Anda di halaman 1dari 20

PERESEPA

N
MEDICATION ERROR
Bates et al: JAMA; 274:29-34

PRESCRIBING ERROR

DISPENS NG ERROR
I

ADMINISTRATION ERROR MONITORING ERROR

49% 11%
14%

KNC 26%

“Near Miss” KTC, KTD


MEDICATION USE PROCESS  MEDICATION SAFETY
• Pengkajian Resep
• Telaah Obat

• Rekonsiliasi Obat
• Resep terbaca, • Verifikasi: 5 BENAR
lengkap, jelas PRESCRIBING
DISPENSING

ADMINISTRATION MONITORING

 Efek terapeutik
 Efek samping/
tidak diharapkan

KNC

“Near Miss”
Standar PKPO 4.1
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi peresepan/permintaan obat dan BMHP/instruksi
pengobatan sesuai peraturan perundang-undangan.

Elemen Penilaian PKPO 4.1

a. Resep dibuat lengkap sesuai regulasi.


b. Telah dilakukan evaluasi terhadap penulisan resep/instruksi pengobatan yang tidak lengkap
dan tidak terbaca.
c. Telah dilaksanaan proses untuk mengelola resep khusus seperti emergensi, automatic stop
order, tapering,
d. Daftar obat yang diresepkan tercatat dalam rekam medis pasien dan menyertai pasien
ketika
dipindahkan/transfer.
e. Daftar obat pulang diserahkan kepada pasien disertai edukasi penggunaannya.
Resep adalah permintaan tertulis
dari dokter atau dokter gigi, kepada
apoteker, baik dalam bentuk kertas
maupun elektronik untuk
menyediakan dan menyerahkan obat
bagi pasien sesuai peraturan yang
berlaku.

(PMK 72 tahun 2016)


NRM : 6871234
INSTRUKSI PENGOBATAN Nama : Ny. Dian Puspita
Jenis Kelamin: Perempuan
Tanggal Lahir: 10 Oktober 1954
RESEP
Ruang Rawat / Unit Kerja : Penyakit Dalam

Riwayat Alergi : Tidak Ada


Ya Alergi terhadap obat:
* Khusus antibiotika (Ab), tandai: P/E/D
(Keterangan : P=Profilaksis, E=Empirik, D=
Definitif) ANTI- DIHENTIKAN
BIOTIK, NAMA DAN
TGL dan CARA tandai: TANDA NAMA DAN
NO NAMA OBAT DOSIS FREKUENSI TANGAN TGL dan TANDA
JAM PEMBERIAN
P/E/D* DOKTER JAM TANGAN
DOKTER

1 23/1/2022 Clopidogrel 75 mg 1X1 PO dr. Aulia


09.15 Aulia

2 23/1/2022 Valsartan 80 mg 1X1 PO dr. Aulia


09.15 Aulia

3 23/1/2022 Atorvastatin 40 mg 1X1 PO dr. Aulia


09.15 Aulia

4 23/1/2022 Furosemid 40 mg 1X1 PO dr. Aulia


09.15 Aulia

5 23/1/2022 Spironolactone 100 mg 1X1 PO dr. Aulia


09.15 Aulia

6 23/1/2022 Insulin Lispro 6 unit 3X1 S.C dr. Aulia


09.15 Aulia
7 23/1/2022 Omeprazol 20 mg 1X1 I.V dr. Aulia
09.15 Aulia
8 23/1/2022 Ceftriaxon 1g 1X1 I.V E dr. Aulia
09.15 Aulia
9 23/1/2022 Azithromycin 500 mg 1X1 PO E dr. Aulia
09.15 Aulia
PRESCRIBING ERROR

TULISAN TIDAK DAPAT DIBACA RESEP TIDAK LENGKAP


Tidak ditulis: identitas pasien,
riwayat alergi, kekuatan obat,
bentuk sediaan, dosis, frekuensi,
rute pemberian, satuan, kuantitas,
durasi

SALAH TULIS

Identitas pasien, nama obat,


kekuatan obat, bentuk sediaan,
MENGGUNAKAN ISTILAH/SINGKATAN YANG TIDAK LAZIM dosis, frekuensi, rute pemberian,
satuan, kuantitas, durasi
ADA KONTRAINDIKASI

SALAH PENYALINAN
INSTRUKSI LISAN TIDAK JELAS
PERAN DOKTER DALAM MENCEGAH PRESCRIBING ERROR

• Mengevaluasi pasien dan terapi obatnya.


• Menanyakan riwayat penggunaan obat (alergi, efek
samping)
• Mengenali dengan baik obat yang akan diresepkan.
Gunakan referensi atau minta informasi dari bagian
farmasi.
• Menulis resep secara cermat, akurat, lengkap dan jelas,
• Menggunakan istilah / singkatan yang lazim
• Membuat instruksi verbal dengan jelas
SAFE PRESCRIBING

• Tulisan dapat dibaca


• Resep lengkap dan tepat
• Resep jelas

Drug-Related
Decision Support
ELECTRONIC PRESCRIBING

Manfaat:
• Meningkatkan keselamatan pasien
• Mempercepat pelayanan
• Mempercepat proses adminkeu
PRESCRIBING ERROR PADA ELECTRONIC PRESCRIBING

⚫ Administrative error :
kesalahan dalam proses penulisan
instruksi secara administratif, misalnya:
duplikasi instruksi, salah “klik” saat
memilih pasien, obat, dosis, dll

⚫ Clinical error :
kesalahan dalam pengambilan
keputusan klinis, misalnya: salah
menetapkan dosis yang dibutuhkan
pasien, ada interaksi obat, kontraindikasi
KELENGKAPAN RESEP

Semua resep/permintaan obat/instruksi pengobatan harus mencantumkan identitas


pasien (lihat SKP 1), nama obat, dosis, frekuensi pemberian, rute pemberian,
nama dan tanda tangan dokter.

Persyaratan kelengkapan lain ditambahkan disesuaikan dengan jenis resep/permintaan


obat/instruksi pengobatan, misalnya:

 Penulisan nama dagang atau nama generik pada sediaan dengan zat aktif tunggal.
 Penulisan indikasi dan dosis maksimal sehari pada obat PRN (pro renata atau “jika
perlu”).
 Penulisan berat badan dan/atau tinggi badan untuk pasien anak-anak, lansia,
pasien yang
mendapatkan kemoterapi, dan populasi khusus lainnya.
 Penulisan kecepatan pemberian infus di instruksi pengobatan.
 Penulisan instruksi khusus seperti: titrasi, tapering, rentang dosis.
RUMAH SAKIT SEHAT SELAMAT 1. Tanggal penulisan resep
2. Mengisi kolom riwayat alergi obat pada bagian kanan atas lembar
resep manual atau secara elektronik dalam sistem informasi farmasi
untuk memastikan ada tidaknya riwayat alergi obat

1. Tanda R/ pada setiap sediaan


2. Nama obat ditulis lengkap, tidak boleh disingkat, dilengkapi
dengan bentuk sediaan obat (contoh: injeksi, tablet, kapsul,
salep), serta kekuatannya (contoh: 500 mg, 1 gram)
3. Jumlah sediaan
4. Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap jenis/bahan
obat dan jumlah bahan obat (untuk bahan padat:
mikrogram, miligram, gram) dan untuk cairan: tetes,
milliliter, liter.
5. Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian). Untuk
aturan pakai jika perlu atau “pro re nata”, dituliskan indikasi
dan dosis maksimal dalam sehari

1. Nama lengkap pasien


2. Nomor rekam medik
3. Tanggal lahir
4. Berat badan pasien (untuk pasien anak
5. Nama dokter
INSTRUKSI KHUSUS

INSTRUKSI TITRASI

Instruksi pengobatan dimana dosis obat dinaikkan/diturunkan secara bertahap tergantung status klinis
pasien.

Instruksi harus terdiri dari: dosis awal, dosis titrasi, parameter penilaian, dan titik akhir
penggunaan.

Contoh:
infus nitrogliserin, dosis awal 5 mcg/menit. Naikkan dosis 5 mcg/menit setiap 5 menit jika nyeri dada menetap,
jaga tekanan darah 110-140 mmHg.

Infus dopamine 5 mcg/kg/menit. Naikkan dosis setiap 15 menit untuk menjaga MAP 60-80 mmHg

Infus dopamine 5 mcg/kg/menit. Naikkan dosis setiap 15 menit 


Infus norepinefrin, titrasi sampai MAP > 65 mmHg

INSTRUKSI KHUSUS

INSTRUKSI TAPERING DOWN/ TAPERING OFF

Instruksi pengobatan dimana dosis obat diturunkan secara bertahap


sampai akhirnya dihentikan.
Cara ini dimaksudkan agar tidak terjadi efek yang tidak diharapkan
akibat
penghentian mendadak.
Contoh obat yang harus dilakukan tapering down/off: pemakaian jangka
panjang kortikosteroid, psikotropika.
Instruksi harus rinci dituliskan tahapan penurunan dosis dan waktunya.
Contoh: Prednison 5 mg tapering down
H1: Pagi 10 mg, siang 5 mg, malam 5 mg, sebelum tidur 10 mg H2:
Pagi 5 mg, siang 5 mg, malam 5 mg, sebelum tidur 10 mg H3: Pagi 5
mg, siang 5 mg, malam 5 mg, sebelum tidur 5 mg H4: Pagi 5 mg, Dexamethason 3 X 4 mg tapering
siang 5 mg, sebelum tidur 5 mg


down selama 1 bulan
H5: Pagi 5 mg, sebelum tidur 5 mg
H6: Pagi 5 mg
H7: stop
INSTRUKSI KHUSUS

INSTRUKSI RENTANG DOSIS

Instruksi pengobatan dimana dosis obat dinyatakan dalam rentang.


Instruksi interval waktu pemberian harus fixed.
Penting: monitoring kondisi klinis pasien dan dosis disesuaikan berdasarkan kebutuhan pasien

Contoh: morfin inj 2-4 mg IV tiap 3 jam jika nyeri.

Parasetamol 1-2 tablet tiap 8 jam jika nyeri

Morfin inj 2-4 mg IV tiap 3-4 jam 


Parasetamol 1-2 tablet tiap 6-8 jam

AUTOMATIC STOP ORDER (ASO)

Instruksi pengobatan yang dihentikan secara otomatis apabila telah melewati durasi
penggunaan yang telah ditetapkan dalam suatu kebijakan dan durasi penggunaan tidak disebutkan
secara spesifik oleh dokter.

ASO dapat diterapkan untuk penggunaan obat dengan tujuan mencegah penggunaan obat
berkepanjangan tanpa asesmen ulang dan memastikan dilakukannya asesmen ulang tepat
waktu pada terapi obat tertentu

Contoh: peresepan ASO antibiotik untuk indikasi CAP (community acquired pneumonia) ditetapkan
7 (tujuh) hari jika tidak disebutkan lain oleh dokter penulis resep. Dalam penerapannya: jika
seorang pasien dengan CAP diresepkan antibiotik tanpa dituliskan durasinya secara spesifik oleh
dokter, maka dalam waktu 24-48 jam sebelum pemberian antibiotik tersebut dihentikan, apoteker
akan mengingatkan dokter penulis resep bahwa pemberian antibiotik untuk pasien terkait akan
dihentikan setelah pemberian di hari ke-7 kecuali dokter menuliskan resep baru untuk terapi
lanjutan.
Intruksi titrasi:
intruksi pengobatan dimana dosis obat
dinaikkan/diturunkan secara bertahap tergantung
status klinis pasien. Intuksi harus terdiri dari: dosis
awal, dosis titrasi, parameter penilaian, dan titik
akhir penggunaan.
Ex: infus nitrogliserin, dosis awal 5 mcg/menit.
Naikkan dosis 5 mcg/menit setiap 5 menitjika nyeri
dada menetap,jaga tekanan darah 110-140 mmHg.
INSTALASI FARMASI
Nama pasien: Tn. Suhardi Atmajaya
Ruang Rawat: Mawar 617

Nama Dokter: Dr. Rasidi Taher, SpS(K)


NRM: 458-93-90
Tanggal lahir: 1 Juni 1939
DAFTAR OBAT PULANG DAN EDUKASI
NO. NAMA OBAT ATURAN PAKAI PAGI SIANG SORE MALAM INSTRUKSI KHUSUS
1 Rillus tab chewable 2X1 tab V V
2 Pulmicort 2 ml inhalasi k/p V V V jika sesak napas
3 Combivent UDV 2,5 ml k/p V V V jika sesak napas
4 Avodart caps 0,5 mg 1X1 tab V
5 Aricept vess tab 10 mg 1X1 tab V
6 Neuroaid II caps 2X1 tab V V
7 Concor tab 5 mg 1X1 tab V
8 Gliquidon tab 30 mg 1X1 tab V
9 Trajenta tab 5 mg 1X1 tab V
10 Candesartan tab 16 mg 1X1 tab V
11 Cravit tab 500 mg 1X1 tab V
12 Clopidogrel tab 75 mg 1X1 tab V
13 Warfarin tab 2 mg 1 tab tiap Senin, V V V
Rabu, Jumat
14 Pletaal caps 100 mg 1X1 tab V
15 Rosuvastatin 10 mg 1X1 tab V
16 Fluimucil effervescent 600 mg 1X1 tab V larutkan dalam air
terlebih dahulu

CATATAN:

Apoteker yang memberikan edukasi: Tanggal/waktu:


Yang menerima edukasi:

(apt. Yudhistira) (Nama dan tanda tangan)


No HP: 0812 2423 8793 No HP:
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai