obat Penurunan BB Penyembuhan luka lambat Imunitas terganggu Masa tinggal di RS memanjang Peningkatan cost perawatan Peningkatan kematian
Hyperglycemia
Hyperglikemia Disfungsi imun Osmotic diuresis Hyperosmolaritas Glikosilasi protein HypoNa Hypervolumia Edema paru CHF hypoK Hypo Mg
Respon
Keuntungan fisiologis
Resiko potensial Peningkatan kerja jantung Peningkatan iskemi miokard aritmia Trombosis mikrovaskular Trombosis vena dalam Emboli paru Peningkatan iritabilitas miokard Hyperglikemia Resistensi insulin Shunting aliran darah menuju organ sentral ( menjauhi GIT )
Hemostasis
Assessmen Nutrisi
Mengumpulkan dan mengevaluasi kondisi klinis, diet , komposisi tubuh dan data biokimiawi Klasifikasi pasien dalam status nutrisi : nutrisi baik atau malnutrisi Tujuan : identifikasi pasien at risk untuk mengurangi : komplikasi, kegagalan terapi, problem fisiologis dan biaya pemeliharaan kesehatan
Screening nutrisi
Peningkatan atau penurunan BB > 10 % dari berat badan biasanya dalam 6 bulan atau penurunan BB > 5% dalam 1 bulan Intake oral tidak adekuat
Assessmen Nutrisi
Parameter Komposisi Tubuh ( BB ,TB ,BMI: bb/tb , lipatan kulit pada trisep atau subscapular, mid arm circumference Parameter Biokimiawi Subjective Global Assessment
Parameter biokimiawi
Resiko Serum albumin Total lymphocyte count Serum Transferrin Serum Pre Albumin TIBC Serum Cholesterol < 3,5 g/dl < 1500 cell/mm < 140 mg/dL < 17 mg/ dL < 250 mcg/ dL < 150 mg/dL
Status Gizi
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum: kulit,rambut,kuku (stomatitis angularis,fisura kulit ,edema) Berat Badan:
Berat badan ideal, bila BB/BBI X 100 %
80-90 % ringan 79-70% sedang 0-69% berat
Antopometri :TFC ( Pr :15,8 mm, Wnt 8,3 mm) AMC (pr 24,8 cm, Wnt 21 cm) Laboratorium (Serum albumin,transferin)
Kebutuhan nutrient
Protein : sehat 0,8 -1,0 g/kg/hari ,stress 1,0 2,0 g/kg/hari 20 30 % dari total kalori Karbohidrat : 50 60 % total kalori .1- 5 mg/kg BB/min. 100g/hari untuk mencegah ketosis Lemak : 20 35 % total kalori , 1 g -1,5 g/kg/hari Essensial fatty acid :linoleic acid 2 7 g/hari Pada beberapa kondisi tertentu : 45 % untuk glycemic control dan mengurangi produksi CO2 Vitamin Mineral Water : 30 cc/kg/hari
Karbohidrat
Dextrose, memberi 3.4 kcal/g, kisaran konsentrasi antara 2.5 70%, Gula alkohol gliserol jarang dipakai Kebutuhan minimum dextrose adalah 1 mg/kg/menit (sekitar 100 g/hari pada 70 kg lakilaki dewasa). Maksimum karbohidrat yang ditoleransi 5-7 mg/kg/menit. glukose dipertahankan < 100 mg/dL untuk mencegah komplikasi
Protein
Asam amino crystalline adalah sumber utama protein yang dipakai sebagai formula NP yang memberi 4 kcal/g seimbang adalah campuran asam amino essensial dan non-essensial berkisar antara konsentrasi 3-20% secara umum dianjurkan agar pasien memperoleh 80-150 kcal per-gram nitrogen
Lipid
Sumber lipid dari minyak kedelai atau sebagian kombinasi minyak kedelai dan safflower Tiap gram lipid memberi 9 kcal. Emulsi tersedia dalam larutan 10% (1,1 kcal/ml), 20% (2 kcal/ml) dan 30% (3 kcal/ml). pemberian tidak melebihi dari 2.5 gram/ kg/24 jam pada dewasa
Sumber energi
Karbohidrat : lipid =70 :30 atau 60:40 Karbohidrat :fruktosa-glukosa-xylitol Do maksimal (gr/kg/hari)
Fruktosa 3 Xylitol 1.5 Sorbitol 3 Maltose 1.5
Stres metabolik
Protein (AA) 2 gr/kg/hari tiap 40 kcal/kg/hari
Kebutuhan lemak
1-3 gr/kg BB/hari Sebaiknya dalam lipid 20% osmolaritas rendah
Rute Pemberian
Vena perifer Vena central
Cairan osmotik tinggi>900 mmol Lama >2mgg
Tahap Pemberian
24-48 jam :terapi air dan elektrolit 48-96 jam : TNPE Hari I 25 %,hari II 50 %,III 75 % hari IV 100 %dari kebutuhan Asam Amino jgn diberikan hari I, selanjutnya diberikan dengan memenhui kalori
Parenteral ke-enteral : dimulai dengan kekuatan penuh 10-50 ml/jam Setelah pipa makanan dapat diterima dan memberi lebih dari 60% kebutuhan energi dan 100% kebutuhan cairan maka NP dapat dihentikan Parenteral ke-oral : bila pasien transisi dari parenteral menuju oral, maka masukan oral dapat dimulai dari cairan bening dan kemudian ditingkatkan bertahap menuju diet selayaknya sesuai toleransi
Nasoenteric Tube
Enterostomy Tube
Risk for pulmonary aspiration? No Nasogastric Tube Yes Nasoduodenal or nasojejunal tube No Gastrostomy Yes Jejunostomy
Nasogastric Post pyloric :Nasoduodenal, nasojejunal : gastroparesis Gastrostomy : gangguan mekanik pada cavum oris esofagus, resiko aspirasi
Gastrostomy
Feeding pump
Jalur vena : perifer untuk cairan < 700 mOsm/kg dan jalur vena sentral untuk cairan > 700 mOsm/kg Monitoring : Metabolik : Glukosa, balans cairan dan electrolit, fungsi ginjal dan hepar, trigliserida dan cholesterol.
Komplikasi NPE
Kateter related : Pemasangan : pneumothorak, hematotorak, emboli udara, puncture arteri , cedera syaraf Mekanikal : phlebitis ,trombosis, emboli, oklusi kateter Infeksi : infeksi pada tempat insersi , kolonisasi, bakteremia, sepsis.
Metabolik : hyper/hypoglikemia, imbalans elektrolit, azotemia, gangguan keseimbangan asam basa Gastrointestinal : gangguan fungsi liver
Sindroma Refeeding
Sindroma ini berhubungan dengan pergeseran metabolik dan fisiologi elektrolit dan mineral (misal : phospor, Mg, K) yang terjadi sebagai akibat tunjangan nutrisi agressif (1,15). Tanda dan gejalanya termasuk kelesuan, lethargi, kelemahan otot, edema, aritmia jantung dan hemolisis. Pasien dengan risiko terbesar adalah mereka dengan cadangan nutrien terbatas akibat dari penyakit atau pengobatan medis. Dimulai dengan 20 kcal/kg formula/hari dan formula NP lanjut secara perlahan
Perencanaan
Menilai Status gizi Hitung kebutuhan nutrisi
Pilih komposisi
Teknik&cara Monitor efek & komplikasi
Kesimpulan
Malnutrisi berhubungan dengan : peningkatan komplikasi, pemanjangan masa rawat, biaya perawatan meningkat , angka kematian meningkat Assessmen nutrisi dan perencanaan pengelolaan nutrisi dilakukan dini Pada kondisi kritis : nutrisi diperlukan untuk mempertahankan hidup, kebetuhan energi dan nutrient disesuaikan dengan kondisi klinis
Pemenuhan nutrisi diberikan secara enteral maupun parenteral namun diutamakan pemberian enteral Pemantauan terhadap keberhasilan terapi nutrisi dan komplikasi yang timbul
Case 1
Wanita 36 th multiple trauma, hemodinamik stabil, terpasang NGT terpasang ai ileus ( produk 1,2 L/hari ) tidak ada disfungsi organ., BB 70 kg TB 175 cm . Kadar elektrolit dn gula darah normal. Kebutuhan energi : Kebutuhan cairan : Kebutuhan protein : Kebutuhan KBH : Kebutuhan Lemak : Kebutuhan elektrolit :
Case 2
Laki laki 65 th, MRS karena stroke . BB 58 . TB 165 . Fungsi ginjal normal , elektrolit dan kadar glukosa darah normal. Hemodinamik stabil. Kebutuhan energi Kebutuhan cairan Kebutuhan protein Kebutuhan kbh Kebutuhan lemak Kebutuhan mineral dan vitamin