Anda di halaman 1dari 10

INDUSTRI KREATIF

Industri Kreatif
1. Industri yang unsur utamanya adalah kreativitas,
keahlian dan talenta yang berpotensi
meningkatkan kesejahteraan melalui penawaran
kreasi intelektual.
2. Industri kreatif terdiri dari penyediaan produk
kreatif langsung kepada pelanggan dan pendukung
penciptaan nilai kreatif pada sektor lain yang
secara tidak langsung berhubungan dengan
pelanggan.
3. Produk kreatif mempunyai ciri-ciri: siklus hidup
yang singkat, risiko tinggi, margin yang
tinggi, keanekaragaman tinggi, persaingan
tinggi, dan mudah ditiru.
Industri Kreatif

Produk Kreatif Langsung ke


Pelanggan :
• Filem
• Musik PELANGGAN
• Permainan
• Media
• Pertunjukan

Jasa Kreatif ke Industrri


lainnya : Desain,
PRODUK DENGAN
Periklanan, Arsitektur,
UNSUR KREATIF
Sineas, dll
TEKNOLOGI SENI

INDUSTRI KREATIF
MODAL INTELEKTUAL

BISNIS BUDAYA
Asal-usul Istilah Industri Kreatif
Istilah “industri kreatif” pertama kali digunakan oleh Partai
Buruh Australia pada tahun 1997.
Analisis pertama dari dampak ekonomi yang ditimbulkan sektor
kreatif di Inggris dilakukan tahun 1998 oleh Departemen
Kebudayaan, Media, dan Olahraga Inggris.
Industri kreatif Inggris ini menyumbang sekitar 8,2 persen
penerimaan nasionalnya pada tahun 2003.
Pemerintah Inggris menetapkan 13 sektor usaha yang tergolong
sebagai industri kreatif, yakni (1) periklanan, (2) kesenian dan
barang antik, (3) kerajinan tangan, (4) desain, (5) tata busana,
(6) filem dan video, (7) perangkat lunak hiburan interaktif, (8)
musik, (9) seni pertunjukan, (10) publikasi, (11) jasa komputer,
(12) televisi, dan (13) radio.

Sumber: UK Creative Industries Fact File


Tantangan Industri Kreatif
• Relatif baru dan belum diakui sebagai penggerak roda
pembangunan
• Tidak ada data nilai ekonomi dan perkembangan industri
kreatif.
• Tidak ada kebijakan yang mendukung iklim kreatif: perijinan,
investasi, dan perlindungan hak cipta.
• Kegiatan kreatif masih terkotak-kotak dan belum ada kajian
rantai nilai yang utuh mulai dari kegiatan kreasi, produksi, dan
distribusi.
• Pengembangan sumberdaya manusia di perguruan tinggi tidak
memberdayakan industri kreatif.
• Belum ada perumusan sistem karir yang unik untuk para
pekerja kreatif.
• Peluang kerja belum sepenuhnya bebas gender baik dalam
proses rekrutmen, penggajian, promosi, dan pengakuan.
• Tidak ada penanganan yang sistematik untuk meningkatkan
peluang bisnis kreatif baik di kota-kota besar (seperti Bandung,
Jakarta), dan kota-kota di luar negeri lainnya.
1. Iklim industri kreatif
Penentu Daya Saing yang kondusif: regulasi
(kebijakan) yang
Industri Kreatif mendukung, regulator
yang visioner, dan
penerimaan masyarakat
DEMAND SUPPLY
2. Daya dukung
permodalan
3. Daya dukung pendidikan
IKLIM INDUSTRI KREATIF dan pelatihan pekerja
kreatif
Dukungan Budaya Jaminan Regulasi Pengakuan
4. Daya dukung riset
dan Sosial dan Hukum Ekonomi teknologi dan pasar
industri kreatif
5. Daya perlindungan
RANTAI NILAI INDUSTRI KREATIF
terhadap pekerja kreatif
Penciptaan Nilai Penyampaian Nilai Komunikasi Nilai 6. Daya Cipta Produk
Kreatif
GAGASAN KREASI PRODUKSI DISTRIBUSI PEMASARAN
7. Daya Distribusi dan
Pemasaran Produk
Kreatif
8. Daya Permintaan
INDUSTRI PENDUKUNG TERKAIT 9. Kemampuan industri
pendukung dan terkait
Arah Kebijakan
• Menciptakan iklim yang mendorong kreativitas
 Membentuk Pusat Komisi Kreatif
 Pusat Informasi Industri Kreatif (survei teratur) untuk
mendukung riset dan pengembangan industri kreatif
 Pengakuan kepeloporan dan prestasi dalam industri kreatif
 Perlindungan hasil karya kreatif (hal cipta dan perijinan)
 Layanan investasi yang berkualitas internasional
• Mengembangkan kemampuan penciptaan nilai kreatif
 Integrasi kegiatan kreatif, bisnis, dan teknologi
 Relevansi lembaga pendidikan dengan bisnis kreatif
 Layanan investasi yang berkualitas internasional
 Akses modal kerja atau pembiayaan bisnis kreatif
 Perlindungan terhadap karir pekerja kreatif dan penyetaraan
gender
• Meningkatkan peluang atau permintaan terhadap produk kreatif
 Expo Industri Kreatif
 Kawasan atau Pasar Kreatif
 Duta Kreatif di manca negara
 Cinta budaya bangsa
RENCANA STRATEGIS PENGEMBANGAN
INDUSTRI KREATIF

Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

• Peletakan Dasar • Peningkatan • Pengembangan lebih


Industri Kreatif Permintaan Produk Lanjut
• Identifikasi Potensi Kreatif • Peningkatan
Industri Kreatif • Peningkatan kemitraan strategis
• Penyusunan Investasi Dalam dan • Pencitraan Ikon
kebijakan Industri Luar Negeri Nasional Industri
Kreatif • Pemantapan Kreatif
Pendidikan dan
Pelatihan Pekerja
untuk Industri
Kreatif
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai