Anda di halaman 1dari 21

SURVEILENCE

KEBIDANAN
(PEMANTAUAN WILAYAH
SETEMPAT KIA DAN KB)
SRI WAHYUNI, SST, MKM
PWS KIA

 PWS-KIA adalah alat manajemen program KIA untuk


memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah kerja
secara terus menerus. Hal tersebut dimaksudkan agar
dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat
terhadap wilayah kerja yang cakupan pelayanan KIA nya
masih rendah ataupun wilayah yang membutuhka
Tujuan Umum

 Pembuatan PWS KIA adalah meningkatkan pemantauan


cakupan pelayanan untuk setiap wilayah kerja yang dipantau
secara terus menerus dalam rangka meningkatkan jangkauan
dan mutu pelayanan kesehatan umumnya dan pelayanan
kebidanan khususnya.
Tujuan Khusus

 Pembuatan PWS KIA adalah memantau cakupan pelayanan KIA


yang dipilih sebagai indikator, secara teratur (bulanan) dan
terus menerus untuk tiap wilayah, menilai kesenjangan antara
target yang ditetapkan dan pencapaian, merencanakan tindak
lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan
yang dapat digali, membangkitkan peran aparat setempat
dalam penggerakan sasaran dan mobilisasi sumber daya yang
ada di dalam masyarakat itu sendiri.
Indikator PWS KIA dan KB

 1) Akses Pelayanan Antenatal (Cakupan K1)


 Digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan
antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan
masyarakat.

Rumus
X 100
 Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun dihitung berdasar jumlah perkiraan (angka
proyeksi) ibu hamil dalam satu wilayah tertentu dengan rumus: Jumlah sasaran ibu hamil
dalam satu tahun = Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR) X 1,1 X jumlah
penduduk wilayah tersebut.
 Angka kelahiran kasar (CBR) digunakan angka terakhir kabupaten/kota yang diperoleh
dari kantor statistic kabupaten/kota.
 Contoh :
Untuk menghitung jumlah perkiraan ibu hamil di desa Maju Provinsi XX yang
mempunyai penduduk 2000 jiwa, maka jumlah ibu hamil = 0,027 (CBR Provinsi XX) X
1,1 X 2000 = 59,4. Jadi sasaran ibu hamil adalah 59 orang
 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (Cakupan K4)
 Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap
(memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan) yang
menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah, disamping
menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungsan program KIA.
 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
 Indikator ini dapat diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan,
dan ini menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam pertolongan
persalinan secara profesional, dengan rumus sebagai berikut:
 Jumlah sasaran ibu bersalin dalam 1 tahun dihitung berdasar jumlah perkiraan (angka
proyeksi) ibu bersalin dalam satu wilayah tertentu dengan rumus: Jumlah sasaran ibu
bersalin dalam satu tahun = Angka
 kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR) X 1,05 X Jumlah pendudukan wilayah
tersebut.
 Angka kelahiran kasar (CBR) digunakan angka terakhir kabupaten/ kota yang diperoleh
dari kantor statistic kabupaten / kota.
 Contoh :
 Untuk menghitung jumlah perkiraan ibu bersalin di desa Makmur Provinsi YY yang
mempunyai penduduk 1000 jiwa, maka jumlah ibu bersalin = 0,0278 (CBR Provinsi YY)
X 1,05 X 1000 = 29,19. Jadi sasaran ibu hamil adalah 29 orang.
 Penjaringan (Deteksi) Ibu Hamil Oleh Masyarakat
 Indikator ini dapat mengukur tingkat kemampuan dan peran serta Masyarakat dalam
melakukan deteksi dini ibu hamil berisiko di suatu wilayah.
 Penjaringan (Deteksi) Ibu Hamil Berisiko Oleh Tenaga Kesehatan Dengan indikator ini
dapat diperkirakan besarnya masalah yang dihadapi oleh program KIA dan harus
ditindaklanjutidengan intervensi secara intensif.
 Cakupan Pelayanan Neonatal (Kn) Oleh Tenaga Kesehatan Dengan indikator ini dapat
diperkirakan besarnya masalah yang dihadapi oleh program KIA dan harus ditindaklanjuti
dengan intervensi secara intensif.
 Jumlah sasaran bayi diperhitungkan dari data sasaran imunisasi bayi dalam sensus
penduduk setiap tahun di Badan Pusat Statistik. Atau: Jumlah sasaran bayi dalam 1 tahun
dihitung berdasarkan jumlah perkiraan (angka proyeksi) bayi dalam satu wilayah tertentu
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
 Jumlah sasaran bayi dalam 1 tahun: angka kelahiran kasar (CBR) X Jumlah
penduduk di wilayah tertentu. CBR digunakan angka terakhir kabupaten / kota yang
diperoleh dari kantor statistik kabupaten / kota.
 Contoh:
 Untuk menghitung jumlah perkiraan bayi di suatu desa Tentram di Provinsi AA yang
mempunyai penduduk sebanyak 1500 jiwa, maka jumlah bayi = 0,0248 (CBR Prov.AA)
X 1500 = 37,2. Jadi, sasaran bayi di desa Z adalah 37 bayi.
 Cakupan Pelayanan Nifas Oleh Tenaga Kesehatan
 Dengan indikator ini dapat diketahui jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu
nifas.
 Penanganan Komplikasi Obstetri
 Indikator ini menunjukan kemampuan sarana pelayanan kesehatan menangani kasus-
kasus kegawatdaruratan obstetri pada ibu bersalin yang kemudian ditindaklanjuti sesuai
dengan kewenangannya atau dapat dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi.
 Penanganan Komplikasi Neonatal
 Indikator ini menunjukan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam menangani
kasus-kasus kegawatdaruratan neonatal, yang kemudian ditindaklanjuti sesuai
kewenangannya atau dapat dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi.
 Cakupan Peserta KB Aktif.
 Cakupan peserta KB aktif adalah jumlah peserta KB aktif dibandingkan dengan jumlah
Pasangan Usia Subur (PUS) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Diskusi (tolong dicari ya ibu ibu……)

 Sebutkan masing masing target sasaran berdasarkan indicator diatas berdasarkan daerah
masing masing
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai