HIPOTESIS PROPORSI
Presented by Mentari Dwi Aristi
TUJUAN PEMBELAJARAN:
› Mendefinisikan hipotesis
› Menjelaskan 5 tahapan prosedur uji hipotesis
› Menggambarkan kesalahan jenis I dan II
› Membedakan antara uji hipotesis satu sisi dan dua sisi
› Melakukan uji hipotesis rata-rata populasi
› Melakukan uji hipotesis proporsi populasi
DEFINISI HIPOTESIS
HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS
Suatu prosedur berdasarkan pada bukti sampel dan teori probabilitas
untuk menentukan apakah suatu hipotesis merupakan pernyataan yang
tepat
PROSEDUR UJI HIPOTESIS
› Tahapan 1 : Menetapkan hipotesis nol (H0) dan Hipotesis alternatif
(H1)
› Tahapan 2 : Memilih tingkat signifikansi
› Tahapan 3 : Memilih statistic pengujian
› Tahapan 4 : Merumuskan kaidah Keputusan
› Tahapan 5 : Mengambil Keputusan
TAHAPAN 1: Menetapkan H0 dan H1
Hipotesis nol (H0) merupakan pernyataan mengenai nilai parameter populasi yang
digunakan dengan maksud menguji bukti angka.
Pada umumnya terdapat istilah tidak atau bukan di dalam hipotesis nol yang berarti
bahwa “tidak ada perubahan”.
Hipotesis alternatif (H1) merupakan suatu pernyataan yang diterima jika data sampel
menyediakan bukti yang mencukupi bahwa hipotesis nol itu salah.
Hipotesis alternatif juga disebut hipotesis penelitian.
Contoh: Rata-rata jumah mil yang ditempuh oleh ban berbahan baja tidak berbeda
dengan 60.000.
H0: μ = 60.000
H1: μ ≠ 60.000
TAHAPAN 2: Memilih Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi (α) merupakan probabilitas menolak hipotesis nol ketika hipotesisnya
benar.
Biasanya tingkat signifikansi 0,05 dipilih untuk peneitian konsumen; 0,01 untuk jaminan
mutu; 0,10 untuk jajak pendapat politik.
ILUSTRASI:
Andaikan pabrik perusahaan pabrik komputer pribadi menggunakan banyak papan sirkuit
cetakan. Pemasok menawarkan papan, dan pemasok dengan tawaran terendah diberikan
kontrak yang menjanjikan. Andaikan kontrak menentukan bahwa bagian jaminan mutu
pabrik akan mengambil sampel seluruh kiriman papan sirkuit yang baru masuk. Jika lebih
dari 6 persen papan sampel tidak memenuhi syarat, kiriman akan ditolak.
H0: Jika kiriman papan yang baru masuk berisi 6 persen papan atau kurang yang tidak
memenuhi syarat, atau
H0: μ ≤ 6%
H1: μ > 6%
Lanjutan ilustrasi:
Sampel 50 papan sirkuit yang diterima mengungkap bahwa 4 papan, atau 8%, tidak
memenuhi syarat, Kiriman ditolak karena melewati standar (6%). Jika kirimannya benar-
benar dibawah standar, maka keputusan menolak tersebut adalah benar. Akan tetapi,
andaikan 4 papan sirkuit dibawah standar tersebut hanyalah papan yang dibawah standar
dari kiriman 4.000 papan, artinya hanya 0,1 (4/4.000=0,001) persen saja yang cacat. Pada
kasus tersebut kurang dari 6% dari seluruh kiriman dibawah standar. Dalam pengujian
hipotesis, kita menolak hipotesis nol yang seharusnya kita terima, maka kita telah
melakukan kesalahan jenis I. Probabilitas melakukan kesalahan jenis I adalah α.
Sebaliknya, pabrik mungkin telah melakukan kesalahan jenis II, yaitu menerima Hipotesis nol
ketika seharusnya ditolak. Misalkan 2 dari 50 papan di dalam sampel (4 persen) yang diuji
dibawah standar. Sesuai prosedur yang dinyatakan, karena sampel berisi kurang dari 6
persen papan dibawah standar, kirimannya diterima. Bisa jadi karena kebetulan, 48 papan
bagus yang terpilih di dalam sampel hanyalah merupakan papan yang dapat diterima dari
seluruh kiriman yang memuat ribuan papan. Probabilitas kesalahan jenis II adalah β.
Statistik Pengujian
Suatu nilai, yang ditentukan dari informasi sampel yang digunakan untuk
memutuskan apakah menolak hipotesis nol atau tidak.
X − 𝜇
z =
σ
√n
TAHAPAN 4: Merumuskan Kaidah Keputusan
Diketahui rata-rata dari 50 sampel nya adalah 203,5 dengan standar deviasi
populasinya 16, maka nilai z hitungnya adalah sebagai berikut:
1,55