Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS YURIDIS DALAM KAJIAN

PSIKOLOGI KRIMINAL HUKUM


TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA
PEMBUNUHAN BERENCANA

Mata Kuliah : psikologi kriminal


Dosen pengampu : bpk Dr. Rizkan Zulyadi, S.h, M.h

Disusun oleh:

Ekaputrasetiawan Paskalis harapan


tafonao waruwu
20840071 20800178
Fauzi Iqbal
208400107
Berbicara tentang psikologi kriminal
hukum sebagai salah satu tipe teori
kriminologi berdasarkan faktor individu
manusia, maka kita tidak pernah lepas dari
apa yang namanya keturunan dan bawaan,
maka dari itu memulai pembahasan tentang
psikologi kriminal kita berbicara tentang
cirri-ciri psikis dan psikologis.
Secara umum psikologi dapat diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia atau ilmu yang mempelajari gejala-
gejala jiwa manusia. Namun jelas bahwa
yang disebut dengan ilmu jiwa belum tentu
termasuk psikologi. Akan tetapi, setiap
berbicara tentang psikologi termasuk dalam
ilmu jiwa
Pengertian tindak pidana adalah tindakan yang tidak hanya dirumuskan oleh
KUHP. Istilah tindak pidana sebagai terjamahan dari strafbaarfeit
menunjukkan pengertian gerak-gerik tingkah laku seseorang.

Pembunuhan merupakan perilaku seseorang Pembunuhan berencana adalah kejahatan merampas


atau sekelompok orang yang berakibat nyawa manusia lain, atau membunuh, setelah
hilangnya nyawa orang lain. Kejadian dilakukan perencanaan mengenai waktu atau metode,
pembunuhan dilatarbelakangi oleh berbagai dengan tujuan memastikan keberhasilan pembunuhan
sebab, sehingga seseorang merencanakan, atau untuk menghindari penangkapan. Pembunuhan
memutus dan mengeksekusi pembunuhan terencana dalam hukum umumnya merupakan tipe
terhadap orang lain. pembunuhan yang paling serius, dan pelakunya dapat
dijatuhi hukuman mati.

Presentation title 3
Kajian Psikologi Kriminal Hukum
Dalam Perspektif Pembunuhan
Berencana

Seseorang yang melakukan kejahatan pembunuhan digerakkan oleh beberapa faktor. Pada kasus
kejahatan pembunuhan berencana, biasanya calon pembunuh sudah mengetahui siapa calon korban yang
akan dibunuhnya. Faktor pemicu terjadinya kejahatan pembunuhan tersebut adalah konflik sosio-
emosional yang disebabkan karena seseorang merasa kecewa, sakit hati, atau dendam pada orang lain.
Dengan cara yang ekstrim, perasaan kecewa, sakit hati, atau dendam ini dilampiaskan dengan cara
membunuh calon korban yang menyebabkan perasaan-perasaan tersebut muncul
“ Terdapat berbagai aspek psikologis yang dapat berpengaruh terhadap tindak
kriminal seperti pembunuhan. Maka dari itu, sangat penting mengetahui dinamika


psikologi dan faktor-faktor yang dapat mendorong individu melakukan tindakan
kriminal sangatlah penting. Hal ini kemudian dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam menentukan rancangan intervensi bagi tersangka, maupun melakukan
langkah preventif guna menurunkan angka tindak kriminal yang cenderung
meningkat dari tahun ke tahun.
Dalam kasus pembunuhan, kepribadian merupakan
faktor internal yang mempengaruhi seseorang melakukan Kepribadian merupakan karakteristik seseorang
yang menyebabkan munculnya konsistensi
pembunuhan. Hal ini didukung dengan penelitian yang
perasaan, pemikiran dan perilaku. Menurut
dilakukan oleh Cikal dan Kristiana (2014) terhadap Allport kepribadian adalah organisasi dinamis
remaja yang melakukan pembunuhan. Remaja yang dari sistem psikofisik individu yang menentukan
penyesuaian dirinya terhadap lingkungan (dalam
melakukan pembunuhan disebabkan oleh faktor internal
Widiantari & Herdiyanto, 2013
dan faktor eksternal. Faktor internal berhubungan dengan
kepribadian individu seperti perilaku narsisisme,
oversensitif, dan impulsive sedangkan faktor eksternal
antara lain lingkungan pergaulan mempengaruhi pola
perilakuindividu.

Presentation title 6
Kepribadian Introvert
merupakan kepribadian
dimana individu yang Menurut Burger (dalam Widiantari &
Kepribadian yang ekstrovert,
kurang berminat dalam Herdiyanto, 2013) mengatakan bahwa
ekstrovert merupakan
melakukan interaksi kepribadian ekstrovert cenderung tampak
kepribadian yang cukup
sosial, berusaha untuk
terbuka, dan memiliki lebih bersemangat, mudah bergaul, terkesan
mandiri dan sangat
kemampuan beradaptasi
menolak ketergantungan impulsif dalam menampilkan tingkah laku.
yang baik dengan
kepada orang lain. Individu yang tergolong ekstrovert
lingkungan, mampu
Memiliki perasaan curiga
berkomunikasi dengan orang merupakan seseorang yang berani melanggar
yang berlebihan terhadap
lain, bersikap apa adanya
sesuatu dan merupakan aturan, memiliki rasa toleransi yang lebih
dan menerima pengaruh dari
pribadi yang pendiam, tinggi terhadap rasa sakit, dan lebih mudah
luar dirinya.
tidak terlalu suka
berkomunikasi dengan terlibat dalam suatu relasi.
orang lain.

Presentation title 7
Faktor Yang Mempengaruhi Seseorang Dalam Melakukan Tindakan Pembunuhan
Didasarkan Oleh Dua Faktor Antara Lain:

Faktor Eksternal
Faktor internal

Merupakan Faktor berhubungan dengan kepribadian


individu yang memiliki tipikal perilaku dari area trait
a. Ekonomi
kepribadian tipe A. Trait ini terdiri dari: emosi yang
tidak stabil, agresifitas yang kuat untuk menyerang, b. Pendidikan

memiliki kecemasan yang berlebihan, mudah kacau, c. Gaya Hidup


anti sosial, kekaburan identitas diri dan tidak
d. Stimulus dari korban
memperdulikan norma-norma yang ada dilingkungan
sosial.
8
TINJAUAN PSIKOLOGI KRIMINAL HUKUM DALAM DINAMIKA
MOTIF TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA

Walgito menjelasakan bahwa Dinamika Psikologis merupakan suatu tenaga kekuatan yang terjadi pada
diri manusia yang mempengaruhi mental atau psikisnya untuk mengalami perkembangan dan perubahan
dalam tingkah lakunya sehari-hari baik itu dalam pikiranya, perasaannya maupun perbuatannya (Walgito
2010).
Saptoto mendefinisikan Dinamika Psikologis sebagai keterkaitan antara berbagai aspek psikologis yang
ada dalam diri seseorang dengan faktor-faktor dari luar yang mempengaruhinya (Saptoto 2015). Istilah
Dinamika Psikologis digunakan untuk menerangkan keterkaitan berbagai aspek psikologis yang ada dalam
diri responden dalam hubungannya dengan kondisi masyarakat.

9
Merujuk Walgito, ada tiga komponen dalam diri manusia yang dapat mempengaruhi perilaku.
Hal ini berkaitan dengan Dinamika Psikologis (Walgito 2010) yakni:

 Komponen kognitif; adalah komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, dan
keyakinan, yang mana berhubungan dengan persepsi manusia terhadap objek perilaku atau
kejadian yang sedang dialami.
 Komponen afektif; adalah komponen ini berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang
terhadap objek perilaku. Lebih jauh komponen ini berkaitan langsung dengan aspek emosional
manusia.
 Komponen konatif; adalah komponen yang menjelasakan kecenderungan bertindak manusia
terhadap objek. Komponen ini menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak manusia.
Komponen ini juga menunjukkan bagaimana sikap manusia terhadap lingkungan sekitar.

10
Dalam hal ini dinamika psikologi berfokus pada motif psikologi yang telah dijelaskan bahwa motif
psikologi merupakan bagian integral dari dinamika psikologi seseorang.

pasal 340 KUHP terdapat Unsur-Unsur Tindak Pidana Pembunuhan Berencana menyebutkan ;

"Barang siapa dengan sengaja dan dengan direncanakan terlebih dahulu menghilangkan jiwa orang
lain dihukum karena pembunuhan direncanakan (moord) dengan hukuman mati atau penjara seumur
hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun”.
Dalam pembunuhan berencana, menurut KUHP tidak boleh bertentangan dengan makna pasal 340
KUHPidana yaitu si pelaku dan orang yang dibunuh. Pembunuhan merupakan kejahatan yang dapat terjadi
karena dilakukan dengan sengaja ataupun karena kelalaian atau kealpaan seseorang, maka menimbulkan
korban atau hilangnya jiwa orang lain.

Presentation title 11
Pembunuhan yang direncanakan itu adalah perbuatan yang dilakukan dengan sengaja. Ini
terbukti karena ada perencanaan. Artinya si pelaku yang mempunyai tempo berpikir apakah
pembunuhan itu akan diteruskan pelaksanaannya atau dibatalkan. Berikut kejahatan yang dilakukan
dengan sengaja terhadap jiwa orang lain menurut Satochid Kartanegara. (Kartanegara 1999) terdiri
dari :
1) Pembunuhan dengan sengaja/pembunuhan biasa (Doodslag)
2) Pembunuhan dengan sengaja dan yang direncanakan lebih dahulu (Moord)
3) Pembunuhan atas permintaan yang sangat dan tegas dari orang yang dibunuh.
4) Dengan sengaja menganjurkan atau membantu atau memberi sarana kepada orang lain untuk
membunuh.
5) Gegualificeerderdoodslag pasal 339.
Berdasarkan hal diatas bahwa pembunuhan berencana itu hanya dapat terjadi karena dilakukan
dengan sengaja. Pembunuhan berencana tidak pernah terjadi karena suatu tindak kelalaian si
pelaku. (Kartanegara 1999).
Pembunuhan Berencana dalam Pasal 340 KUHP. Bukan hanya karena kepentingan umum dari umat
manusia bahwa kejahatan tidak boleh dilakukan

Presentation title 12
kesimpulan

Profil pelaku pembunuhan berencana tidak dapat dilihat dari segi ciri-ciri fisik, karena
setiap pelaku memiliki ciri-ciri fisik yang berbeda, dan tidak sama antara satu dengan yang
lainnya. Begitu juga dilihat dari demografis pelaku, tidak ada yang sama antara pelaku satu
dengan pelaku yang lainnya. Namun latar belakang ekonomi dan pendidikan yang rendah bisa
menjadi pemicu seseorang menjadi pelaku pembunuh
Pelaku pembunuhan berencana memiliki persamaan tipikal perilaku dari area trait
kepribadian tipe A, antara lain : emosi yang tidak stabil, agresifitas yang kuat untuk menyerang,
memiliki kecemasan yang berlebihan, mudah kacau, anti sosial, kekaburan identitas diri dan
tidak memperdulikan norma-norma yang ada dilingkungan sosial. Pelaku pembunuhan
berencana juga mempunyai motivasi yang sama untuk melakukan pembunuhan yang
dilatarbelakangi oleh kecemasan dan rasa sakit hati yang mengakibatkan dendam terhadap
korban yang dilampiaskan secara agresif

Presentation title 13
Thank you

Anda mungkin juga menyukai