Anda di halaman 1dari 20

Dasar-dasar

Teknik Pemisahan Kimia


Rinawati, Ph.D.
Dr. Eng. Ni Luh Ratna Juliasih
Dr. Hardoko

Lab. Kimia Analitik dan Instrumen


Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung
Mengapa kita memerlukan teknik pemisahan?
• Dalam kimia analitik, teknik pemisahan diperlukan untuk memisahkan
analit dengan interferen
• Analit adalah ion atau senyawa yang akan diketahui kadarnya dalam suatu sampel
• Komponen selain analit dalam sampel disebut matriks
• Interferen/ pengganggu merupakan materi yang terdapat di dalam sampel yang
dapat mengganggu sinyal analit sehingga dapat menimbulkan error dalam analisis
• Semakin besar selektifitas dari suatu metode analisis, semakin mudah
untuk memisahkan analit dari interferen
• Prosedur pemisahan dapat dilakukan untuk keperluan isolasi, pemurnian,
identifikasi, dan penentuan kuantitatif komponen yang ditentukan dalam
suatu sampel.
Kategori pemisahan
Bulk separation: pemisahan salah satu komponen (analit) dari
matriks dalam jumlah besar menggunakan peralatan
laboratorium standar.
Contohnya: Filtrasi, ekstraksi, pengendapan.

Instrument separation: pemisahan analit dari matriks dalam


jumlah kecil menggunakan peralatan instrumen.
Contohnya: kromatografi, elektroforesis.
Kategori pemisahan
Berdasarkan tujuannya

Preparative separation: bertujuan untuk memurnikan


senyawa dari matriks

Analytical separation: bertujuan untuk memisahkan analit


dari interferen pada matriks sebelum dilanjutkan dengan
analisis kuantitatif.
Pemisahan dapat berupa:
Menghilangkan interferen dari matriks
atau:
Memisahkan analit dari interferen

Pemisahan dikatakan sempurna / komplit


apabila komponen suatu campuran terpisah
sempurna dimana masing-masing
komponen menempati daerah yang berbeda
(gambar a)
Sedangkan pemisahan parsial apabila spesi A
diisolasi dari matriks yang mengandung
campuran B, C, dan D (gambar b)
Skoog et al., 2013
Tujuan pemisahan
Tujuan pemisahan dalam kimia analitik adalah untuk menghilangkan
atau setidaknya mengurangi interferen sehingga informasi analisis
kuantitatif dapat diperoleh dari suatu sampel.
Teknik pemisahan juga sekaligus dapat mengidentifikasi komponen-
komponen dari sampel yang sudah terpisah, seperti dalam
spektroskopi massa.
Dengan menggunakan teknik kromatografi, informasi kuantitatif
dapat diperoleh bersamaan dengan pemisahan.
Teori Pemisahan
Semakin besar selektifitas terhadap analit dari suatu metode analisis maka semakin mudah
analisis kuantitatif, kualitatif maupun karakterisasi dilakukan. Sebagai contoh, analisis
kuantitatif untuk kadar glukosa dalam madu akan semakin mudah jika metode yang digunakan
selektif terhadap glukosa walaupun terdapat interferen sesama reducing sugar seperti fruktosa.
Sayangnya, sangat jarang metode analisis yang selektif terhadap satu spesi saja.
Apabila tidak terdapat interferen, maka hubungan antara sinyal sampel Ssamp dan konsentrasi
analit CA diwakili dengan persamaan (1)
(1)

Dimana kA adalah sensitifitas analit. Apabila terdapat interferen, maka persamaan akan
berubah menjadi persamaan (2)
(2)

Dimana kI and CI masing-masing adalah interferent’s sensitivity and concentration.


06/30/2023
Koefisien selektivitas KA,I merupakan ciri dari selektivitas metode.

(3)

Bila kI pada persamaan (3) disubstitusikan ke persamaan (2)


maka setelah disederhanakan menjadi :
(4)

oleh karena itu interferen/zat pengganggu tidak akan menjadi masalah sepanjang
konsentrasi produk dan koefisien selektivitas secara signifikan lebih kecil dari
konsentrasi analit.
(5)

Bila interferen tidak dapat diabaikan maka akurasi analisis harus dimulai dengan
pemisahan analit dan interferen.
06/30/2023
Efisiensi Pemisahan
A separation’s efficiency is influenced both by the failure to recover all the analyte
and the failure to remove all the interferent. We define the analyte’s recovery,
RA, as
(6) R ideal?
A

where CA is the concentration of analyte remaining after the separation, and (CA)o is
the analyte’s initial concentration. A recovery of 1.00 means that none of the analyte is
lost during the separation. The recovery of the interferent, RI, is defined in the same
manner
(7) R ideal?
I

where CI is the concentration of interferent remaining after the separation, and


(CI)o is the interferent’s initial concentration.
06/30/2023
The degree of separation is given by a separation factor, SI,A , which is the change
in the ratio of interferent to analyte caused by the separation

(8)

In an ideal separation RA = 1, RI = 0, and SI,A = 0. In general, the separation factor


should be approximately 10–7 for the quantitative analysis of a trace analyte in the
presence of a macro interferent, and 10–3 when the analyte and interferent are present
in approximately equal amounts.

06/30/2023
Contoh soal 1
Suatu metode analisis penentuan konsentrasi Cu pada industri plating bath menggunakan
prosedur dimana Zn merupakan interferen. Apabila suatu sampel yang mengandung 128,6
ppm Cu dilakukan proses pemisahan untuk menghilangkan Zn maka konsentrasi Cu
menjadi 127,2 ppm. Sedangkan jika sebanyak 134,9 ppm Zn setelah proses pemisahan
konsentrasinya tinggal 4,3 ppm, hitunglah masing-masing Recovery Cu dan Zn serta factor
pemisahannya. Jawab:
Kesalahan relatif akibat pemisahan
Recoveries and separation factors are useful tools for evaluating a separation’s potential
effectiveness; they do not, however, give a direct indication of the error that results from
failing to remove all the interferent or from failing to completely recover the analyte. The
relative error due to the separation, E, is

(9)

Dimana S∗samp is the sample’s signal for an ideal separation in which we completely recover
the analyte
(10)
Dengan mensubstitusikan persamaan (4) dan (10) ke dalam persamaan (9), maka akan
diperoleh:

menghasilkan persamaan (11)

(11)

Jika persamaan (7) disubstitusikan ke persamaan (11), maka diperoleh persamaan (12)

(12)

Termin pertama merupakan analyte’s incomplete recovery dan termin kedua failure to
remove all the interferens
Contoh soal 2
Pada contoh soal 1 suatu analisis dilakukan untuk menentukan konsentrasi Cu pada suatu
industrial plating bath. Analisis dari larutan standard yang mengandung samada Cu
maupun Zn memberikan kalibrasi linier sebagai berikut:

a) Hitunglah kesalahan relative jika kita menganalisis suatu sampel tanpa menghilangkan
Zn? Dengan mengasumsikan perbandingan konsentrasi Cu:Zn, adalah 7:1.
b) Kemudian hitung pula kesalahan relative jika dilakukan pemisahan terlebih dahulu
sebagaimana pada contoh soal 1?
c) Berapakah maximum acceptable recovery untuk Zn jika recovery untuk Cu adalah 1,00
dan jika error due to the separation tidak lebih besar dari 0,10%?
Jawab: a) Jika kita melakukan analisis tanpa memisahkan Cu dan Zn, maka RCu dan RZn sama
dengan 1, persamaan (12) dapat disederhanakan menjadi:

Koefisien selektifitas diperoleh:

Maka jika perbandingan konsentrasi awal Cu:Zn adalah 7:1, kesalahan relative yang dilakukan
tanpa proses pemisahan adalah

b) Untuk menghitung kesalahan relatif, kita substitusikan recovery pada soal 1 ke dalam persamaan (12)

Atau –0,24%. Note that the negative determinate error from failing to recover all the analyte is offset partially
by the positive determinate error from failing to remove all the interferent
c) Untuk menentukan maximum recovery untuk Zn, dibuat substitusi ke persamaan (12)

Dan diperoleh nilai RZn, recovery sebesar 0,0038, or 0,38%. Sehingga, kita harus menghilangkan
sekurang-kurangnya: 100,00%−0,38%= 99,62% dari Zn untuk menghasilkan kesalahan sebesar
0,10 % jika RCu nilainya tepat 1
Metode pemisahan
Metode Dasar metode
1. Mekanik
• Presipitasi dan filtrasi Perbedaan pembentukan endapan
• Distilasi Perbedaan titik didih/volatilitas
• Ekstraksi Perbedaan kelarutan dalam dua pelarut yang tidak
bercampur
• Pertukaran ion Perbedaan interaksi reaktan dengan resin penukar ion

2. Kromatografi Perbedaan kecepatan pergerakan suatu solute melalui fasa


diam
3. Elektroforesis Perbedaan kecepatan migrasi dari spesi-spesi bermuatan
dalam suatu medan listrik
4. Fraksinasi field-flow Perbedaan dalam interaksi dengan suatu medan atau gradien
yang diterapkan tegak lurus dengan arah transport
Metode pemisahan
Selain metode-metode tersebut, masih banyak lagi metode pemisahan seperti
Dekantasi : digunakan untuk memisahkan cairan dari padatan insoluble
Evaporasi (penguapan): untuk memisahkan padatan terlarut dari larutannya.
Padatan terlarut haruslah memiliki stabilitas termal yang tinggi. Metode ini juga
digunakan dalam memisahkan garam NaCl dari air laut.
Sublimasi: digunakan untuk memisahkan garam-garam yang menyublim
dengan pemanasan, contohnya garam ammonium, iodin.
Filtrasi: untuk memisahkan padatan dan cairan dari suatu campuran heterogen
menggunakan kertas saring atau membran.
Sentrifugasi: memisahkan padatan dan cairan dengan gaya sentrifugal
Pemisahan dengan pengendapan
Harus terdapat perbedaan kelarutan yang cukup antara analit dan
interferen. Lihat penjelasan: Pemisahan-berdasar-Ksp
Contoh: apakah pemisahan antara dua ion berikut berlangsung sempurna
?
a. Ba2+ dan Sr2+ dengan adanya ion SO42-. Diketahui konsentrasi awal Sr2+
0,040 M dan Ba2+ 0,2 M. lihat nilai Ksp di buku teks
b. Ba2+ dan Ag+ dengan adanya ion SO42-. Diketahui konsentrasi awal Ba2+
dan Ag+ 0,030 M. Ksp Ag2SO4 = 1,6 x 10-5
c. Be2+ dan Hf4+ dengan adanya ion OH-. Diketahui konsentrasi awal Be2+
0,030 M dan Hf4+ 0,020 M. Ksp Be(OH)2 = 7,0 x 10-22 dan Ksp Hf(OH)4=4
x 10-26
Daftar Pustaka
Skoog, D.A., West, D.M., Holler, F.J. and Crouch, S.R., 2013. Fundamentals of
analytical chemistry. 9th edition. Cengage learning.

Harvey, David. Modern Analytical Chemistry. Boston: McGraw-Hill, 2000. Print.

Anda mungkin juga menyukai