Anda di halaman 1dari 33

A.

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN


PERPUSTAKAAN BERBASIS SNP DALAM ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
D I S A M PA I K A N PA D A K E G I ATA N
S O S I A L I S A S I P E D O M A N L E M B A G A A K R E D I TA S I
P E R P U S TA K A A N
DI BANDA ACEH, 20-22 AGUSTUS 2019

OLEH: PERPUSNAS & LAP-N

P E R P U S TA K A A N N A S I O N A L R I 1
MATERI :
1. Kebijakan pengembangan dan pembinaan perpustakaan
2. Standar Perpustakaan dan penerapannya
3. Skema dan prosedur akreditasi perpustakaan
4. Transformasi penyelenggaraan dan pengelolaan
perpustakaaan
5. Peran Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan daerah
TANTANGAN INDONESIA KE DEPAN

APEC (KERJASAMA EKONOMI GLOBAL KHUSUSNYA DI ASIA PASIFIC) DIMULAI


TAHUN 2020 --- PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING NASIONAL HARUS KUAT
DISAMPING PEMERINTAHAN YANG KUAT, MEMBUTUHKAN :
o DUKUNGAN MASYARAKAT CERDAS, INOVATIF, PRODUKTIF DAN
KOMPETITIF
o PENGUATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SALAH SATU WAHANA
BELAJAR SEPANJANG HAYAT YANG STRATEGIS & DEMOKRATIS
o KONDISI PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN YANG PRIMA &
BERBASIS STANDAR NASIONAL ( UU NOMOR 43 TAHUN 2007)
o KOMITMEN DAN KERJASAMA ANTAR ELEMEN TERKAIT harus KUAT ,
SOLID DAN DINAMIS BAIK DI PUSAT MAUPUN DAERAH,
TANTANGAN DAN PELUANG
(SDM) PROVINSI ACEH

LUAS WILAYAH :
18 KABUPATEN DAN
5 KOTA, DENGAN PENDUDUK
5 JUTA LEBIH
PENDUDUK PROVINSI ACEH
10 besar
POTENSI
DAERAH ??
UU NOMOR 43/2007: Pokok-pokok
• Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi
karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara
profesional dengan sistem yang baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian,
pelestarian, informasi, dan rekreasi (budaya & ilmu
pengetahuan) para pemustaka
• Setiap perpustakaan dikelola sesuai dengan
standar nasional perpustakaan.
SIFATNYA MANDAATORI (WAJIB) BUKAN VOLUNTARI

15/07/2023 8
PERPUSTAKAAN SEBAGAI WAHANA BELAJAR
STRATEGIS
UUD 1945
Mencerdaskan kehidupan bangsa &
Kesejahteraan masyarakat

TANTANGAN
REV IND 4.0
CIPTA BANGSA CERDAS, KREATIF,
INOVATIF, PRODUKTIF DAN
KOMPETITIF (BELAJAR DAN BERKARYA
SECARA HARMONIS DAN SINERGIS)
INDONESIA
UNGGUL,
MAJU, DAN
SEJAHTERA
SISTEM PENDIDIKAN
SISTEM
PERPUSTAAKAAN PERPUSTAKAAN
PRIMA (UU 43/2007) SEBAGAI
WAHANA/
BENGKEL BELAJAR
STRATEGIS
VISI PERPUSTAKAAN NASIONAL

“Terwujudnya Indonesia Cerdas Melalui Gemar


Membaca dengan Memberdayakan
Perpustakaan” (profesional, dinamis, maju dan modern)
ARAH KEBIJAKAN NASIONAL BIDANG PERPUSTAKAAN
PRIORITAS TUJUAN/SASARAN KEGIATAN
ARAH KEBIJAKAN
NASIONAL
1. Pemerataan layanan perpustakaan
Peningkatan penyelenggaraan berbasis inklusi sosial;
dan pengelolaan Meningkatnya kualitas 2. Peningkatan akses literasi informasi
perpustakaan untuk terapan dan inklusif;
pelayanan perpustakaan
meningkatkan akses 3. Pendampingan masyaralat untuk
berbasis inklusi sosial
terhadap informasi dan ilmu literasi informasi
dalam rangka penguatan
pengetahuan dalam 4. Peningkatan TIK di perpustakaan;
literasi masyarakat untuk 5. Perkuatan kerjasama dan jejaring
mendukung pembelajaran kesejahteraan perpustakan dengan lembaga
sepanjang hayat untuk
pemerintah, dunia usaha dan
peningkatan kualitas hidup
Pembangunan masyarakat.
Manusia dan
Meningkatnya budaya 1. Peningkatan peran keluarga,
Pengentasan
Peningkatan pembudayaan gemar membaca baik pada komunitas dan kader literasi;
Kemiskinan 2. Peningkatan kualitas dan
kegemaran membaca satuan keluarga, pendidikan,
keberagaman koleksi
masyarakat dan masyarakat perpustakaan;
Rp. 338.005.400.000 3. Peningkatan kampanye budaya
kegemaran membaca di
masyarakat.
Peningkatan Akses dan Meningkatnya mutu 1. Pengembangan perpustakaan
Kualitas Layanan penyelenggaraan umum dan komunitas
Perpust. dan Taman 2. Peningkatan Standar Mutu
perpustakaan sesuai dengan Layanan Perpustakaan Melalui
Bacaan Berbasis Inklusi standar nasional Akreditasi
Sosial perpustakaan 3. Transformasi Layanan
Perpustakaan Berbasis Inklusi
Sosial

11
HAKEKAT PERPUSTAKAAN
(MENURUT UU NO 43 TAHUN 2007)

 Bertujuan memberikan layanan kepada


pemustaka, meningkatkan kegemaran
membaca, serta memperluas wawasan dan
pengetahuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa (Pasal 4)

 Diselenggarakan berdasarkan asas pembelajaran


sepanjang hayat, demokrasi, keadilan,
keprofesionalan, keterbukaan, KETERUKURAN, dan
kemitraan (Pasal 2)
FAKTOR PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

Pemustaka

Teknologi Ekonomi
Perpustakaan
pe

Sosial Politik
Budaya masyarakat
Informasi (IPTEK)
REVOLUSI INDUSTRI
Perkembangan
 Revolusi industri 1.0 ditandai dengan tumbuhnya mekanisasi
dan energi berbasis uap dan air
 Revolusi industri 2.0 berkembangnya energi listrik dan motor
penggerak shg manufaktur dan industri massal terjadi,
e.g.telepon, mobil, pesawat terbang dll.
 Revolusi industri 3.0 tumbuhnya industri berbasis
elektronika, TI, serta otomatisasi dan teknologi digital dan
internet mulai dikenal di era ini.
 Revolusi industri 4.0 ditandai dg berkembangnya Kecerdasan
buatan, Big data. Internet of Things, Layanan berbasis
Cloud, Alat-alat cerdas, HP, dll. kehadirannya begitu cepat,
e.g. ride-sharing (Go-jek, Grab, Uber, dll.).
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MENUJU RI 4.0
0.0
1.0

2.0
4.0 3.0
ERA DIGITAL
ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
• Era digital dan kolaboratif
• Kondisi Dinamis, inovatif, kreatif dan
Kompetitif
• Masyarakat cerdas, mandiri dan tidak malas

Perpustakaan harus MAMPU mengikuti trend ini


PARADIGMA PERPUSTAKAAN
• Paradigma perpustakaan dewasa ini sudah berubah dari
sekedar melayani informasi ke pemustaka menjadi
sebuah konsep yang memberdayakan masyarakat
dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup sampai
pada peningkatan ekonomi dengan memanfaatkan
PERKEMBANGAN teknologi informasi / digital (dalam
menyelenggarakan layanan prima, proaktif, antisipatif
dan cooperatif serta modern dalam era milenial)
LAYANAN PRIMA : MENGUTAMAKAN KEPUASAN PEMUSTAKA
DAN BERBASIS PADA STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN (SNP)
serta PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI (DIGITAL)
UU NO 43 TAHUN 2007
PERPUSTAKAAN: PROAKTIF
MISI NASIONAL DI BIDANG PERPUSTAKAAAN

MEMBANGUN MASYARAKAT/PASAR
PERPUS
MASYARAKAT MASYARAKAT
GEMAR CERDAS, INDONESIA
MEMBACA & INOVATIF, UNGGUL &
KUNJUNG PRODUKTIF
DAN
SEJAHTERA
PERPUSTAKAA
N KOMPETITIF

PERPUSTAKAAN PRIMA BERBASIS


STANDAR & INKLUSI SOSIAL
(UU No 43 Tahun 2007 & UUD 1945)

EMBANGUN LEMBAGA PERPUS/INFRASTRUKTUR MASY CERDAS


PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN ERA
NOW
PERPUSNAS BERORIENTASI PADA PELANGGAN
(KEPUASAN : TERPENUHI, MUTU & KECEPATAN )

F
E MENDAYAGUNAKAN TEKNOLOGI
E PERPUSTAKAAN (JARINGAN KOMPUTER & INFO DIGITAL)
D PRIMA BERBASIS
B STANDAR
A LAYANAN DINAMIS DAN PROAKTIF
C (LAYANAN EKSTENSI, INKLUSI, KERJASAMA)
K

MENGUTAMAKAN MUTU & PROSES NILAI


PERPUSTAKAAN (BERBASIS S O P, STANDAR & PK)
(4 JENIS)

Undang-undang perpustaakaan no 43 tahun 2007


STRATEGI PENDEKATAN INKLUSI
SOSIAL

• Inklusi sosial adalah pendekatan perpustakaan berbasis


SISTEM SOSIAL /MASYARAKAT YANG ADA DI LINGKUNGN
PERPUSTAKAAN (social system approach) atau pendekatan
kemanusiaan (humanistic approach).
• Pendekatan inklusi sosial adalah memandang perpustakaan
sebagai sub sistem pembangunan sosial kemasyarakatan.
Untuk itu, perpustakaan harus dirancang agar memiliki nilai
kemanfaatan yang tinggi bagi masyarakat
• Melalui pendekatan inklusif ini perpustakaan mampu menjadi
ruang terbuka bagi masyarakat untuk memperoleh semangat
baru dan solusi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan.
TRANSFORMASI PELAYANAN PERPUSTAKAAN
BERBASIS INKLUSI SOSIAL

Peningkatan
kesejahteraan
Perpustakaan masyarakat dan
menjadi ruang peringkatan IPM
sinergitas dalam jangka 5
Masyarakat dapat tahun ke depan;
memanfaatkan kegiatan
Ketersediaan dan perpustakaan untuk kemasyarakatan
kemudahan akses berbagi pengalaman di daerah, OPD,
bahan pustaka dan melatih K/L agar manfaat
dan sumber keterampilan agar dan dampak di
beroleh keahlian & masyarakat
informasi pekerjaan untuk
bermutu untuk meningkatkan
optimal
masyarakat kesejahteraan
TRANSFORMASI LAYANAN
PERPUSTAKAAN

Ruang berbagi
pengalaman

Ruang belajar
yang kontekstual
Mendesain perpustakaan
dapat dimanfaatkan masya Ruang berlatih
rakat seoptimal mungkin dan
seefektif mungkin (customer keterampilan kerja
satisfaction approach)

dari AWAL layanan sampai AKHIR layanan setiap hari


Perpustakaan harus menjadi tempat bagi masyarakat (dari
berbagai lapisan) dengan berbagai kegiatan
DASAR HUKUM TERKAIT BINA PERPUSTAKAAN

Antara lain :
1. Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, (Pasal
17, 18, 23, dan 24), tentang penyelenggaraan dan pengelolaan
perpustakaan sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan (SNP)
2. Undang-undang No.20 tahun 2014 tentang Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
yang salah satu amanahnya adalah Pengelolaan Perpustakaan di
tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota
4. Kepmendagri tentang perpustakaan
5. Perda Provinsi dan Kabupaten Kota masing-masing tentang
perpustakaan (bila sudah ada)
6. Permendes No.22 Tahun 2016 Tentang Dana Desa
7. Peraturan Pemerintah No 18 tahun 2016 tentang
perangkat daerah (pembagian urusan perpustakaan)
8. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2018 Tentang
Sistem Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian
9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan UU 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan
10. Peraturan Pemerintah No 18 tahun 2016 tentang sarana
dan prasarana pendidikan : setiap satuan pendidikan
wajib memiliki …. ruang perpustakaan
11. Permendiknas No 25/2008 terkait kepala dan tenaga
perpustakaan sekolah
12. Peraturan Kemendikbud No.1 Tahun 2018 Tentang
Petunjuk Teknis Bantuan Operasioan Sekolah (BOS).
UU 23/2014 tentang Pemda dan PP18/2016 terkait Perpustakaan

NO PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH PROVINSI PEMERINTAH KAB/KOTA

1 Penetapan Standar Dan


Akreditasi Perpustakaan
2 Pengelolaan Perpustakaan Pengelolaan Pengelolaan
Tingkat Nasional Perpustakaan Tingkat Perpustakaan Tingkat
Provinsi Sesuai SNP Kab/Kota Sesuai SNP
3 Pembudayaan Gemar Pembudayaan Gemar Pembudayaan Gemar
Membaca Tingkat Nasional Membaca Tingkat Membaca Tingkat
Provinsi Kab/Kota
4 Pelestarian KCKR Koleksi Pelestarian KCKR Koleksi
Nasional Provinsi
5 Penerbitan KIN Dan Bibliografi Penerbitan KID Dan
Nasional Bibliografi Daerah
6 Pelestarian Naskah Kuno Pelestarian Naskah Kuno Pelestarian Naskah Kuno
Nasional Provinsi Kab/Kota
7 Pengembangan Koleksi Pengembangan Koleksi Pengembangan Koleksi
Budaya Etnis Nusantara Budaya Etnis Nusantara Budaya Etnis Nusantara
TingkatProvinsi Tingkat Kab/Kota
8 Penyelenggaraan Sertifikasi
Pustakawan Dan Akreditasi
Diklat Perpustakaaan
26
PERDA TENTANG KEBERADAAN PERPUSTAKAAN
Nasional :
Jumlah perpustakaan di Jumlah perpustakaan di
kabupaten/kota dan provinsi kabupaten/kota dan provinsi
No Provinsi yang memiliki perda tentang No Provinsi yang memiliki perda tentang
keberadaan/ pemanfaatan keberadaan/ pemanfaatan
perpustakaan perpustakaan

18 NTB 4 dari 11 daerah ( 36.36% )


1 Aceh 5 dari 25 daerah ( 20.00% )
19 NTT 6 dari 23 daerah ( 26.09% )
2 Sumatera Utara 5 dari 34 daerah ( 14.71% )
20 Kalimantan Barat 4 dari 15 daerah ( 26.67% )
3 Sumatera Barat 5 dari 20 daerah ( 25.00% )
4 Riau 6 dari 13 daerah ( 46.15% ) Kalimantan Tengah
21 2 dari 15 daerah ( 13.33% )
5 Jambi 0 dari 12 daerah ( 0.00% )

47% 6
7
Sumatera Selatan
Bengkulu
8 dari 18 daerah ( 44.44% )
4 dari 11 daerah ( 36.36% )
22
23
Kalimantan Selatan

Kalimantan Timur
7 dari 14 daerah ( 50.00% )
7 dari 11 daerah ( 63.64% )
Wilayah Kabupaten/Kota 8 Lampung 6 dari 16 daerah ( 37.50% ) 24 Kalimantan Utara 1 dari 6 daerah ( 16.67% )
dan Provinsi memiliki Perda 25 Sulawesi Utara 3 dari 16 daerah ( 18.75% )
Kep Bangka Belitung
yang update tentang 9 3 dari 8 daerah ( 37.50% ) 26 Sulawesi Tengah 6 dari 14 daerah ( 42.86% )
keberadaan perpustakaan 10 Kepulauan Riau 1 dari 8 daerah ( 12.50% ) 27 Sulawesi Selatan 13 dari 25 daerah ( 52.00% )
11 DKI Jakarta 6 dari 7 daerah ( 85.71% ) 28 Sulawesi Tenggara 7 dari 18 daerah ( 38.89% )
12 Jawa Barat 14 dari 28 daerah ( 50.00% ) 29 Gorontalo 2 dari 7 daerah ( 28.57% )
13 Jawa Tengah 17 dari 36 daerah ( 47.22% ) Sulawesi Barat
30 1 dari 7 daerah ( 14.29% )
14 Di Yogyakarta 2 dari 6 daerah ( 33.33% )
31 Maluku 3 dari 12 daerah ( 25.00% )
15 Jawa Timur 17 dari 39 daerah ( 43.59% ) Maluku Utara
32 1 dari 11 daerah ( 9.09% )
16 Banten 0 dari 9 daerah ( 0.00% ) Papua Barat
33 0 dari 14 daerah ( 0.00% )
17 Bali 1 dari 10 daerah ( 10.00% ) Papua
34 1 dari 30 daerah ( 3.33% )
PETA KONDISI PERPUSTAKAAN UMUM PROVINSI (SELAKU PEMBINA)

 Jumlah : 34 Provinsi
 Terakreditasi : 20 Provinsi (58,82%)
 Rincian :
 Terakreditasi A 6 Provinsi (4 di Jawa, 2 Luar Jawa)
 Terakreditasi B 11 Provinsi
 Terakreditasi C 3 Provinsi (di Sumatra Bagian
Selatan)
 Belum terakreditasi 14 Provinsi
BUAT SUASANA ARTISTIK, RASA SENANG & NYAMAN
INDIKATOR PERPUSTAKAAN YANG BERHASIL
1. Adanya Pengakuan Masyarakat
a) Kepuasan Pemakai (Survei)
b) Prestasi Lembaga dan Pustakawan (Lomba, Pengurus Organisasi
Profesi)
c) Apresiasi Masyarakat (Tempat Seminar, Studi Banding)
2. Peningkatan Kinerja Perpustakaan
d) Peningkatan transaksi kunjungan perpustakaan,
e) Peningkatan transaksi peminjaman buku
f) Peningkatan transaksi akses informasi baik manual maupun elektronik
3. Adanya Konsistensi Penyelenggaraan Perpustakaan
g) Kegiatan perpustakaan berkembang
h) Anggaran perpustakaan berkembang
i) Organisasi perpustakaan berkembang
j) Sumber daya perpustakaan berkembang

Terakreditasi = pengakuan formal dari lembaga yang kompeten terhadap SNP


KESIMPULAN
 Pembangunan perpustakaan yang berkualitas berbasis Standar
Nasional Perpustakaan (SNP) adalah amanah Undang-undang No 43
tahun 2007
 Pengakuan formal perpustakaan yang menerapkan standar sesuai SNP
perlu dilakukan penilaian kesesuaian dan diberikan sertifikat
terakreditasi
 Pemahaman dan penerapan SNP secara baik dan terarah perlu
didukung sumber daya manusia yang kompeten dan terpercaya, baik
dari sisi pengelola (sebagai asesi) dan penilai kesesuaian (sebagai
asesor)
 Peta kondisi perpustakaan yang telah menerapkan SNP dan telah
terakreditasi jumlahnya masih relatif kecil (< 1%), karena itu perlu
dipacu, diperkuat dan dilakukan secara serius melalui komitmen kuat
antar semua pihak terkait.
KESIMPULAN
 Era revolusi Industri 4.0, merupakan tantangan bagi pengembangan
perpustakaan untuk menyediakan layanan yang berkualitas.
 Pengembangan perpustakaan dengan layanan yang berkualitas
harus terukur dengan jelas melalui kepuasan pelanggan, pengakuan
formal, dan inovasi berkelanjutan.
 Akreditasi merupakan alat untuk menilai kesesuaian
penyelenggaraan perpustakaan terhadap SNP menuju pengakuan
formal oleh stakeholder.
 Kebijakan pengembangan perpustakaan khususnya terkait dengan
konten dan akses secara digital perlu didukung dengan tersedianya
SDM yang kompeten, pemanfaatan TIK, dan kerja sama yang luas.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Selamat belajar, memahami dan mempraktekkan bersama


dalam membangun bangsa cerdas, inovatif, dan kompetitif
di wilayah Povinsi masing-masing
melalui layanan perpustakaan prima (EXCELLENT)
berbasis penerapan standar perpustakaan (SNP)

Anda mungkin juga menyukai