Anda di halaman 1dari 9

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

1. Kabupaten Lampung Barat dibentuk berdasarkan Undang-


Undang Nomor 6 Tahun 1991 tentang Pembentukan
Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Barat dengan luas
wilayah ± 2.142,78 KM atau 6,2% dari luas wilayah Provinsi
Lampung.
2. Luasan administrasi sebesar 61,5% merupakan kawasan
Kawasan Hutan Konservasi TNBBS, Kawasan konservasi
Eksitu KRL dan Hutan Lindung
3. Kabupaten Lampung Barat memiliki 15 kecamatan, 131
Pekon (Desa) dan 5 kelurahan.
4. Jumlah penduduk sebesar 307.294 jiwa yang terdiri dari
159.552 jiwa penduduk laki-laki dan 147.742 jiwa
penduduk perempuan
5. Berdasarkan jenis mata pencaharian yang dibidangi,
sebesar 74,32% bergerak pada sektor pertanian, 20,89%
pada sektor jasa dan 4,79% pada sektor manufaktur.
6. PDRB Kabupaten Lampung Barat tahun 2021 sebesar Rp.
7.482.438,38 juta rupiah dengan distribusi PDRB sebesar
47,23% pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan;
12,85% pada sektor perdagangan dan 5,35% pada sektor
industri pengolahan
POTENSI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

1. Sektor Perkebunan
Beberapa komoditas perkebunan potensial di Kabupaten
Lampung Barat seperti :
a. Kopi Robusta dengan tingkat produksi tahun 2021 sebesar
43.715 ton dan luas lahan 51.867 ha atau 897 kg/ha/ton
menjadikan Lampung Barat sebagai daerah penghasil kopi
terbesar di Propinsi Lampung.
b. Lada menjadi salah satu produk perkubunan di Kabupaten
Lampung Barat dengan tingkat produksi sebesar 2.992 ton
c. Jumlah produksi tanaman kakao sebesar 1.035 ton atau
1.190 kg/ha/th
2. Sektor Pertanian
Beberapa komoditas Tanaman Pangan, Buah-buahan dan
Hortikultura potensial di Kabupaten Lampung Barat seperti :
a. Tanaman Pangan tahun 2021 sebesar 121.250 ton dengan
jumlah produksi tertinggi pada komoditas Padi (111.641 ton)
b. Tanaman buah-buahan memiliki jumlah produksi sebesar
44.195 ton dengan jumlah produksi tertinggi pada
komoditas Pisang sebesar 25.034 ton, Durian sebesar 6.921
ton Dan Alpukat sebesar 4.147 ton
c. Tanaman sayur-sayuran memiliki jumlah produksi sebesar
45.187 ton dengan produksi tertinggi pada jenis sayur-
sayuran Wortel sebesar 6.717 ton ,Kubis sebesar 6.548 ton,
Tomat sebesar 6.338 ton dan Cabai Besar sebesar 4.260 ton.
3. Sektor Perikanan
Sektor Perikanan potensial di Kabupaten Lampung Barat sebagai
berikut :
a. Jumlah produksi perikanan tahun 2021 sebesar 9.935 ton,
melalui Budidaya perairan umum sebesar 6.209,42 ton, budidaya
kolam sebesar 3.355,98 ton dan mina padi sebesar 370,01 ton.
b. Berdasarkan jenis ikan yang dibudidayakan, produksi ikan nila
tahun 2021 sebesar 8.431 ton, produksi ikan Mas sebesar 1.365
ton dan produksi ikan nilem sebesar 32 ton
4. Potensi Pariwisata
Sektor Pariwisata dengan mengintegrasikan sektor pariwasata
dengan produk unggulan daerah di Kabupaten Lampung Barat
berupa :
a. Kampung kopi rigis jaya dengan data kunjungan tahun 2021
sebanyak 16.417 orang
b. Rest Area Sumber Jaya data kunjungan sebanyak 12.784 orang
c. Pinus Ecopark data kunjungan sebanyak 11.782 orang
d. Air terjun Curup Cengkaan data kunjungan sebanyak 9.856 orang
e. Temiangan hill data kunjungan sebanyak 6.869 orang
4. Potensi Energi
Sungai di Kabupaten Lampung Barat dapat dijadikan sebagai pembangkit
listrik seperti:
a. Way Besai (1.183 Mw)
b. Way kutai china (86,08 Kw)
c. Way Lebuhon (258 Kw)
d. Way Haru (423 Kw)

Potensi Energi Panas Bumi sebagai berikut :


a. Danau Ranau (210 Mwe)
b. Bacingot (378 Mwe)
PERMASALAHAN

1. Luasan hutan lindung di Kabupaten Lampung Barat mencapai


61,5% menjadikan terbatasnya wilayah yang dapat
dimanfaatkan sebagai kawasan produktif.
2. Mayoritas pekerjaan penduduk di Kabupaten Lampung Barat
berkerja pada sektor pertanian yang merupakan sektor informal
sebesar 74%.
3. Sistem transportasi yang jauh dari pelabuhan dan pusat
pengolahan hasil pertanian sehingga menghambat menunjang
laju pertumbuhan ekonomi yang cepat.
4. Industri pengolahan bahan baku produk unggulan daerah masih
minim sehingga produk yang dijual masyarakat masih berupa
bahan baku.
5. Belum adanya potensi panas bumi yang dimanfaatkan dan
potensi aliran sungai yang di eksplorasi.
6. Pengelolaan Pariwisata belum dilakukan disecara intensif
sehingga sulit untuk berkembang.

Anda mungkin juga menyukai